Share

Part 145. Berubahnya Suasana Hati

Tubuhku terasa lemas, kaki dan tangan terasa dingin. Keringat membanjiri dahiku, seketika badanku terasa tak nyaman.

"Bawa Zana masuk kamar, Bang. Mama buatkan teh manis hangat."

Tanpa menunggu persetujuanku, Bang Amar membopong tubuhku, berjalan melewati dapur dan ruang tengah lalu masuk ke kamar—kamar yang memang dipersiapkan Mama untuk kami.

Dengan sigap Bang Amar melepas jilbab dari kepalaku setelah membaringkanku di ranjang.

"Kau kenapa?" ulangnya lagi. Tangannya sibuk mengusap anak rambut di keningku yang telah basah oleh keringat, kemudian berpindah memijat lembut dahi, jemari tangan dan kakiku.

Lagi-lagi aku hanya menggeleng dengan mata terpejam. Tubuhku terasa begitu lemas, hingga untuk membuka mata saja rasanya enggan.

"Sayang, jangan membuat Abang khawatir."

Rasa tak tega membuatku berusaha membuka mata, cahaya matahari yang menembus dari sela gorden membuat mataku sedikit menyipit.

"Zana cuma pengen istirahat aja, Bang, nggak usah berlebihan." Aku berusaha tersenyu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status