Share

Part 142. Merindu Harry

Mengingat nama Harry hati rasanya meringis. Di mana 'kah anak itu? Aku rindu. Bahkan sangat rindu. Tanpa sadar mataku berkaca-kaca, hingga mengharuskanku terpejam beberapa saat untuk menata hati agar tak terlalu perih.

Meski berbagai cara untuk menemukan Harry sudah dilakukan. Namun bocah laki-laki itu belum juga ada tanda-tanda keberadaannya. Aku hanya meminta di setiap do'a, agar bisa dipertemukan kembali dengan Harry dalam keadaan apa pun.

"Kau merindukannya?"

"Siapa?"

"Anak itu."

Aku mengangguk pelan. Rasa rindu pada Harry memang kerap kali datang menyapaku, membuat kenangan saat bersamanya kembali berputar di kepala.

"Haikal?"

Dahiku berkerut ketika nama itu ke luar.

"Kupikir…." Suara Bang Amar menggantung.

"Pikir apa?"

"Kau—kau masih memiliki rasa padanya."

Suasana hati yang tadi haru seketika berubah. Aku yang awalnya sempat menatapnya sendu, kini berusaha menahan tawa.

"Apa ini alasan Abang tadi mendiamiku?"

Tawaku pecak melihat Bang Amar yang tengah menggarul kepala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status