PIL KB MILIK IBU MERTUA

PIL KB MILIK IBU MERTUA

last updateLast Updated : 2023-11-08
By:  Wafa FarhaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 ratings. 2 reviews
44Chapters
21.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Mertuaku aneh, dia tampak lebih muda dan sangat akrab dengan suamiku, seperti bukan seorang ibu dan puteranya. Rasa penasaranku semakin kuat saat kutemukan pil aneh, di hari pertama Ibu mertua tinggal dengan kami. Siapa sebenarnya wanita itu?

View More

Chapter 1

Obat Siapa Ini?

"Dek, setelah ini. Ibu kita bawa ke kota saja, ya," ucap suami.

Aku tahu itu bukan pernyataan meminta izin, tapi hanya sekedar formalitas memberitahu. Aku bisa apa selain mengiyakan?

Lagi pula ....

Suasana masih berkabung, lantaran bapak mertua baru meninggal beberapa hari lalu. Entah, beliau meninggal cukup misterius. Tapi, ibu mertua bilang, suaminya terkena serangan jantung mendadak.

Beberapa hari pula aku dan Mas Huda tinggal di rumah ibunya, bantu-bantu selama acara hajatan doa, juga saling menguatkan.

Aku dan suami sama-sama minta cuti selama seminggu, karena kami sama-sama kerja. Bisa kulihat betapa sedih ibu mertuaku itu. Mereka yang dikenal harmonis meski usia keduanya terpaut jauh. Ya, jarang-jarang seseorang bisa menerima pasangan yang jauh lebih tua.

Ah, aku saja sampai kaget awal ketemu dua tahun yang lalu, kupikir ibu Mas Huda adalah kakaknya.

Kami tahu, ibu mertua sangat mencintai suaminya. Itu kenapa ia terlihat sangat terpukul.

Atas alasan itu, kuiizinkan ibu Mas Huda ikut tinggal di rumah kami.

"Ya sudahlah, Mas. Mau gimana lagi? Kasihan juga ibu kalau harus sendiri di desa," jawabku. Lagi pula kedua orang tuaku sudah meninggal, jadi tak mungkin ada kecemburuan kala kami merawta ibu Mas Huda. Aku hanya ada Mas Danu kakakku sebagai keluarga.

"Makasih, ya. Kamu memang istri berbakti." Mas Huda mengusap rambutku, lalu beranjak pergi menemui ibunya. Pasti dia akan memberitahu mengenai hal ini.

Sementara itu kuteruskan kesibukan memasak untuk makan malam. Namun, beberapa kali menengok ke arah kamar ibu, kenapa tampaknya lama sekali mereka bicara. Tapi ga sudahlah ... mereka perlu waktu untuk saling menguatkan.

___________

Keesokan harinya ....

Kami akhirnya berangkat ke kota.

"Wah, akhirnya aku ke kota," ceplos ibu mertua ketika membanting bokongnya ke kursi belakang.

Mataku melebar seketika mendengar itu. Apa aku tak salah dengar, dengan nada senang dan lega, ibu mengucap senang ke kota. Suaminya baru meninggal. Hey, Bu! Kekasihmu baru saja pergi dan kau bilang senang?

Namun, sepertinya ibu sadar aku menatap heran padanya. Hingga ia tersenyum canggung.

"Em, maksud ibu, ibu senang ada temannya, Nai."

"O." Aku membulatkan mulut. Lalu tersenyum tipis. Tak mau juga membuat ibu tersinggung karena aku tak mempercayainya. Memang seharusnya aku tak reaktif begini. Jadinya ibu salah tingkah.

Setelah empat jam perjalanan yang kami tempuh, akhirnya mobil kami sampai di kota, rumah kami berada.

Kami semua lelah, dan berencana langsung istirahat saja. Karena tadi di jalan kami juga sudah makan malam.

Namun, Mas Huda tak juga datang ke kamar, hingga kuputuskan untuk tidur saja duluan. Barang kali dia sedang memijit dan menemani ibunya di kamar. Hingga tengah malam aku terbangun, Mas Huda tidak ada di sisiku. Aneh sekali dia. Apa dia tak langsung tidur tadi, nonton televisi dan tertidur di sofa?

Entahlah, kuputuskan menunaikan hajatku saja ke toilet. Lalu ke dapur untuk minum. Ruang tengah hingga ke depan tampak gelap karena lampu di matikan. Aku terus berjalan ke dapur tanpa peduli.

Lalu kembali ke lantai atas, tadinya aku ingin berjalan lurus ke kamar ibu yang terletak sepuluh meter dari tangga, karena sepertinya ada pergerakan di sana. Apa ibu belum tidur?

Sudahlah, aku istirahat dan bekerja besok. Hingga kutinggalkan dan berjalan lurus ke atas. Aku terlalu lelah, tak kuat jika harus cari perhatian ibu mertuaku sekarang. Besok-besok sajalah, aku bisa saja mengajaknya ke mall atau ke mana pun hingga ia merasa senang.

___________

Pagi hari kami sarapan. Aku yang biasa membuatkan nasi goreng untuk suamiku, kini hanya harus duduk saja. Karena ibu sudah membuatkan mendoan kesukaan suami.

"Em, ini baru enak. Nanti kamu belajar masak mendoan sama ibu, ya, Nai." Mas Huda bicara dengan mulut penuh. Ibu menyambut pujian suamiku dengan senyum-senyum.

"Kan sudah ada ibu, Da. Biar saja Naira fokus ke kerjaannya." Aku senang ibu terkesan membelaku. Ia sejak kami kenal, sekalipun wanita tak pernah menampakkan sikap menyebalkan seperti cerita teman-temanku mengenai mertua mereka.

Kuberikan senyum pada ibu, dan dia membalasnya dengan senyum manis.

"Oya, Mas. Tadi malam kamu tidur di mana?" tanyaku yang membuat Mas Huda terhenyak. Kenapa dia begitu?

Walau kadang sikapnya aneh. Aku terus memakluminya. Atau aku saja yang berlebihan menyebutnya aneh.

"Aku tidur di sofa, Nai. Ya, karena kecapekan tau-tau udah pagi jam empat aja." Mas Huda menjawab sambil mengayunkan sendok mengambil sambal ke piringnya.

Ya. Jelas saja dia ketiduran karena sangat capek. Aku pun sangat lelah sampai tak sadar apa pun semalam. Padahal biasanya aku sangat sensitif, ketika mendengar sedikit bunyi. Bahkan aku juga tak tahu kalau tadi malam hujan. Sampai-sampai balkon biasa tempatku menjemur baju sedikit tergenang air karena lubang saluran pembuangnya tersumbat.

Saat mereka asik makan, aku berdiri membuatkan teh untuk ibu juga Mas Huda. Namun, saat akan mengambil stoples gula, tanganku mneyenggol sesuatu hingga benda tersebut jatuh. Aku yang terhenyak, segera mengambilnya. Kuamati benda berbentuk tablet tersebut.

"Apa ini?" gumamku. Aku terkejut. Itu pil KB mirip seperti yang kugunakan dulu saat awal-awal menikah. Tapi milik siapa ini? Ibu? Atau punya selingkuhan Mas Huda yang terbawa pulang?

"Ada apa, Nai?" tanya ibu lembut.

"Ah, nggak Bu." Segera kumasukkan ke kantong gamis, benda tersebut. Aku harus mencari tahu. Tidak mungkin punya ibu. Jadi pasti ini punya kamu kan, Mas? Awas saja kamu, Mas. Aku akan mencari tahu dan mengejar bahkan sampai ke lubang semut wanita selingkuhanmu.

Next?

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Selina Sari
Good novel
2023-12-24 02:36:53
0
user avatar
Irma Yanty Hasanud
ditunggu up nya min sampe end langsung juga boleh min.. mau baca sebelah tp malas ke enekan disini update byk nya thor
2023-10-27 21:42:34
1
44 Chapters
Obat Siapa Ini?
"Dek, setelah ini. Ibu kita bawa ke kota saja, ya," ucap suami. Aku tahu itu bukan pernyataan meminta izin, tapi hanya sekedar formalitas memberitahu. Aku bisa apa selain mengiyakan?Lagi pula ....Suasana masih berkabung, lantaran bapak mertua baru meninggal beberapa hari lalu. Entah, beliau meninggal cukup misterius. Tapi, ibu mertua bilang, suaminya terkena serangan jantung mendadak. Beberapa hari pula aku dan Mas Huda tinggal di rumah ibunya, bantu-bantu selama acara hajatan doa, juga saling menguatkan.Aku dan suami sama-sama minta cuti selama seminggu, karena kami sama-sama kerja. Bisa kulihat betapa sedih ibu mertuaku itu. Mereka yang dikenal harmonis meski usia keduanya terpaut jauh. Ya, jarang-jarang seseorang bisa menerima pasangan yang jauh lebih tua. Ah, aku saja sampai kaget awal ketemu dua tahun yang lalu, kupikir ibu Mas Huda adalah kakaknya.Kami tahu, ibu mertua sangat mencintai suaminya. Itu kenapa ia terlihat sangat terpukul. Atas alasan itu, kuiizinkan ibu Mas
last updateLast Updated : 2023-09-18
Read more
Bikin Tak Tenang
Rasanya tak bisa konsen kerja hari ini. Gara-gara pil yang berada dalam genggaman. Apa yang mesti kulakukan sekarang untuk mencari tahu?Belum terbukti milik Mas Huda saja hatiku terasa nyeri. Bagaimana nanti jika benar-benar kutemukan bukti jelas? Apa yang bisa kulakukan? Ah, tidak! Aku tidak akan kuat hidup menghadapi ini. Lebih baik kubunuh saja keduanya, terutama pelakor itu. Astagfirullah.... Aku mendesah panjang, memberi ruang agar hilang sesak di dada. Dan pikiran kotor yang mendera. Pantas saja sudah sebulan ini, Mas Huda menghindari. Minggu biasa kami melakukan sampai minimal tiga kali, tapi sebulan ke belakang Mas Huda hanya memberi nafkah batin sekali dalam seminggu. Bahkan minggu terakhir dia sama sekali tak menyentuh. Kupikir karena kematian ayah mertua. Apa karena dia sudah lelah setelah memuaskan perempuan lain? Kalau minggu terakhir mereka bertemu, berarti perempuan itu ada di desa.Tapi siapa? Apa perlu aku ke desa untuk menyelidikinya?"Naira!" Suara Rena membuya
last updateLast Updated : 2023-09-18
Read more
Bayangan di Kamar Ibu
Ponselku berdering. Saat kulirik benda pipih di atas meja itu, tampak nama Ibu. Kuklik save data yang telah terketik di laptop, lalu mengangkat telepon dari Ibu mertua."Assalamualaikum, Bu," sapaku lembut pada orang tuanya melahirkan Mas Huda itu. "Waalaikumsalam. Nai. Kamu pulang jam berapa?" Wah, Ibu sangat peduli. Sampai-sampai dia menanyakan kepulanganku. "Em, biasanya jam 6 sih, Bu. Tapi karena kelamaan cuti, saya jadi harus lembur akhir pekan. Mungkin jam 10 malam udah selesai, Bu.""O ...." "Kenapa, Bu? Apa Ibu perlu sesuatu? Kalau capek, biar Naira kirim makan malam pakai gojek saja, Bu.""Oh, nggak Nai. Kamu tenang saja. Fokus ke kerjaanmu. Biar rumah Ibu yang urus." Ibu mengucapnya. Duh, hatiku berbunga seketika, senengnya punya mertua yang baik hati dan sayang pada mantunya. Bahkan beliau tak segan bantu-bantu di rumah. "Bu, ayo. Aku dah pengen."Mataku melebar. Ada suara lain, dari ujung telepon. Belum lagi aku bertanya, Ibu mendesis seperti meminta orang yang be
last updateLast Updated : 2023-09-18
Read more
Suami yang Hangat
"Jawab Mas! Apa kamu selingkuh?! Kenapa pil KB ini ada di rumah kita!" Aku tak sabar lagi. Hingga tak bisa mengendalikan emosiku."Em, Nai. Tenanglah, Nai!" Ibu tiba-tiba berdiri di depanku jadi penghalang antara aku dan anaknya. Ya, tentu saja dia tak terima jika anak kesayangannya harus merasakan kemarahanku.Mas Huda tampak seperti pecundang! Ia bersembunyi di balik ketiak ibunya. Jika tak salah, kenapa sikapnya demikian? Huft. Bikin emosiku makin naik saja."Gak bisa untuk sekarang, Bu. Maaf!" Kudorong tubuh wanita yang jauh lebih tua dariku itu. Hingga tanganku mampu menarik kemeja Mas Huda. Lelaki yang brengsek yang sudah berani mengkhianatiku."Nai!" Ibu berteriak. Lalu mendorongmu sekuat tenaga hingga aku jatuh di lantai.Aku tak percaya, jika wanita itu berani dan tega mendorongku. Dia yang selama ini selalu baik, menanyakan kabar setiap kali bertelepon dari kampung dan perhatian kala bertemu. Kini bersikap jahat, dan lebih membela puteranya yang jelas-jelas menyimpan pil K
last updateLast Updated : 2023-09-18
Read more
Rindi Kehilangan
Flashback .... (POV author)Sore hari, Rindi berlari kala pintu rumah diketuk. Saat pintu terbuka, matanya melebar senang dengan senyum merekah sempurna."Kamu sudah datang, Da," sambutnya lembut.Huda mengangguk, lalu segera menutup pintu dan merengkuh wanita yang biasa dipanggil ibu di depan orang lain. Wanita yang dia sukai sejak remaja, kala ayah angkatnya membawanya masuk dalam rumah mereka.Huda yang kala itu memiliki nafsu menggebu harus menahannya setiap hari. "Sudah hentikan." Rindi mendorong tubuh kekar yang sempat menempel dan memberinya ciuman."Kenapa?" Huda keheranan. Tak biasanya wanita itu menolak."Pil KB-ku hilang. Aku curiga Naira yang menemukannya." Wanita itu mengutarakan kekhwatiarannya."Kok bisa? Apa sudah dicari?" Huda tampak terkejut."Sudah. Aku sudah ngubek dapur. Sampai semua yang berantakan kubereskan. Jorok banget istrimu ya, dapur manusia begitu bentuknya." Rindi tersenyum kecut. Kesal."Hem. Mau bagaimana lagi. Dia kan kerja. Makanya aku perlu kamu ad
last updateLast Updated : 2023-09-18
Read more
Huda yang Dimabuk Cinta
Naira tak boleh bercerai hanya dengan alasan curiga tanpa bukti. Kakak lelakinya pasti akan sangat sedih jika melihatnya bercerai. Sudah banyak pengorbanan pria itu, sampai dia bisa kuliah, dan bertemu pria bertanggung jawab seperti Huda.Ah setidaknya itu yang Danu pikirkan. Pria bernama Huda itu juga yang menyembuhkan lukanya setelah putus dengan Anggara, mantan yang pergi begitu saja hanya karena salah paham. Pria yang tak mau mendengar penjelasannya lagi. Dan pria yang langsung menikahi wanita lain hanya berselang sebulan mereka putus.Hari itu Naira hampir mati karena patah hati. Tapi keberadaan Huda seolah embun yang menyejukkannya. Dia datang menawarkan cinta. Hingga tak perlu waktu lama keduanya menikah. Meski, Naira yang mencampakkan Anggara, tetap saja dia yang membencinya. Pria dengan harga diri tinggi. Bukannya berusaha menenangkan dan membujuk, serta memperbaiki keadaan, malah menikah dengan wanita lain demi membalas sakit hatinya pada Naira. ____________Baru juga mas
last updateLast Updated : 2023-09-18
Read more
Suara Cekikikan
Dahi Naira berkerut-kerut memperhatikan video dalam surel yang dikirim Sinta."Hem. Kalau ini, pasti ibu." Naira menyentak tangannya ke atas meja. "Kenapa juga ibu pakai bajuku? Apa Mas Huda tidak membelikannya pakaian?"Dua mata wanita yang menjadi sekretaris itu menatap tanpa berkedip. Sampai pada adegan cipika-cipiki yang terlihat sangat aneh. Mata Naira memicing, curiga."Ampun. Ini malu-maluin banget, asli!" tangan Naira terkepal tanpa sadar ia meremas map yang harus diberikan pada sang Bos hingga robek. "Apa-apaan Mas Huda! Norak, malu-maluin banget," dengkusnya kasar."Nai." Suara bass seorang pria terdengar sangat dekat. Tanpa ia tahu, Anggara berdiri di belakangnya dengan membungkukkan badan. Ia penasaran kenapa sekretarisnya itu merobek laporan yang susah-susah dibuatnya.Naira tersentak kaget, sampai berjingkat dan jatuh dari kursi. Untung saja tubuhnya ditangkap Anggara hingga tak membentur lantai.Mata wanita itu melebar sempurna kala sadar, Anggara yang memeganginya.Nam
last updateLast Updated : 2023-09-18
Read more
Kepergok
Naira menajamkan pendengaran. Suara itu seperti ada di depannya tapi juga seperti berasal dari kamar sebelahnya. Tapi, untuk apa ibunya bermain-main di sana, sedang dia punya kamar sendiri. Dan kamar itu lama kosong, pasti berdebu.Ia pun meraih gagang pintu. Mata Naira terbelalak kala berhasil membuka pintu kamar sang mertua."Kosong?!" Dahi perempuan ayu itu berkerut dengan dada naik turun. Tersengal lantaran emosi dan rasa penasraan yang sudah di ubun-ubun. Jelas-jelas dia mendengar suara dari kamar ibu mertuanya. Kenapa bisa tak ada siapa pun? Ia beranikan diri melangkah masuk meski dengan kaki gemetar. Bisa jadi mertua dan suaminya sedang bersembunyi di lemari. Atau di kamar mandi."Ada apa, Nai?" Suara Rindi terdengar di belakang Naira dan membuatnya berbalik seketika. "Ib-ibu?" Naira tergagap. Napasnya masih juga tak beraturan. Ia merasa dipermainkan oleh prasangka dan kenyataan yang ditemukan. Rindi tampak segar dan seksi. Pemandangan itu membuat Naira tak suka. "Kenapa w
last updateLast Updated : 2023-10-20
Read more
Senyummu Menjijikan Bu
Huda masuk ke kamar ibunya yang hanya mengenakan lingerie. Wanita itu sudah seperti jalang yang tersenyum pada pelanggannya. Seksi dan menggairahkan. Itulah kesan yang tampak pertama."Senyum itu menjijikkan, Bu!" makinya kala menangkap senyum penuh gairah di bibir Rindi. Belum lagi saat ingat sprai acak-acakan di kamar tamu. Entah, se-hot apa mereka berbuat. Belum lagi suara ibunya yang seperti orang kesetanan.Apa tidak ada wanita lain? Kenapa harus ibunya sendiri? 'Atau jangan-jangan dia bukan ibunya? Aku harus mencari tahu.'Tangan Naira menekan mouse hingga gerakan dalam layar tak lagi stabil.Mata perempuan yang kini mengenakan gamis berwarna ungu motif bunga dengan kerudung senada itu berkaca, lantaran terasa panas dan perih. Tatapannya memburam karena embun yang menutupi pandangan. Kini semua air mata seolah tengah berjejalan dan antri ingin ke luar.Rasa sakit berlipat-lipat Naira rasa dari yang sebelumnya. Jika tadinya hanya sebatas dugaan, sekarang dia melihat sendiri suami
last updateLast Updated : 2023-10-20
Read more
Pria Asing
Huda memperhatikan Rindi dari atas hingga bawah. Rambutnya yang acak-acakan. Baju yang tak rapi seperti tengah ditarik berkali-kali. Tak salah lagi wanita itu pasti habis bertarung dengan Naira. Dan sebuah botol obat kecil yang digenggam di tangan kiri yang membuat mata Huda menyipit. Jantung pria itu terpompa lebih cepat. Dia yang kelelahan membawa mobil seperti pembalap, berlari dan mendobrak pintu rumah agar tak terjadi apa-apa pada Naira. Kini harus disuguhkan dengan pemandangan mengerikan. "Kamu apakan istriku, Rin?" Mata Huda membeliak. Ia tak sabar dapat pengakuan dari wanita selingkuhannya. Untuk tahu apa yang terjadi pada Naira."Ma-maf, Da." Rindi mengucap gemetar seolah takut pria yang dicintai akan marah padanya.Kata maaf itu seperti sebuah pisau yang menyayat hati Huda. Benar yang ditakutkan, Rindi akan menyakiti Naira pada akhirnya. Itu kenapa dia mencari istri wanita kota yang jauh dari Rindi. Wanita yang bisa melakukan apa pun ketika kesenangannya dihalangi."Aku,
last updateLast Updated : 2023-10-20
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status