"Percaya diri sekali, kau ini. Memang hanya gurumu saja yang memiliki jurus itu? Dasar!" Setelah berkata demikian, Panji berlari kencang, bahkan melompat tinggi meninggal Bagas yang menatap heran. Di tempatnya, Bagas menggeleng tak habis pikir, menatap pohon bergoyang yang belum lama dijejak panji. "Siapa orang itu tadi?" Ia bergumam seorang diri. "Aneh sekali."Bagas mengangkat bahu, tak ingin peduli dengan yang baru saja terjadi, ia memunguti beberapa ikan tadi. Tak lama, perapian pun menemaninya, di tengah hutan ini, pada siang menjelang sore yang dingin. Pemuda itu duduk, fokus pada ikan hampir matang di ujung tusukan bambu. Aroma lezat pun tercium, Bagas nampak tak sabar. Pada saat yang sama, di tempat lain, Marta tertegun seorang diri di pinggir kolam ikan. Usai menemani Baginda di kamarnya tadi, ia memilih duduk di tempat paling menyenangkan baginya. Pikiran Marta masih tertuju pada Bagas, yang entah bagaimana kondisinya saat ini. Jika telah berada di istana seperti ini, su
Baca selengkapnya