Share

Bertemu Panji

Setelahnya, ia menghempas ke atas tikar, dan tak butuh waktu lama, nafasnya bergerak teratur. Bagas tertidur sangat nyenyak, tidur yang baru kali ini didapatinya.

Bahkan pemuda itu tak tau lagi awal kemunculan surya pagi seperti biasanya. Matanya terbuka saat angin lembut menerpa wajah. Angin yang masuk melewati jendela terbuka.

Entah Kakek yang sengaja membukanya, atau memang ada angin usil. Karena kondisi jendela kayu yang tak lagi berfungsi dengan baik. Bagas bangkit dengan malas, dengan kedua mata masih setengah tertutup.

Ia terperanjat, saat membukanya, dan melihat hari telah benderang. Bagas sontak melompat dari atas tempat tidur.

"Kakek, kenapa tidak membangunkanku?" Tanyanya pada pria tua yang masih duduk di depan tungku, dengan kedua tangan sibuk entah membuat apa. Pria yang dipanggil Kakek itu hanya melirik sekilas, kemudian kembali fokus pada aktifitasnya.

"Tidurmu sangat nyenyak, Bagas. Baru kali ini Kakek melihat kau tidur seenak itu, jadi Kakek tidak tega membangunk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status