Home / Urban / Suamiku Jadul / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Suamiku Jadul: Chapter 201 - Chapter 210

528 Chapters

Rindu Firman 3

Kak kasih seperti mendapat angin segar, dia terlihat gembira sekali. “Kami akan di sini sepuluh hari, jarang-jarang bisa begini,” kata Kak Kasih. Yeah, sepuluh hari, sepuluh kali tiga ratus ribu, tiga juta, segitu yang akan kami bayar untuk mobil rental mereka. Sial, aku merutuki nasib sendiri, entah kenapa aku tergoda pamer. Malam harinya, aku sudah menunggu omelan suami, dia pasti akan marah karena aku sudah pamer, aku sudah tahu sifat suamiku ini, akan tetapi ketika semua orang sudah tidur, dia belum mengungkit soal emas yang kupakai. Ada apa ini, padahal dulu pernah aku pakai gelang ke hajatan desa tetangga, beliau marah besar, masih kuingat kata-katanya.“Pamer itu bisa membuat celaka,” begitu kata suami. Tapi kali ini suami diam saja, atau dia menunggu saat yang tepat. Ketika pagi tiba, tiga iparku sudah mengajak ke kolam, mereka bawa alat pancing. Duh, apakah mereka kira kolam kami kolam pancing gratis? “Kita makan di pinggir kolam lagi ya, Kak,” kata Cinta seraya membawa
last updateLast Updated : 2022-11-13
Read more

Rindu Firman 4

Para saudaraku jadi terdiam, mereka saling pandang. Sementara suamiku sepertinya sudah tersinggung sekali. Dia berdiri, jarinya menunjuk mobil innova yang parkir di depan rumah. “Pergi sekarang, kami tak terima tamu yang menganggap tuan rumah hewan ternak,” kata suamiku lagi. Para saudaraku belum bergerak, mereka masih saling pandang, aku jadi merasa tak enak hati. Memang aku juga sakit hati dibilang beternak manusia, akan tetapi mengusir langsung aku tak sampai hati. Bang Firman akhirnya pergi, dia bawa dua anaknya ke belakang rumah, aku tahu tujuan Bang Firman, kolam ikan mas adalah tempat kesukaannya, kalau lagi ada masalah dia suka berlama-lama di pinggir kolam ikan mas tersebut. Memberi makan ikan mas yang berwarna-warni. “Maaf, Kak Kasih, Dek Cinta, Dek Sayang, dan semua ipar, maaf sekali, kalian harus pergi, suamiku sudah marah sekali,” kataku kemudian. “Suamimu itu terlalu kaku, Rin, bisa kau bayangkan dia tinggal di kota, masa gitu aja dia sudah marah, kasihan dirimu,” k
last updateLast Updated : 2022-11-13
Read more

Rindu Firman 5

Kutatap suamiku, ingin kulihat keseriusan di matanya, tak ada kulihat dia seperti bercanda, apa ia dia serius mengusirku. “Abang ngusir aku?” Tanyaku kemudian. “Lo, tapi adek yang bilang gak tahan,”“Iya, memang, apa abang serius?”“Kalau adek serius ya, Abang serius, ya mau bagaimana lagi,”“Abang gak peka, gak peka, gak pekaaaaa!” aku berteriak seraya menghentakkan kaki. Lalu berjalan masuk kamar“Dek?” kata suami seraya mengetuk pintu, akan tetapi aku tak menyahut Entah kenapa, sejak kedatangan saudaraku, aku jadi berubah begini, padahal selama sepuluh tahun ini aku bisa sabar. Selama sepuluh tahun tiap dua tahun melahirkan. Anak tertua masih sembilan tahun, sudah ada empat adiknya, masing-masing tujuh tahun, lima tahun, tiga tahun dan yang bungsu satu tahun. Belum ada tanda-tanda akan berhenti hamil, aku tak pernah KB. “Dek, jangan gitulah, si Ucup mau nenen ini,” kata Bang Firman. Ucup adalah anak kami yang bungsu. Aku keluar kamar, kupasang wajah judes, lalu mengambil Ucup d
last updateLast Updated : 2022-11-13
Read more

Rindu Firman 6

Aku makin panik, ke mana suamiku? Jangan-jangan dia kecelakaan? Jangan-jangan dia kawin lagi? Pikiran buruk terus terbayang di kepala. Aku makin kalut. “Mak, lapar ini,” kata si Sulung yang duduk di boncengan motor. Aku baru ingat belum makan. Kami pun singgah di sebuah rumah makan Minang. Selagi anak sulungku makan, aku minta tempat privasi pada pemilik rumah makan, aku mau menyusui bayiku yang masih berumur satu tahun. “Kenal Bang Firman, Kak?” Tanyaku pada seorang Ibu, saat itu dia datang mengantar pesananku. “Oh, toke telur itu ya?” jawab Ibu tersebut. “Iya, benar yang naik mobil pic up Chevrolet Luv,” kataku lagi. Ini memang kota kecil, hanya ibukota kecamatan, yang rumah makan saja mungkin hanya tiga di kota kecil ini. “Kemarin dia makan di sini?”“Oh, ya, sama siapa, apakah sama perempuan?” tanyaku penasaran. “Iya, sama perempuan dan laki-laki,”“Ya, Allah, itu suamiku,”“Oh, Bang Firman sering datang ke sini, kami langganan telur bebek,” kata Ibu itu lagi. “Terus, Bu,
last updateLast Updated : 2022-11-13
Read more

Rindu Firman 7

Aku tidur berdua dengan anak bungsu, aku masih heran kapan aku diceraikan? atau ini cara Bang Firman menghukumku karena berontak? Coba kuingat-ingat, coba kurunut ulang percakapan dengan suami, aku merasa tak ada kata talak terucap dari mulut Bang Firman. Keesokan paginya suami sudah pergi lagi tanpa permisi, ketika aku bangun mobilnya sudah tak ada, aku merasak tak dianggap sebagai istri. Sebel juga, aku tak akan tinggal diam. Aku akan terus berontak, aku bukan tahanan yang harus dikurung di sini. Kumandikan semua anak, kupakaikan baju bagus, aku akan pergi, jika suami sudah anggap aku bukan istri lagi, untuk apa aku bertahan? “Man, Leman, pergi dulu telepon Wak Piin, bilang dia jemput kita, kita rental mobilnya satu hari ini,” perintahku pada si Sulung. “Asyikkk, jalan-jalan,” kata anakku seraya pergi ke bukit. Tak perlu nunggu lama, Wak Piin sudah datang dengan mobilnya, di daerah kami Wak Piin memang sering dipakai jasanya, dia punya mobil bekas angkot yang dia bawa dari ko
last updateLast Updated : 2022-11-13
Read more

Rindu Firman 8

Anak-anak sudah keluar rumah menyambut kedatangan ayah mereka. Sementara aku masih duduk dengan perasaan tak menentu. Bang Parlindungan dan Bu Nia juga keluar menyambut kedatangan Bang Firman. Anak-anak sudah berebutan memeluk ayah mereka, Bang Parlin dan Bu Nia juga menyalami Bang Firman, aku akhirnya keluar rumah seraya menggendong si Bungsu. Bang Firman mengulurkan tangannya, terpaksa aku salim, padahal hatiku masih saja kesal dengan sikapnya. Bang Firman lalu masuk ke rumah Bang Parlin, sikapnya biasa saja seperti tak terjadi apa-apa. Bang Parlin dan Bu Nia juga bersikap biasa, mereka menyambut Bang Firman layaknya tamu. Ketika malam tiba, rumah Bang Parlin ramai, ada puluhan murid mengaji datang, Bu Nia juga sepertinya sibuk dengan berkas-berkas. “Dek, tolong jangan cerita ke Bang Parlin,” kata Bang Firman, saat itu aku lagi di dapur, dia datang menemuiku mengajak bicara. “Kenapa, Bang?”“Kalau masalah itu masih bisa diatasi sendiri, tidak perlu libatkan orang,” jawab Bang
last updateLast Updated : 2022-11-13
Read more

Rindu Firman 9

DIARY RINDUUntuk sesaat suasana hening, Bang Parlin diam, mungkin dia menunggu tanggapan dari kami, aku masih diam, belum bisa memberi tanggapan, masih tak bisa kuterima dengan pikiran sehat. Apa iya aku telah jadi makmum yang memberontak? Aku hanya minta pindah. “Udah, kalian bicaralah dulu, kami tinggal ya,” kata Bang Parlin seraya mengajak Kak Nia masuk kamar. Tinggal kami berdua di ruang tamu itu, sementara anak-anak masih main-main di luar rumah. “Bagaimana perasaan adek jadi makmum yang membangkang?” tanya Bang Firman. “Hmmm, Abang juga bagaimana perasaan abang jadi suami yang gagal memenuhi kebutuhan istri?” kataku tak mau kalah. “Aku gak setuju dengan perkataan Bang Parlin, kebutuhanmu sudah kupenuhi, masa menggosip pun kebutuhan, gak benar itu Bang Parlin, curhat pun kebutuhan, piknik pun katanya kebutuhan, padahal tempat kita sudah jadi tempat piknik,” kata Bang Firman. “Oh, gitu ya, berarti aku j
last updateLast Updated : 2022-11-15
Read more

Rindu Firman 10

Diary Rindu“Bagaimana, Rindu?” tanya Bang Parlin seraya melihat ke arahku, Bang Firman dan Kak Nia juga melihatku, aku jadi merasa tersudut. “Hanya setahun lagi, sepuluh tahun kau bisa sabar, demi kebaikan bersama sabarlah setahun lagi, setelah punya anak lagi, baru bisa dibagi secara adil,” kata Bang Parlin lagi. Aku menunduk, dalam hati aku bilang ya, akan tetapi aku masih gengsi. “Diam berarti ya?” kata Kak Nia. “Baik, aku mau rujuk, tapi hanya setahun, dan harus ada hitam di atas putih, harus ada perjanjian,” kataku. “Surat nikah kalian itu sudah jadi hitam di atas putih, tak perlu lagi yang lain, aku saksinya, nanti setelah ada anak kalian lagi, baru datang ke mari, aku janji akan mengurus semua,” kata Kak Nia. “Baiklah, Kak,” Kataku akhirnya. Bang Parlin sampai mengucapkan syukur alhamdulillah, dia lalu menengadahkan tangannya lalu berdo’a. Kami pun rujuk saat itu juga. Setelah rujuk, Bang Parlin memberikan nasehat untuk kami, nasehatnya sangat panjang. Diselingi humor
last updateLast Updated : 2022-11-15
Read more

Rindu Firman 11

Part 11“Apa benar seperti itu, Kak, takutnya nanti aku dibohongi?”tanya wanita itu lagi.Aku tak bisa lagi menyembunyikan rasa marah, rasa malu, rasakesal campur baur dalam hati ini. Aku baru ingat, Bang Firman orangnya tidakpernah bercanda dalam hal janji, apalagi janji yang seperti ini. Ya, Allah,pernikahan seperti apa ini?“Kak, kakak baik-baik saja?” tanya wanita yang bernama SeriBulan ini lagi, aku makin gugup, keringat dingin membasahi ketiakku.“Di mana kau kenal Bang Firman?” tanyaku akhirnya, pertanyaannyatak bisa kujawab, aku mengalihkan pembicaraan dengan bertanya.“Di pasar, Kak, dia antar telur ke toko sebelah kami,” jawabwanita itu.“Sudah lama kenal?”“Kenal sih sudah lama, tapi belakangan ini saja, dia melamardengan cara yang unik,”“Haaa, melamar?”“Iya, Kak, maaf,”“Aku istrinya ya?”“Itu tadi kutanya Kak, apa benar kalian ada perjanjian maucerai tahun depan?”“Sana kau, pergi dari sini, jangan coba-coba datang ke mariselama aku masih di sini, wanita seperti apa kau
last updateLast Updated : 2022-11-16
Read more

Rindu Firman 12

Part 12“Bulan, kamu kenapa?” terdengar suara suamiku bertanya.Tak ada jawaban dari Seri Bulan, hanya suara tangis yang terdengar, aku segera keluar rumah menyambut Bang Firman.“Dia jatuh ke kolam lele, Bang,” kataku seraya berusaha menahan tawa“Aduh, kok bisa gitu,”“Maaf, Mas Firman, aku gak akan bisa, maaf saja,” kata Seri Bulan seraya mengambil pakaiannya dari jemuran. Pakaian yang basah itu dia masukkan ke bawah jok motor matic-nya. Dia lalu menghidupkan motor tersebut.“Dasterku bawa saja, gak usah dikembalikan,” kataku seraya tersenyum.Wanita itu lalu pergi, tinggal Bang Firman yang geleng-geleng kepala.“Dek, kau apain dia?” tanya Bang Firman.“Lo, sudah kubilang, Bang, dia jatuh ke kolam lele,” jawabku.“Bagaimana bisa?”“Mana kutahu, jangan coba-coba selingkuh ya, Bang,” kataku seraya menunjukkan jari telunjuk.“Siapa yang selingkuh, kau yang mau tinggalkan aku, wajar aku cari pengganti,” kata Bang Firman.“Selama aku masih di sini, tidak boleh, awas kalau datang lagi su
last updateLast Updated : 2022-11-16
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
53
DMCA.com Protection Status