Bab 10. Papa Embun Sudah Di Tangan*****“Tuh, kan, cuman iseng. Mama, sih, udah parno duluan,” sergahku terkekeh. Sakit hati ini, kututupi dengan terkekeh. Sudut mataku bahkan berair, ternyata pengkhianatan mereka tetap berlanjut. Tak hanya di kamar kos-kosan wanita itu, tapi juga di sofa kantor. Kantorku sendiri. “lho, kamu kok, enggak marah?” tanya Mama tiba-tiba tersadar. “Ngapain marah? Mereka cuma iseng, begitu kata mereka, kan, Ma? Lalu kenapa aku marah?” “Tapi, matamu berair? Kamu nangis?” “Oh, enggak, ini karena aku tertawa tadi, abis, mama lucu, orang iseng dianggap serius.” “Iya, sih. Tapi, si Sandra keterlaluan, Dia sedang berusaha merayu suamimu.” “Enggak akan tergoda suami saya, Ma. Mas Ray itu, suami paling setia. Percaya, deh!&rd
Last Updated : 2022-01-19 Read more