"Halo?" Terdengar suara Devita menjawab telepon saat nama yang sangat ia kenal melakukan panggilan padanya."Halo, Jeng Devita! Masih ingat aku kan? Nomorku pasti kamu simpan, dong."Devita mendengkus sinis, walaupun ia males menanggapi orang di seberang sana, tapi dirinya memang tetap harus berpura-pura senang."Ya, pasti dong, Jeng," ujarnya semangat. "Aku langsung simpan di kontak kok waktu kamu kasih nomor ponsel.""Syukur deh kalau gitu.""Oh, ya, omong-omong ada apa, ya, Jeng? Ada hal penting atau gimana?""Pentinglah. Ini kami pada mau ngajak Jeng Devita ketemuan. Ada waktu, kan? Pokoknya harus ada lho, atau memang Jeng Devita sengaja mau menghindar dari kami semua.""Menghindar apanya, sih, Jeng? Orang nggak punya salah kok menghindar.""Oh, ya? Ya udah buktikan, dong. Kamu sendiri lho yang bilang nggak takut kalau kita semua ketemuan. Malah kalau nggak salah Jeng Devita sendiri yang minta waktu dan tempatnya.""Memangnya kapan dan di mana?""Sekarang waktunya. Siang nanti jam
Read more