Home / Romansa / Cintaku Terhalang Status / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Cintaku Terhalang Status: Chapter 51 - Chapter 60

90 Chapters

50. Perjumpaan Tak Terduga

Seandainya aku punya kesempatan untuk membatalkan satu keputusan yang pernah aku buat, aku akan memilih untuk tidak menikah di usia muda. Bukannya aku membenci Erick, apalagi tidak menyayangi anakku. Aku hanya menyesalkan mengapa aku harus kehilangan kesempatan menikmati masa mudaku dengan bebas. Di saat teman-teman seusiaku menikmati masa kuliah, bekerja, atau bahkan having fun sama gebetan atau pacar mereka, aku harus berada di rumah dan mengurus anakku. Tapi mau bagaimana lagi, yang sudah terjadi tidak bisa diubah. Jadi ketimbang menyesal, aku mencoba mencari hal-hal baik yang bisa aku nikmati bersama anakku, termasuk perhatian dan kebaikan hati dari tetangga kanan kiriku. Sebagai ibu rumah tangga yang memiliki anak satu, aku sangat bersyukur ketika boleh menikmati "cheating day". Iya, itu mirip-mirip dengan orang diet itu lah. Kalau mereka bebas menikmati makanan yang mereka mau, aku bebas menikmati kesendirianku. "Makasih banyak ya, Mas," ucapku senang saat menitipkan Ricky d
last updateLast Updated : 2022-02-14
Read more

51. Pria Sejati Bermain Adil

"Dunia ini memang sempit, siapa sangka kita bisa bertemu di sini." Suara seorang pria tiba-tiba mengagetkanku, padahal aku masih termenung setelah mendengar pengakuan mantan kekasih Erick. Belum cukup keterkejutan yang kualami akibat Stella, sekarang tahu-tahu si pria serigala berbulu domba muncul di hadapanku. "Kamu ... a-apa maumu, Charlie?" pekikku dengan suara meninggi. "Hahaha." Pria itu terkekeh. Ia berdiri di dekat meja, dan tampak bergerak mendekatiku. "Jangan macam-macam kamu, atau saya teriak," ancamku berapi-api. "Tenang, Velove, tenang! Ini tempat umum, kamu pikir aku gila apa berbuat macam-macam di sini? Bisa-bisa aku beneran masuk bui." Pria itu memilih menjaga jarak denganku. "Lama tidak jumpa, ternyata kamu makin cantik saja, penyanyi idolaku. Hahaha." "Apa maumu, Charlie?" Makin gila saja pria satu ini. "Hanya menyapa, dan ingin menyanjung betapa hebatnya kamu, bisa mempunyai calon suami yang begitu berkuasa. Hahaha. Pria yang bisa melindungi wanitanya, menganca
last updateLast Updated : 2022-02-15
Read more

52. Ricky Memilih

Pertemuan tak terduga dengan Stella dan Charlie di mall, serta pembicaraanku dengan Mas Vincent kembali terngiang dalam pikiranku saat aku berbaring di tempat tidurku malam itu. Ingatan juga membawaku ke hari terakhir aku pulang ke kontrakan ketika aku mendapati suamiku bersama mantan pacarnya kala itu. Ternyata Stella memang tidak tanggung-tanggung, ia melakukan segala cara untuk mendapatkan Erick lagi, meskipun itu berarti ia menjadi seorang pelakor. Sayangnya upayanya tidak berhasil. Sampai detik ini Erick menolak untuk kembali ke pelukan perempuan licik itu. Kendati demikian ia masih saja tampak congkak, dan bersikap seolah apa yang dilakukannya itu sah-sah saja. Dan soal Charlie .... "Mas, tadi aku juga sempat ketemu Charlie." Siang tadi aku juga sempat bercerita tentang pertemuanku dengan Charlie. Raut muka tetanggaku seketika mengeras. "Berani sekali dia! Kamu diapakan lagi sama orang itu, Ve? Bilang sama Mas Vincent," ucapnya geram penuh kemarahan. Ia meraih wajahku dan me
last updateLast Updated : 2022-02-16
Read more

53. Melepasmu

Selama dua puluh tiga tahun kehidupanku, khususnya lima tahun terakhir ini, ada banyak peristiwa yang membuatku senang, ataupun sedih hingga meneteskan air mata. Namun kali ini aku merasakan emosi di tingkat yang berbeda, yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. 'Luangkan satu hari ini untukku ya, aku ingin pergi berdua denganmu tanpa Ricky, hari ini saja,' begitu pesan yang Erick tuliskan di chatnya. Sedari awal aku sudah curiga Erick akan melakukan pendekatan denganku lagi, meraih hatiku dengan berbagai cara. Coba saja kalau bisa, Rick! Namun, demi bermain fair, aku memberi Erick kesempatan untuk pergi berdua. Dia hampir tidak pernah melakukan ini, palingan kalau dia mengajakku pergi selalu ada Ricky bersama kami. "Malam ini kamu nggak ke kafe kan?" tanyanya sewaktu kami sudah dalam perjalanan. "Bukannya kamu minta aku untuk libur hari ini?" "Oke deh, Love." Erick nyengir lebar. "Kita akan datang ke tempat yang penuh nostalgia." "Ke mana memangnya?" tanyaku sedikit penasaran.
last updateLast Updated : 2022-02-17
Read more

54. Paket Pembuka Rahasia

"Besok aku mulai bekerja di perusahaan Papa," ujar Erick bersemangat sewaktu kami pulang dan tiba di dekat rusun. "Oh, bagus lah, Rick! Semoga kamu betah ya, sukses buatmu," harapku tulus dengan senyuman merekah di bibirku. Sebuah berita bagus bahwa Erick bukan lagi seorang mahasiswa yang masih hidup bergantung pada orang tuanya. Memang ia bekerja di perusahaan ayahnya, tapi yang namanya bekerja tetaplah bekerja. Yang penting ia sungguh melakukan tugasnya sebagaimana mestinya, bukan sekadar leha-leha dan memakan gaji buta. "Ya dibetah-betahin lah, mau bagaimana lagi. Jadi aku nggak akan bisa lagi sering-sering nemuin Ricky. Tapi jangan khawatir aku pasti transfer uang bulanan untuk anakku." "Makasih banyak, Rick. Aku sangat menghargai itu." Begitulah seharusnya rumahtangga yang ideal; ada suami dan istri dengan peran masing-masing. Suami bekerja, dan istri mengurus rumah serta anak-anak, bukan seperti situasiku sekarang yang menjadi orang tua tunggal, harus mengurus anak dan menca
last updateLast Updated : 2022-02-21
Read more

55. Suara dan Wajah Itu

"Nak Velo masih ingatkah hari pertama kita berjumpa?" tanya Bu Berta seusai aku duduk di sampingnya. "Nggak akan pernah lupa, Bu!" jawabku mantap. Bahkan setelah sekian tahun aku tak pernah akan melupakan hari itu. Pengalaman pedih di hari itu berubah menjadi memori menghangatkan hati karena aku berjumpa dengan Bu Berta. "Siang itu si Selvi entah kenapa kambuh manjanya, kolokan. Lagi hujan deras begitu dia pingin mie rebus, sementara persediaan mie instan di rumah habis. Lalu dengan bujuk rayunya yang manis di bibir dan sedikit manja, akhirnya Ibu terusir dari rumah saat hujan deras karena harus pergi ke warung," tuturnya serius. Wanita itu tampak tersenyum sambil geleng kepala. "Kesal juga Ibu sebenarnya kala itu, anak kok nyuruh-nyuruh emaknya pergi ke warung pas hujan deras, hah! Tapi demi anak Ibu yang baru sembuh dari sakit, akhirnya Bu Ber pergi juga ke warung buat beli mie. Eh, nggak tahunya Bu Ber malah ketemu Nak Velove yang juga sedang hujan-hujanan," paparnya sembari men
last updateLast Updated : 2022-02-22
Read more

56. Empat Mata

"Mama, Mama ... kue!" Terdengar suara Ricky berseru. Anakku muncul dengan sepotong donat di tangannya, dan dia berada di gendongan si ankel ... lagi-lagi. Di tangan Mas Vincent juga ada sekotak donat dalam tas plastik. "Donat, Ricky, dooonaaat!" Bu Berta memberi tahu anakku nama spesifik dari kue yang sedang dimakannya. "Donat," cicit anakku mencoba menirukan kata baru yang diajarkan oleh sang oma. "Nah, pintar!" puji Bu Berta dengan raut wajah begitu bangga. "Kue, Mama, kue!" seru anakku lagi. "Yah, balik lagi!" sesal Bu Berta. Lucu memang tingkah Ricky. Mau donat kek, lapis legit, tart, bolu, roti mandarin, dll, buat dia semuanya kue, bahkan setelah diberi tahu kata yang tepat untuk itu. Biarlah, yang penting dia tahu itu makanan enak. "Mas, tadi ada paket buatmu, aku yang terima. Nih!" ucapku kepada Mas Vincent seraya menyerahkan paket bersampul coklat itu ke tangannya. "Makasih, Ve. Memang sudah saya tunggu," sahutnya menerima benda berbentuk kotak itu. Sejenak ia mengamat
last updateLast Updated : 2022-02-23
Read more

57. Kisah Pilu

"Walaupun sampai umur tiga puluh empat tahun ini aku belum menikah, bukan berarti aku tidak mengenal yang namanya cewek," tutur Mas Vincent memulai kisahnya. Aku menggaruk kepalaku, bingung bagaimana harus mengantisipasi penuturan pria ini akan seperti. Katanya mau ngomongin tentang kami berdua, eh, kok sepertinya ia malah akan menceritakan tentang perempuan-perempuan lain? "Cinta monyetku waktu SMP, pas SMA pernah pacaran sekali, terus kuliah aku pernah pacaran dengan ...." Tuh, kan, bener! "Iya, iya, aku percaya banyak cewek yang mau sama kamu, Mas. To the point aja deh," potongku sewot. Kok malah jadi nyeritain sejarah percintaannya dari SMP sih? Nggak sekalian dari SD atau TK? Pria itu nyengir kuda, memamerkan barisan giginya yang rapi dan terawat. Jadi ingat si jeruk mandarin. "Baiklah, yang terakhir saja, ya. Yang terakhir itu sekitar sepuluh tahun lalu, aku kenal dengan seorang perempuan bernama Bella. Orangnya cantik, lembut, penyayang," tutur pria itu mulai serius. Tern
last updateLast Updated : 2022-02-25
Read more

58. Kekuasaan Tersembunyi

"Tapi pada kenyataannya Mas Vincent tidak berhenti setelah Ricky lahir," ucapku sedikit menuduh. Habis mau bagaimana lagi, kenyataannya memang seperti itu. Ia tak berhenti mengikuti dan memperhatikan kehidupanku. Pria itu menghela napas dalam-dalam. "Benar, Ve. Niat awalku adalah berhenti setelah anakmu lahir. Namun, saat aku melihat bayi Ricky yang tampan tapi tampak lemah dan butuh dilindungi, aku jatuh sayang kepadanya, hingga rasanya aku ingin bisa terus melihatnya, memastikan ia tumbuh dengan baik," tuturnya membuat alasan. Hmm, semua berawal dari Ricky. Sejak dia masih di dalam perutku, saat ia telah lahir, hingga Mas Vincent mulai mendekatiku, Ricky juga yang seolah mengantarkannya untuk mendekatiku. "Apalagi setelah aku tahu kamu bercerai dari suamimu, aku merasa sangat tidak rela jika anak itu mengalami kesulitan di masa awal kehidupannya, jadi aku terus memastikan melalui Bu Berta bahwa kalian dalam kondisi baik, tidak kekurangan apapun." Tetanggaku itu terlihat sangat
last updateLast Updated : 2022-02-25
Read more

59. Berhenti Bersikap Konyol!

Sejak hari itu aku berusaha menghindari tetangga 203. Kuputuskan lebih baik aku tidak berurusan dengannya. "Sudah masak, Ve? Aku buat spaghetti kesukaan Ricky," ucap Mas Vincent riang saat melihatku di depan pintu pada suatu siang. "Aku sudah punya lauk, Mas, makasih. Lagian nggak baik kalau anakku makan mie terus," tolakku seraya beranjak memasuki rumah tanpa memberi pria itu perhatian lebih. "Baiklah," sahutnya pasrah. Aku sempat melihat ekspresinya yang sedikit kecewa sebelum aku menutup pintu. 'Salah nggak sih sikapku ini?' batinku sedikit merasa bahwa sikapku jahat. Aku menyandarkan punggung di pintu. Padahal Mas Vincent bukannya memberikan spaghetti untuk anakku setiap hari. Dia paham anakku butuh nutrisi untuk tumbuh jadi ia tak pernah hanya memberi Ricky karbohidrat, bahkan biasaya ia mencincang sedikit sayuran untuk dicampurkan ke spaghetti yang ia masak itu. Hanya saja kupikir jika aku bersikap kurang ramah padanya, lama-lama pria itu akan sadar juga dan menjauhiku. Da
last updateLast Updated : 2022-02-27
Read more
PREV
1
...
456789
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status