Share

56. Empat Mata

"Mama, Mama ... kue!" Terdengar suara Ricky berseru.

Anakku muncul dengan sepotong donat di tangannya, dan dia berada di gendongan si ankel ... lagi-lagi. Di tangan Mas Vincent juga ada sekotak donat dalam tas plastik.

"Donat, Ricky, dooonaaat!" Bu Berta memberi tahu anakku nama spesifik dari kue yang sedang dimakannya.

"Donat," cicit anakku mencoba menirukan kata baru yang diajarkan oleh sang oma.

"Nah, pintar!" puji Bu Berta dengan raut wajah begitu bangga.

"Kue, Mama, kue!" seru anakku lagi.

"Yah, balik lagi!" sesal Bu Berta.

Lucu memang tingkah Ricky. Mau donat kek, lapis legit, tart, bolu, roti mandarin, dll, buat dia semuanya kue, bahkan setelah diberi tahu kata yang tepat untuk itu. Biarlah, yang penting dia tahu itu makanan enak.

"Mas, tadi ada paket buatmu, aku yang terima. Nih!" ucapku kepada Mas Vincent seraya menyerahkan paket bersampul coklat itu ke tangannya.

"Makasih, Ve. Memang sudah saya tunggu," sahutnya menerima benda berbentuk kotak itu. Sejenak ia mengamat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status