"Eh, anu ... itu ... Mami, eh, Ibu, eh, Tante ...." Dalam upaya bersikap sopan aku mencoba berbicara, namun hasilnya aku malah terbata-bata. Tubuhku lemas sekali, tetapi aku harus kuat bertahan dan berdiri. Lebih parah lagi ibunda Mas Vincent menatapku tajam. Nyaliku entah lenyap ke mana, hilang bersama pintu yang ditutup kasar tadi. "Ah, eh, ah, eh. Kamu sudah sarapan?" Pertanyaan yang tidak terduga. Kupikir si Mami bakalan langsung marah-marah, eh, malah nanyain aku sudah sarapan atau belum. "Sudah, Tante," jawabku takut-takut. "Ya sudah, ayo temani saya makan," titahnya, sembari menggandeng Ricky dan mengajaknya masuk ke ruangan dalam. Lah, padahal kujawab aku sudah sarapan, kenapa malah diajak? Duh, kalau kayak gini, feeling-ku bilang kalau aku bakalan diinterogasi sama Kanjeng Mami. Benar saja, tak ada basa-basi, aku langsung disuruh duduk, ambil makanan dari meja, dan makan. Lah, padahal aku bilang sudah sarapan, dan Mami cuma bilang minta ditemani, kok malah disuruh maka
Terakhir Diperbarui : 2022-04-01 Baca selengkapnya