“Halo, Mas Yogi,” ucap Nayla yang menelepon Yogi untuk membantu dirinya. Nayla meremas tangannya, ia sebenarnya tidak yakin menghubungi laki-laki itu. Namun di antara kontak yang disimpan di dalam ponselnya, entah kenapa Nayla memilih untuk menghubungi dia. “Iya, halo, Nay. Ada apa?” jawab Yogi dari balik ponsel. “Mas, aku boleh minta bantuan kamu? Ibu aku tiba-tiba nggak sadarkan diri, Mas. Tadi kami juga hampir diusir oleh warga. Aku nggak tahu harus minta bantuan ke siapa lagi,” jelas Nayla. Yogi diam sejenak. Pasalnya ini masih jam kantor. “Nay, aku usahakan ke situ secepatnya.” Nayla tersenyum, akhirnya ada orang yang mau membantu dirinya juga, tanpa membawa-bawa kesalahan ayahnya. “Terima kasih, Mas. Aku tunggu di sini.” Sambungan telepon dimatikan. Nayla senang sekali ada yang masih mau membantu. Ia sadar selama ini tidak memiliki hubungan baik dengan siapa pun. Dengan Annisa pun sekarang ia gengsi. Pasti nanti Zidane akan melarangnya keras. Nayla mencob
Read more