"Jangan membenciku. Apa kau ingin melihatku gila?" ujar Zidane sambil bertanya kepada Annisa.Kedua alis gadis itu mengernyit dalam. "Apa hubungannya aku membencimu dengan kau menjadi gila?" tanyanya.Zidane mengulum senyum. "Tentu ada hubungannya," jawabnya. Dia menatap manik teduh itu dalam-dalam lalu turun ke bawah tepat di bibir tipis sang istri. "Jika kau membenciku, kau akan meninggalkan aku dan semua itu akan membuatku gila," aku Zidane kemudian."Kau tahu aku sangat mencintaimu, Kia. Bahkan kau selalu bertahta di hati ini sejak lama, bahkan walau kau tak bisa mengingatku," jelas Zidane.Annisa semakin mengernyitkan alis sambil menyipitkan matanya, terheran akan perkataan Zidane pada kalimat terakhirnya."Sejak lama?"Zidane mengangguk mengiakan."Kapan itu?" tanya Annisa lagi.Zidane terdiam, memperlihatkan ekspresi seperti sedang berpikir. Sementara itu, Annisa terdiam karena menunggu penjelasan suaminya."Hm, a
Read more