Home / Urban / Menantu Super Kaya / Chapter 231 - Chapter 240

All Chapters of Menantu Super Kaya: Chapter 231 - Chapter 240

577 Chapters

230. Pengawalan Ketat

“Oke, begini. Kita serang mereka sembunyi-sembunyi.”Kata-kata Andre membuat Tuan Besar Juta memuntahkan minumannya.“Maksudmu?”“Perlahan, orang-orang Lone Werewolf tahu siapa saja yang bekerja sama dengan kita. Menahan serangan, menurutku, juga percuma. Ada baiknya kita segera memberantas mereka. Ini. Lone Werewolf. Kita bisa menyuruh Gaga dan anak buahnya.”Victor geleng-geleng kepala.“Andre, bukannya aku meragukan ide-ide brilianmu. Tidak. Tidak sama sekali. Tapi, kasus ini, sedikit unik. Misal kita menyerang Lone Werewolf dan Serigala Merah dengan kekuatan penuh, seratus persen kita bisa memenangkannya. Nah, ada satu hal yang luput dari perhatianmu. Semua itu butuh waktu. Dan, itu tidak sebentar.”Menambahi ucapan Victor, Tuan Besar Juta kembali menegaskan. “Sementara, biarkan suasana reda. Pengalihan saham The Lyceum cukup membuat mereka ketar-ketir. Dan, jika kita buat masalah yan
last updateLast Updated : 2022-02-22
Read more

231. Perpecahan Orchid Dan Nayama

Menjelang sore, setelah memastikan keamanan anak dan istrinya, terutama dari sisi psikis serta mental mereka, Javier kembali ke dekat reruntuhan kastil. Diantar dengan pengawalan ketat, dua mobil jeep melaju ke sana.Tepat di sisi kiri, ada dua orang penjaga yang memeriksa seluruh pakaian penghuni mobil.“Untuk apa ini? Orchid pasti memihak Nayama. Jangan seenaknya memeriksa bawahanku! Apalagi, mereka bawa tamu istimewa dari Washington Barat! Cepat, lepaskan mereka! Lepaskan!” Anneth segera memaki dua penjaga.“Ada keramaian apa ini?” Tuan Besar Juta keluar bersama Andre dan Victor.“Ini. Lihat bawahan Anda, Tuan, mereka tidak percaya dengan bawahanku. Memeriksa salah satu tangan kanan Orchid dan salah satu petingginya saat ingin masuk ke markas pusat Nayama, apa itu etis?”“Anneth, tenangkan dirimu.” Victor coba mengingatkan.“Ini tidak bisa dibiarkan. Orchid sudah bekerja sama dengan Na
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

232. Lisa Keberatan

Rara telaten sekali merawat anak semata wayangnya, hingga Davin datang membawa semangkuk bubur.“Enak...” Lisa bisa tersenyum. “A-aku baru tahu, kamu bisa masak.”“Yah ... hidup sebagai orang biasa menuntutku bisa melakukan banyak hal. Salah satunya masak, bertahan di tengah hiruk-piruk dan kerasanya kehidupan, juga belajar bagaimana jadi pemimpin yang merakyat. Begitulah, terlampau susah di awal. Tapi, jika sudah biasa, bergelimang harta seolah tidak berasa apa-apa.”“Benar juga katamu.” Lisa kemudian minta didudukkan sembari bersandar di ujung ranjang. “Apa aku harus menjalani hidup sepertimu dulu biar bisa lebih sabar menjalani kerasya hidup?”“Buat apa? Kamu udah punya semuanya, Lisa. Cara pandangmu tentang harta, sikapmu menghadapi keluargamu sendiri, juga kesabaran hatimu menahan ego dan amarah ... semua itu lebih dari cukup untuk membuktikan kalau kamu perempuan hebat.”
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

233. Kembali Dihinakan

Davin tidak membawa apa-apa kecuali ponsel jadul yang biasa dia gunakan untuk telepon. Jam canggihnya juga ada di tangan Melvin.Berangkat ke sini tadi, dia diantar Boris yang sekarang sedang bersama Levy dan Melvin di luar negeri menyelesaikan proyek yang belum selesai.Terpaksa, Davin harus menyewa taksi untuk berangkat ke perbatasan.Tentu, agronya pasti lumayan mahal hingga membuat Davin harus membayar dengan sistem paylater : hutang dulu, dibayar belakangan.“Seingatku, ada bank di sana. Semoga saja mau menerima kartu hitam milik Nayama,” kata Davin, sembari terus berjalan keluar komplek. “Tapi, apa sopir taksi mau dibayar dengan sistem paylater? Ah, bodoamat. Aku harus segera menjalankan misi.”Terus berjalan sampai luar komplek villa, lalu menyetop sebuah taksi di pinggir jalan.Sopir taksi pertama tidak mau melayani Davin karena mengira Davin hanya pembantu komplek yang tidak memiliki uang sama sekali. Apalagi
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

234. Dikencingi Sopir Taksi

“Cuma ngehina? Apa bedanya dengan sekarang? Nggak menguntungkan sama sekali, Blok! Aku mau taruhan yang lebih ekstrem, misal kencingi bajumu, kek, atau kencingi wajahmu kalau kamu mau!?” Sopir taksi menghentikan taksinya, menoleh ke belakang dengan tatapan benci.“Sepakat!” jawab Davin, tanpa basa-basi.Ujang terkejut bukan main. Awalnya, dia hanya bercanda soal itu, tapi, Davin malah mengiyakannya.“Eits, taruhanmu kan, udah, tinggal taruhanku,” ketus Davin tiba-tiba.Melihat keseriusan Davin, si sopir malah tertantang melakukan taruhan yang jauh lebih ekstrem. “Katakan! Aku udah nggak sabar mau ngencingin muka kamu, dasar tolol!”“Kesepakatannya, misal aku nggak bisa bayar, kamu ngencingin aku. Tapi, misal aku bisa bayar, kamu kutampar sepuluh kali, tepat di pipi kiri dan kanan. Bagaimana?”Glek!Ujang meneguk ludah.Tubuh Davin bak bodybuilder yang bisa men
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

235. Straight

Meski sepakat tidak bisa membayar akan dikencingi, Davin, juga memiliki rasa kemanusiaan. Pride-nya sebagai Tuan Muda seolah hilang gara-gara supir taksi. Apalagi, sopir taksi di daerah ibukota terkenal dengan ciri khas kejamnya dalam sirkel pertaksian.“Tutup mulut besarmu, Bangsat! Ini jadi bayar apa nggak? Jangan cuma bisa itu-itu aja tapi ujung-ujungnya tetap sama, bohong dan cuma bisa ngebual! Mau dibuat apa kartu itu? Setahuku, di ibukota, nggak ada satu pun yang bawa kartu tanpa merk sepertimu!”“Sudah, turuti saja! Aku bisa bayar. Aku janji. Jani seorang lelaki bisa dipegang, bukan?” Davin menjawabnya santai.“Awas sampai bohong! Lihat saja, aku nggak segan bunuh kamu!”“Lakukan saja jika kamu bisa! Toh, apa kamu yakin, dengan tubuh agak krempeng dan perut buncit seperti itu bisa melukai tubuhku yang masih gesit? Tidak, kan? Makannya, diam dan turuti permintaanku sebelum aku makin marah!”
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

236. Straight 2

“Kamu barusan bilang, aku boleh melakukan apapun yang aku mau. Kesepakatannya benar begitu, kan?” lirih Ujang, sedikit mendesis.“Benar.”“Dengan tubuh krempengku, mustahil aku membuatmu kesakitan. Mungkin, aku mau merubah kesepakatannya. Semisal kamu tidak mampu bayar agro taksi, bagaimana kalau kamu memenuhi hasratku? Tubuhmu bagus, wajahmu rupawan. Aku pasti puas dibuatnya!”Deg!Jantung Davin berhenti berdenyut, sejenak, karena kaget. Permintaan Ujang di luar ekspektasi Davin.Dia, tanpa basa-basi, mengiyakan permintaan Ujang. Toh, di sana, ada ATM yang berfungsi dan dia bisa membalas pelecehan Ujang dengan sepuluh tamparan.“Sepakat!” Davin berujar tanpa basa-basi. Dia tidak takut pada ancaman itu. Toh, kalau dia berhasil mengambil uang dari ATM, dia bisa memberi si sopir pelajaran dengan menamparnya sepuluh kali.Toh, Davin, lama sekali tidak menampar orang sejak dia keluar dari pa
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

237. Markas Rahasia Serigala Merah

Namun, yang diharapkan Ujang tidak akan pernah terjadi. Hanya harapan belaka. Terutama, saat dia melihat Davin tersenyum dari balik pintu transparan ATM.Davin keluar dari sana membawa begitu banyak uang. Belum lagi, Davin membawanya seolah itu adalah uang mainan. Dia tidak peduli dengan uang yang berserakan di tanah.“Ini, kan, yang kamu mau?” Davin melihat Ujang dengan tatapan tajam. “Cepat buka bagasi mobilmu sebelum aku menghancurkannya!?”Ujang tidak percaya dengan apa yang dia lihat.Berulang kali dia meneguk ludah, takut. Matanya terbelalak hebat seolah habis melihat keajaiban yang tidak masuk di akal.“Woi, cepat buka bagasimu!?” Davin menaikkan suaranya sembari menendang pintu depan mobil.Ujang, dengan tangan gemetar, memencet tombol bagasi belakang.“Kamu lihat, kan? Aku masukkan semuanya! Aku tidak pernah berbohong soal uang. Kembaliannya bisa kamu ambil, asal kamu mau menuruti kes
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

238. Pergi Ke Australia

Usai mengirim berkas yang dia dapat dari pergudangan tua, Davin menghubungi Andre dan Victor, memastikan kalau informasi itu benar-benar masuk.“Benar, ini informasi mahal.” Tuan Besar Juta mengamati layar komputer Victor lekat-lekat.“Aku belum bisa membahasnya lagi. Urusan Hans yang bekerja sama dengan The Table, sementara aku tunda dulu. Ada urusan yang lebih genting, ini masalah Lisa.”“Tenang aja, Vin, nanti kita kabari kemajuan informasi mengenai Hans.”“Tapi, ini ada kaitannya dengan The Table, aku pusing mendengar nama itu. Mereka terlalu berpengaruh di mafia dunia bawah, bahkan bisa dikata, mereka penguasanya.“Selesaikan urusanmu. Masa depanmu jauh lebih penting. Di sini, ada tim khusus yang bertugas mengurus hal itu.” Tuan Besar Juta coba bijak menyikapi tingkah Davin....Pagi ini Davin dan Lisa berangkat menuju Australia untuk menyelesaikan urusan masing-masi
last updateLast Updated : 2022-03-01
Read more

239. Kembar Kontrak Darah

“Kenapa kau membela Serigala Merah?” tanya Yudha, dia penasaran, kok kembarannya tiba-tiba membelot, menentang idealismenya yang semula.“Dan kenapa juga kau membela Mamba?” balas Yudhis bertanya.“Aku membela Mamba karena aku tahu Nayama akan berkuasa di negeri ini. Jika aku mengikuti jejakmu, bisa-bisa Nayama memburuku karena kesepakatan awalku dengan Mamba.”“Memangnya kamu sepakat apa?”“Kontrak darah.”“Deg…”Detak jantung Yudhis berhenti sejenak. Dia kaget mengetahui saudara kembarnya mengikat kontrak darah dengan orang-orang Mamba.Tapi, namanya takdir, semua tidak bisa dirubah.Pilihannya hanya dua, Yudhis menyingkirkan ego dan berpihak pada Mamba, atau tetap membela Serigala Merah meskipun bermusuhan dengan saudara kandungnya sendiri.Kalau dipikir-pikir, omongan Yudha benar adanya.Serigala Merah hanyalah o
last updateLast Updated : 2022-03-01
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
58
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status