Home / Romansa / Penguasa Negeri Jin / Chapter 271 - Chapter 280

All Chapters of Penguasa Negeri Jin: Chapter 271 - Chapter 280

571 Chapters

Lonceng Kematian - 22

"Hai, ada apa? Kita masih jauh dari tujuan!" ujar pemilik perahu seraya mengayuh lebih kuat hingga perahunya meluncur mendekati perahu di sebelah depan."Kami ada keperluan sebentar. Temanku ini kepingin kencing! Kecuali kalau kau membolehkan dia beser di atas perahumu!" kata Bayu pula.Pada saat perahu yang ditumpangi Bintang berjajar dengan perahu di depannya, perempuan yang mendayung palingkan kepala. Ternyata dia adalah seorang perempuan berdandan mencorong. Selagi Bintang dan Bayu rasa-rasa pernah melihat perempuan itu, Arya sudah lebih dulu berseru seraya lambaikan tangan."Ruhlampiri!"Si perempuan di atas perahu balas melambaikan tangan disertai lontaran senyum yang membuat Arya langsung saja dia berdiri di atas perahu hingga perahu  yang masih berat oleh tenaga dalam Bintang itu bergoyang kian kemari. Air sungai masuk ke dalam perahu. Arya seolah tidak acuh, terus saja lambai-lambaikan tangannya kegirangan.Sebenarnya jika Arya menger
last updateLast Updated : 2022-02-23
Read more

94. Perjamuan Pengantar Arwah - 1

Breeettt!"Satu topeng tipis terbuat dari daun kering robek dan tanggal dari wajah si nenek. Kini kelihatanlah wajahnya yang asli. Satu wajah perempuan tua berkumis halus dan ada anting-anting besar mencantel di kedua telinganya. Kejut Arya bukan alang kepalang. Mata jerengnya mendelik besar. Lututnya goyah dan mukanya sepucat kain kafan!"Jin Pembedol Usus" mulut Arya bergetar mengucap nama orang yang tegak di depannya sambil bertolak pinggang dan tertawa cekikikan. Tenggorokannya seolah menenggak batu panas!"Kau memang kekasihku tercinta! Buktinya kau masih ingat siapa diriku! Hik... hik. hik!"Si nenek yang tadinya menyamar sebagai Ruhlampiri ternyata adalah anak buah Jin Muka Seribu yang dikenal dengan julukan Jin Pembedol Usus."Saat ini, apakah kau masih ingin melihat tubuhku Hai makhluk berasal dari negeri manusia?"Arya tak menjawab. Dia hanya tegak dengan mata jereng melotot. Ilernya mengucur tak berkeputusan."Hik. hik! Unt
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

Perjamuan Pengantar Arwah – 2

Dari mulutnya keluar suara mengerang."Arya.... Aku... sebenarnya hanya menguji hatimu. Aku ingin tahu sampai di mana rasa suka yang kau ucapkan. Ternyata kau tega menjatuhkan tangan keras..” Sepasang mata si nenek tampak berkaca-kaca. "Aku pasrah.... Aku ingin kau membunuhku saat ini juga. Tapi sebelum aku menemui ajal, ingin kutunjukkan padamu. Sebenarnya aku sejak lama diam-diam mencintaimu”Tentu saja Arya jadi melongo mendengar ucapan si nenek. "Kau.       kau mencintaiku sejak lama?""Dengan sepenuh hati Hai kekasihku. Penuhi permintaanku. Bunuhlah diriku. Aku akan merasa tenteram di alam roh jika tanganmu sendiri yang merenggut nyawaku”"Aku.Tak mungkin aku membunuhmu!" kata Arya pula seraya melangkah mendekat. "Bunuh aku dan peluk diriku sebelum ajalku melayang”"Kalau kau memang mencintai diriku, bagaimana mungkin aku membunuhmu! Mari kulihat cidera di pinggulmu. Aku menyesal menjatuhka
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

Perjamuan Pengantar Arwah – 3

Bintang berpaling pada Bayu. "Aku mendengar suara seperti orang mencebur ke dalam air. Dia pergi mencari perahu atau mencebur mandi!"Bayu tak menjawab. Bintang berpikir. Tiba-tiba dia ingat sesuatu. Serta merta Bintang melompat dan lari menuju tepi sungai. Bayu mengikuti dari belakang. Di tepi sungai Bintang dan Bayu hanya menemukan perahu dalam keadaan mengapung terbalik. Arya tak kelihatan mata hidungnya. Tiba-tiba Bayu berseru seraya menunjuk ke tengah sungai."Bintang! Lihat!"Air sungai di sebelah tengah tampak merah. "Darah!" ujar Bintang. "Jangan-jangan Arya bunuh diri atau dibunuh orang!'?"Bunuh diri? Apa alasannya? Dibunuh orang, oleh siapa?!" kata Bayu pula."Aku akan menyelidik!" Bintang segera hendak melompat terjun ke dalam sungai yang lebar dan dalam itu. Tapi Bayu cepat menghalangi. "Urusan di dalam air serahkan padaku! Sudah lama aku tidak menyelam!" Bayu memang sanggup mengarungi dan menyelami laut luas, maka sungai baginya bukan
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

Perjamuan Pengantar Arwah – 4

"Tolong...! Aku takut! Aku gamang! Turunkan diriku! Tolong! Aku takut jatuh...!"Di cabang sebatang pohon tinggi Bintang dan Bayu kemudian menemukan seorang anak berusia sekitar delapan tahun dalam keadaan terikat.Disampingnya terikat sebuah keranjang berisi mempelam. Bintang dan Bayu segera naik ke atas pohon, melepas ikatannya lalu membawa turun ke tanah sekalian dengan keranjang berisi mangga itu."Anak, katakan apa yang terjadi denganmu! Bagaimana kau bisa berada di atas pohon dalam keadaan terikat?!" bertanya  Bintang."Orang jahat itu yang melakukannya!" jawab si anak sambil memandang ke arah sungai penuh takut."Orang jahat siapa? Kau mengenalinya?" tanya Bayu.Si anak menggeleng. "Tidak pernah kulihat orang itu sebelumnya. Rambutnya panjang sepinggang. Tubuhnya bau! Matanya merah. Mukanya bopeng. Giginya besar-besar. Mungkin dia bukan orang tapi roh jahat! Aku takut...!""Kau tak usah takut. Ada kami di sini menolongmu.
last updateLast Updated : 2022-02-25
Read more

Perjamuan Pengantar Arwah – 5

"Agaknya perlu diberi tahu siapa kita adanya! Agar landak bermuka manusia kuning ini tahu diri! Tidak jual lagak dan meludah segala!" Kakek di atas batu besar sebelah kiri gerakkan tangan kanannya ke pinggang.Tubuhnya melesat ke depan. Selarik cahaya merah berkiblat."Traanngg!""Braaakkk!"Sebuah batu besar yang terletak tiga langkah di hadapan Jin Patilandak terbelah dua. Sebelum dua belahan jatuh ke tanah si kakek sudah melesat dan tegak kembali di atas batu tempatnya semula!Orang lain mungkin akan tersentak kaget dan kecut nyalinya melihat kemampuan si kakek dan kehebatan pedang merahnya. Tapi Jin Patilandak yang sudah kesal melihat tingkah laku dua kakek nenek itu tidak pandang sebelah mata. Malah kembali dia semburkan ludahnya. Meledaklah kemarahan sepasang kakek nenek itu. Si kakek acungkan pedang merahnya ke udara seraya berteriak."Muridku Pagandrung dan Pagandring! Kami guru kalian! Pajahilio dan Ruhjahilio! Kami telah menemukan
last updateLast Updated : 2022-02-25
Read more

Perjamuan Pengantar Arwah – 6

Ruhjahilio berseru Kaget melihat apa yang terjadi. Sebaliknya Jin Patilandak meraung marah. Dia tidak lagi memperhatikan sambaran pedang Pajahilio. Masih untung senjata si kakek hanya membabat putus sembilan bulu landak yang ada di punggungnya. Walaupun rasa sakit menggeletari sekujur tubuhnya bagian belakang namun Jin Patilandak tidak peduli.Didahului dengan menghantamkan selusin duri landaknya ke arah Ruhjahilio, Jin Patilandak susul menyerang dengan sinar Mega Kuning Liang Batu.Ruhjahilio terpekik ketika dua duri landak menyusup di kembennya dan menusuk permukaan kulitnya. Nenek ini berkelebat ke balik batu besar. Untung dia berlaku cepat. Walau batu besar itu hancur berantakan dihantam sinar Mega Kuning Liang Batu dan mengepulkan asap kuning beracun namun si nenek masih sempat selamatkan diri dengan membuat dua lompatan cepat.Seperti tidak sadar kalau saat itu dia tengah menghadapi bahaya besar dari dua musuh berkepandaian sangat tinggi, Jin Patilandak ja
last updateLast Updated : 2022-02-25
Read more

Perjamuan Pengantar Arwah – 7

Pajahilio menggerung keras menyaksikan keadaan kekasihnya itu. Amarahnya meluap. Darah di kepalanya seolah mau muncrat menembus ubun-ubun. Cepat dia menyambar dan mendukung sosok sang kekasih.Sepasang matanya memandang melotot dan menyorot penuh geram ke arah dua orang di kegelapan namun tak berani melakukan apa-apa. Dalam hati kakek ini membatin. "Dua orang dalam gelap itu pasti dara bernama Ruhcinta dan Jin Budiman. Dua pendekar berkepandaian yang sukar dijajagi. Jin Muka Seribu saja belum tentu mampu menghadapi salah satu dari mereka. Aku tak mau cari penyakit walau kelak Jin Muka Seribu akan menjatuhkan hukuman berat padaku!"Tanpa banyak bicara, dengan darah mendidih si kakek akhirnya putar tubuh. Sebelum berkelebat pergi dan menghilang di kegelapan malam dia masih sempat keluarkan suara."Kalian berdua! Aku tidak akan melupakan wajah kalian! Suatu saat kami berdua akan melakukan pembalasan!"Orang dalam gelap mendengus. Satunya lagi berkata. "Sebel
last updateLast Updated : 2022-02-26
Read more

Perjamuan Pengantar Arwah – 8

Begitu Jin Patilandak menyebut nama orang di hadapannya itu, terkejutlah gadis berpakaian biru yang ada hiasan bunga tanjung di keningnya. Gadis ini cepat palingkan kepala, menatap tajam pada sosok yang tegak sekitar sepuluh langkah di sisi kanannya."Benar dia rupanya. Makhluk muka hitam yang terus-terusan mengikuti. Beberapa waktu lalu aku berhasil menghilang dari kuntitannya. Bagaimana malam ini dia tahu-tahu bisa berada di bukit dingin ini? Sebaiknya aku segera pergi saja”Orang bermuka hitam yang maklum akan gerak hati Ruhcinta segera maju mendekat sampai tiga langkah lalu berucap. "Hai gadis, pertemuan ini mungkin tidak menyenangkan bagimu. Sedang bagiku adalah satu harapan yang sangat besar”"Harapan apa?" tanya Ruhcinta heran. Gadis ini jadi berdebar. Dia membatin. "Setiap harapan yang baik selalu disertai rasa kasih. Apakah orang ini”"Gadis bernama Ruhcinta, kau tentu masih ingat pertemuan kita terakhir di bukit tempat Dewi Awa
last updateLast Updated : 2022-02-26
Read more

Perjamuan Pengantar Arwah – 9

Jin Patilandak ucapkan terima kasih lalu duduk di atas batu. Jin Budiman berpaling pada Ruhcinta lalu lanjutkan pembicaraannya."Dari kabar yang kusirap, kau pernah bertanyakan tentang seorang bernama Pajundai. Apakah benar?"Sepasang mata Ruhcinta membesar dan menatap lekat-lekat pada si muka hitam. Lalu dia anggukkan kepala. "Apakah kau mengetahui orang itu dan di mana beradanya?" bertanya Ruhcinta. "Atau mungkin kau ada sangkut paut dengan dirinya?!""Hai. Orang itu berada di Istana Surga Dunia!" jawab Jin Budiman. Kagetlah Ruhcinta mendengar jawaban itu. "Hai! Jika ucapanmu itu benar adanya, dapatkah kau memberikan bukti dan kesaksian?""Seseorang bisa saja memberikan bukti dan kesaksian. Tetapi bukti dan kesaksian yang terbaik adalah jika orang yang menginginkannya sendiri yang melakukan penyelidikan. Aku hanya cukup memberitahu. Pajundai itu sebelumnya bernama Pabahala. Dan dia bukan lain adalah makhluk yang bernama Jin Muka Seribu!"
last updateLast Updated : 2022-02-27
Read more
PREV
1
...
2627282930
...
58
DMCA.com Protection Status