Beranda / Romansa / Penguasa Negeri Jin / Perjamuan Pengantar Arwah – 9

Share

Perjamuan Pengantar Arwah – 9

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Jin Patilandak ucapkan terima kasih lalu duduk di atas batu. Jin Budiman berpaling pada Ruhcinta lalu lanjutkan pembicaraannya.

"Dari kabar yang kusirap, kau pernah bertanyakan tentang seorang bernama Pajundai. Apakah benar?"

Sepasang mata Ruhcinta membesar dan menatap lekat-lekat pada si muka hitam. Lalu dia anggukkan kepala. "Apakah kau mengetahui orang itu dan di mana beradanya?" bertanya Ruhcinta. "Atau mungkin kau ada sangkut paut dengan dirinya?!"

"Hai. Orang itu berada di Istana Surga Dunia!" jawab Jin Budiman.

 Kagetlah Ruhcinta mendengar jawaban itu. "Hai! Jika ucapanmu itu benar adanya, dapatkah kau memberikan bukti dan kesaksian?"

"Seseorang bisa saja memberikan bukti dan kesaksian. Tetapi bukti dan kesaksian yang terbaik adalah jika orang yang menginginkannya sendiri yang melakukan penyelidikan. Aku hanya cukup memberitahu. Pajundai itu sebelumnya bernama Pabahala. Dan dia bukan lain adalah makhluk yang bernama Jin Muka Seribu!"

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penguasa Negeri Jin   Perjamuan Pengantar Arwah – 10

    Belum sempat Ruhcinta menyelesaikan ucapannya tiba-tiba di langit kelihatan belasan nyala api laksana barisan obor bergerak turun ke bawah. Barisan obor itu berbentuk lingkaran dan gerakannya turun sangat cepat.Udara yang sudah sangat dingin di tempat itu mendadak bertambah luar biasa dinginnya. Semua orang yang ada di tempat itu jadi menggigil dan kaku seperti beku sekujur tubuh mereka. Ruhcinta, Jin Patilandak dan Si Jin Budiman kerahkan tenaga dalam dan cepat atur jalan darah masing-masing. Tapi tak ada gunanya. Ketiga orang ini tetap saja tak mampu bergerak dan membuka suara.Pada saat barisan obor berbentuk lingkaran mencapai ketinggian sepuluh tombak dari atas bukit batu, ketiga orang itu baru mampu melihat bahwa yang membawa nyala api itu adalah lima belas sosok perempuan muda berpakaian tipis berwarna abu-abu."Dewi dari atas langit...” Ke tiga orang itu sama membatin.Tiba-tiba lima belas nyala api melebar dan menyatu lalu bergerak ke arah

  • Penguasa Negeri Jin   Perjamuan Pengantar Arwah – 11

    RUHCINTA hampir kehabisan tenaga karena sepanjang malam dia berlari terus menerus mengikuti Jin Patilandak. Di sebelah depan Jin Patilandak juga merasakan sekujur tubuhnya seperti mau bertanggalan. Nafasnya megap-megap. Dia lari mengikuti gagak hitam yang terbang rendah di depannya.Pada saat langit di sebelah timur tampak terang, gagak hitam melesat ke arah selatan, memasuki satu kawasan bebukitan rendah ditumbuhi aneka warna kembang yang sedang mekar. Baik Jin Patilandak maupun Ruhcinta tidak sempat memperhatikan keindahan disekelilingnya. Mereka lari terus. Waktu menyeberangi satu anak sungai kecil dan dangkal serta berair sejuk jernih, Jin Patilandak pergunakan kesempatan untuk meneguk minum sepuas hatinya lalu lari lagi mengikuti gagak hitam yang berputar-putar seolah sengaja menunggu. Hal yang sama juga dilakukan Ruhcinta. Gadis ini cuci mukanya lalu teguk air sejuk itu. Ketika dilihatnya Jin Patilandak melanjutkan larinya, dia pun ikut mengejar.Di salah satu pu

  • Penguasa Negeri Jin   Perjamuan Pengantar Arwah – 12

    "Dewi Awan Putih!" Jin Patilandak dan Ruhcinta berseru hampir berbarengan. Terkejut dan tidak menyangka sama sekali akan menemui sang Dewi di tempat itu. Sesaat kedua orang yang baru masuk ini tegak terpana menatapi wajah Dewi Awan Putih. Aneh, kedua orang ini melihat ada bekas menangis pada sepasang mata biru sang Dewi."Kalian datang hanya berdua?" tanya Dewi Awan Putih karena diam-diam dia mengharap Bintang juga muncul bersama mereka. Sang Dewi menjadi kecewa karena memang hanya Jin Patilandak dan Ruhcinta yang masuk ke dalam goa. Apalagi sejak beberapa waktu lagi dia merasa cemburu atas hubungan Bintang dengan Ruhcinta.Dari hanya terkejut Jin Patilandak berubah menjadi marah. Kehidupannya yang penuh derita selama ini adalah gara-gara kutukan Para Dewi. Patung yang sangat disayanginya lenyap dilarikan orang. Ternyata Dewi Awan Putih yang melakukannya!"Dewi Awan Putih, jadi kau rupanya yang punya pekerjaan! Sungguh aku tidak menyangka! Dari dulu tindakanmu s

  • Penguasa Negeri Jin   Perjamuan Pengantar Arwah – 13

    "Mengapa kau melakukan hal itu Hai Dewi Awan Putih? Menjadi pahlawan untuk sebuah patung benda mati?""Terus terang aku tidak suka dengan tindakan Para Dewi. Mereka telah melangkah terlalu jauh dalam mengurus hal-hal yang tak patut mereka lakukan. Kemudian satu hal yang amat penting, seperti aku katakan tadi patung ini bukan patung biasa. Apakah kau tidak merasa bahwa dalam aliran darahmu, dalam detak jantungmu seperti ada pertalian batin antaramu dengan patung ini”"Aku tidak mengerti”"Kau menyukai patung ini. Kau menyayangi mengasihinya. Hai, itulah yang kumaksudkan pertalian batin, sambung rasa. Kau bahkan tidak peduli akan keselamatan tubuh serta jiwamu sendiri demi menyelamatkan patung ini. Itulah rasa kasih sayang sejati. Mengenai kasih sayang pengetahuanku hanya secupak dangkal. Mungkin kerabat Ruhcinta bisa menjelaskan”Ruhcinta diam saja tapi dia tahu kalau Dewi Awan Putih menyindirnya. "Apa pula maksud Dewi satu ini menyindirk

  • Penguasa Negeri Jin   Perjamuan Pengantar Arwah – 14

    KUDA HITAM berkaki enam itu melesat ke dalam senja memasuki malam. Maithatarun yang berada di sebelah depan menunjuk ke arah timur. Sebuah bukit terjal kelihatan menghitam di kejauhan."Itu bukit tujuan kita," kata Maithatarun lalu memperlambat lari kudanya. "Yang di arah barat itulah yang disebut Pabukit Tanpa Mentari. Pada pagi hari sampai siang bukit itu tidak pernah kena matahari. Waktu matahari beralih ke barat sinarnya juga tidak bisa menyentuh bukit karena ada bukit lain yang lebih tinggi menghalangi”"Aku heran," kata Bayu yang duduk di paling depan Paekakienam. "Kalau ada orang mau membunuh Arya itu, mengapa susah-susah mengundang dan mengadakan Perjamuan Pengantar Arwah segala!""Nenek berjuluk Jin Pembedol Usus yang menyamar jadi Ruhlampiri itu jelas-jelas adalah kaki tangan Jin Muka Seribu," menyahuti Bintang. "Aku yakin penculikan Arya ini satu jebakan yang didalangi oleh Jin Muka Seribu!""Aku juga menduga begitu," kata Maithatarun yan

  • Penguasa Negeri Jin   Perjamuan Pengantar Arwah – 15

    "Jebakan salah-salah bisa membuat kita lupa," kata Maithatarun. "Apa lagi yang kau lihat. Jin Muka Seribu ada di sana?"Bintang menggeleng. "Manusia Segala Tipu, Segala Keji dan Segala Nafsu itu mana berani unjukkan muka terang-terangan. Dia selalu bersembunyi di balik punggung kaki tangannya. Aku juga tidak melihat kawan kita Arya. Di atas meja banyak hidangan dan minuman. Namun belum ada satu pun yang menyentuh. Ada dua buah kursi kosong di kiri kanan meja. Rupanya sesuai undangan, untukku dan untuk Bayu.... Tunggu dulu. Ada dua orang menggotong sebuah kursi besar. Homm. Kukira itu kursi untukmu Maithatarun. Aneh, bagaimana mereka bisa mengetahui kehadiranmu?""Jin Muka Seribu punya banyak pembantu dan mata-mata. Kalian sudah siap?" tanya Maithatarun. Bintang dan Bayu anggukkan kepala. Maithatarun tepuk pinggul kuda hitam berkaki enam. Binatang raksasa ini segera melompat lari menuruni lembah kecil. Tak selang berapa lama dalam kegelapan di depan sana kelihatan cahay

  • Penguasa Negeri Jin   Perjamuan Pengantar Arwah – 16

    Gadis cantik yang duduk di samping kiri Bayu lalu ambil cangkir kayu berbentuk piala berisi minuman dan menyerahkannya padanya sambil tersenyum kedipkan mata. Bayu seperti melayang di sorga balas tersenyum serta kedipkan dua matanya berulang kali lalu ambil piala kayu. Gadis yang duduk di samping kanan Bayu membantunya mendekatkan piala kayu ke bibirnya."Gluk... gluk” Bayu teguk minuman dalam piala kayu dua kali. Rasa hangat menjalar sampai ke perutnya. Mukanya berubah merah. Bayu ini tersenyum. Kedipkan matanya. Dengan dua tangannya dipegangnya lengan gadis cantik di sebelahnya lalu dekatkan piala kayu ke mulut dan teguk kembali anggur di dalamnya. Sesaat kemudian anak ini batuk-batuk lalu tersandar ke kursi.Dua matanya berputar-putar dan mulutnya pencong ke kiri. Air liurnya mulai meleleh. Di sisi meja yang lain Bintang dan Maithatarun juga mengalami hal yang sama. Dua orang ini tampak seperti melayang-layang seperti meneguk minuman yang disuguhkan. Keduanya

  • Penguasa Negeri Jin   Perjamuan Pengantar Arwah – 17

    "Hai! Tak ada jawaban! Berarti para tamu minta makanan utama dihidangkan secara matang!" Gadis itu memberi tanda pada juru masak dengan lambaian tangan. Si muka bopeng menyeringai. Dengan tangan kirinya dia putar palang besi di atas perapian. Sosok Arya berputar-putar di atas gerobak. Lalu si muka bopeng cabut dua buah benda yang tersisip di pinggangnya yakni sebilah golok penjagal besar, berbentuk empat persegi panjang, putih berkilat dan sebatang besi lancip. Golok digosok-gosokkannya berulang kali ke batangan besi hingga mengeluarkan suara gesekan mengerikan. Di atas gerobak sosok Arya kembali kucurkan air liur.Tiba-tiba tangan kiri juru masak bermuka bopeng itu tusukkan besi lancip ke perut Arya. Tangan kanan yang memegang golok persegi panjang dibacokkan ke pangkal paha si kakek!Serrrr! Air liur Arya mancur deras!Hanya tinggal sejengkal ujung besi lancip akan menembus perut dan sekejapan lagi bagian tajam golok penjanggal akan memutus amblas pangkal paha

Bab terbaru

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 23

    Tak lama, dua sosok tinggi besar muncul. Entah darimana asal keduanya datang. Tapi kedatangan kedua sosok ini membuat orang-orang yang ada ditempat itu langsung bersujud dihadapan keduanya, sosok keduanya begitu amat besar bahkan 2x besarnya dari ukuran manusia biasa. Keduanya tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa. Di sisi lain, Zaynpun tampak memperhatikan kedua sosok besar yang kini tengah mendatanginya dan berhenti beberapa langkah dihadapannya. Kini kedua belah pihakpun sudah saling berhadapan dan terlihat jelas perbedaan diantara keduanya, sosok Zayn yang kecil berbanding sosok keduanya yang berdiri dihadapan Zayn. Sementara itu, salah satu dari kedua sosok besar itu tampak berpaling kearah sosok si pemimpin yang telah tewas dengan golok hitam yang menancap didadanya. “Bawa dia pergi dari sini!” ucap salah satu dari kedua pria besar itu. Para anak buah si pemimpin yang tersisa dengan cepat menggotong pemimpin mereka dan pergi meninggalkan tempat itu. Semen

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 22

    “Tendangan Berputar! Hyyaaa!”. tubuh Zayn berubah menjadi satu putaran cepat kearah para penyerangnya, dan ;“Dess...desss...dessss.......akhh....akkkkkhhhhh...”. dalam sekejap saja belasan orang yang tersisa sudah terlempar dan terkapar ketanah akibat serangan dasyat yang dilancarkan oleh Zayn dan kini dengan mantapnya Zayn kembali turun ketanah. Kini yang tersisa hanya si pemimpin saja lagi yang saat itu masih sangat terkejut melihat belasan anak buahnya kini sudah terkapar disana sini.Kini barulah terbuka matanya, kalau pemuda yang dianggapnya masih begitu ingusan itu bukanlah orang sembarangan dan hal ini cukup disadarinya, tapi untuk pergi melarikan diri dari tempat itu tak mungkin dilakukannya, bagaimana tanggapan teman-teman dan anak buahnya kelak jika dia sebagai seorang pemimpin harus melarikan diri dari pertarungan.Maka satu keputusanpun diambil.Weeeerrrr...! Weeeerrrr...!Pemimpin ini terlihat memutar golok dit

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 21

    “Ha ha ha! kau tak akan bisa lari dari golok pencabut rohku ini, bersiaplah kau untuk ma...”. belum lagi si pemimpin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sosok pemuda yang tadinya masih berada beberapa langkah didepannya kini sudah berada dihadapannya, bahkan ;Desss...!!!Satu tendangan cepat telah menghantam wajahnya, hingga langsung membuat si pemimpin ini langsung terlempar jauh. Kejadian yang begitu amat cepat ini tentu saja sangat mengejutkan para anak buahnya, karena sedikitpun mereka tadi tidak melihat kapan pemuda yang saat itu masih berada beberapa tombak dari pemimpin mereka bergerak, tahu-tahu kini pemimpin mereka sudah terkapar ditanah dan kini dengan susah payah terlihat bangkit. Walau terkejut karena mendapati serangan yang sungguh tidak terlihat olehnya, tapi si pemimpin terlihat menggeram marah, apalagi saat melihat pemuda yang masih berusia ingusan itu tampak cengar cengir saja menatap kearahnya..“Hei! ayo cepat serang dia

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 20

    Serangan balik Zayn langsung menjatuhkan beberapa orang lawannya. Beberapa jurus berikutnya, satu demi satu para penyerangnya jatuh. Melihat hal ini Si pemimpinpun baru menyadari kalau saat ini lawan yang dihadapinya bukanlah pemuda biasa, maka ;“Mundur!”. perintahnya lagi, dan dengan serentak sisa-sisa anak buahnya langsung melompat mundur.Kini si pemimpin kembali menyerang kearah Zayn, dengan menggunakan sebilah golok berwarna hitam ditangannya. Sekali lihat saja, Zayn tau, kalau golok itu berbahaya, karena sangat berbeda dari golok-golok biasanya, maka Zayn pun tak ingin setengah-setengah lagi menghadapi lawannya. Pertarungan sengitpun terjadi diantara keduanya.Sementara itu. Si youtuber yang sejak tadi terus merekam secara live perkelahian itu, tampak tak berkomentar lagi. Mulutnya ternganga. Kaget dan juga kagum. Baru kali ini dia melihat perkelahian seperti itu, perkelahian yang menurutnya hanya ada di TV-TV. Tapi sekarang justru live diliha

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 19

    Bukan saja para anak buahnya yang kaget melihat pemimpin mereka dapat dikalahkan hanya dalam satu gebrakan saja, tapi sang gadis yang saat itu juga tengah memperhatikan pertarungan tersebut juga terkejut. Walaupun dia melihat Zayn seperti melakukan gerakan yang asal-asalan, tapi justru membuat pertahanan Si pemimpin jebol.“Apakah hanya itu kemampuan pemimpin kalian?”. ucap Zayn lagi dengan nada mengejek. Hal ini membuat Si pemimpin geram bukan kepalang.“Serang dia!”. teriak Si pemimpin memberikan perintah kepada para anak buahnya. Dengan serentak para anak buahnya yang berjumlah belasan orang itu langsung menyerang kearah Zayn. Ditempatnya, sang gais terkejut melihat belasan lelaki itu menyerang kearah Zayn, sang gadis ingin membantu, tapi segera diurungkan niatnya saat melihat pemuda itu tampak seperti tenang-tenang saja, walaupun serangan gerombolan lelaki itu sudah semakin dekat kearahnya.Sementara itu, di salah satu sudut tenggara

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 18

    “Pergi! Tinggalkan aku!” teriak si gadis“Maafkan kami tuan putri, tuanku maharaja memerintahkan untuk membawa tuan putri kembali”“Sudah kubilang. Aku ingin jalan-jalan dulu di negeri manusia ini, kalian kembali saja. Katakan pada ayahanda raja seperti yang aku katakan pada kalian” bentak sigadis dengan mata melotot“Maafkan kami tuan putri, tolong jangan mempersulit kami. Kalau kami kembali tanpa membawa tuan putri bersama kami. Tuanku maharaja pasti akan memancung kepala kami semua” kata seorang laki-laki yang berparas cukup sangar yang sepertinya merupakan pemimpin dari gerombolan lelaki tersebut.Sebelum perdebatan makin panjang, diantara mereka. Tiba-tiba saja perhatian mereka terpecahkan saat seorang pemuda yang datang dengan tergopoh-gopoh kearah mereka dengan mendorong motornya.Pemuda yang tak lain adalah Zayn itu, segera memarkirkan motornya tak jauh dari si gadis. Lalu dengan setengah berl

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 17

    Beberapa hari setelah Una Lyn mendatangi Zayn dengan cara yang sangat mengejutkan. Kini Zayn baru saja pulang dari tempat temannya dengan mengendarai skuter maticnya. Di tengah jalan, hampir-hampir saja Zayn harus mendorong motornya, karena kehabisan bensin, untunglah masih ada warung yang buka yang menjual bensin. Biarpun harganya sedikit mahal daripada pom bensin, tapi Zayn tetap bersyukur, karena ditengah malam begini masih ada yang buka.Setelah mengisi full tangki bensinnya, Zayn kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumahnya, sepanjang jalan yang dilewatinya, hanya sesekali Zayn berpapasan dengan mobil truk pengangkut batu bara. Di depan sana, sebentar lagi Zayn akan melewati sebuah pemakaman umum yang menurut penuturan orang-orang sangat angker, karena terlihat penampakan disekitar area pemakanan ditengah malam oleh orang-orang yang melewati tempat itu.Saat sudah semakin mendekati pemakaman umum tersebut, Zayn mulai memacu lari motor maticnya sedikit

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 16

    “Kau satu-satunya orang yang berhasil membunuh Jin Muka Seribu” kata Una Lyn lagi. Kali ini wajah Zayn kembali berubah mendengarnya.Terbayang diingatan Zayn, saat-saat sebelum dirinya tersedot kembali ke dunia manusia, Zayn sempat menghantam Jin Muka Seribu dengan tapak petirnya dan dengan telak menghantam kening Jin Muka Seribu. Jin Muka Seribu tewas dengan wajah hancur tak berbentuk lagi.“Kini, namamu sangat terkenal di negeri jin Zayn, bahkan sampai ke telinga tuanku maharaja”. Sambung Una Lyn lagi, Zayn tetap diam mendengarkan. “Tuanku maharaja mengutusku kemari untuk membawamu kembali ke negeri jin. Sepertinya, tuanku maharaja ingin mengangkatmu sebagai prajurit kehormatan di negeri jin, Zayn”“Aku, Baron dan Bayu datang ke negeri jin adalah untuk menyelamatkanmu dan Surya. Aku senang mendengar dan melihat kau dan surya selamat, Lyn. Kini aku tak memiliki alasan lagi untuk kembali ke negeri jin”Wajah

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 15

    Saat jubah dikepala itu terbuka, terlihatlah seraut wajah cantik jelita, memandang kearah Zayn dengan penuh senyum.“Una Lyn..!” ucap Zayn tanpa sadar dengan kedua mata membesar saat mengenali sosok yang kini tengah berdiri dihadapannya.“Apa kabar Zayn?” tanya sosok jelita itu yang memang tak lain adalah Una Lyn.“B-baik...” entah kenapa tiba-tiba Zayn menjadi gugup.Una Lyn tersenyum melihat kegugupan Zayn, lalu dengan senyum semanis madu. Una Lyn mengambil duduk dihadapan Zayn dan dengan lembut menggenggam tangan Zayn.“Syukurlah kau masih ingat denganku, Zayn” katanya lembut“A-apa yang terjadi padamu Lyn, dimana Surya?”Una Lyn terlihat menarik nafas panjang, lalu kemudian berkata ; “Surya sudah tidak bersamaku lagi Zayn”.Wajah Zayn memucat mendengar hal itu. “Maksudmu, Surya sudah meninggal?”“Oh tidak! Tidak Zayn, Surya masi

DMCA.com Protection Status