Share

Perjamuan Pengantar Arwah – 5

"Agaknya perlu diberi tahu siapa kita adanya! Agar landak bermuka manusia kuning ini tahu diri! Tidak jual lagak dan meludah segala!" Kakek di atas batu besar sebelah kiri gerakkan tangan kanannya ke pinggang.

Tubuhnya melesat ke depan. Selarik cahaya merah berkiblat.

"Traanngg!"

"Braaakkk!"

Sebuah batu besar yang terletak tiga langkah di hadapan Jin Patilandak terbelah dua. Sebelum dua belahan jatuh ke tanah si kakek sudah melesat dan tegak kembali di atas batu tempatnya semula!

Orang lain mungkin akan tersentak kaget dan kecut nyalinya melihat kemampuan si kakek dan kehebatan pedang merahnya. Tapi Jin Patilandak yang sudah kesal melihat tingkah laku dua kakek nenek itu tidak pandang sebelah mata. Malah kembali dia semburkan ludahnya. Meledaklah kemarahan sepasang kakek nenek itu. Si kakek acungkan pedang merahnya ke udara seraya berteriak.

"Muridku Pagandrung dan Pagandring! Kami guru kalian! Pajahilio dan Ruhjahilio! Kami telah menemukan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status