Beranda / Romansa / Penguasa Negeri Jin / Bab 291 - Bab 300

Semua Bab Penguasa Negeri Jin: Bab 291 - Bab 300

571 Bab

Perjamuan Pengantar Arwah – 20

Di dalam telaga yang kedalamannya setinggi leher, Bintang kibas-kibaskan rambut ekor kudanya basahnya. Dia     bermaksud hendak menselulupkan tubuhnya sampai kepala sekali lagi baru keluar dari telaga itu. Namun tiba-tiba, pluk! Sebuah benda menghantam kepalanya. Kagetnya sang pendekar bukan kepalang. Pundaknya sampai tersentak ke atas. Benda yang tadi mengenai kepalanya itu jatuh ke telaga. Sebelum tenggelam ke dalam air Bintang cepat mengambilnya. Ternyata sebuah jambu muda berwarna hijau. Bintang memandang berkeliling. “Tak ada pohon jambu sekitar telaga ini. Berarti ada orang jahil mempermainkanku!” pikir Bintang sambil memperhatikan seputar telaga. Tapi dia tak melihat siapa-siapa. “Jangan-jangan ini pekerjaan Bayu atau Arya. Awas mereka berdua. Akan kubalas nanti!”Bintang lalu memasukkan tubuh dan kepalanya ke dalam air telaga yang sejuk itu. Sesaat kemudian kepala disusul tubuhnya mencuat kembali di permukaan air telaga. Jus
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-03
Baca selengkapnya

Perjamuan Pengantar Arwah – 21

Di bawah pohon Bintang memandang ke atas. “Sial!” Dia menggerendeng. “Ranting dan daun pohon ini rapat sekali! Aku tidak dapat melihat orang-orang di atas sana! Mereka pasti sudah kabur lagi!” Bintang lepaskan rangkulannya pada batang di bawah pohon. Lalu memutar tubuh, maksudnya hendak duduk bersandar di bawah pohon itu. Namun begitu berputar mendadak sontak dia jadi tersentak kaget. Matanya membeliak dan mulut ternganga. Di hadapannya berdiri dua orang gadis cantik, yang wajah serta potongan tubuh seperti pinang dibelah dua, mirip sekali satu dengan lainnya. Dua gadis ini mengenakan pakaian dari kulit kayu yang sangat halus hingga menyerupai kain biasa, berwarna putih keabu-abuan dan agak berkilat. Rambut mereka yang tergerai panjang sampai ke pinggang berwarna kepirang-pirangan. Ketika tersenyum kelihatan barisan gigi-gigi mereka yang putih berkilat dan rata.“Dua gadis cantik berpakaian serba putih di dalam rimba belantara. Sekian lama berada
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-03
Baca selengkapnya

Perjamuan Pengantar Arwah – 22

GADIS bernama Ruhkemboja hentikan tawanya lalu berkata. “Kebahagiaan itu ada dua macam Hai pemuda dari negeri manusia. Pertama kebahagiaan yang dicari berdasarkan nafsu. Seperti hasrat ingin kaya, ingin kedudukan tinggi dan ingin berkuasa, ingin mendapatkan anak gadis orang. Jin Muka Seribu termasuk dalam golongan ini. Lalu ada kebahagiaan yang diinginkan secara wajar, diniati dengan hati ikhlas bersih. Kami berdua berusaha masuk ke dalam golongan ini. Kami tidak ada sangkut pautnya dengan Istana Surga Dunia dan Jin Muka Seribu...”Walau masih menaruh hati tidak enak namun Bintang merasa agak tenteram mengetahui bahwa dua gadis ini bukan kaki tangan Jin Muka Seribu, musuh bebuyutannya sejak menginjakkan kaki di Negeri Jin.Gadis bernama Ruhkenanga kemudian membuka mulut menyambung ucapan kakak kembarnya. “Kami mencarimu karena ingin membantu membebaskan dirimu dari beban paling akhir yang mungkin kau tidak sadar telah jatuh di atas pundakmu.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-04
Baca selengkapnya

Perjamuan Pengantar Arwah – 23

“Dia berada di dalam sebuah goa, di satu kaki bukit di kawasan selatan. Tak jauh dari sini. Jika kau keluar dari rimba belantara ini dan mengikuti sebuah jalan setapak, goa itu pasti akan kau temui. Hai, demi kebahagiaan kita semua, apakah kau kini bersedia menyerahkan tongkat batu biru itu?”“Aku akan merasa lebih bahagia jika tongkat ini aku serahkan pada Ruhjelita lalu gadis itu menyerahkan padamu. Aku terlepas dari beban dan kalian merasa bahagia...” jawab Bintang yang tetap tidak mau menyerahkan tongkat batu biru pada dua gadis berjuluk Sepasang Gadis Bahagia itu. Bisa saja dua gadis ini tengah melakukan siasat hendak menipunya. Selain itu dia merasa tongkat batu biru ini pastilah satu tongkat yang sangat berharga.“Untuk mendapatkan kebahagiaan terkadang memang kita harus menempuh jalan berliku. Tapi jika ada jalan pintas yang sama baiknya mengapa tidak langsung dilaksanakan. Tongkat itu milik kakek kami. Kami ditugaskan untuk mencar
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-04
Baca selengkapnya

Perjamuan Pengantar Arwah – 24

Sosok dua gadis itu yang sesaat masih melayang di udara tiba-tiba menukik ke bawah, menyambar ke arah Ksatria Pengembara. Bintang yang tidak mau kebablasan sampai dua kali segera hantamkan tangan kirinya, menyongsong gerakan dua lawan dengan pukulan Badai Pusaran Angin. Dua gelombang angin menderu dahsyat. Namun serangan Bintang hanya mengenai tempat kosong karena dua gadis yang memiliki gerakan luar biasa cepatnya benar-benar laksana menyelam. Dua tangan mereka menyambar, satu ke kepala Bintang satunya lagi ke pinggang.Dalam keadaan seperti itu tentu saja Ksatria Pengembara lebih memperhatikan serangan berbahaya yang di arahkan ke kepala. Sambil bergulingan dia pukulkan tangan kiri untuk menangkis serangan di sebelah atas sedang dengan menendang dia coba menghajar tangan lawan yang menyambar ke arah pinggang.Ternyata serangan ke kepala hanya tipuan belaka. Begitu perhatian Bintang terpecah, sambaran yang ke arah pinggang tak dapat dimentahkannya dengan tendangan. Ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-04
Baca selengkapnya

195. Patung Keramat - 1

KITA tinggalkan dulu Ksatria Pengembara yang tengah berusaha menyelidik goa tempat Ruhjelita disekap. Kita lebih dulu menuju ke Lembah Seribu Kabut tempat kediaman Pasedayu. Walau langit di ufuk timur telah kelihatan merah namun sang surya belum nampak muncul. Dinginnya udara pagi masih mencekam tulang dan persendian tubuh. Kegelapan masih menghitam di mana-mana. Apa lagi di kawasan selatan Negeri Jin di mana terletak sebuah lembah yang disebut Lembah Seribu Kabut. Keadaan masih gelap gulita karena kabut mengapung di seantero tempat. Jangankan pada malam atau pagi hari, siang hari saja ketika matahari bersinar terik, kabut tebal acap kali menutupi pemandangan.Dalam keadaan seperti itu dari jurusan tenggara berkelebat seseorang. Kegelapan dan pekatnya kabut yang menyungkup serta cepat gerakkannya membuat sosoknya hanya berupa satu bayangan hijau yang meninggalkan bau seperti kubangan di belakangnya. Agaknya orang ini memiliki ilmu kepandaian tinggi. Kalau tidak mustahil dia b
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-05
Baca selengkapnya

Patung Keramat – 2

“Jin Terjungkir Langit, apapun kilahmu aku tetap berpegang pada ucapan Pajundai. Bahwa kau gurunya dan kau yang menyuruh dia untuk merampas ilmu kesaktian yang paling aku andalkan itu...”“Kita lama bersahabat walau jarang bertemu muka. Apa kau lebih percaya pada ucapan pemuda jahat itu daripada ucapanku?” ujar Jin Terjungkir Langit pula.“Kalau kau memberi tahu di mana pemuda itu berada dan membantu aku mendapatkan kembali ilmu kesaktianku, mungkin aku bisa berubah pikiran...”“Tidak mungkin. Tidak mungkin Hai kerabatku. Pemuda itu tinggi sekali ilmu kesaktiannya. Jangankan kau sendiri, kita berdua bahkan tak mungkin menghadapinya.”“Kau bersiasat! Kau sengaja melindunginya karena dia memang muridmu!”“Aku tidak bersiasat Hai Jin Lumpur Hijau. Aku tidak pula berniat melindunginya. Sejak sekian tahun silam aku juga ingin menghajarnya. Tapi aku sadar aku tak bisa melawannya!”
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-05
Baca selengkapnya

Patung Keramat – 3

Entah berapa ratus kali dia mencoba dan tak juga berhasil maka berpikirlah orang tua ini. “Ketika aku masih hidup dengan kepala ke atas kaki ke bawah, pusat kekuatan tenaga dalamku memang di pusar. Sekarang keadaanku seperti ini. Pusar tak punya. Semua serba terbalik. Jangan-jangan pusat kekuatan tenaga dalamku juga berubah terbalik. Berpindah ke bagian badan yang lain.”Pasedayu lalu mengusapi sekujur tubuhnya. Dia tidak menemukan apa-apa. Dia tidak mendapat petunjuk. Sampai berminggu-minggu berlalu dia masih belum juga menemukan di mana kini beradanya pusat kekuatannya.Suatu pagi, sang surya baru saja terbit dan cuaca di lembah mulai terang. Pasedayu tegak kaki ke atas kepala ke bawah. Salah satu tangannya yang selama ini dijadikan kaki mengusap dan memijit-mijit keningnya. Lama-lama dia merasakan kening serta jari-jari tangan itu menjadi panas.Butiran-butiran keringat memercik di keningnya. Lalu dari sekujur tubuhnya, mulai dari ubun-ubun sampai
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-06
Baca selengkapnya

Patung Keramat – 4

JIN Kaki Batu...” desis Jin Lumpur Hijau. “Apa hubungan makhluk      ini dengan Jin Terjungkir Langit hingga dia barusan bertindak menyelamatkan orang itu...” Sambil menduga-duga begitu Jin Lumpur Hijau melirik ke arah kejauhan di mana tampak seekor kuda hitam besar berkaki enam yang merupakan tunggangan orang yang dijuluki Jin Kaki Batu itu. Seperti Jin Lumpur Hijau, Pasedayu juga merasa heran mengapa ada orang yang selama ini hanya dikenal namanya tapi tidak punya hubungan apa-apa telah menyelamatkan dirinya dari kematian.Duukkk... duukkkk... duukkkk!Sosok tinggi besar yang sepasang kakinya terbungkus batu bulat melangkah terus mendekati Jin Lumpur Hijau. Dua langkah di hadapan Jin Lumpur Hijau, orang ini yang bukan lain Maithatarun adanya hentikan langkah lalu berucap.“Jin Lumpur Hijau, aku tidak ada permusuhan denganmu. Karenanya lekas kau angkat kaki dari Lembah Seribu Kabut ini!”Walau tadi h
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-06
Baca selengkapnya

Patung Keramat – 5

“Lalu itu sebabnya waktu tadi Jin Lumpur Hijau hendak membunuh kau hanya diam pasrah?” ujar Maithatarun.Jin Terjungkir Langit kembali menyeringai. “Hai, turut bicaramu kau sudah lama berada di tempat ini. Bahkan sebelum Jin Lumpur Hijau muncul. Kau menyelamatkan diriku dari kematian! Tapi aku perlu kejelasan apakah kau datang dengan maksud baik atau membekal niat jahat seperti makhluk yang barusan merat itu?!”“Aku datang membekal maksud baik. Aku membawa amanat dari seseorang untuk disampaikan padamu,” menjelaskan Maithatarun.“Sungguh luar biasa kejadian hari ini!” kata Jin Terjungkir Langit sambil geleng-gelengkan kepala. “Aku hendak dibunuh orang tapi diselamatkan orang lain. Kini orang lain itu berkata dia datang membawa satu amanat! Hai Jin Kaki Batu, amanat apa yang hendak kau sampaikan pada diri tua rapuh dimakan usia dan derita ini?!”“Sebelum kujawab pertanyaanmu, aku juga ingin
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2829303132
...
58
DMCA.com Protection Status