Home / Romansa / Penguasa Negeri Jin / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Penguasa Negeri Jin: Chapter 181 - Chapter 190

571 Chapters

Hati Yang Terlarang - 2

Di tempatnya berdiri Jin Tangan Seribu kelihatan terus saja mengusap-usap janggutnya dengan tangan kanan. Tapi perlahan-lahan tangan kiri diangkat lalu ditempelkan menyilang di atas dada. Bunga-bunga di atas telaga yang tadinya diam menggantung di udara perlahan-lahan bergerak turun ke bawah. Dari sini sudah bisa dinilai bagaimana tingkat tenaga dalam Pagandrung yang digabung dengan Pagandring masih kalah dengan yang dimiliki si kakek berjuluk Jin Tangan Seribu itu.“Pagandring! Lipat gandakan tenaga dalammu! Rentang dua kaki! Lawan mengajak adu kekuatan. Kita berdua dia sendiri masakan kalah!”Mendengar ucapan kakaknya itu Pagandring segera salurkan seluruh tenaga dalamnya ke tangan kiri kanan. Dua kaki bergeser merenggang. Saking hebatnya pengerahan tenaga dalam dua saudara kembar itu, sepasang kaki mereka sampai amblas setengah jengkal dan tanah yang mereka pijak kelihatan kepulkan asap!Di atas batu di tepi telaga kakek berjuluk Jin Tangan Seribu
last updateLast Updated : 2022-02-14
Read more

Hati Yang Terlarang - 3

“Hai Jin Tangan Seribu,” Pagandrung angkat bicara. “Kedatangan kami tidak membawa berita menyenangkan. Kami muncul tidak pula dengan niat gembira berbincang-bincang...”“Hai! Kalian masih seperti dulu saja. Serba kesusu, selalu sibuk hingga tidak bisa berbagi waktu dengan para teman.”Pagandrung gelengkan kepala. “Ketahuilah Hai Jin Tangan Seribu, kami datang membawa berita sedih. Jangan terkejut. Kami di Perintahkan untuk mengambil kepalamu!”Bintang tersentak kaget. Sebaliknya Jin Tangan Seribu tidak tampak terkejut. Malah dia tertawa bergelak. “Pagandrung! Sejak kapan kau pandai melawak!”“Kami tidak melawak!” membentak Pagandring. Sang adik memang punya sifat lekas naik darah.Tawa Jin Tangan Seribu langsung terputus. Wajahnya kini berubah. Tapi hatinya masih tidak percaya. Maka dia bertanya. “Kalau kalian tidak sedang membanyol, lalu siapakah yang memerintahkan kalia
last updateLast Updated : 2022-02-14
Read more

Hati Yang Terlarang - 4

Pagandring goyangkan kepalanya. Dari kaca merah yang menempel di keningnya berserabutan keluar sinar merah angker. Inilah ilmu kesaktian yang disebut Sinar Darah Merah.Seperti tadi Ksatria Pengembara hendak hadapi serangan lawan dengan ilmu Cakra Petirnya. Namun di saat terakhir dia putuskan menghantam dengan pukulan ‘Matahari Terik’-nya.Pagandring tersentak dan berseru kaget ketika melihat bagaimana satu gelombang angin panas dahsyat membuat sinar merah yang keluar dari kaca sakti di keningnya mencelat ke atas. Dia kerahkan tenaga coba bertahan. Akibatnya tubuhnya ikut terangkat ke atas. Sambil membentak garang Pagandring kembali goyangkan kepalanya. Sinar merah dari dalam kaca di kening menyapu keluarkan suara seperti seratus ular mendesis.Bintang tak tinggal diam. Sambil tekuk dua lututnya, dua telapak tangan didorong ke atas. Tapak Guntur dikerahkan oleh Bintang. Laksana disambar halilintar Sinar Darah Merah musnah bertaburan dengan m
last updateLast Updated : 2022-02-14
Read more

Hati Yang Terlarang - 5

Wutttt!Tiba-tiba kaki kanan Pagandring menderu. Belum lagi tendangannya sampai, angin sudah menyambar laksana topan prahara. Semak belukar hancur rambas beterbangan, pohon-pohon di kiri kanan berderak patah.“Mati aku!” jerit Bintang ketika tubuhnya ikut tersapu. Begitu jatuh di antara semak belukar dia segera menyelinap. Tapi Pagandring bergerak cepat sekali. Belum sempat Bintang bangkit berdiri, kaki Pagandring sudah berada di depannya dan kembali menendang. Bintang jatuhkan diri sama rata dengan tanah. Dia masih bisa selamatkan diri walau angin tendangan membuat tubuhnya melesak tertelungkup satu jengkal ke dalam tanah. Sebelum Bintang sempat keluarkan dirinya dari dalam lobang, kaki kanan Pagandring telah menghunjam ke punggungnya. Selain itu dari kaca merah yang ada di tangan kanan lawan menyambar keluar pukulan Sinar Darah Merah. Sekali ini nyawa Ksatria Pengembara tidak tertolong lagi. Kalaupun ada keajaiban menyelamatkan dirinya dan membuatnya masi
last updateLast Updated : 2022-02-14
Read more

Hati Yang Terlarang - 6

Orang lain mungkin akan sulit menghindari serangan belasan bunga itu. Tapi Pagandrung dengan mudah bisa mengelak. Ketika dia kembali hendak menyerbu, di hadapannya Jin Tangan Seribu angkat tangan seraya berkata. “Kita pernah bersahabat! Jangan kau termakan Perintah jahat Jin Muka Seribu! Habisi semua kegilaan ini sampai di sini!” Jin Tangan Seribu memandang ke langit. “Matahari sudah tinggi. Aku perlu cepat-cepat mandi!”Pagandrung meludah dan menjawab dengan seringai mengejek. “Kau boleh mandi kalau air telaga sudah kucampur dengan darahmu!”Habis berkata begitu Pagandrung goyangkan kepalanya. Dari kaca putih yang menempel di keningnya menderu sinar putih sangat panas.Jin Tangan Seribu lemparkan kantung jerami yang ada di bahunya. Benda ini hancur lebur berantakan. Sinar putih panas terus menyambar ke arah curahan air terjun. Terdengar berkepanjangan suara seperti besi panas dicelup ke dalam besi sewaktu sinar putih menembus
last updateLast Updated : 2022-02-14
Read more

Hati Yang Terlarang - 7

Begitu Pagandrung dan Pagandring lenyap, Ksatria Pengembara segera mendatangi Jin Tangan Seribu yang saat itu telah kembali ke bentuknya semula yaitu seorang kakek bermuka rata.“Kek, kau tak apa-apa...?” tanya Bintang.Jin Tangan Seribu usap matanya yang basah oleh air mata karena tertawa terpingkal-pingkal tadi. “Kau sendiri bagaimana?”“Hampir celaka! Untung ada seseorang menolong” jawab Bintang.“He...” Jin Tangan Seribu hanya manggut-manggut seolah tak mau bertanya siapa adanya orang yang menolong Bintang tadi. Dia memandang ke arah telaga. Lalu berkata pada Bintang. “Anak muda, kau jangan ke mana-mana dulu.Tunggu sampai aku selesai mandi!” Laju enak saja kakek itu ceburkan diri ke dalam telaga. Anehnya setelah ditunggu sekian lama sosok Jin Tangan Seribu tak kunjung muncul. Mau tak mau Ksatria Pengembara jadi agak gelisah.“Kek! Jin Tangan Seribu!” Bintang memanggil. Tak
last updateLast Updated : 2022-02-14
Read more

Hati Yang Terlarang - 8

“Memutus ranting dengan daun kering bukan pekerjaan mudah! Hanya orang berkepandaian luar biasa mampu melakukannya! Kakek yang seperti sinting ini pasti bukan makhluk sembarangan!” Baru saja Bintang membatin seperti itu tiba-tiba si kakek sudah ada di depannya. Dia menyengir hingga seluruh giginya memberojol keluar.“He, Buyung! Kau tentu menduga aku ini sinting! Iya, kan?!”“Walah, jangan-jangan dia bisa mendengar suara hatiku!” kata Bintang. Lalu dia balas menyengir. “Tidak, Kek. Menurutku kau tidak sinting! Malah aku senang mendengar nyanyianmu!” kata Bintang pula.“He, begitu? Terima kasih! Yang betul saja Buyung!”“Betul, nyanyianmu sangat sedap didengar,” kata Bintang.Si kakek menyengir. “Terima kasih!” katanya lagi. Lalu, “Sekarang tolong kau pegangkan tangkai payung ini!” Karena payung langsung disodorkan kepadanya terpaksa Bintang pegang payung
last updateLast Updated : 2022-02-14
Read more

Hati Yang Terlarang - 9

“Sebelum kau muncul di sini, mungkin waktu kau tengah menuju ke sini, apakah kau berpapasan atau melihat seorang lain?” Bintang bertanya begitu karena dia ingin menyelidiki siapa sebenarnya yang menolongnya waktu berkelahi melawan Pagandring tadi. Yaitu yang memberi tahu agar dia mengeluarkan ilmu Amblas Bumi yang selama bertahun-tahun tak pernah dipergunakannya.“Memang, aku ada melihat orang lain selain dirimu!” Kakek tonggos menjawab sambil pentang wajah bersungguh-sungguh.“Siapa? Di mana?” tanya Bintang.“Dia! Di sana!” jawab si kakek seraya goyangkan kepala ke arah Jin Tangan Seribu yang asyik mandi air kembang di dalam telaga di bawah air terjun.Bintang memaki dalam hati. “Bukan dia yang kumaksudkan. Tapi orang lain...”“Heee... Ya... ya. Memang ada. Ada dua orang. Tapi sudah pada kabur. Itu, dua kembar yang tadi berkelahi denganmu dan kakek yang mandi dua bulan sekali itu! P
last updateLast Updated : 2022-02-14
Read more

Hati Yang Terlarang - 10

Jin Tangan Seribu sesaat masih tegak berdiam diri. Setelah melirik Bintang, selang berapa lama kemudian baru dia berkata. “Tak ada yang menyalahkan kehadiranmu Hai sahabatku Jin Sinting. Namun terbetik berita bahwa kau kabarnya telah bergabung dengan Jin Muka Seribu, membangun satu tempat bernama Istana Surga Dunia, lalu ikut menjadi salah satu pembantu tangan kanannya. Mungkin kau bisa memberi keterangan?”Si Jin Sinting mendongak ke langit lalu tertawa mengekeh. “Terima kasih namaku tersebar dalam berita begitu rupa! Terima kasih kau memberi tahu padaku! Sebenarnya siapa aku ini maka dikabarkan bergabung dengan Jin Muka Seribu membangun Istana Surga Dunia! Gubuk reot saja aku tak mampu membangun, buktinya aku tidak punya rumah. Apalagi membangun Istana Surga Dunia! Amboi! memangnya aku ini tukang bangunan apa? Ha... ha! Lagi pula aku tidak suka jadi pembantu. Diriku sendiri tak bisa kubantu, bagaimana bisa membantu orang lain. Ha... ha... ha! Kalaupun aku
last updateLast Updated : 2022-02-14
Read more

Hati Yang Terlarang - 11

“Kakek konyol itu...” kata Bintang setengah termangu. “Dia menyelinap di celah sempit antara dua kakiku! Satu hal yang tak mungkin dilakukan. Kecuali kalau dia mempunyai dan mempergunakan Ilmu Amblas Bumi. Sungguh aneh!”Tiba-tiba terdengar suara nyanyian. “Na... na... na. Ni... ni... ni...”Bintang berkelebat ke arah sederetan pohon-pohon besar dari arah mana terdengarnya suara nyanyian itu. Tapi dia tidak melihat siapa-siapa di tempat itu.“Kakek bernama Jin Sinting!” teriak Bintang. “Kalau saya ketemu kau lagi akan saya dodorkan celanamu sampai ke lutut!”“Terima kasih kau mau berbuat begitu!” terdengar jawaban si kakek di kejauhan. “Jangan marah Hai anak muda! Kalau aku sudah melakukan hal itu lebih dulu pada dirimu!”Bintang terkejut. Dia memandang ke bawah. Astaga! Ternyata celananya di bagian belakang telah merosot sampai mendekati lutut!“Kapan
last updateLast Updated : 2022-02-15
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
58
DMCA.com Protection Status