Beranda / Romansa / Penguasa Negeri Jin / Bab 161 - Bab 170

Semua Bab Penguasa Negeri Jin: Bab 161 - Bab 170

571 Bab

Akhir Derita – 7

“Nenek keparat! Kalau saja aku tidak punya pantangan membunuh perempuan! Pasti sudah kuhabisi dirimu saat ini!” teriak Jin Muka Seribu.“Hik... hik... hik! Kau takut membunuh perempuan! Anggap saja aku ini laki-laki! Lihat diriku!”“Wusss!!”Asap merah di atas kepala si nenek yang berbentuk kerucut mengepul tinggi ke atas menyondak langit-langit ruangan batu. Ketika asap itu kembali ke bentuknya semula maka keadaan si nenek telah berubah menjadi seorang lelaki separuh baya, tegak berkacak pinggang.“Aku sudah menjadi laki-laki! Apa kau masih takut membunuhku?! Hik... hik... hik!”“Perempuan jahanam! Aku bersumpah akan menjebloskanmu ke ruang penyiksaan abadi!” teriak Jin Muka Seribu. Lalu tangan kanannya bergegas ke balik pakaian.“Wusss! Dessss!”Satu kepulan asap hijau pekat membumbung menutupi pemandangan. Sosok Jin Muka Seribu berkelebat lenyap ke arah pintu r
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-11
Baca selengkapnya

Akhir Derita – 8

SEPASANG mata merah berbentuk kerucut aneh Jin Penjunjung Roh memandang seputar lembah. Ruhcinta yang berdiri di sebelah si nenek ikut memperhatikan berkeliling. Kemanapun mata memandang hanya katak-katak hijau yang kelihatan. Di tanah, di atas bebatuan, di dalam sungai kecil, di batang-batang dan cabang-cabang pohon bahkan sampai ke daun-daunnya dipenuhi oleh ribuan katak-katak hijau mulai dari yang sekecil ibu jari kaki sampai sebesar buah kelapa.“Aku tidak melihat nenek sialan itu!” kata Jin Penjunjung Roh. “Dimana dia?!”“Saya juga tidak melihatnya Nek,” jawab Ruhcinta sambil terus memperhatikan ke setiap sudut lembah. “Di goanya dia tidak ada. Jangan-jangan sedang pergi keluyuran! tua bangka geblek! Masih suka jual tampang!” kata Jin Penjunjung Roh lagi. Dia luruskan tubuhnya yang bungkuk, lalu berteriak.“Ruhmasigi! Nenek Jin Lembah Paekatakhijau! Dimana kau?! Kalau ada di sini jangan sembunyi! Apa kau
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-11
Baca selengkapnya

Akhir Derita – 9

“Tua bangka sialan!” maki Jin Penjunjung Roh. “Coba asah dulu otakmu! Coba kau ingat-ingat! Waktu kau menemukan mayat tergantung itu, apa kau masih ingat bagaimana wajahnya?”“Memangnya kenapa?!”“Sialan kau! Jawab saja pertanyaanku!” bentak Jin Penjunjung Roh.“Perempuan yang mati tergantung itu adalah ibu muridku ini.”“Itu aku sudah tahu. Dia sudah cerita padaku! Jawab saja pertanyaanku tadi! Terangkan ciri-ciri perempuan itu!”“Orangnya masih muda.”“Sialan kau Ruhmasigi! Aku tidak tanya muda atau tua! Aku ingin tahu ciri-ciri wajahnya. Bentuk rupanya.”“Wajahnya cantik.   Seperti muridku ini. Kulitnya putih. Kalau aku tidak salah ada tahi lalat di dagunya sebelah kiri..,.”Jin Penjunjung Roh tiba-tiba menjerit. “Sialan! Kau jangan mengejutkan aku! Berteriak seperti orang kemasukan setan!” Memben
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-11
Baca selengkapnya

Akhir Derita – 10

Dua mata si nenek bernama Ruhniknik yang berbentuk kerucut aneh itu melesak masuk ke dalam. Kelopak mata menutup. Beberapa saat lamanya dia kelihatan duduk tak bergerak dengan mata terpejam. Sepertinya tengah berusaha. memusatkan pikiran, mungkin juga berusaha menguatkan hati.Tak lama kemudian bersamaan dengan terbukanya dua mata itu meluncurlah kata demi kata dari mulut si nenek.“Waktu itu hujan turun cukup lebat. Namun anehnya di langit kelihatan matahari bersinar terang. Selagi aku berusaha menepekuri keanehan itu tiba-tiba muncul Ruhpiranti, ibumu. Dia tampak gagah. Datang dengan menunggang seekor capung raksasa. Ini adalah aneh. Aku bertanya-tanya dari mana dia mendapatkan tunggangan aneh itu. Ibumu memang telah berbuat kesalahan. Meninggalkan tempat kediaman lebih lama dari yang sudah kutentukan. Mungkin aku masih bisa memberi maaf. Namun ketika dia turun dari tunggangannya dan aku melihat keadaan sosok tubuhnya,rasanya tubuhku dipanggang. Darahku tersira
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-11
Baca selengkapnya

Akhir Derita – 11

“Anak yang kau kandung itu adalah anak si jahanam bernama Pajundai itu!” kata Jin Penjunjung Roh lagi. Kembali Ruhpiranti menggeleng. “Maksud keji Pajundai mungkin akan terlaksana, malapetaka dan aib besar akan menimpa diri saya kalau saja saat itu tidak muncul secara tiba-tiba seorang pemuda gagah menolong saya. Pemuda itu menyerang Pajundai. Antara mereka terjadi perkelahian hebat selama belasan jurus. Rupanya Pajundai kalah ilmu. Dalam keadaan babak belur akhirnya dia melarikan diri. Saya mengucapkan terima kasih pada pemuda yang menolong. Mengingat dia telah menanam budi dan sikapnya sangat baik serta tulus, saya tidak menolak sewaktu dia mengatakan ingin mengantarkan saya kembali ke tempat kediaman guru. Kami sengaja mengambil jalan pintas agar bisa lekas sampai. Namun di tengah jalan kami dilanda hujan lebat yang turun terus menerus selama beberapa hari disertai banjir besar. Kami terpaksa mencari perlindungan di dalam sebuah goa di puncak bukit. Di tempat it
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-12
Baca selengkapnya

Akhir Derita – 12

Wajah lelaki muda di hadapan Jin Penjunjung Roh kelihatan menjadi merah. Tanpa angkat kepalanya orang ini anggukkan kepala. “Benar Hai Ibunda. Saya bernama Patampi dan Ruhpiranti adalah istri saya. Saya datang untuk meminta maaf.”“Jangan bicara segala maaf dulu! Aku ingin menyelidik perihal dirimu! Siapa nama ibumu? Dimana dia sekarang?!”“Maafkan saya Ibunda. Saya tidak tahu siapa nama ibu saya dan dimana dia berada sekarang. Ayah tidak pernah mengatakan apa-apa.”“Lalu siapa nama ayahmu?” tanya Ruhniknik yang saat itu mendadak saja merasa dadanya sesak.“Ayah bernama Pasegara,” jawab Patampi.Dua kaki Jin Penjunjung Roh tersurut dua langkah. Dari tenggorokannya keluar suara parau. Mata kerucutnya melesat keluar lalu masuk kembali. Tubuhnya huyung.“Bunda, wajahmu pucat sekali. Apakah kau sakit Hai Bunda?” tanya Ruhpiranti sambil bangkit berdiri dan memegang lengan Ruh
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-12
Baca selengkapnya

Akhir Derita – 13

“Lalu apa yang kemudian terjadi? Ruhpiranti ibu muridku  ini  hati  gantung  diri?  Kau  tidak  tahu. Tidak berusaha mencegah nya?”“Ketika aku sadar dari pingsan, kudapati Ruhpiranti dan Patampi tak ada lagi ditempat itu. Capung sakti juga lenyap. Berarti mereka sudah kabur entah kemana. Beberapa waktu kemudian aku menyirap kabar tentang adanya mayat perempuan muda yang mati! tergantung di rimba belantara. Aku tidak begitu menaruh perhatian karena tidak akan menyangka setelah melahirkan anak Ruhpiranti  kemudian  mati  menggantung  diri. Saat itu waktuku lebih banyak tersita dalam menuntut ilmu kesaktian. Aku berhasil mendapatkan ilmu aneh dan langka seperti yang kalian lihat. Di kepalaku ada kerucut asap merah. Aku berhasil mendapatkan ilmu tetapi aku menelantarkan anak-anakku sendiri.”“Sudahlah, kau tak usah terlalu menyalahi dan menyesali diri sendiri Ruhniknik. Itu sebabnya aku t
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-12
Baca selengkapnya

Akhir Derita – 14

“Sobatku, jangan kau menipu diri sendiri. Aku tahu semua kita yang ada di sini termasuk sobat kita Jin Patilandak pasti tengah mengingat membayang-bayang wajah cantik jelita gadis bernama Ruhcinta itu. Kalian jangan ada yang berpura-pura. Benar kan?”Semua yang ada di situ sama-sama tertawa lebar. “Dengar, apa kalian masih mau ketemu dengan gadis itu?”“Tentu saja mau! Tapi kita tidak tahu dia pergi kemana!” Yang menjawab Bayu. “Kalau dia suka bertemu kita, kalau tidak bagaimana?” tanya Arya.“Kalau tidak suka paling-paling tidak suka padamu!” kata Bayu pula. Membuat Arya merengut marah.  “Aku bisa menduga kira-kira kemana gadis itu perginya!” kata Bintang pula seraya rangkapkan dua tangan di depan dada.“Kemana?!” Beberapa mulut bertanya hampir berbarengan.Bintang tersenyum. “Maithatarun, kau tahu rumah perempuan tukang mengawinkan orang di
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-12
Baca selengkapnya

Akhir Derita – 15

“Nenek Ramahila...” tegur Ruhcinta,Yang disapa keluarkan suara bergumam lalu batuk-batuk. Ruhcinta melangkah mendekati sosok yang duduk. ternyata orang ini mengenakan sehelai kerudung kulit kayu hingga hampir seluruh wajahnya tertutup. Apalagi di dalam rumah keadaannya gelap hingga dia tidak dapat melihat jelas wajah si nenek.“Nenek Ramahila, maafkan kalau saya mengganggu dirimu. Agaknya kau dalam keadaan kurang sehat. Dengar, saya tidak akan lama. Saya.”Ruhcinta hentikan ucapannya ketika tiba-tiba si nenek keluarkan suara tawa mengekeh lalu singkapkan kerudung yang menutupi wajahnya!Terkejutlah gadis ini begitu melihat kepala dan wajah yang tersingkap itu. Dia tidak melihat wajah seorang nenek tapi satu kepala berbentuk kepala macan tutul! “Jin Tutul Seribu!” seru Ruhcinta dan cepat melompat mundur.Suara kekehan sosok di atas bangku kayu berganti dengan suara seperti macan menggereng. Makhluk ini memang buk
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-12
Baca selengkapnya

Akhir Derita – 16

Meski dua teman mereka sudah terluka namun tiga lainnya masih terus menyerbu. Malah bertambah beringas dan ganas. Ruhcinta yang berkepandaian tinggi namun boleh dikatakan tidak punya pengalaman sama sekali lambat laun menjadi terdesak juga. Ketika gadis ini bersiap-siap hendak mengeluarkan ilmu kesaktian yang disebut “Tangan Dewa Merajam Bumi” yang sanggup membuat para penyerang terbanting ke tanah dan lumpuh, tiba-tiba Jin Tutul Seribu keluarkan suitan keras. Bersamaan dengan itu dia melesat ke depan seolah terbang. Empat sosok macan lainnya berguling lantai rumah.“Seettttt!”“Dess... desss... dess... dess!”Ruhcinta terpekik. Tubuhnya terjatuh ke tanah. Sebelum dia sempat menghantam tubuhnya telah jatuh tertelentang di lantai rumah. Dua tangan dan kakinya berada di dalam cekalan empat macan jejadian hingga sulit baginya untuk melepaskan diri. Kuku-kuku macan itu mencekam demikian rupa. Kalau dia bergerak sedikit saja maka a
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
58
DMCA.com Protection Status