Home / Romansa / Penguasa Negeri Jin / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Penguasa Negeri Jin: Chapter 151 - Chapter 160

571 Chapters

Rencana Keji – 20

“Kenapa kau menanyakan orang itu?!” Yang bertanya adalah Jin Tutul Seribu. Ruhcinta tersenyum dan berpaling. Lalu gadis ini geleng-gelengkan kepala. “Jin Tutul Seribu, bukankah aku sudah memintamu agar pergi dari sini?”“Kau tidak bisa mengatur Jin Tutul Seribu! Kau yang harus tunduk padaku Ruhcinta!”Si gadis tersenyum. “Dari pertanyaanmu agaknya kau tahu siapa dan di mana beradanya orang bernama Pajundai itu.”“Aku akan memberi tahu jika kau bersedia ikut aku ke Istana Surga Dunia!” jawab Jin Tutul Seribu.“Kalau begitu kau pergilah duluan ke istana yang kau sebutkan itu. Aku menyusul kemudian!”“Ruhcinta! Aku memang suka padamu! Kecantikan dan tubuhmu yang bagus menggairahkan darahku! Tapi jangan bersikap keras kepala berani membantah! Aku tidak segan-segan menguliti tubuhmu seperti yang akan kulakukan terhadap Jin Patilandak!”“Aku sedih mendengar k
last updateLast Updated : 2022-02-10
Read more

Rencana Keji – 21

“Ilmu kepandaianmu mengagumkan. Gerakanmu selembut penari tetapi mengandung tenaga dalam luar biasa. Kalau aku boleh bertanya siapa kau ini sebenarnya dan siapa gerangan gurumu?”Ruhcinta tersenyum. Dalam hati dia memuji ketajaman mata Maithatarun. Namun dengan merendah dia berkata. “Aku hanya seorang gadis tolol kesasar di Negeri Kota Jin ini. Lagi pula kalau kuberi tahu siapa diriku, mungkin banyak kesulitan yang akan menghadang walau datangnya bukan dari kalian. Karenanya biarlah saat ini Siapa adanya diriku tetap menjadi rahasia. Maithatarun, apakah kau bisa memberi tambahan keterangan mengenai orang bernama Pajundai itu?”“Manusia satu itu tidak kuketahui siapa dia adanya. Tak pernah kudengar nama itu sebelumnya. Maafkan sekali ini aku tidak dapat membantu. Tapi dari ucapan-ucapan Jin Tutul Seribu tadi jelas dia tahu banyak tentang orang itu.”Ruhcinta mengangguk. Tiba-tiba gadis ini mendengar suara orang berucap halus da
last updateLast Updated : 2022-02-10
Read more

Rencana Keji – 22

Sambil pegangi celananya, kali ini dengan dua tangan sekaligus Bintang bangkit berdiri. “Awas kau berani jahil lagi!” kata Bintang sambil delikkan mata pada Bayu. Lalu dia mendongkak memandang ke arah Ruhcinta. “Bolehkah aku menayakan sesuatu?”“Hei…. Apa yang hendak kau tanyakan Hai anak muda yang tingginya selutut?” Sambil berkata Ruhcinta perhatikan sosok Bintang. Pandangannya mendekat dan membesar hingga sesaat kemudian seluruh wajah Bintang berada dalam ruang tatapan matanya. Inilah salah satu kesaktian yang dimiliki si gadis. Yaitu mampu mendekatkan pandangan matanya hingga benda yang jauh atau kecil bisa besar dalam penglihatannya. Berdebarlah dada si gadis ketika melihat bahwa sosok kecil si pemuda ternyata memiliki Wajah yang gagah.“Bintang, orang menunggu pertanyaanmu!” berkata Maithatarun mengingatkan Bintang yang masih belum juga mengajukan pertanyaan dan masih sibuk dengan celananya yang tanggal talin
last updateLast Updated : 2022-02-10
Read more

Rencana Keji – 23

“Ruhcinta, tiga saudara angkatku ini sebenarnya bukan penduduk Negeri Kota Jin. Mereka datang dasri negeri manusia. Keadaan sosok mereka yang begini kecil menimbulkan kesulitan. Kalau kau melihat sebelumnya mereka tidak lebih dari sejari kelingking. Saat ini, kami tengah berusaha mencari tahu siapa adanya orang pandai yang sanggup membuat mereka bisa menjadi besar seperti kita.”“Ah, sungguh kasihan kalian bertiga…” kata Ruhcinta seraya menatap sayu pada Bintang, Bayu dan Arya.“Kalau saja aku bisa menolong….”“Terima kasih kau memperhatikan kami,” kata Bintang. “Kau sendiri juga punya urusan lebih besar. Jangan memikirkan kami….”Ruhcinta tersenyum. Walau sekilas kembali dia menatap mesra ke arah Bintang. “Para sahabat, aku pergi sekarang.” Sekali berkelebat gadis cantik bertubuh tinggi dan ramping itupun lenyap dari tempat itu. Arya dan Bayu jatuhkan diri ke tan
last updateLast Updated : 2022-02-10
Read more

89. Akhir Derita – 1

DIATAS cabang paling rendah pohon di hadapan si nenek, tergantung satu sosok tubuh perempuan. Seutas tambang menjirat lehernya yang mulai membusuk. Di dada perempuan ini ada sebuah kantong terbuat dari jerami. Kantong itu bergerak-gerak seolah ada sesuatu yang hidup di dalamnya. Curahan air hujan yang mengguyur sekujur tubuh mayat tergantung itu mengucur deras ke bawah, melewati kaki dan jatuh ke tanah. Si nenek seperti beku kaku, memandang melotot, berusaha, memperhatikan wajah perempuan yang tergantung itu. Dia tersentak ketika tiba-tiba dari dalam kantong jerami melesat suara tangis bayi. Si nenek tersadar.“Ada orok di dalam kantong itu!” Si nenek terlonjak. Kaki kiri dibanting ke tanah. Saat itu juga tubuhnya melayang ke atas. Tongkat di tangan kanan berkelebat. “Craasss!” Tali yang mengikat kantong jerami ke tubuh mayat putus. Mayat tergantung bergoyang-goyang. Di lain kejap si nenek sudah menjejakkan kakinya kembali di tanah. Di bawah pohon besa
last updateLast Updated : 2022-02-11
Read more

Akhir Derita – 2

“Saya siap Nenek Lembah Paekatakhijau!” Suara si gadis nyaring tetapi tidak terasa adanya sesuatu yang menggelegar yang disertai hawa kekerasan.“Ingat Ruhcinta! Kau boleh bertahan, boleh balas menyerang. Tapi tidak satupun katak-katak itu boleh cidera, apa lagi mati! Sesama makhluk hidup adalah bersaudara. Kecuali kalau takdir mengatakan lain! Kau hanya boleh mengandalkan tangan kosong! Sumber kekuatanmu adalah cinta dan kasih sayang!”“Saya ingat Nek! Saya perhatikan!”Nenek di atas pohon yang disebut dengan nama Nenek Lembah Paekatakhijau acungkan tongkat bambu kuning di tangan kanannya lalu dari mulutnya keluar satu suitan keras. Mendengar suitan itu ratusan katak yang ada di seantero tempat, termasuk yang sejak tadi menempel di tubuh si nenek melesat ke udara, menyerbu gadis tinggi semampai di atas batu di tengah sungai. Walaupun yang menyerang cuma kodok tapi gigitan dan cakarannya cukup berbahaya. Apa lagi jumlahnya dem
last updateLast Updated : 2022-02-11
Read more

Akhir Derita – 3

SINENEK pandangi wajah gadis cantik di hadapannya dengan sepasang mata berkaca- kaca. Yang dipandang sendiri saat itu berulang kali mengusap air mata yang meluncur jatuh ke pipinya seolah tak mau berhenti.“Hai Nenek pemelihara dan tempat saya berlindung selama berbilang tahun. Mengapa baru pada saat saya hendak kau lepas pergi kau menuturkan riwayat hidup saya. Mengapa tidak dari dulu-dulu kau ceritakan pada saya.”Wajah perempuan tua itu tampak tambah rawan. Bagaimanapun dia berusaha namun air mata akhirnya tumpah juga ke pipinya yang keriput. Dengan tangan kirinya dibelainya rambut si gadis.“Cucuku Ruhcinta. Jangan kau bersalah duga berburuk sangka. Tidak ada maksud yang tidak baik dari semua apa yang kulakukan. Jika riwayatmu kuceritakan sejak kau masih kecil, maka berarti aku telah memberikan satu ganjalan pahit dalam jalan kehidupanmu. Dalam keadaan pikiran dan hatimu saling tumpang tindih dilanda ganjalan itu, tidak mungkin aku akan men
last updateLast Updated : 2022-02-11
Read more

Akhir Derita – 4

Dalam keadaan seperti itu tiba-tiba ada sambaran angin. Ruhcinta cepat berpaling. Satu bayangan berkelebat tahu-tahu satu sosok telah berdiri berkacak pinggang di atas dangau! Sebagai murid nenek sakti di Lembah Paekatak hijau, Ruhcinta telah digembleng menjadi seorang gadis lembut tapi berhati tabah. Walau baru beberapa hari saja berada di dunia luar yang serba asing baginya namun kemampuan bersikap waspada membuat dia tidak merasa takut akan hal apapun. Akan tetapi saat itu si gadis merasakan tengkuknya dingin dan lututnya bergetar. Seumur hidup belum pernah dia melihat manusia memiliki empat muka di satu kepala. Dan saat itu, kejadian aneh itulah yang dialaminya!Di atas dangau tegak bertolak pinggang seorang pemuda sangat gagah yang mukanya ada empat, satu depan satu di belakang, satu dikiri dan satu dikanan. Wajah di sebelah depan bersih kuning sedang Wajah di sebelah belakang, kiri dan kanan hitam berkilat. Empat wajah memandang lekat-lekat ke arah Ruhcinta, sedangkan w
last updateLast Updated : 2022-02-11
Read more

Akhir Derita – 5

Seperti pernah dituturkan sebelumnya, diketahui bahwa Jin Muka Seribu memiliki satu tempat kediaman rahasia terletak di bawah Telaga Pasituhitam. Pada kejadian dia membawa Ruhcinta ke tempat itu belum ada ruangan yang disebut Ruangan Obor Tunggal yaitu ruang penyiksaan terkutuk bagi perempuan-perempuan yang dibencinya. Yang ada barulah Ruang Dua Belas Obor yakni satu ruangan batu diterangi dua belas obor dan menjadi tempat ketiduran Jin Muka Seribu.Jin Muka Seribu langsung membawa murid Nenek Lembah Paekatakhijau itu ke dalam Ruang Dua Belas Obor. Saat itu di dalam ruangan terdapat tiga orang gadis yang rata-rata berpakaian seronok nyaris bugil. Pemandangan ini membuat Ruhcinta serta merta menjadi tidak enak, khawatir serta curiga. Apa lagi di situ tidak ada bangku atau kursi.Yang ada hanya sebuah batu besar dialasi anyaman rumput kering dan dijadikan ranjang tempat tidur. Walaupun hatinya tidak enak namun Ruhcinta tetap saja memoles senyum di bibirnya yang bagus.
last updateLast Updated : 2022-02-11
Read more

Akhir Derita – 6

“Jin Muka Seribu, mengapa kau berlaku kasar!” Berseru Ruhcinta. Pada saat Itu Jin Muka Seribu sudah mendobraknya. Memeluk penuh nafsu dan menciumi wajahnya dengan beringas.“Ternyata dirimu begini adanya!” seru Ruhcinta yang kini sadar kalau dirinya telah terjebak. Dengan kanannya bergerak. Telapak menempel di perut Jin Muka Seribu. Begitu dia mendorong terpekiklah Jin Muka Seribu. Tubuhnya terpental dan terbanting ke dinding batu!“Pukulan kasih Mendorong Bumi!” seru Jin Muka Seribu dengan wajah kaget dan empat muka di kepalanya langsung berubah menjadi wajah kakek-kakek pucat pasi. Sambil pegangi perutnya yang mendenyut sakit sementara tulang punggungnya serasa hancur, kemarahan meluap dalam diri Jin Muka Seribu. Saat itu juga empat mukanya kembali berubah. Kali ini berupa empat muka raksasa mengerikan. “Pukulan itu hanya dimiliki nenek keparat di lembah Katak. Berarti kau adalah muridnya Nenek Lembah Paekatakhijau!” Du
last updateLast Updated : 2022-02-11
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
58
DMCA.com Protection Status