Sambil pegangi celananya, kali ini dengan dua tangan sekaligus Bintang bangkit berdiri. “Awas kau berani jahil lagi!” kata Bintang sambil delikkan mata pada Bayu. Lalu dia mendongkak memandang ke arah Ruhcinta. “Bolehkah aku menayakan sesuatu?”
“Hei…. Apa yang hendak kau tanyakan Hai anak muda yang tingginya selutut?” Sambil berkata Ruhcinta perhatikan sosok Bintang. Pandangannya mendekat dan membesar hingga sesaat kemudian seluruh wajah Bintang berada dalam ruang tatapan matanya. Inilah salah satu kesaktian yang dimiliki si gadis. Yaitu mampu mendekatkan pandangan matanya hingga benda yang jauh atau kecil bisa besar dalam penglihatannya. Berdebarlah dada si gadis ketika melihat bahwa sosok kecil si pemuda ternyata memiliki Wajah yang gagah.
“Bintang, orang menunggu pertanyaanmu!” berkata Maithatarun mengingatkan Bintang yang masih belum juga mengajukan pertanyaan dan masih sibuk dengan celananya yang tanggal talin
“Ruhcinta, tiga saudara angkatku ini sebenarnya bukan penduduk Negeri Kota Jin. Mereka datang dasri negeri manusia. Keadaan sosok mereka yang begini kecil menimbulkan kesulitan. Kalau kau melihat sebelumnya mereka tidak lebih dari sejari kelingking. Saat ini, kami tengah berusaha mencari tahu siapa adanya orang pandai yang sanggup membuat mereka bisa menjadi besar seperti kita.”“Ah, sungguh kasihan kalian bertiga…” kata Ruhcinta seraya menatap sayu pada Bintang, Bayu dan Arya.“Kalau saja aku bisa menolong….”“Terima kasih kau memperhatikan kami,” kata Bintang. “Kau sendiri juga punya urusan lebih besar. Jangan memikirkan kami….”Ruhcinta tersenyum. Walau sekilas kembali dia menatap mesra ke arah Bintang. “Para sahabat, aku pergi sekarang.” Sekali berkelebat gadis cantik bertubuh tinggi dan ramping itupun lenyap dari tempat itu. Arya dan Bayu jatuhkan diri ke tan
DIATAS cabang paling rendah pohon di hadapan si nenek, tergantung satu sosok tubuh perempuan. Seutas tambang menjirat lehernya yang mulai membusuk. Di dada perempuan ini ada sebuah kantong terbuat dari jerami. Kantong itu bergerak-gerak seolah ada sesuatu yang hidup di dalamnya. Curahan air hujan yang mengguyur sekujur tubuh mayat tergantung itu mengucur deras ke bawah, melewati kaki dan jatuh ke tanah. Si nenek seperti beku kaku, memandang melotot, berusaha, memperhatikan wajah perempuan yang tergantung itu. Dia tersentak ketika tiba-tiba dari dalam kantong jerami melesat suara tangis bayi. Si nenek tersadar.“Ada orok di dalam kantong itu!” Si nenek terlonjak. Kaki kiri dibanting ke tanah. Saat itu juga tubuhnya melayang ke atas. Tongkat di tangan kanan berkelebat. “Craasss!” Tali yang mengikat kantong jerami ke tubuh mayat putus. Mayat tergantung bergoyang-goyang. Di lain kejap si nenek sudah menjejakkan kakinya kembali di tanah. Di bawah pohon besa
“Saya siap Nenek Lembah Paekatakhijau!” Suara si gadis nyaring tetapi tidak terasa adanya sesuatu yang menggelegar yang disertai hawa kekerasan.“Ingat Ruhcinta! Kau boleh bertahan, boleh balas menyerang. Tapi tidak satupun katak-katak itu boleh cidera, apa lagi mati! Sesama makhluk hidup adalah bersaudara. Kecuali kalau takdir mengatakan lain! Kau hanya boleh mengandalkan tangan kosong! Sumber kekuatanmu adalah cinta dan kasih sayang!”“Saya ingat Nek! Saya perhatikan!”Nenek di atas pohon yang disebut dengan nama Nenek Lembah Paekatakhijau acungkan tongkat bambu kuning di tangan kanannya lalu dari mulutnya keluar satu suitan keras. Mendengar suitan itu ratusan katak yang ada di seantero tempat, termasuk yang sejak tadi menempel di tubuh si nenek melesat ke udara, menyerbu gadis tinggi semampai di atas batu di tengah sungai. Walaupun yang menyerang cuma kodok tapi gigitan dan cakarannya cukup berbahaya. Apa lagi jumlahnya dem
SINENEK pandangi wajah gadis cantik di hadapannya dengan sepasang mata berkaca- kaca. Yang dipandang sendiri saat itu berulang kali mengusap air mata yang meluncur jatuh ke pipinya seolah tak mau berhenti.“Hai Nenek pemelihara dan tempat saya berlindung selama berbilang tahun. Mengapa baru pada saat saya hendak kau lepas pergi kau menuturkan riwayat hidup saya. Mengapa tidak dari dulu-dulu kau ceritakan pada saya.”Wajah perempuan tua itu tampak tambah rawan. Bagaimanapun dia berusaha namun air mata akhirnya tumpah juga ke pipinya yang keriput. Dengan tangan kirinya dibelainya rambut si gadis.“Cucuku Ruhcinta. Jangan kau bersalah duga berburuk sangka. Tidak ada maksud yang tidak baik dari semua apa yang kulakukan. Jika riwayatmu kuceritakan sejak kau masih kecil, maka berarti aku telah memberikan satu ganjalan pahit dalam jalan kehidupanmu. Dalam keadaan pikiran dan hatimu saling tumpang tindih dilanda ganjalan itu, tidak mungkin aku akan men
Dalam keadaan seperti itu tiba-tiba ada sambaran angin. Ruhcinta cepat berpaling. Satu bayangan berkelebat tahu-tahu satu sosok telah berdiri berkacak pinggang di atas dangau! Sebagai murid nenek sakti di Lembah Paekatak hijau, Ruhcinta telah digembleng menjadi seorang gadis lembut tapi berhati tabah. Walau baru beberapa hari saja berada di dunia luar yang serba asing baginya namun kemampuan bersikap waspada membuat dia tidak merasa takut akan hal apapun. Akan tetapi saat itu si gadis merasakan tengkuknya dingin dan lututnya bergetar. Seumur hidup belum pernah dia melihat manusia memiliki empat muka di satu kepala. Dan saat itu, kejadian aneh itulah yang dialaminya!Di atas dangau tegak bertolak pinggang seorang pemuda sangat gagah yang mukanya ada empat, satu depan satu di belakang, satu dikiri dan satu dikanan. Wajah di sebelah depan bersih kuning sedang Wajah di sebelah belakang, kiri dan kanan hitam berkilat. Empat wajah memandang lekat-lekat ke arah Ruhcinta, sedangkan w
Seperti pernah dituturkan sebelumnya, diketahui bahwa Jin Muka Seribu memiliki satu tempat kediaman rahasia terletak di bawah Telaga Pasituhitam. Pada kejadian dia membawa Ruhcinta ke tempat itu belum ada ruangan yang disebut Ruangan Obor Tunggal yaitu ruang penyiksaan terkutuk bagi perempuan-perempuan yang dibencinya. Yang ada barulah Ruang Dua Belas Obor yakni satu ruangan batu diterangi dua belas obor dan menjadi tempat ketiduran Jin Muka Seribu.Jin Muka Seribu langsung membawa murid Nenek Lembah Paekatakhijau itu ke dalam Ruang Dua Belas Obor. Saat itu di dalam ruangan terdapat tiga orang gadis yang rata-rata berpakaian seronok nyaris bugil. Pemandangan ini membuat Ruhcinta serta merta menjadi tidak enak, khawatir serta curiga. Apa lagi di situ tidak ada bangku atau kursi.Yang ada hanya sebuah batu besar dialasi anyaman rumput kering dan dijadikan ranjang tempat tidur. Walaupun hatinya tidak enak namun Ruhcinta tetap saja memoles senyum di bibirnya yang bagus.
“Jin Muka Seribu, mengapa kau berlaku kasar!” Berseru Ruhcinta. Pada saat Itu Jin Muka Seribu sudah mendobraknya. Memeluk penuh nafsu dan menciumi wajahnya dengan beringas.“Ternyata dirimu begini adanya!” seru Ruhcinta yang kini sadar kalau dirinya telah terjebak. Dengan kanannya bergerak. Telapak menempel di perut Jin Muka Seribu. Begitu dia mendorong terpekiklah Jin Muka Seribu. Tubuhnya terpental dan terbanting ke dinding batu!“Pukulan kasih Mendorong Bumi!” seru Jin Muka Seribu dengan wajah kaget dan empat muka di kepalanya langsung berubah menjadi wajah kakek-kakek pucat pasi. Sambil pegangi perutnya yang mendenyut sakit sementara tulang punggungnya serasa hancur, kemarahan meluap dalam diri Jin Muka Seribu. Saat itu juga empat mukanya kembali berubah. Kali ini berupa empat muka raksasa mengerikan. “Pukulan itu hanya dimiliki nenek keparat di lembah Katak. Berarti kau adalah muridnya Nenek Lembah Paekatakhijau!” Du
“Nenek keparat! Kalau saja aku tidak punya pantangan membunuh perempuan! Pasti sudah kuhabisi dirimu saat ini!” teriak Jin Muka Seribu.“Hik... hik... hik! Kau takut membunuh perempuan! Anggap saja aku ini laki-laki! Lihat diriku!”“Wusss!!”Asap merah di atas kepala si nenek yang berbentuk kerucut mengepul tinggi ke atas menyondak langit-langit ruangan batu. Ketika asap itu kembali ke bentuknya semula maka keadaan si nenek telah berubah menjadi seorang lelaki separuh baya, tegak berkacak pinggang.“Aku sudah menjadi laki-laki! Apa kau masih takut membunuhku?! Hik... hik... hik!”“Perempuan jahanam! Aku bersumpah akan menjebloskanmu ke ruang penyiksaan abadi!” teriak Jin Muka Seribu. Lalu tangan kanannya bergegas ke balik pakaian.“Wusss! Dessss!”Satu kepulan asap hijau pekat membumbung menutupi pemandangan. Sosok Jin Muka Seribu berkelebat lenyap ke arah pintu r
Tak lama, dua sosok tinggi besar muncul. Entah darimana asal keduanya datang. Tapi kedatangan kedua sosok ini membuat orang-orang yang ada ditempat itu langsung bersujud dihadapan keduanya, sosok keduanya begitu amat besar bahkan 2x besarnya dari ukuran manusia biasa. Keduanya tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa. Di sisi lain, Zaynpun tampak memperhatikan kedua sosok besar yang kini tengah mendatanginya dan berhenti beberapa langkah dihadapannya. Kini kedua belah pihakpun sudah saling berhadapan dan terlihat jelas perbedaan diantara keduanya, sosok Zayn yang kecil berbanding sosok keduanya yang berdiri dihadapan Zayn. Sementara itu, salah satu dari kedua sosok besar itu tampak berpaling kearah sosok si pemimpin yang telah tewas dengan golok hitam yang menancap didadanya. “Bawa dia pergi dari sini!” ucap salah satu dari kedua pria besar itu. Para anak buah si pemimpin yang tersisa dengan cepat menggotong pemimpin mereka dan pergi meninggalkan tempat itu. Semen
“Tendangan Berputar! Hyyaaa!”. tubuh Zayn berubah menjadi satu putaran cepat kearah para penyerangnya, dan ;“Dess...desss...dessss.......akhh....akkkkkhhhhh...”. dalam sekejap saja belasan orang yang tersisa sudah terlempar dan terkapar ketanah akibat serangan dasyat yang dilancarkan oleh Zayn dan kini dengan mantapnya Zayn kembali turun ketanah. Kini yang tersisa hanya si pemimpin saja lagi yang saat itu masih sangat terkejut melihat belasan anak buahnya kini sudah terkapar disana sini.Kini barulah terbuka matanya, kalau pemuda yang dianggapnya masih begitu ingusan itu bukanlah orang sembarangan dan hal ini cukup disadarinya, tapi untuk pergi melarikan diri dari tempat itu tak mungkin dilakukannya, bagaimana tanggapan teman-teman dan anak buahnya kelak jika dia sebagai seorang pemimpin harus melarikan diri dari pertarungan.Maka satu keputusanpun diambil.Weeeerrrr...! Weeeerrrr...!Pemimpin ini terlihat memutar golok dit
“Ha ha ha! kau tak akan bisa lari dari golok pencabut rohku ini, bersiaplah kau untuk ma...”. belum lagi si pemimpin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sosok pemuda yang tadinya masih berada beberapa langkah didepannya kini sudah berada dihadapannya, bahkan ;Desss...!!!Satu tendangan cepat telah menghantam wajahnya, hingga langsung membuat si pemimpin ini langsung terlempar jauh. Kejadian yang begitu amat cepat ini tentu saja sangat mengejutkan para anak buahnya, karena sedikitpun mereka tadi tidak melihat kapan pemuda yang saat itu masih berada beberapa tombak dari pemimpin mereka bergerak, tahu-tahu kini pemimpin mereka sudah terkapar ditanah dan kini dengan susah payah terlihat bangkit. Walau terkejut karena mendapati serangan yang sungguh tidak terlihat olehnya, tapi si pemimpin terlihat menggeram marah, apalagi saat melihat pemuda yang masih berusia ingusan itu tampak cengar cengir saja menatap kearahnya..“Hei! ayo cepat serang dia
Serangan balik Zayn langsung menjatuhkan beberapa orang lawannya. Beberapa jurus berikutnya, satu demi satu para penyerangnya jatuh. Melihat hal ini Si pemimpinpun baru menyadari kalau saat ini lawan yang dihadapinya bukanlah pemuda biasa, maka ;“Mundur!”. perintahnya lagi, dan dengan serentak sisa-sisa anak buahnya langsung melompat mundur.Kini si pemimpin kembali menyerang kearah Zayn, dengan menggunakan sebilah golok berwarna hitam ditangannya. Sekali lihat saja, Zayn tau, kalau golok itu berbahaya, karena sangat berbeda dari golok-golok biasanya, maka Zayn pun tak ingin setengah-setengah lagi menghadapi lawannya. Pertarungan sengitpun terjadi diantara keduanya.Sementara itu. Si youtuber yang sejak tadi terus merekam secara live perkelahian itu, tampak tak berkomentar lagi. Mulutnya ternganga. Kaget dan juga kagum. Baru kali ini dia melihat perkelahian seperti itu, perkelahian yang menurutnya hanya ada di TV-TV. Tapi sekarang justru live diliha
Bukan saja para anak buahnya yang kaget melihat pemimpin mereka dapat dikalahkan hanya dalam satu gebrakan saja, tapi sang gadis yang saat itu juga tengah memperhatikan pertarungan tersebut juga terkejut. Walaupun dia melihat Zayn seperti melakukan gerakan yang asal-asalan, tapi justru membuat pertahanan Si pemimpin jebol.“Apakah hanya itu kemampuan pemimpin kalian?”. ucap Zayn lagi dengan nada mengejek. Hal ini membuat Si pemimpin geram bukan kepalang.“Serang dia!”. teriak Si pemimpin memberikan perintah kepada para anak buahnya. Dengan serentak para anak buahnya yang berjumlah belasan orang itu langsung menyerang kearah Zayn. Ditempatnya, sang gais terkejut melihat belasan lelaki itu menyerang kearah Zayn, sang gadis ingin membantu, tapi segera diurungkan niatnya saat melihat pemuda itu tampak seperti tenang-tenang saja, walaupun serangan gerombolan lelaki itu sudah semakin dekat kearahnya.Sementara itu, di salah satu sudut tenggara
“Pergi! Tinggalkan aku!” teriak si gadis“Maafkan kami tuan putri, tuanku maharaja memerintahkan untuk membawa tuan putri kembali”“Sudah kubilang. Aku ingin jalan-jalan dulu di negeri manusia ini, kalian kembali saja. Katakan pada ayahanda raja seperti yang aku katakan pada kalian” bentak sigadis dengan mata melotot“Maafkan kami tuan putri, tolong jangan mempersulit kami. Kalau kami kembali tanpa membawa tuan putri bersama kami. Tuanku maharaja pasti akan memancung kepala kami semua” kata seorang laki-laki yang berparas cukup sangar yang sepertinya merupakan pemimpin dari gerombolan lelaki tersebut.Sebelum perdebatan makin panjang, diantara mereka. Tiba-tiba saja perhatian mereka terpecahkan saat seorang pemuda yang datang dengan tergopoh-gopoh kearah mereka dengan mendorong motornya.Pemuda yang tak lain adalah Zayn itu, segera memarkirkan motornya tak jauh dari si gadis. Lalu dengan setengah berl
Beberapa hari setelah Una Lyn mendatangi Zayn dengan cara yang sangat mengejutkan. Kini Zayn baru saja pulang dari tempat temannya dengan mengendarai skuter maticnya. Di tengah jalan, hampir-hampir saja Zayn harus mendorong motornya, karena kehabisan bensin, untunglah masih ada warung yang buka yang menjual bensin. Biarpun harganya sedikit mahal daripada pom bensin, tapi Zayn tetap bersyukur, karena ditengah malam begini masih ada yang buka.Setelah mengisi full tangki bensinnya, Zayn kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumahnya, sepanjang jalan yang dilewatinya, hanya sesekali Zayn berpapasan dengan mobil truk pengangkut batu bara. Di depan sana, sebentar lagi Zayn akan melewati sebuah pemakaman umum yang menurut penuturan orang-orang sangat angker, karena terlihat penampakan disekitar area pemakanan ditengah malam oleh orang-orang yang melewati tempat itu.Saat sudah semakin mendekati pemakaman umum tersebut, Zayn mulai memacu lari motor maticnya sedikit
“Kau satu-satunya orang yang berhasil membunuh Jin Muka Seribu” kata Una Lyn lagi. Kali ini wajah Zayn kembali berubah mendengarnya.Terbayang diingatan Zayn, saat-saat sebelum dirinya tersedot kembali ke dunia manusia, Zayn sempat menghantam Jin Muka Seribu dengan tapak petirnya dan dengan telak menghantam kening Jin Muka Seribu. Jin Muka Seribu tewas dengan wajah hancur tak berbentuk lagi.“Kini, namamu sangat terkenal di negeri jin Zayn, bahkan sampai ke telinga tuanku maharaja”. Sambung Una Lyn lagi, Zayn tetap diam mendengarkan. “Tuanku maharaja mengutusku kemari untuk membawamu kembali ke negeri jin. Sepertinya, tuanku maharaja ingin mengangkatmu sebagai prajurit kehormatan di negeri jin, Zayn”“Aku, Baron dan Bayu datang ke negeri jin adalah untuk menyelamatkanmu dan Surya. Aku senang mendengar dan melihat kau dan surya selamat, Lyn. Kini aku tak memiliki alasan lagi untuk kembali ke negeri jin”Wajah
Saat jubah dikepala itu terbuka, terlihatlah seraut wajah cantik jelita, memandang kearah Zayn dengan penuh senyum.“Una Lyn..!” ucap Zayn tanpa sadar dengan kedua mata membesar saat mengenali sosok yang kini tengah berdiri dihadapannya.“Apa kabar Zayn?” tanya sosok jelita itu yang memang tak lain adalah Una Lyn.“B-baik...” entah kenapa tiba-tiba Zayn menjadi gugup.Una Lyn tersenyum melihat kegugupan Zayn, lalu dengan senyum semanis madu. Una Lyn mengambil duduk dihadapan Zayn dan dengan lembut menggenggam tangan Zayn.“Syukurlah kau masih ingat denganku, Zayn” katanya lembut“A-apa yang terjadi padamu Lyn, dimana Surya?”Una Lyn terlihat menarik nafas panjang, lalu kemudian berkata ; “Surya sudah tidak bersamaku lagi Zayn”.Wajah Zayn memucat mendengar hal itu. “Maksudmu, Surya sudah meninggal?”“Oh tidak! Tidak Zayn, Surya masi