Home / Romansa / Balikan Dengan Mantan / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Balikan Dengan Mantan: Chapter 1 - Chapter 10

84 Chapters

Prolog

"Aku tidak mau cerai," kata Savira menolak permintaan sang suami. Axel Pradipta Ruxandra—suami Savira—tidak memedulikan sang istri yang berlutut di kakinya. Pria itu hanya menatap datar pada Savira yang memohon agar tidak bercerai. Berkali-kali Savira memohon tapi sama sekali tidak menggerakkan hati nurani sang suami. "Aku tidak mau cerai," imbuh Savira lagi. Wanita itu semakin memeluk erat kaki Axel, berharap sang suami tidak menceraikannya dalam keadaan mengandung anak mereka.. "Terus kamu mau apa kalau tidak ingin cerai? Ingin mengkhianatiku sampai kapan?" Tanya Axel dengan nada sinis. "Oh, atau kau ingin melihatku hancur, atau kau ingin membawa selingkuhanmu ke rumahku?," imbuh Axel lagi memberondongi Savira pertanyaan dugaan yang sama sekali tidak bisa Savira jawab. Alhasil, Savira menggelengkan kepalanya. Dia sama sekali tidak mengkhianati Axel. Dia mencintai Axel, sangat mencintai Axel. Apa berpacaran selama tujuh tahun tidak membuat pria itu p
Read more

Bertemu

"Gawat...! Gawat! Gawat! Gawat...!" Savira berlari, menghampiri mejanya dan langsung duduk di sana. Napas wanita itu terengah-engah akibat berlari dari lobi gedung perusahaan sampai di meja kerjanya yang berada di lantai dua, belum lagi dia sama sekali tidak menggunakan lift dan malah menggunakan tangga darurat agar cepat sampai. "Eh, gawat kenapa?" Salsa, teman satu divisi Savira mengernyit heran, apalagi saat melihat Savira berlari seperti orang kesetanan. Salsa yang tadinya berdiri ingin ke lobi malah mengurungkan niatnya saat melihat Savira yang terlihat begitu panik. "Gawat, Sal," kata Savira. "Iya, gawat, gawat kenapa?" Wajah Savira terlihat pucat pasi, bukan hanya itu, wanita itu juga terlihat begitu gelisah. Bergerak bak cacing kepanasan. Hal itu membuat Salsa semakin tidak mengerti dengan wanita bernama lengkap Assavira Rembulan Putri. Salsa bahkan sampai memutar bola matanya malas karena pertanyaannya tak kunjung dijawab oleh
Read more

Raka

"Aduh!" Pekik Savira.Wanita itu gelisah melihat mobil yang baru saja dia tabrak itu penyok di bagian belakangnya, eh, bukan hanya penyok, tapi lampu bagian belakang mobilnya pun pecah. Savira mematikan motornya, lalu menurunkan standar motornya, dan menggigit kukunya gelisah. Dia takut kalau si pemilik mobil meminta ganti rugi, Savira mengingat sisa saldonya di rekening dan kalau di ingat-ingat tidak sampai lima juta. Bagaimana kalau seandainya si pemilik minta ganti rugi dan biayanya lebih dari lima juta?.Ketika pintu mobil terbuka, Savira memejamkan matanya, berdoa dalam hati, semoga saja pemilik mobil tidak meminta rugi."Ck, kayaknya saya sial sekali hari ini?" Axel berdecak kesal, baru hari ini ketemu dengan Savira tapi dia sudah siap saja.Savira langsung membuka matanya saat mendengar suara yang familiar di telinganya. Di depannya ada Axel juga sekretarisnya. Setidaknya Savira dapat bernapas dengan lega."Maaf, Pak, saya gak sengaja, lagi
Read more

Nyebelin

"Apa sih, Sal?" Tanya Savira kala tangannya ditarik Salsa menuju toilet khusus wanita.Savira benar-benar tidak habis pikir dengan temannya ini. Padahal dia baru saja datang di kantor tapi tiba-tiba dia langsung ditarik menuju toilet. Wanita itu memutar bole matanya malas ketika melihat Salsa menatapnya dengan tatapan menyelidik, dia tidak mengerti apa yang perlu diselidiki Salsa."Mantan suamimu ... Pak Axel?"Savira menghembuskan napasnya lelah, dia sebenarnya tidak ingin mengatakan apa-apa pada Salsa, tapi tidak ingin membuat wanita di hadapannya ini penasaran, pada akhirnya Savira pun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban kalau memang benar Axel adalah mantan suaminya. Toh, sepertinya juga itu tidak perlu disembunyikan dari Salsa, suatu saat juga pasti akan terbongkar, tak ada gunanya."Jadi dia?""Ya. Terus sekarang mau apa?"Salsa menggelengkan kepalanya cepat lalu berkata, "Gak nyangka aku kalau Pak Axel mantan suamimu.""Aku
Read more

Move On

"Mama tahu kamu belum bisa move on, yah kalau gak bisa balikan lagi aja," tutur Jeslyn.Axel melebarkan matanya ketika mendengar penuturan mamanya."Belum move on gimana? Orang udah move on kok," kilah Axel.Jeslyn mendesis, kesal dengan sang anak yang tetap tidak mau jujur padanya. Huh, padahal dia dulu sangat sayang dengan mantan menantunya, tapi anak dan menantunya malah cerai karena katanya Savira berselingkuh. Yang Jeslyn tahu, anak dan menantunya bercerai karena Savira selingkuh, Jeslyn tidak tahu saja kalau Savira hamil saat bercerai dan Axel tidak mempercayai kalau itu anaknya."Ya udah, kalau gitu kasih Mama cucu," putus Jeslyn.Axel menggelengkan kepalanya, tak habis pikir dengan mamanya yang meminta cucu. Apa-apa ini? Apa dikira buat anak itu gampang langsung main masuk aja? Anak orang harus dinikahi dulu baru dikawini."Mah, gampang emang ngomong kayak gitu tapi susah buat Axel," ucap Axel memelas.
Read more

Pingsan

"Mbak Savira pucat banget," tegur satpam kantor padanya.Savira menghembuskan napasnya panjang. Satpam di kantor adalah orang kesekian kalinya yang mengatakan kalau dia pucat, padahal lipstik yang dia pakai sangat tebal agar bibirnya terlihat segar. Savira juga menyadari itu, karena sejak siang kemarin, dia sama di tidak makan. Wanita itu hanya meminum air putih saja juga memakan kerupuk sisa Salsa kemarin.Dan sampai pagi ini, Savira masih juga belum merasakan enaknya nasi.Kepalanya pusing, tapi Savira menahannya. Savira yakini, kalau asam lambungnya kambuh lagi.Ketika wanita itu melangkah menuju lift, suara yang sangat dikenalnya menginterupsinya untuk berhenti. Savira menghembuskan napasnya kala mendengar suara itu. Ini suara orang yang sudah membuatnya tidak makan sejak semalam, siapa lagi kalau bukan Axel."Saya manggil-manggil kamu, kenapa gak menyahut?" Tanya Axel garang."Saya gak dengar," jawab Savira seadany
Read more

Saat Kamu Pergi

"Hei, apa-apaan kamu?"Axel berteriak karena terkejut saat melihat Savira mencabut selang infus yang tertancap di punggung tangan kanannya. Matanya melebar saat melihat punggung tangan wanita itu mengeluarkannya cairan kental berwarna merah. Astaga, baru saja siang tadi dia bahagia dan senang, tapi sore menjelang malam ini dia malah dibuat kesal dan khawatir secara bersamaan.Savira benar-benar nekat, padahal cairan infusnya belum habis."Saya mau pulang, Pak. Ngapain juga saya di sini, saya gak punya uang bayar biaya rumah sakit," jelas Savira.Wanita itu benar-benar tidak memiliki uang walau sepersen pun, kemarin saja dia meminjam uang Salsa dua puluh ribu untuk membeli bensin motornya dan sekarang dia masuk rumah sakit dan parahnya lagi berada di ruang VVIP, dengan apa dia membayarnya. Alasan Savira juga ingin pulang karena anaknya pasti sedang menunggunya.Bersyukur Savira karena Raka tidak tahu dia ada di rumah sakit."Saya
Read more

Pesan

Setelah kejadian kemarin di mana Axel yang memarahi bahkan sampai membentak Savira, tadi malam Axel jadi merasa bersalah, apalagi saat melihat Savira yang keluar dari mobilnya tanpa berkata apa-apa dengan kepala yang menunduk.Pagi ini, Axel berencana untuk meminta maaf pada wanita itu. Seharusnya dia tidak perlu marah, karena Savira hanya bermaksud untuk menjailinya, tapi dia malah terbawa emosi. Sial! Axel sangat tidak bisa jika ada yang menyebutnya tidak bisa move on.Masih pagi-pagi sekali, Axel sudah datang di kantor untuk menemui Savira. Dalam hatinya, dia berdoa, semoga saja Savira mau memaafkannya. Huh, kalau Savira tidak mau memaafkannya, dia akan memotong gaji wanita itu, enak saja atasan sendiri tidak dimaafkan. Namun, ketika waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi, Axel sama sekali tidak melihat batang hidung Savira, alhasil pria itu menyusul ke ruangan divisi marketing, divisi Savira bekerja.Ketika dia sampai, Axel celingak-celinguk mencari Sav
Read more

Vina dan Makan Siang

Mengingat dua hari yang lalu Axel menolongnya saat dia pingsan, Savira melupakan kekesalannya pada Axel. Wanita itu berniat memasak makanan kesukaan Axel dan memberikan pada pria itu sebagai ucapan terima kasih atas pertolongannya dua hari yang lalu. Pagi-pagi sekali, Savira sudah bangun untuk memasakkan untuk Axel. Setelah semuanya masak, Savira memasukkan semuanya ke rantang. Awalnya wanita itu membentuk nasi dengan bentuk hati, tapi dia merusak nasi yang dibentuk tadi. Nanti Axel berpikir kalau dia belum move on. Hei, ini sudah delapan tahun berlalu, mana mungkin Savira masih belum move on pada pria itu. Setelah mengantar Raka ke sekolahnya dengan menaiki angkot, Savira lanjut ke kantornya. Jika ditanya motornya ke mana, maka jawabannya adalah Savira menjual motornya. Wanita itu terpaksa menjual motor karena dia sangat butuh uang. Kalau dia tidak menjual motornya, maka kemarin dia dan Raka tidak akan makan. Untuk masalah motor, Savira akan
Read more

Ajakan Axel

"Besok malam temani saya ke ulang tahun perusahaan teman saya," kata Axel.Savira mendelik saat mendengar perkataan mantan suami yang merangkap jadi atasannya itu. Sama sekali tidak ada kata ajakan, pria itu malah mengatakan untuk menemaninya. Setidaknya, bukan seperti itu mengajaknya."Saya gak mau," tolak Savira tanpa berpikir lebih dulu. Huh, kalau pun  dia pergi, bagaimana dengan Raka di rumah?."Gaji kamu saya potong," ancam Axel."Bapak kok ancamannya itu mulu sih?"Savira benar-benar sudah bosan sebenarnya mendengar ancaman itu, tapi ancaman itu satu-satunya yang ampuh. Savira tidak bisa berkutik kalau Axel sudah mengancamnya dengan gaji yang akan dipotong. Masa dia yang bekerja lembur bahkan merevisi laporan yang salah berkali-kali gajinya dipotong, harusnya gajinya itu dinaikkan."Makanya temani saya ke pesta ulang tahun perusahaan teman saya," ujar Axel."Kenapa harus saya, Pak? Bapak gak punya pasangan yah, makanya nga
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status