All Chapters of Ksatria Pengembara Season 2: Chapter 1321 - Chapter 1330

2578 Chapters

160. Bagian 11

“Kurang ajar!!" geram Aryasuta dengan wajah merah padam di ambang pintu. Setelah berkata demikian, Aryasuta cepat menyerang kedepan dengan melayangkan satu tendangan cepat.Plakk...!Tapi lawannya mampu mengatasi tendangannya, bahkan sebelum Aryasuta hilang rasa terkejut.Dess...!Satu tendangan keras dengan telak menghantam dada Aryasuta, Aryasuta jatuh berguling-guling dilantai, dan ; Braakkk.! Baru berhenti saat tubuhnya menghantam dinding rumah itu,"Huaghh!!" Darah kental kemerahan tersembur keluar dari dalam mulut Aryasuta. Hal ini membuat wajah Aryasuta berubah, bukan karena luka dalam yang dideritanya, melainkan karena hanya dalam satu serangan saja, dirinya sudah terpojok seperti itu, Aryasuta tak mampu melihat kapan lawan melayangkan serangannya, hingga kini dengan tatapan tak percaya, Aryasuta menatap kearah lawannya yang masih dengan tenang masih berdiri ditempatya.Merasa tak mungkin menghadapi lawannya saat ini, maka Arya
Read more

160. Bagian 12

Aryasuta melesat cepat ke Bukit Jati Wangi, sementara itu Dewi Mawar Hitam dan Setan Muka Hitam yang tengah bermesraan langsung menghentikan kegiatan mereka saat merasakan seseorang yang tengah menaiki Bukit Jati Wangi. Dan alangkah terkejutnya keduanya saat melihat Aryasuta yang kembali dalam keadaan terluka, keduanya segera mendekati Aryasuta.“Apa yang terjadi kakang ?” tanya Dewi Mawar Hitam sedikit cemas melihat darah yang masih mengering dimulut Aryasuta.“Di Desa Jati Wangi ada seorang pendekar. Aku bertarung dengannya” ucap Aryasuta dengan geram.“Apa kau tau siapa dia Aryasuta?” tanya Setan Muka Hitam cepat. Aryasuta tampak menggeleng.“Dewi. Coba besok kau selidiki, siapa pendekar itu?”“Baik kakang.”-o0o-"Semalaman Bayan Sangkuri menunggumu di sini. Den Bintang," kata Ki Sarmin sambil membereskan meja bekas makan Bintang pagi ini."Siapa dia," tanya Bintan
Read more

160. Bagian 13

Bintang dan Destywuni terus saja ngobrol. Gadis itu tampak periang dan cepat sekali akrab dengan orangyang baru dikenalnya. Kelihatannya mereka seperti sudah saling mengenal begitu lama. Tidak ada lagikecanggungan, bahkan kadang-kadang mereka tertawa kalau ada perkataan yang menggelitik hati. Ini dimungkinkan karena Destywuni memiliki banyak bahan pembicaraan. Lagi sikapnya begitu periang, lincah, dan cepat akrab."Sebentar. .," kata Bintang tiba-tiba ketika melihat Ki Sarmin memberi tanda memanggilnya. Bintang segera bangkit dan berjalan ke belakang. Ki Sarmin sudah menghilang di balik pintu belakang kedai ini. Bintang menjumpai laki-laki tua itu sedikit berlindung pada dinding dengan benak dipenuhi tanda tanya."Ada apa?" tanya Bintang."Ssst...!" Ki Sarmin menempelkan jari telunjuknya pada bibirnya sendiri."Ada apa?" tanya Bintang lagi. Kali ini suaranya terdengar berbisik."Hati-hati! Perempuan itu Dewi Mawar Hitam” kata Ki S
Read more

160. Bagian 14

Bayan Sangkuri tetap yakin kalau yang ada di hadapannya sekarang ini adalah Gusti Prabu Setyo Kencana yang agung. Meskipun dia bukan undangan khusus waktu itu, tapi sempat melihat jelas wajah Bintang ketika dinobatkan sebagai Gusti Prabu di Setyo Kencana. Keyakinan Bayan Sangkuri ini membuat Bintang sedikit kikuk mulanya. Meskipun sudah diyakinkan dan disanggah semua keyakinan Sangkuri, tapi tetap saja sesepuh Desa Jati Wangi itu menganggap Bintang adalah Gusti Prabu Setyo Kencana. Dengan demikian berarti seluruh rakyat Desa Jati Wangi berada di bawah kekuasaannya karena Desa Jati Wangi berada dibawah kekuasaan Kerajaan Setyo Kencana."Maafkan atas penyambutan kami yang kurang berkenan di hati Gusti Prabu," kata Bayan Sangkuriseraya membungkukkan badannya.Bintang mengangkat bahunya melihat Ki Sarmin, Somad, Mirad dan Ki Parung serentak duduk bersimpuh di lantai kedai ini, mengikuti sikap Bayan Sangkuri. Bintang tidak bisa berbuat apa-apa lagi setelah Bayan Sangk
Read more

160. Bagian 15

“Kau datang menyelinap seperti maling. Apa maksudmu menguping pembicaraan kami!" bentak Bintang tidak kalah dinginnya."He he he..., hiyat!!" orang yang berjuluk Cakar Racun itu tertawa sejenak, tapi tiba-tiba saja tangankanannya menghentak ke samping."Awas...!" teriak Bintang terkejut.Dari jari-jari tangan Cakar Racun meluncur beberapa butir benda kecil berwarna hitam, dan melurukcepat ke arah orang-orang yang ada di depan kedai. Secepat kilat Bintang mengibaskan tangannya, dan...Glarrr...!Ledakan keras terjadi saat cahaya merah yang meluncur dari telapak tangan Bintang menghantambutir-butir kecil berwarna hitam itu.“Kalian menyingkir semua!" teriak Bintang.Ki Parung dan Bayan Sangkuri segera memerintahkan beberapa orang yang ada di sekitar halaman depan kedai itu untuk segera menyingkir. Bintang kembali memusatkan perhatiannya pada Cakar Racun yang terkekeh-kekeh."Hebat.., hebat! Kau mampu
Read more

160. Bagian 16

"Sudah kuperingatkan, jangan salahkan aku kalau semua penduduk di sini mati karena mereka memangtolol semua!" kata Cakar Racun pongah."Perbuatanmu sudah melewati batas, Cakar Racun. Sudah sepantasnya aku menjatuhkan hukumanbuatmu!" kata Bintang dingin dan datar suaranya."He he he..., hukuman apa yang akan kau berikan! padaku" Atau kau sendiri yang akan kukirim ke neraka!" tantang Cakar Racun makin pongah."Bersiaplah untuk menerima hukumanku, Cakar Racun!" Bintang menggeram."He he-he...," Cakar Racun terkekeh saja."Hih, yeaaah...!" Bintang langsung membuka jurus 'Tendangan Tanpa Bayangan' tingkat akhirnya.Seketika itu juga kedua kaki Ksatria Pengembara berubah biru terang. Cakar Racun pun segera mengerahkan jurus andalannya yang diberi nama 'Sepuluh Jari Racun'. Dua tokoh sakti itu kini sudah saling berhadapan dengan mempersiapkan jurus andalannya masing-masing. Beberapa saat satu sama lain hanya s
Read more

160. Bagian 17

"Aaaakh...!" si Cakar Racun berteriak melengking.Dalam gulungan cahaya biru. tubuh Cakar Racun menggeliat-geliat di tanah. Bintang mendarat lunakdekat tubuh yang menggelepar-gelepar tergulung cahaya petir biru. Bintang mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Sambil berteriak keras, dihantamnya tubuh Cakar Racun dengan kedua tangan yang terkepal.DHUAR...!!!Suara ledakan keras terdengar bersamaan dengan hancurnya tubuh Cakar Racun. Asap mengepul daritanah yang berlubang besar dan dalam di depan Bintang. Sambil menarik napas panjang, Bintang bangkit berdiri.“Kuburkan tubuhnya di dalam lubang ini," kata Bintang begitu Bayan Sangkuri menghampiri."Baik, Gusti. Hamba laksanakan," jawab Bayan Sangkuri sambil membungkuk hormat.Bayan Sangkuri segera memerintahkan beberapa orang pemuda yang entah kapan datangnya, untukmengurusi mayat Cakar Racun. Bintang melangkahkan kakinya menuju kedai Ki Sarmin yang bagian depannya porak-po
Read more

160. Bagian 18

''Aryasuta...!" sentak Datuk Tuak terkejut.'Tidak ada gunanya lagi dia menyamar, Datuk Tuak! Aku tidak Ingin dia celaka. Semua orang pasti mencurigainya, bahkan bukannya tidak mungkin ada yang mengenali penyamarannya!" Aryasuta beralasan."Setan Muka Hitam, cepatlah pergi. Bawa Dewi Mawar Hitam ke sini," kata Datuk Tuak bisa mengerti alasan Aryasuta."Baik, aku pergi dulu," pamit Setan Muka Hitam."Hati-hati! Jangan sampai ada yang melihatmu," pesan Datuk Tuak.Setan Muka Hitam hanya tersenyum saja, kemudian melesat cepat. Dalam sekejap saja bayangannya sudah hilang dari pandangan mata Aryasuta masih duduk merenung di atas batu hitam. Pikirannya jadi kacau dengan kematian Cakar Racun di tangan Pendekar itu. Sementara Datuk Tuak sudah asyik dengan bumbung-bumbung tuaknya.Sementara itu di Desa Jati Wangi, Dewi Mawar Hitam yang menyamar sebagai Destywuni tengah merajuk kenikmatan dengan seorang pemuda di kamar penginapannya. Pemuda tampan yan
Read more

160. Bagian 19

“Kau memang hebat, Jarwo. Tapi aku tidak membutuhkanmu lagi!" dingin suara Dewi Mawar Hitam."Ja.,.. Akh!"Dengan kecepatan yang sulit diikuti mata, mendadak saja Dewi Mawar Hitam melemparkan sekuntum bunga mawar hitam yang terbuat dari logamkeras, dan kini menancap di dada pemuda itu. Dewi Mawar Hitam tersenyum melihat tubuh laki-laki yang telah memuaskan nafsunya tadi telah tergeletak takbernyawa dengan dada berlubang berlumuran darah."Hm..., apa yang dilakukannya di atas...?" bisik Dewi Mawar Hitam bergumam lirih.Hanya dengan satu genjotan saja, tubuh ramping itu melesat ke atas, dan menjebol atap kamar penginapan ini. Dewi Mawar Hitam tahu-tahu sudah berada di luar, dan dengan manis hinggap di atas atap. Wajahnya langsung berubah ketika melihat di depannya telah berdiri seorang lelaki muda tampan dengan kepala mengenakan blangkon."Bintang...," desis Dewi Mawar Hitam mengenali pemuda tampan di depannya."Mau apa kau k
Read more

160. Bagian 20

"Akh...!" Dewi Mawar Hitam memekik kaget. Tepat ketika kedua kaki Bintang yang bergerak cepat mengarah kepalanya, Dewi Mawar Hitam menjatuhkan diri dan bergulingan beberapa kali di tanah. Cepat sekali dilentingkan tubuhnya, dan kembali bangkit berdiri.Namun belum juga melanjutkan jurus 'Seribu Mawar Berbisa'nya kembali, Bintang telah kembali menyerang dengan jurus ‘Telapak Bayangan’nya."Setan!" Dewi Mawar Hitam mengumpat geram.Pertarungan Bintang melawan Dewi Mawar Hitam terus berlangsung sengit. Dewi Mawar Hitam sudah menggunakan jurus-jurus andalannya. Bahkan Dewi Mawar Hitam sudah menggunakan senjata yang paling diandalkannya, berupa tongkat pendek dengan kepala berbentuk bunga mawar yang sangat besar ukurannya.  Dari kepala tongkat pendek itu mengepul uap tipis berwarna kehitaman. Uap itu menyebar mengikuti gerakan-gerakan tangan Dewi Mawar Hitam yang menggenggam tongkat itu."Senjata itu berbahaya sekali. Hawanya
Read more
PREV
1
...
131132133134135
...
258
DMCA.com Protection Status