Share

160. Bagian 17

last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-10 01:04:58

"Aaaakh...!" si Cakar Racun berteriak melengking.

Dalam gulungan cahaya biru. tubuh Cakar Racun menggeliat-geliat di tanah. Bintang mendarat lunak

dekat tubuh yang menggelepar-gelepar tergulung cahaya petir biru. Bintang mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Sambil berteriak keras, dihantamnya tubuh Cakar Racun dengan kedua tangan yang terkepal.

DHUAR...!!!

Suara ledakan keras terdengar bersamaan dengan hancurnya tubuh Cakar Racun. Asap mengepul dari

tanah yang berlubang besar dan dalam di depan Bintang. Sambil menarik napas panjang, Bintang bangkit berdiri.

“Kuburkan tubuhnya di dalam lubang ini," kata Bintang begitu Bayan Sangkuri menghampiri.

"Baik, Gusti. Hamba laksanakan," jawab Bayan Sangkuri sambil membungkuk hormat.

Bayan Sangkuri segera memerintahkan beberapa orang pemuda yang entah kapan datangnya, untuk

mengurusi mayat Cakar Racun. Bintang melangkahkan kakinya menuju kedai Ki Sarmin yang bagian depannya porak-po
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 2   160. Bagian 18

    ''Aryasuta...!" sentak Datuk Tuak terkejut.'Tidak ada gunanya lagi dia menyamar, Datuk Tuak! Aku tidak Ingin dia celaka. Semua orang pasti mencurigainya, bahkan bukannya tidak mungkin ada yang mengenali penyamarannya!" Aryasuta beralasan."Setan Muka Hitam, cepatlah pergi. Bawa Dewi Mawar Hitam ke sini," kata Datuk Tuak bisa mengerti alasan Aryasuta."Baik, aku pergi dulu," pamit Setan Muka Hitam."Hati-hati! Jangan sampai ada yang melihatmu," pesan Datuk Tuak.Setan Muka Hitam hanya tersenyum saja, kemudian melesat cepat. Dalam sekejap saja bayangannya sudah hilang dari pandangan mata Aryasuta masih duduk merenung di atas batu hitam. Pikirannya jadi kacau dengan kematian Cakar Racun di tangan Pendekar itu. Sementara Datuk Tuak sudah asyik dengan bumbung-bumbung tuaknya.Sementara itu di Desa Jati Wangi, Dewi Mawar Hitam yang menyamar sebagai Destywuni tengah merajuk kenikmatan dengan seorang pemuda di kamar penginapannya. Pemuda tampan yan

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-11
  • Ksatria Pengembara Season 2   160. Bagian 19

    “Kau memang hebat, Jarwo. Tapi aku tidak membutuhkanmu lagi!" dingin suara Dewi Mawar Hitam."Ja.,.. Akh!"Dengan kecepatan yang sulit diikuti mata, mendadak saja Dewi Mawar Hitam melemparkan sekuntum bunga mawar hitam yang terbuat dari logamkeras, dan kini menancap di dada pemuda itu. Dewi Mawar Hitam tersenyum melihat tubuh laki-laki yang telah memuaskan nafsunya tadi telah tergeletak takbernyawa dengan dada berlubang berlumuran darah."Hm..., apa yang dilakukannya di atas...?" bisik Dewi Mawar Hitam bergumam lirih.Hanya dengan satu genjotan saja, tubuh ramping itu melesat ke atas, dan menjebol atap kamar penginapan ini. Dewi Mawar Hitam tahu-tahu sudah berada di luar, dan dengan manis hinggap di atas atap. Wajahnya langsung berubah ketika melihat di depannya telah berdiri seorang lelaki muda tampan dengan kepala mengenakan blangkon."Bintang...," desis Dewi Mawar Hitam mengenali pemuda tampan di depannya."Mau apa kau k

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-11
  • Ksatria Pengembara Season 2   160. Bagian 20

    "Akh...!" Dewi Mawar Hitam memekik kaget. Tepat ketika kedua kaki Bintang yang bergerak cepat mengarah kepalanya, Dewi Mawar Hitam menjatuhkan diri dan bergulingan beberapa kali di tanah. Cepat sekali dilentingkan tubuhnya, dan kembali bangkit berdiri.Namun belum juga melanjutkan jurus 'Seribu Mawar Berbisa'nya kembali, Bintang telah kembali menyerang dengan jurus ‘Telapak Bayangan’nya."Setan!" Dewi Mawar Hitam mengumpat geram.Pertarungan Bintang melawan Dewi Mawar Hitam terus berlangsung sengit. Dewi Mawar Hitam sudah menggunakan jurus-jurus andalannya. Bahkan Dewi Mawar Hitam sudah menggunakan senjata yang paling diandalkannya, berupa tongkat pendek dengan kepala berbentuk bunga mawar yang sangat besar ukurannya. Dari kepala tongkat pendek itu mengepul uap tipis berwarna kehitaman. Uap itu menyebar mengikuti gerakan-gerakan tangan Dewi Mawar Hitam yang menggenggam tongkat itu."Senjata itu berbahaya sekali. Hawanya

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-11
  • Ksatria Pengembara Season 2   160. Bagian 21

    MALAM ITU, Bintang dan beberapa pemuda Desa Jati Wangi tampak tengah meronda. Bintang meronda sendiri berkeliling Desa Jati Wangi kearah utara, sedangkan para pemuda Bintang perintahkan untuk meronda ke arah selatan.“Gusti Prabu!” sebuah teriakan yang tidak terlalu keras juga tidak terlalu pelan membuat langkah Bintang terhenti. Bintang menolehkan pandangannya, dapat dilihatnya seorang gadis tengah berdiri didepan beranda rumahnya. Bintang yakin gadis itulah yang tadi memanggilnya. Bintang tentu saja mengenali sosok gadis itu, dia adalah Tyas Kusumawangi, gadis yang pernah Bintang selamatkan dari kebejatan sang durjana beberapa malam lalu.Bintangpun segera datang menghampiri sosok Tyas Kusumawangi.“Silahkan mampir Gusti Prabu” ucap Tyas Kusumawangi meminta Bintang untuk duduk dibale-bale rumahnya. Bintang tersenyum tapi akhirnya menerima juga ajakan Tyas Kusumawangi untuk dibale-bale rumah tersebut. Tyas Kusumawangi sendiri terlihat te

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-11
  • Ksatria Pengembara Season 2   160. Bagian 22

    “Sepertinya aku memang harus sering berkeliling untuk melihat keadaan kehidupan diluar istana” batin Bintang setelah mendengar cerita Tyas Kusumawangi.“Kau tak perlu ke istana untuk bekerja Tyas, setelah pulang ke kotaraja, aku akan segera memerintahkan mahapatihku untuk membantu Desa Jati Wangi ini agar bisa makmur... Bagi yang berdagang akan kuberikan modal tanpa bunga agar masyarakat Desa Jati Wangi ini mampu memiliki usaha untuk menopang kehidupan keluarga mereka.. Untuk yang bertani atau berkebun akan kuberikan bantuan benih-benih untuk bercocok tanam secara gratis... Juga bagi yang berternak, aku akan memberikan hewan-hewan ternak yang dibutuhkan” ucap Bintang panjang lebar sehingga membuat wajah Tyas Kusumawangi terlihat berubah mendengarnya.“Tyas sendiri ingin melakukan apa untuk meningkatkan ekonomi keluarga bila istana memberikan bantuan modal?” tanya Bintang lagi hingga kembali membuat Tyas Kusumawangi terkejut dan terdi

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-12
  • Ksatria Pengembara Season 2   160. Bagian 23

    Sebelum semuanya semakin tak terkendali, Bintang dengan cepat berucap ;“Baiklah kalau begitu Tyas, aku akan melanjutkan ronda lagi” ucap Bintang seraya bangkit berdiri, tapi sebelum Bintang berbalik angkat kaki dari tempat itu. Langkah Bintang terhenti saat merasakan satu tangan memegang tangannya, Bintang berpaling, rupanya Tyas Kusumawangi yang memegang tangannya dan menghalangi langkahnya.Tyas Kusumawangi sendiri dikeremangan malam, terlihat wajahnya memerah, dengan wajah memerah, Tyas Kusumawangi terlihat celingak celinguk memandang kesana kemari, seperti takut ada orang yang melihatnya, setelah merasa aman, dan tanpa basa basi Tyas Kusumawangi bangkit berdiri dan menarik tangan Bintang untuk mengikuti langkahnya kedalam rumah. Anehnya Bintang tak menolak hal itu.Begitu berada didalam rumah, Tyas Kusumawangi segera menutup kembali pintu rumahnya dan menguncinya, lalu berbalik, menghadap kearah Bintang yang saat itu berdiri mematung dihadapanny

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-12
  • Ksatria Pengembara Season 2   160. Bagian 24

    Tyas Kusumawangi membiarkan Bintang melakukan semua itu sambil mendesah-desah menahan nafsunya yang pasti semakin menggila. Setelah tak ada selembar benangpun yang menempel di tubuhnya, Bintang mundur dan memandangi tubuh telanjang yang mengagumkan itu. Kulitnya putih bersih, wajahnya bulat telur dengan mata agak belok bulat. Rambutnya hitam tergerai sampai di punggungnya.Buah dadanya sungguh besar dan padat menonjol ke depan dengan puting yang kemerah-merahan. Perutnya rata dengan lekukan pusar yang menawan. Pahanya mulus dengan pinggul yang bundar digantungi oleh dua bongkah pantat yang besar bulat padat. Di sela paha itu Bintang lihat gundukan hitam lebat bulu kemaluannya. Sungguh pemandangan yang indah dan menggairahkan birahi.“Ngapain hanya dilihat gusti...,” protesnya.“Aku kagum akan keindahan tubuhmu Tyas”, sahut Bintang dengan jujur.“Malam ini, semuanya milik Gusti Prabu”, katanya sambil merentangkan tangan

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-12
  • Ksatria Pengembara Season 2   160. Bagian 25

    "Aku memang tidak akan menyangkut-pautkanmu, Nyi Pingkan! Tapi kau sudah tak berguna lagi bagiku!" dingin sekali suara Setan Muka Hitam berkata."Apa yang akan Tuan lakukan?" Nyi Pingkan gemetaran melihat tatapan Tajam Setan Muka Hitam yang menegang. Setan Muka Hitam tidak menyahut. Pelan-pelan kakinya terayun mendekati perempuan tua itu. Lalu dengan kecepatan kilat tangannya melayang, dan...."Akh!" Nyi Pingkan tak mampu lagi bersuara banyak. Tubuhnya melorot kena gampar Setan MukaHitam. Kepala perempuan setengah baya itu pecah. Darah muncrat menyembur tembok. Setan Muka Hitammenatap tajam pada tubuh perempuan malang yang sudah tak bernyawa lagi dengan kepala hancur.“Kau terlalu banyak ikut campur, Perempuan Setan! Pergilah keneraka dengan tenang!" gumam IblisMuka Hitam dingin.Setan Muka Hitam segera melangkah menuju ke lorong yang di kanan kirinya terdapat pintu-pintukamar. Langkahnya terhenti setelah mencapai depan pintu

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-12

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 11

    Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 10

    Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 9

    Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig

DMCA.com Protection Status