"Aku memang tidak akan menyangkut-pautkanmu, Nyi Pingkan! Tapi kau sudah tak berguna lagi bagiku!" dingin sekali suara Setan Muka Hitam berkata.
"Apa yang akan Tuan lakukan?" Nyi Pingkan gemetaran melihat tatapan Tajam Setan Muka Hitam yang menegang. Setan Muka Hitam tidak menyahut. Pelan-pelan kakinya terayun mendekati perempuan tua itu. Lalu dengan kecepatan kilat tangannya melayang, dan....
"Akh!" Nyi Pingkan tak mampu lagi bersuara banyak. Tubuhnya melorot kena gampar Setan Muka
Hitam. Kepala perempuan setengah baya itu pecah. Darah muncrat menyembur tembok. Setan Muka Hitammenatap tajam pada tubuh perempuan malang yang sudah tak bernyawa lagi dengan kepala hancur.“Kau terlalu banyak ikut campur, Perempuan Setan! Pergilah keneraka dengan tenang!" gumam Iblis
Muka Hitam dingin.Setan Muka Hitam segera melangkah menuju ke lorong yang di kanan kirinya terdapat pintu-pintu
kamar. Langkahnya terhenti setelah mencapai depan pintuBintang berdiri tegak pada sebatang cabang pohon dekat pagar tembok, rumah Kepala Desa Jati Wangi. Kemudian dengan satu gerakan manis, Bintang meluncur ke bawah. Tanpa menimbulkan suara sedikit pun, kakinya menjejak tanah sejauh dua batang tombak di hadapan Setan Muka Hitam."Sudah kuduga, pasti ada yang datang ke sini," kata Bintang kalem. Sorot matanya begitu tajam, lurus kepada Setan Muka Hitam."Pengecut! Bisanya hanya menyiksa perempuan lemah!" geram Setan Muka Hitam."Wanita memang ditakdirkan sebagai makhluk lemah. Tapi temanmu itu bukan makhluk lemah! Kekejamannya melebihi iblis!" dingin suara Bintang terdengar. Raut wajahnya juga tidak memancarkan ekspresi apa-apa, kaku dan datar.“Kau memang pandai bersilat lidah, siapa kau sebenarnya ?!”“Aku ksatria pengembara...!!!” ucap Bintang memperkenalkan julukannya, seketika saja wajah Setan Muka Hitam berubah, wajah hitam itu untuk sesaat berubah putih, tapi buru-buru kem
Begitu cepatnya perubahan itu, sehingga Setan Muka hitam tidak sempat lagi menyadari apa yang terjadi, tiba-tiba saja satu tendangan telah menghantam dadanya."Hugh!" Setan Muka Hitam mengeluh pendek.Seketika itu juga tubuhnya terjajar beberapa tombak kebelakang. Belum sempat berpikir dua kali, tiba-tiba satu tendangan menggeledek mendarat ke kepala laki-laki berwajah hitam ilu. Kali ini Setan Muka Hitamterjungkal mencium tanah."Satu lagi, hyaaa...!" teriak Bintang keras.Seketika itu juga tubuh Bintang melenting ke udara. Dengan kecepatan yang cukup tinggi, tubuh Ksatria Pengembara menukik lurus dengan kedua tangan terpentang ke depan. ‘Telapak Bayangan’ kembali dikerahkan hingga memunculkan banyak serangan tapak kearah Setan Muka Hitam."Aaakh...!" Setan Muka Hitam menjerit keras.Kedua tangan Ksatria Pengembara amblas kedalam dada Setan Muka Hitam. Darah langsung muncrat begitu pendekar muda dan tampan itu men
"Apa maksudmu datang ke sini?" Ki Parung mengulangi pertanyaan Bintang."Siapa perempuan itu ? Hik...!" Jerangkong Hidup tidak memperdulikan pertanyaan Ki Parung.“Dia pengacau dan pembunuh!" jawab Ki Parung keras."Ah..., hik! Benar begitu, Anak Manis?""Benar!" sahut Dewi Mawar Hitam lantang."Hebat..., hik! Hebat..! Baru kali ini aku mendengar seorang pembunuh mengakui perbuatannya! Akusenang, kau jujur sekali meskipun keadaanmu sangat kritis, hik..!"“Kalau kau suka, mengapa aku tidak kau bebaskan?""Mengapa kau ingin bebas?""Aku ingin memenggal kepalanya!" Dewi Mawar Hitam menunjuk Bintang dengan sorot matanya."Nada bicara dan sorot matamu mengandung dendam membara Hik... Aku suka dengan hati yangpenuh dendam!" kata Jerangkong Hidup kalem.“Kisanak, apa maksudmu bicara seperti itu?" tanya Bintang sedikit kaget."Tidakkah kau dengar permintaan Cah Ayu itu Meminta dibebask
Pertarungan Bintang dan Jerangkong Hidup masih berlangsung, Bintang segera bersiap-siap menerima serangan. Sedangkan Jerangkong Hidup kelihatan belum akan melancarkan serangan. Sepertinya dia juga menunggu Bintang untuk melakukan serangan. “Silakan kau mulai menyerang, Jerangkong Hidup," tantang Bintang. "Hik...! Ternyata nama besarmu bukan nama kosong belaka, Ksatria Pengembara! Baiklah, tahan seranganku!"Setelah berkata demikian, Jerangkong Hidup langsung menyerang dengan jurus-jurus tongkatnya yang dahsyat. Pertarungan sengit antara dua tokoh sakti tidak dapat dihindari lagi. Sebuah pertarungan tingkat tinggi yang benar-benar menakjubkan. Tubuh mereka lenyap terselimuti gerakan-gerakan mereka sendiri yang sangat cepat dan sulit diikuti pandangan mata biasa. Yang terlihat hanyalah bayangan-bayangan mereka yang berkelebat saling sambar. Dalam waktu singkat, Jerangkong Hidup telah menghabiskan tidak kurang dari dua puluh delapan jurus. Sedangkan Ksatria Pengembara masih menggunaka
"Hik...! Akhirnya kau mau juga mengeluarkannya.Ayo, kita mulai!" seru Jerangkong Hidup tidak sabar, tawa diwarnai kegembiraan. Bintang heran juga dengan sikap orang tua aneh ini. Kelihatannya dia begitu gembira sekali mendengar aji ‘Naga Halilintar’. “Apa sebenarnya maksud orang tua aneh ini" Bintang tidak sempat lagi berpikir lebih banyak. Jerangkong Hidup telah mengerahkan aji pamungkasnya. Segera saja Ksatria Pengembara mengerahkan aji ‘Naga Halilintar’."Hih! Yeaaah...!" teriak Jerangkong Hidup. Keras suaranya."‘Naga Halilintar’.. Heaaa...!" suara Bintang menggelegar. Sebuah raungan keras bagai naga mengamuk, diikuti dengan sambaran kilat kuning kebiru-biruan membentuk wujud Naga Halilintar dengan mulut terbuka lebar mengarah ke arah Jerangkong Hidup.Hworagghhh .. !Wajah Jerangkong Hidup langsung berubah melihat dahsyatnya ajian yang dikeluarkan oleh lawannya, tapi terlambat bagi Jerangkong Hidup untuk mengurungkan niatnya untuk beradu pukulan.Blamm .. ! Blammm .. ! Blammm ..
Bintang kemudian duduk bersila di belakang Jerangkong Hidup. Sebentar dipejamkan matanya, lalu kedua telapak tangannya ditempelkan ke punggung Jerangkong Hidup. Pelahan-lahan matanya kembali terbuka bersamaan dengan mengepulnya asap tipis dari sela-sela jari tangan yang menempel di punggung."Kosongkan jiwamu, Jerangkong Hidup," kata Bintang. Tubuh Bintang mulai bergetar sedikit. Tak lamakemudian, dari ubun-ubun Jerangkong Hidup mengepul asap berwarna kuning kebiru-biruan. Semakin lama asap itu semakin menggumpal, dan akhirnya menguap diudara."Hhh...!" Bintang menarik napas dalam dalam ketika seluruh asap kuning kebiru-biruan yang mengepul dariubun-ubun Jerangkong Hidup hingga tuntas, dan menguap diudara. Bintang melepaskan tangannya dari punggung Jerangkong Hidup, kemudian bangkit berdiri dan kembali duduk bersila di depan bekas lawannya itu. Tampak mata Jerangkong Hidup masih terpejam. Tapi kemudian mata itu terbuka pelahan-lahan,"Mengapa kau menolongku, Ksatria Pengembara?" tan
“Setahu hamba, dia seorang tokoh rimba persilatan yang berperangai aneh dan berilmu tinggi. Tidak ada yang tahu dia berada dalam golongan mana. Kadang-kadang ia membantu yang lemah dan memerangi kezaliman, tapi kadang-kadang pula membantu kejahatan," ujar Bayan Sangkuri menjelaskan."Tampaknya kau memiliki pandangan luas tentang dunia persilatan," puji Bintang."Hamba selalu mengikuti perkembangan dunia persilatan, Gusti Prabu," Bayan Sangkuri mengakui."Kalau begitu, apa pendapatmu tentang tujuan Jerangkong Hidup datang ke sini semalam?""Mungkin hanya ingin mencoba kesaktian Gusti Prabu," jawab Bayan Sangkuri ragu-ragu."Aku rasa tidak, Bayan Sangkuri," bantah Bintang."Gusti Prabu punya pemikiran lain?""Kulihat ada sesuatu yang tersembunyi di balik maksud kedatangannya semalam."“Sebaiknya Gusti Prabu tidak perlu memikirkan hal itu. Kita harus terpusat untuk menghadapi si Durjana dan para begundalnya," celetuk Ki Parung"Kau benar, Ki Parung," sambut Bintang setuju"Persoalan yang
“Rupanya ada bidadari yang tersesat kemari. Sungguh beruntung sekali diriku ini” ucap Aryasuta tertawa terkekeh.“Jangan banyak bicara kau iblis durjana.. Aku kemari untuk membunuhmu!” ucap perempuan bertopeng perak lagi dengan tegas.“Untuk apa kau ingin membunuhku, bukankah diantara kita tidak ada permusuhan, daripada bermusuhan, mungkin lebih baik kita menjadi sepasang kekasih” ucap Aryasuta dengan penuh wibawa.“Fuiih! Siapa sudi punya pacar iblis sepertimu!” ucap perempuan bertopeng perak lagi.Datuk Tuak yang ada disamping Aryasuta tampak memegang lembut pundak Aryasuta seraya berkata ; “Siapakah sebenarnya nisanak ini? kenapa datang kemari dengan membawa dendam?”Perempuan bertopeng perak tampak menatap kearah Datuk Tuak. Melihat penampilannya, perempuan bertopeng perak ini yakin kalau yang ada dihadapannya ini adalah salah satu tokoh dedengkot persilatan yang bergelar Datuk Tuak. K