Perjalanan Bintang, Sang Ksatria Pengembara, masih berlanjut. Walau sudah cukup mumpuni, Bintang masih terus ingin menempa kemampuannya. Dia masih terus bertualang menjelajah daerah yang belum pernah dikunjungi. Teman bertambah, begitu pula dengan lawan. Nama Ksatria Pengembara dan kemasyurannya terbawa angin. Semakin banyak yang ingin menjajal kemampuan Bintang dan tidak sedikit di antara mereka jauh lebih kuat dari lawan yang pernah dihadapi oleh Ksatria Pengembara. Dalam pengembaraannya, kelindan takdir mulai terlepas. Musuh terbesar Ksatria Pengembara mulai hadir, Sang Pangeran Iblis, juga Sang Iblis Langit. Jika langit sudah berkehendak maka manusia hanya mampu menjalani. Sekali lagi, Bintang harus memenuhi takdirnya. Mampukah dia? Warning! Konten Dewasa Bijak memilih bacaan bagi yang belum 21+
View MoreIstana Negeri Batuah sedang dilanda kegelisahan dan kekhawatiran, karena sampai sore hari, Bintang belum juga kembali, sebagaimana diketahui dalam chapter sebelumnya (Datuk Malenggang Dilangit & Legenda Orang Bunian), Bintang membawa pergi Datuk Malenggang Dilangit menjauh dari wilayah Negeri Batuah untuk bertarung karena dikhawatirkan akan menimbulkan korban yang tak bersalah bila bertarung di wilayah Negeri Batuah.
“Bagaimana menurut datuak ?” tanya Paduka Ananggawarman lagi kepada Datuk Rajo Dilangit.
“Kita hanya bisa berharap agar Bintang dapat memenangkan pertarungan itu paduka” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi terlihat menarik nafas panjang.
“Bagaimana bila Bintang gagal datuak ?”
“Bila gagal, itu berarti Negeri Batuah hanya akan tinggal nama” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi hingga membuat wajah Paduka Ananggawarman berubah pucat.
“Sebenarnya ada sesuatu tentang diri tuan Bintang yang belum paduka ketahui” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi hingga membuat Paduka Ananggawarman tertarik mendengarnya.
“Sebenarnya tuan Bintang bukan sekedar pandeka besar namanya didunia persilatan, tapi....” Datuk Rajo Dilangit menghentikan sesaat ucapannya. Paduka Ananggawarman terlihat semakin penasaran untuk mendengar lebih lanjut, tapi Paduka Ananggawarman tetap sabar menunggu Datuk Rajo Dilangit melanjutkan ucapannya.
“Tuan Bintang sebenarnya adalah gusti prabu dari Setyo Kencana paduka” ucap Datuk Rajo Dilangit akhirnya, tapi sudah cukup membuat wajah Paduka Ananggawarman berubah.
“Bb..benarkah itu datuak ?” tanya Paduka Ananggawarman seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya.
“Benar paduka.... maaf, tuan Bintang sendiri yang ingin menyembunyikan identitasnya kepada paduka” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Paduka Ananggawarman terlihat terdiam mendengar hal itu. Kini Paduka Ananggawarman sangat berharap agar Bintang bisa memenangkan pertarungannya demi kelangsungan hidup nagari Negeri Batuah yang dipimpinnya.
-o0o-
Dari istana Negeri Batuah, kita kembali ketempat kediaman Datuk Rajo Dilangit.
Malam sudah datang, seorang wanita cantik jelita tampak tengah duduk termangu ditepian sebuah jendela sambil memandang rembulan. Butir-butir air mata tampak jatuh dari kedua mata indahnya, entah sudah berapa lama wanita cantik jelita itu menangis sambil menatap bulan dari pinggir jendela.
“Jangan bersedih terus uni... sudah berminggu-minggu uni larut dalam kesedihan” sebuah suara terdengar lembut menyapa dibelakangnya, suara yang berasal dari seorang gadis yang juga berwajah cantik jelita yang kini sudah berdiri disebelahnya, ikut memandang rembulan.
“Kesedihan uni takkan bisa mengembalikan kang Bintang” ucap gadis muda itu lagi yang memang tak lain adalah Putri Aurelie, sedang wanita cantik yang ada disebelahnya yang masih terus berkaca-kaca tak lain adalah Putri Aurellya.
Putri Aurellya hanya diam saja mendengar nasehat dari adiknya Putri Aurelie. Memang Putri Aurellya benar-benar terpukul dengan menghilangnya Bintang, Putri Aurellya menyesali nasib malang yang dialaminya, bila memang Bintang tewas dalam pertarungan, ini berarti Putri Aurellya sudah mengalami 2x kehilangan suami. Nasib inilah yang disesali dan diratapi oleh Putri Aurellya.
“Kau belum memahami bagaimana perasaan uni, Aurelie” ucap Putri Aurellya lagi tanpa menoleh. Putri Aurelie memandang kearah sebelahnya.
“Aurelie memahami bagaimana perasaan uni... karena bukan uni saja yang merasakan kehilangan, tapi Aurelie juga...” batin Putri Aurelie lagi yang tak sanggup untuk mengutarakan isi hatinya.
Disaat kedua kakak beradik ini tenggelam dilamunannya masing-masing, tiba-tiba saja seorang prajurit penjaga pintu gerbang datang menghadap.
“Putri Aurellya, Putri Aurelie..” ucap prajurit itu lagi menjura hormat. Hanya Putri Aurelie yang berpaling kearahnya.
“Ada apa ?”
“Diluar ada tamu, katanya ingin bertemu dengan Putri Aurellya” ucap prajurit itu lagi hingga membuat Putri Aurellya memalingkan pandangannya.
“Siapa ?”
“Seorang laki-laki bercaping putri” ucap prajurit itu lagi hingga membuat Putri Aurellya dan Putri Aurelie saling pandang.
“Ayo kita temui saja uni... siapa tau ada yang penting” ucap Putri Aurelie lagi, Putri Aurellya tampak hanya mengangguk saja. Setelah membersihkan air mata dan wajahnya, kedua putri jelita ini segera menuju ruang utama tempat kediaman Datuk Rajo Dilangit.
Di aula itu sudah menunggu seorang laki-laki bercaping yang tampak membelakangi Putri Aurellya dan Putri Aurelie sudah tiba ditempat itu. Putri Aurellya dan Putri Aurelie terlihat menatap sosok belakang lelaki bercaping tersebut dengan kening berkerut.
“Tuan...” terdengar suara lembut Putri Aurelie menyapa hingga membuat sosok caping itu berbalik.
“Kanda....” ucap Putri Aurellya dengan suara bergetar, walaupun sosok lelaki bercaping belum membuka caping yang dikenakannya, Putri Aurellya sudah berlari kearahnya dan berhenti tepat dihadapan sosok bercaping.
Sosok bercaping tampak membuka caping yang dikenakannya dan terlihatlah seraut wajah tampan yang memang tak lain adalah Bintang adanya.
“Kanda....” ucap Putri Aurellya dengan wajah berbinar-binar menatap kearah Bintang yang kini menatapnya pula dengan tersenyum. Tanpa basa basi, Putri Aurellya langsung berlari kedalam pelukan Bintang, Bintang hanya tersenyum seraya membalas pelukan erat Putri Aurellya pada tubuhnya.
Sejenak Bintang mengalihkan pandangannya kearah Putri Aurelie yang saat itu berada tak jauh darinya, Bintang tampak melemparkan senyum kearah Putri Aurelie, Putri Aurelie sendiri tampak meneteskan air matanya menatap kearah Bintang.
“Kanda kemana saja.... Aurellya rindu sekali sama kanda” ucap Putri Aurellya lagi dipelukan Bintang, dipeluknya dengan erat tubuh Bintang seakan tak ingin dilepasnya lagi.
“Maafkan kanda, dinda.... nanti akan kanda ceritakan semuanya sama dinda” ucap Bintang lagi ikut balas memeluk dengan erat.
Sesaat Bintang mengalihkan pandangannya kearah Putri Aurelie yang tampak berlalu pergi meninggalkan tempat itu.
-o0o-
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments