Sore harinya, Bintang mengajak Putri Aurellya ke istana Negeri Batuah dengan alasan orang-orang istana Negeri Batuah pasti tengah mengkhawatirkannya setelah kepergian Bintang bertarung dengan Datuk Malenggang Dilangit, Putri Aurellya setuju mendengar hal itu.
Kedatangan Bintang bersama Putri Aurellya tentu saja membuat kaget semua orang di istana Negeri Batuah. Bintang hanya tersenyum lalu menceritakan jalannya pertarungan antara dirinya dan Datuk Malenggang Dilangit yang berakhir dengan tewasnya Datuk Malenggang Dilangit yang langsung disambut dengan nafas lega orang-orang yang mendengarnya.
Paduka Ananggawarman tampak langsung berdiri dan menjura hormat dihadapan Bintang yang langsung diikuti oleh orang-orang yang ada ditempat itu, Bintang tentu saja terkejut melihat hal itu.
“Hamba sungguh tak mengira, kalau yang ada dihadapan hamba selama ini adalah seorang raja besar dari Setyo Kencana” ucap Paduka Ananggawarman lagi hingga mengejutkan Bintang mengetahui kalau Paduka Ananggawarman menyebut jati dirinya yang sebenarnya.
Sejenak Bintang menolehkan pandangannya kearah Datuk Rajo Dilangit yang hanya tampak tersenyum saja kepadanya, Bintang yakin Datuk Rajo Dilangit yang telah memberitahukan tentang jati dirinya kepada Paduka Ananggawarman.
“Mohon paduka tidak terlalu membesar-besarkan, hamba datang kemari bukan membawa nama Setyo Kencana, tapi atas nama pribadi sebagai suami dari Putri Aurellya yang juga cucu Datuak Rajo Dilangit” ucap Bintang menjelaskan, tapi hal ini cukup memancing reaksi orang-orang yang ada ditempat itu yang mengagumi sikap kerendahan hati yang Bintang perlihatkan.
Hal ini semakin membuat Paduka Ananggawarman mengagumi dan menghormati Bintang yang segera disambutnya bagaikan tamu kehormatan. Bintang tidak lagi disuruh duduk dibawah, tapi duduk sejajar dengannya.
“Hamba sungguh tidak tahu lagi bagaimana harus mengucapkan terima kasih kepada paduka atas kebaikan hati paduka yang telah menyelamatkan nagari Negeri Batuah ini dari ancaman datuak rajo marapi dan datuak malenggang dilangit” ucap Paduka Ananggawarman lagi kepada Bintang.
“Tidak perlu berterima kasih begitu paduka, hamba hanya melakukan apa yang mampu hamba lakukan” ucap Bintang lagi tetap merendah. Baik Bintang maupun Paduka Ananggawarman sama-sama memanggil paduka.
“Oh ya paduka, dulu hamba pernah mengadakan sayembara bahwa siapa saja yang bisa menyelamatkan putri hamba Puti Reno Bungsu Silindung Bulan dari tangan datuak rajo marapi, bila yang menemukannya adalah wanita, maka dia akan diangkat menjadi putri Negeri Batuah, tapi bila yang menemukannya laki-laki muda, akan kuangkat dia menjadi menantuku, suami dari Puti Reno Bungsu” ucap Paduka Rajo Ananggawarman lagi. Wajah Bintang berubah karena Bintang dapat meraba kemana arah pembicaraan Paduka Ananggawarman.
“Maaf paduka, tapi bukan hamba yang menyelamatkan Puti Reno Bungsu” ucap Bintang lagi hingga kali ini wajah Paduka Ananggawarman yang berubah.
“Wijayalah yang telah menyelamatkan Puti Reno Bungsu dan membawanya kembali” ucap Bintang seraya menunjuk kearah Wijaya yang saat itu juga langsung berubah wajahnya. “Sudah seharusnya Wijaya yang menerima anugerah untuk menikahi Puti Reno Bungsu” sambung Bintang lagi. Wajah Paduka Ananggawarman tampak berubah mendengar hal itu.
Paduka Ananggawarman tampak terdiam sejenak, dan ;
“Wijaya...” ucap Paduka Ananggawarman tiba-tiba.
“Ambo paduka” ucap Wijaya cepat menjura hormat.
“Aku akan menikahkanmu dengan putriku, Puti Reno Bungsu, bagaimana pendapatmu ?” tanya Paduka Ananggawarman tiba-tiba hingga membuat wajah Wijaya berubah. Sejanak Wijaya tampak mengalihkan pandangannya kearah Bintang, Bintang tampak mengangguk, beralih kearah Datuk Rajo Dilangit, Datuk Rajo Dilangitpun tampak mengangguk, menatap kearah Sutan Rajo Alam, Sutan Rajo Alampun tampak mengangguk, terakhir Wijaya tampak mengarahkan pandangannya kearah Puti Reno Bungsu yang hanya tampak tertunduk, tersipu malu.
“Bagaimana pendapatmu Wijaya ?” tanya Paduka Rajo Ananggawarman lagi.
“Ambo bersedia paduka rajo” ucap Wijaya akhirnya hingga membuat beberapa wajah ditempat itu tampak menarik nafas lega.
“Baiklah... kalau begitu malam ini akan kita adakan pesta perjamuan atas kegembiraan dan kebahagiaan beruntun yang diterima oleh istana Negeri Batuah...” ucap Paduka Rajo Ananggawarman lagi.
“Sutan Rajo Alam, apakah boleh aku mengundang putrimu, Pudja untuk menghibur kita semua malam ini” ucap Paduka Rajo Ananggawarman tiba-tiba kearah Sutan Rajo Alam.
Sesaat wajah Sutan Rajo Alam tampak berubah, Paduka Rajo Ananggawarman memang sudah mengetahui kalau putri Sutan Rajo Alam memiliki keahlian dalam menari ronggeng.
“Baik paduka rajo” ucap Sutan Rajo Alam lagi akhirnya.
-o0o-
Malam itu, istana Negeri Batuahpun mengadakan perjamuan besar dengan Pudjasari sebagai penampil utamanya. Tarian ronggeng memang masih belum dikenal di Negeri Batuah. Sekedar untuk diketahui dimasa itu, wilayah Negeri Batuah masih menganut kepercayaan hindu-budha. Apa yang dipertunjukkan oleh Pudja menghipnotis semua orang yang melihatnya, karena baru kali ini mereka melihat sebuah tarian yang mampu menggoyahkan hasrat birahi mereka sebagai laki-laki. Saat itu Bintang duduk bersebelahan dengan Paduka Rajo Ananggawarman, disebelah Bintang tampak pula duduk Putri Aurellya, sedangkan disebelah berlawanan dari Bintang tampak pula duduk Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam yang duduk bersebelahan dengan nyai purbasari. Malam semakin larut, semua tampak begitu menikmati apa yang disuguhkan oleh Pudja dalam tarian ronggengnya. Sementara itu Pudja terus melenggang lenggokkan tubuhnya sambil sesekali mengarahkan pandangannya kearah Bintang. Hal ini beberapa kali dilihat oleh Putri Aurellya
Hasrat birahi Bintang masih membara dan ingin menuntaskan sampai mencapai puncaknya, berfikir seperti itu, Bintangpun segera kembali mengenakan pakaiannya kembali, setelah memandang kearah Putri Aurellya yang tertidur pulas diatas peraduan, Bintang berjalan meninggalkan kamarnya. Niat awalnya yang hanya ingin mencoba merilexkan tubuhnya, menenangkan pikirannya dengan berjalan-jalan diluar, dimana keadaan istana Negeri Batuah sudah sepi, pesta telah berakhir, rupanya percumbuan birahi Bintang dan Putri Aurellya sudah sampai larut tengah malam. Entah kenapa langkah Bintang justru berhenti pada pintu sebuah kamar. Di depan pintu kamar, Bintang memejamkan mata, saat ini Bintang mencoba untuk mendeteksi seseorang yang ada didalam kamar tersebut dari desah nafasnya dan Bintang dapat mengenali desah nafas halus dan teratur dari dalam kamar itu adalah kamarnya Pudja. Setelah menimbang ini dan itu, Bintang akhirnya mendekat. Tok...Tok..Tok !! Bintang mengetuk pelan pintu kamar itu. Tak ada
Malam itu malam bulan purnama. Dan entah kenapa malam itu keadaan Bintang semakin menggila dan mengganas, tidak seperti malam-malam biasanya, dimalam ini Bintang merasakan tubuhnya panas bila tidak segera melampiaskan hasrat birahinya, dan malam itu kembali Putri Aurelie dan Putri Aurelie menjadi sasaran pelampiasan nafsu Bintang, entah sudah berapa kali Bintang pulang pergi dari kamar Putri Aurellya menuju ke kamar Putri Aurelie, dari kamar Putri Aurelie kembali lagi ke kamar Putri Aurellya. Bintang tetap merasakan tidak puas, gejolak hasrat birahinya saakan tak pernah surut dengan kemolekan dan keindahan tubuh kedua kakak beradik ini. Hingga akhirnya Putri Aurellya dan Putri Aurelie benar-benar terkapar kehabisan tenaga karena harus melayani nafsu Bintang semalaman. Tapi Bintang masih tetap merasakan tubuhnya panas, nafsunya seakan terbakar. Tapi saat melihat keadaan Putri Aurellya dan Putri Aurelie, Bintang iba sendiri, hingga akhirnya memutuskan untuk melakukan tapa brata dikamar t
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya Bintang dan rombongannya akhirnya tiba juga kembali Kerajaan Antapura dan Bintang langsung mohon pamit kepada gusti prabu Antapura dan permaisuri untuk segera kembali ke Setyo Kencana karena sudah terlalu lama meninggalkan Setyo Kencana. Bintang berjanji akan menjemput Putri Aurellya dan memboyongnya ke Setyo Kencana bila keadaan sudah tenang. Tapi diperjalanan Bintang justru tidak menuju ke Setyo Kencana, Bintang mengarahkan kudanya, Sembrani untuk menuju ke lembah obat untuk mencari gurunya, Peramal 5 Benua. Bintang ingin menanyakan apa yang sebenarnya terjadi padanya. Dengan kecepatan Sembrani, tak perlu waktu lama bagi Bintang untuk sampai di lembah obat dan secara kebetulan gurunya, Peramal 5 Benua dan adik seperguruannya Satria sedang ada ditempat. Kedatangan Bintang tentu saja sangat mengejutkan bagi Peramal 5 Benua dan Satria sendiri. “Guru...” ucap Bintang langs
Malam itu, Bintang tampak tengah tenggelam dialam tapa bratanya di puncak lembah obat. Entah sudah berapa lama Bintang berada dalam tapa bratanya, hingga ; “Dinda Putri Samudra, datanglah !! kanda membutuhkan dinda !!!” ucap Bintang dalam tapa bratanya. Rupanya Bintang sedang berusaha untuk menghubungi Putri Samudra dengan sutra batin miliknya. Tak lama, tiba-tiba saja ruangan itu sudah tercium harum semerbak bunga melati yang disusul secara samar-samar dihadapan Bintang muncul sesosok tubuh yang semakin lama semakin jelas sosoknya. Sosok seorang wanita berpakaian putri kerajaan berwarna hijau pupus, wanita berparas teramat cantik jelita bak seorang bidadari dari kayangan, mengenakan pakaian berwarna hijau pupus, bermata biru, mahkota emas berbentuk kepala naga dikepalanya, hiasan mengkilau dan indah menghiasi disekujur tubuhnya, bajunya hanya sebatas dada memperlihatkan jelas kulitnya yang begitu putih bak air susu yang tiada bernoda dan cela, bentuk tubuh yang sangat ramping, pada
“Jadi sekarang apa yang akan kita lakukan dinda ?” tanya Bintang tiba-tiba hingga membuat Putri Samudra kembali menatap kearah Bintang. “Katanya kanda kangen sama dinda... apa kanda boong ya sama dinda ?” ucap Putri Samudra lagi dengan cemberut. “Hahaha.... istri kanda memang yang terbaik” ucap Bintang lagi seraya mencubit lembut hidung bangir dan mancung Putri Samudra yang ikut tersenyum kearahnya. Bagaikan saling mengerti, baik Bintang dan Putri Samudra terlihat sama-sama mulai melepaskan pakaian masing-masing yang melekat ditubuh. "Oohh.. kanda.., !" jerit Putri Samudra tak tertahankan. Tulang-tulangnya serasa lolos dari persendiannya. Tubuhnya lunglai, lemas tak bertenaga terkuras habis dalam pergulatan yang ternyata memakan waktu lebih dari 5 jam! Gila! Jeritnya dalam hati. Belum pernah rasanya bercinta sampai sedemikian lamanya. -o0o- Pagi harinya, setelah berpamitan dengan Peramal 5 Benua dan Satria, Putri Samudra mengajak Bintang untuk pergi menemui Nyi Ipat Koco. Sebua
“Itu juga yang saya tidak mengerti nyi, bagaimana kanda prabu bisa terkena segel kutukan selaput dara itu ?” ucap Putri Samudra lagi. “Mungkinkah Ratu Bunian memiliki cara untuk melakukannya....” ucap Nyi ipat koco lagi. “Oh tidak nyi, segel kutukan ini bukan berasal dari Ratu Bunian, tapi dipasang oleh seorang datuak dari nagari Negeri Batuah yang bergelar datuak malenggang dilangit.... saat itu Ratu Bunian menjadi tawanan datuak malenggang dilangit” jelas Bintang lagi hingga membuat wajah Nyi ipat koco dan Putri Samudra berubah. “Negeri Batuah....” ulang Putri Samudra terkejut. “Jauh juga pengembaraan kanda ya” sambung Putri Samudra lagi. “Dimaklumin aja kanjeng putri, gelar gusti prabukan Ksatria Pengembara, jadi wajar bila mengembara kemana-mana” sambung Nyi ipat koco ikut tersenyum. “Oh ya gusti, apakah selain segel kutukan selaput dara itu, datuak malenggang dilangit juga menggunakan ilmu yang lain yang menempel di
Bintang akhirnya kembali ke Bukit Bayangan dengan diantar oleh Putri Samudra, kembalinya Bintang tentu saja disambut dengan hangat oleh seluruh keluarga Bintang, karena memang sudah cukup lama Bintang tidak kembali. Terlebih para istri-istri Bintang yang kelihatannya begitu sangat rindu sekali dengan Bintang. Kondisi Bintang saat ini memang sengaja tidak diceritakan kepada seluruh keluarga Bintang, sebelum Putri Samudra kembali dari istana alam lelembut. Malam purnama, malam yang paling Bintang takutkan akhirnya datang juga. Perlahan tapi pasti keadaan Bintang mulai panas, semakin panas bila tidak segera melampiaskan hasrat birahinya, dan atas saran Putri Samudra, malam itu, Bintang tidak menggunakan bayangannya untuk menggauli istri-istrinya secara bersamaan, Putri Samudra menyarankan agar Bintang menggauli istrinya satu demi satu agar pemenuhan hasratnya dapat terpenuhi secara maksimal, karena itulah malam itu, Bintang mendatangi satu demi satu kamar-kamar istrinya, keganasan dan ke