Malam itu malam bulan purnama. Dan entah kenapa malam itu keadaan Bintang semakin menggila dan mengganas, tidak seperti malam-malam biasanya, dimalam ini Bintang merasakan tubuhnya panas bila tidak segera melampiaskan hasrat birahinya, dan malam itu kembali Putri Aurelie dan Putri Aurelie menjadi sasaran pelampiasan nafsu Bintang, entah sudah berapa kali Bintang pulang pergi dari kamar Putri Aurellya menuju ke kamar Putri Aurelie, dari kamar Putri Aurelie kembali lagi ke kamar Putri Aurellya. Bintang tetap merasakan tidak puas, gejolak hasrat birahinya saakan tak pernah surut dengan kemolekan dan keindahan tubuh kedua kakak beradik ini. Hingga akhirnya Putri Aurellya dan Putri Aurelie benar-benar terkapar kehabisan tenaga karena harus melayani nafsu Bintang semalaman. Tapi Bintang masih tetap merasakan tubuhnya panas, nafsunya seakan terbakar. Tapi saat melihat keadaan Putri Aurellya dan Putri Aurelie, Bintang iba sendiri, hingga akhirnya memutuskan untuk melakukan tapa brata dikamar terpisah.
Bintang mulai tenggelam dialam tapa bratanya, Bintang berusaha menyalurkan hawa dingin kesekujur tubuhnya untuk mendinginkan tubuhnya, tapi semuanya sia-sia, Bintang tetap merasakan tubuhnya panas.
“Apa yang sebenarnya terjadi pada diriku ? kenapa bisa seperti ini ?” batin Bintang lagi tak dapat mengetahui penyebabnya, dibenak Bintang entah kenapa tiba-tiba saja terbersit bayangan Ratu Bunian, Puti Ayu Ningrum.
“Apa kupanggil ningrum untuk menemaniku malam ini” batin Bintang lagi dalam tapa bratanya. “Tapi apakah ningrum bisa ke kapal ini yang berada ditengah laut” batin Bintang lagi mulai ragu.
Werrr...!
Sesosok tubuh muncul dihadapan Bintang.
“Maaf paduka, ratu tidak bisa menemani paduka karena saat ini sedang melakukan tapa brata untuk menyempurnakan ilmunya” ucap Kitty lagi seraya menjura hormat kepada Bintang. “ratu mengutus hamba dan beberapa orang panglima untuk menemani paduka malam ini” ucap kitty lagi hingga membuat wajah Bintang berubah mendengar hal itu.
“Beberapa panglima....” ulang Bintang dengan wajah bingung.
“Benar paduka” ucap kitty lagi seraya memandang kearah depan, Bintang mengikuti pandangan kitty.
Bleepp !!
Bleepp !!
Dua sosok wanita yang mengenakan pakaian yang hampir mirip dengan kitty muncul dihadapan Bintang dan kitty, pakaiannya minim terbilang sexy, dimana dibagian belahan dada terbuka dengan jelas sehingga menampakkan besar dan membusungnya dada keduanya, dibagian bawah, dari ujung kaki pakaianya terbelah hingga keujung paha, sehingga memperlihatkan sepasang kaki yang jenjang dan mulus keduanya. Sungguh menggoda sekali bagi lelaki yang melihatnya.
Kedua wanita cantik menggoda ini tampak langsung menjura hormat dihadapan Bintang.
“Ini adalah panglima Elvia...” ucap kitty memperkenalkan sosok wanita cantik menggoda yang ada disebelah kanan.
“Dan ini panglima Messya....” ucap kitty memperkenalkan yang sebelah kiri.
Bintang menatap takjub sosok keduanya, selain memiliki penampilan yang sexy, keduanya juga sangat menggoda, apalagi dengan belahan dada yang begitu besar membusung indah didepan mata Bintang hingga membuat kedua mata Bintang semakin membesar.
Sementara itu kedua panglima yang tadi diperkenalkan oleh kitty sebagai Elvia dan Messya tampak menatap tak berkedip kearah Bintang yang memang masih telanjang alias bugil dihadapan mereka. Elvia dan Messya terlihat beberapa kali menelan ludah mereka.
“Paduka tak perlu sungkan, malam ini kami bertiga adalah milik tuan” ucap kitty menyadarkan Bintang dari keterpanaannya.
“Mendekatlah !!!” ucap Bintang lagi memberikan perintah. Elvia dan Messya segera mendekat, begitu berada didekat Bintang, keduanya langsung bergerak untuk memijat-mijat tubuh Bintang yang masih tanpa pakaian.
Bila Elvia memijat-mijat kedua pundak Bintang, Messya memijat-mijat kaki Bintang, sedangkan kitty tampak memijat-mijat manja lengan Bintang.
“Sebenarnya ada berapa orang panglima negeri bunian ?”
“Kami semua ada 7 orang paduka...” ucap Messya dengan suara lembut.
“7 panglima harimau putih” sambung Elvia dibelakang.
“7 panglima harimau putih” ulang Bintang lagi.
“Apakah kalian bertujuh semuanya cantik-cantik seperti kalian ini ?” tanya Bintang lagi.
“Ya... kata orang, kami memang cantik-cantik paduka” ucap kitty lagi tersenyum manja.
“Apakah kalian ini bisa muncul dimana saja saat aku membutuhkan kalian ?” tanya Bintang lagi.
“Benar paduka, dimanapun paduka berada, bila paduka membutuhkan kami, kami akan selalu siap datang kehadapan paduka...” ucap Messya lagi dengan lembut terus memijit-mijit kedua kaki Bintang yang masih telanjang dihadapan mereka, sesekali pandangan Messya terlihat terarah kearah pilar pusaka Bintang yang berdiri tegak dengan gagahnya.
Kitty lalu menceritakan tentang nama-nama 7 panglima harimau putih yang selalu siap datang bila dibutuhkan Bintang. Dan Bintang mencoba mengingat nama-nama itu agar bila dibutuhkan akan selalu datang untuk melayaninya.
Dalam sekejap saja terdengar suara-suara terus mendesah dan keringat keempatnya terus menetes membuat tubuh mereka seperti berkilat keemasan. Kitty terus menampakkan semangat mudanya dengan jeritan-jeritan orgasme yang sungguh semakin membuat Bintang merasa beruntung, sepertinya sekali mendayung 3 gunung kembar terlampaui.
Pelayanan luar biasa ketiga panglima bunian ini benar-benar membuat Bintang terpuaskan lahir dan batin dan semuanya berakhir tepat saat matahari mulai nampak diufuk timur.
-o0o-
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya Bintang dan rombongannya akhirnya tiba juga kembali Kerajaan Antapura dan Bintang langsung mohon pamit kepada gusti prabu Antapura dan permaisuri untuk segera kembali ke Setyo Kencana karena sudah terlalu lama meninggalkan Setyo Kencana. Bintang berjanji akan menjemput Putri Aurellya dan memboyongnya ke Setyo Kencana bila keadaan sudah tenang. Tapi diperjalanan Bintang justru tidak menuju ke Setyo Kencana, Bintang mengarahkan kudanya, Sembrani untuk menuju ke lembah obat untuk mencari gurunya, Peramal 5 Benua. Bintang ingin menanyakan apa yang sebenarnya terjadi padanya. Dengan kecepatan Sembrani, tak perlu waktu lama bagi Bintang untuk sampai di lembah obat dan secara kebetulan gurunya, Peramal 5 Benua dan adik seperguruannya Satria sedang ada ditempat. Kedatangan Bintang tentu saja sangat mengejutkan bagi Peramal 5 Benua dan Satria sendiri. “Guru...” ucap Bintang langs
Malam itu, Bintang tampak tengah tenggelam dialam tapa bratanya di puncak lembah obat. Entah sudah berapa lama Bintang berada dalam tapa bratanya, hingga ; “Dinda Putri Samudra, datanglah !! kanda membutuhkan dinda !!!” ucap Bintang dalam tapa bratanya. Rupanya Bintang sedang berusaha untuk menghubungi Putri Samudra dengan sutra batin miliknya. Tak lama, tiba-tiba saja ruangan itu sudah tercium harum semerbak bunga melati yang disusul secara samar-samar dihadapan Bintang muncul sesosok tubuh yang semakin lama semakin jelas sosoknya. Sosok seorang wanita berpakaian putri kerajaan berwarna hijau pupus, wanita berparas teramat cantik jelita bak seorang bidadari dari kayangan, mengenakan pakaian berwarna hijau pupus, bermata biru, mahkota emas berbentuk kepala naga dikepalanya, hiasan mengkilau dan indah menghiasi disekujur tubuhnya, bajunya hanya sebatas dada memperlihatkan jelas kulitnya yang begitu putih bak air susu yang tiada bernoda dan cela, bentuk tubuh yang sangat ramping, pada
“Jadi sekarang apa yang akan kita lakukan dinda ?” tanya Bintang tiba-tiba hingga membuat Putri Samudra kembali menatap kearah Bintang. “Katanya kanda kangen sama dinda... apa kanda boong ya sama dinda ?” ucap Putri Samudra lagi dengan cemberut. “Hahaha.... istri kanda memang yang terbaik” ucap Bintang lagi seraya mencubit lembut hidung bangir dan mancung Putri Samudra yang ikut tersenyum kearahnya. Bagaikan saling mengerti, baik Bintang dan Putri Samudra terlihat sama-sama mulai melepaskan pakaian masing-masing yang melekat ditubuh. "Oohh.. kanda.., !" jerit Putri Samudra tak tertahankan. Tulang-tulangnya serasa lolos dari persendiannya. Tubuhnya lunglai, lemas tak bertenaga terkuras habis dalam pergulatan yang ternyata memakan waktu lebih dari 5 jam! Gila! Jeritnya dalam hati. Belum pernah rasanya bercinta sampai sedemikian lamanya. -o0o- Pagi harinya, setelah berpamitan dengan Peramal 5 Benua dan Satria, Putri Samudra mengajak Bintang untuk pergi menemui Nyi Ipat Koco. Sebua
“Itu juga yang saya tidak mengerti nyi, bagaimana kanda prabu bisa terkena segel kutukan selaput dara itu ?” ucap Putri Samudra lagi. “Mungkinkah Ratu Bunian memiliki cara untuk melakukannya....” ucap Nyi ipat koco lagi. “Oh tidak nyi, segel kutukan ini bukan berasal dari Ratu Bunian, tapi dipasang oleh seorang datuak dari nagari Negeri Batuah yang bergelar datuak malenggang dilangit.... saat itu Ratu Bunian menjadi tawanan datuak malenggang dilangit” jelas Bintang lagi hingga membuat wajah Nyi ipat koco dan Putri Samudra berubah. “Negeri Batuah....” ulang Putri Samudra terkejut. “Jauh juga pengembaraan kanda ya” sambung Putri Samudra lagi. “Dimaklumin aja kanjeng putri, gelar gusti prabukan Ksatria Pengembara, jadi wajar bila mengembara kemana-mana” sambung Nyi ipat koco ikut tersenyum. “Oh ya gusti, apakah selain segel kutukan selaput dara itu, datuak malenggang dilangit juga menggunakan ilmu yang lain yang menempel di
Bintang akhirnya kembali ke Bukit Bayangan dengan diantar oleh Putri Samudra, kembalinya Bintang tentu saja disambut dengan hangat oleh seluruh keluarga Bintang, karena memang sudah cukup lama Bintang tidak kembali. Terlebih para istri-istri Bintang yang kelihatannya begitu sangat rindu sekali dengan Bintang. Kondisi Bintang saat ini memang sengaja tidak diceritakan kepada seluruh keluarga Bintang, sebelum Putri Samudra kembali dari istana alam lelembut. Malam purnama, malam yang paling Bintang takutkan akhirnya datang juga. Perlahan tapi pasti keadaan Bintang mulai panas, semakin panas bila tidak segera melampiaskan hasrat birahinya, dan atas saran Putri Samudra, malam itu, Bintang tidak menggunakan bayangannya untuk menggauli istri-istrinya secara bersamaan, Putri Samudra menyarankan agar Bintang menggauli istrinya satu demi satu agar pemenuhan hasratnya dapat terpenuhi secara maksimal, karena itulah malam itu, Bintang mendatangi satu demi satu kamar-kamar istrinya, keganasan dan ke
Istana alam lelembut yang dipimpin Raja alam lelembut dengan sebutan Maharaja Yudha, adalah salah satu kerajaan lelembut diantara banyak kerajaan lelembut yang ada didunia ini, tapi alam lelembut yang dipimpin oleh Maharaja Yudha sangat disegani dan dihormati oleh kerajaan-kerajaan lelembut lainnya. Selain karena kesaktiannya, Maharaja Yudha juga diketahui memiliki saudara seperguruan yang juga memimpin Istana Dasar Samudra, kedua maharaja ini kemudian didapuk sebagai ketua negeri alam lelembut dan negeri alam ghaib. Tapi bersamaan dengan moksanya Maharaja Manggala dan Maharaja Yudha, kini Istana Dasar Samudra dipimpin oleh Putri Samudra dan Istana Alam Lelembut dipimpin oleh putri tertua Maharaja Yudha yang bernama Putri Dewi Kencana. Hari itu Istana Alam Lelembut terlihat lebih meriah, barisan para prajurit lelembut terlihat berdiri berjejer disepanjang jalan, suasana ini seakan-akan Istana Alam Lelembut seperti akan menyambut tamu agung, karena memang, Putri Samudra yang
NEGERI ATAS ANGIN adalah sebuah negeri yang selalu berpindah-pindah, tak banyak orang yang tau tentang adanya Negeri Atas Angin ini, karena memang tidak ada seorangpun yang pernah melihat atau pernah kesana, konon hanya orang-orang dari Negeri Atas Angin sendiri yang bisa masuk dan keluar dari negeri tersebut. Sehingga Negeri Atas Angin masih dianggap sebagai negeri mitos atau hayalan saja oleh sebagian orang. Tapi hal ini tentunya tidak berlaku untuk orang-orang linuwih yang sudah hidup ratusan tahun. Keberadaan sebuah kerajaan di Negeri Atas Angin benar-benar ada, tapi Negeri Atas Angin ini selalu berpindah-pindah tempatnya sehingga sangat sulit dicari keberadaannya, tapi entahlah, penulis sendiri masih meragukan tentang hal itu. Mudah-mudahan kedepan tabir mengenai kerajaan diNegeri Atas Angin akan terungkap, apakah hanya mitos belaka atau memang benar-benar nyata. Menyadari hal itulah kenapa Putri Samudra terlihat menarik nafas panjang, harapannya untuk mendapatkan m
Bukit bayangan malam itu terlihat sepi, karena memang malam telah larut, disalah satu kamar yang ada dirumah tempat kediaman keluarga besar Bintang, tepatnya dikamar yang ditempati Putri Samudra, terlihat sosok Bintang yang terbaring sendiri diatas peraduan. Malam ini Putri Samudra memang tidak menemani Bintang karena sudah kembali Istana Dasar Samudra untuk terus memberikan perintah dan pengawasan dalam pencarian letak wilayah Negeri Atas Angin. Sementara itu dikamar-kamar yang lain, terlihat pula sosok Bintang yang tidur bersama istri-istrinya, rupanya Bintang kembali menggunakan bayangannya untuk menemani istri-istrinya. Diatas pembaringan, Bintang tampak terbaring, tapi kedua matanya tetap terbuka. Berbagai pikiran berkecamuk, sulit sekali Bintang untuk menutup matanya malam itu, jauh didasar hatinya, sebenarnya Bintang cukup khawatir dengan keadaannya saat ini. Bintang berharap segel kutukan selaput dara yang dideritanya dapat segera teratasi sebelum malam purnama mendatang, kare
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig