Hasrat birahi Bintang masih membara dan ingin menuntaskan sampai mencapai puncaknya, berfikir seperti itu, Bintangpun segera kembali mengenakan pakaiannya kembali, setelah memandang kearah Putri Aurellya yang tertidur pulas diatas peraduan, Bintang berjalan meninggalkan kamarnya.
Niat awalnya yang hanya ingin mencoba merilexkan tubuhnya, menenangkan pikirannya dengan berjalan-jalan diluar, dimana keadaan istana Negeri Batuah sudah sepi, pesta telah berakhir, rupanya percumbuan birahi Bintang dan Putri Aurellya sudah sampai larut tengah malam. Entah kenapa langkah Bintang justru berhenti pada pintu sebuah kamar. Di depan pintu kamar, Bintang memejamkan mata, saat ini Bintang mencoba untuk mendeteksi seseorang yang ada didalam kamar tersebut dari desah nafasnya dan Bintang dapat mengenali desah nafas halus dan teratur dari dalam kamar itu adalah kamarnya Pudja.
Setelah menimbang ini dan itu, Bintang akhirnya mendekat.
Tok...Tok..Tok !!
Bintang mengetuk pelan pintu kamar itu.
Tak ada jawaban.
Tok...Tok..Tok !!
Kembali Bintang mengetuknya pelan, kali ini disertai dengan tenaga dalamnya sedikit dan mengirimkan tenaga dalam itu hingga membuat ranjang peraduan tempat dimana Pudja tertidur diatasnya bergetar. Bintang tersenyum saat merasakan sosok Pudja tampak terbangun akibat getaran tenaga dalam yang dikirimkannya.
Tok...Tok..Tok !!
Kembali Bintang mengetuk pintu kamar itu dan Bintang dapat merasakan sosok Pudja yang datang mendekati pintu tersebut, dan ;
Kreaakkk...!!!
Pintu kamar itu terbuka. Seraut wajah muncul dari balik pintu. Meski jelas-jelas kelihatan kalau baru saja bangun tidur, namun raut wajah Pudja benar-benar membuat jantung setiap pria berdegup keras. Wajahnya demikian cantik dan memancarkan pesona luar biasa. Dan Pudja sedikit terkejut meilhat Bintang yang sudah berdiri didepan pintu kamarnya.
“Pudja....” ucap Bintang pelan.
Wajah Pudja yang terkejut kini berganti senyum.
“Gusti....” ucap Pudja pelan
Pudja terlihat dengan cepat menarik tangan Bintang untuk masuk kekamarnya, lalu mengunci pintu kamarnya dengan cepat.
Dan tiba-tiba saja Bintang telah memeluknya dari belakang, sembari tangan Bintang menggerayang liar di tubuh mulusnya. Meraba mulai dari leher sampai pilar pusakanya. Awalnya Pudja kaget, tetapi kemudian wajah cantiknya langsung tersenyum.
Bintang memeluk erat sekali dari belakang. Leher belakang Pudja diciumi dengan kencang, nafasnya menderu deru keras sekali. Panas, dan penuh gairah tiba tiba menjalar disekujur tubuh Pudja.
Kenikmatan itu terus berlangsung hingga pagi datang menjelang, Pudja sampai mencapai klimaknya hingga 12x, tertelentang pasrah tak berdaya dengan keperkasaan Bintang.
Kelainan yang dirasakan oleh Bintang dan wanita-wanita yang jatuh kepelukan Bintang ini berlangsung hingga berhari-hari berikutnya, bahkan dimalam-malam berikutnya, Putri Aurellya dan Pudja seakan-akan menjadi pelampisan hasrat Bintang untuk memenuhi nafsu birahinya dan kedua wanita cantik inipun tak menolak dan menerimanya dengan penuh kepuasan. Keperkasaan dan ketangguhan Bintang diatas ranjang benar-benar membuat Putri Aurellya dan Pudja bertekuk lutut. Bahkan hal ini terus berlangsung saat rombongan Datuk Rajo Dilangit kembali ketempat kediamannya bersama Bintang dan yang lainnya. Kali ini bukan hanya Putri Aurellya dan Pudja yang menjadi sasaran kegilaan nafsu birahi Bintang, Putri Aureliepun ikut menjadi keganasan nafsu birahi Bintang yang haus akan kenikmatan.
Bila siang, Bintang tidak merasakan nafsunya yang menggebu-gebu, semua berjalan normal, tapi bila malam tiba, pilar pusaka Bintang bangkit berdiri dengan gagah dan minta untuk dipuaskan, semua terjadi selama malam-malam berikutnya.
Cukup lama Bintang berada di Negeri Batuah saat Sutan Rajo Alam memutuskan akhirnya untuk menikahi nyai purbasari dan nyai purbasaripun menerimanya. Pernikahan itupun berlangsung meriah, di minggu ke-3, Bintang mengutarakan niatnya untuk kembali ke tanah Jawa dwipa dan dihari yang ditentukan akhirnya Bintang, Putri Aurellya dan Putri Aurelie ikut kembali bersama kembali ke tanah jawa dwipa. Sedangkan Pudja tetap tinggal di Negeri Batuah untuk menemani ayahnya, Sutan Rajo Alam dan nyai purbasari. Walau berat bagi Pudja untuk berpisah dari Bintang, tapi hal itu harus dilakukannya. Berpisah dari orang yang sangat dicintai dan disayanginya.
Dengan dilepas oleh upacara kebesaran, kepergian Bintang dan rombongan dilepaskan oleh Paduka Rajo Ananggawarman sendiri, bersama pejabat-pejabat istana Negeri Batuah, Datuk Rajo Dilangit, Sutan Rajo Alam dan orang-orang penting lainnya yang ada diwilayah Negeri Batuah.
Perjalanan laut yang cukup jauh kini harus dilarungi oleh Bintang dan rombongan yang dibawa oleh sebuah kapal layar mewah yang diberikan oleh Paduka Rajo Ananggawarman untuk Bintang dan rombongan, mengantar mereka kembali ke tanah jawa dwipa. Di sepanjang perjalanan laut itu pula, kembali disetiap malamnya Putri Aurellya dan Putri Aurelie tetap menjadi pelampiasan hasrat birahi Bintang yang tiada puas-puasnya, walau sangat mengherankan bagi Putri Aurellya dan Putri Aurelie, tapi keduanya tetap tidak banyak bertanya atas apa yang terjadi. Dan ini berlangsung disetiap malamnya.
-o0o-
Malam itu malam bulan purnama. Dan entah kenapa malam itu keadaan Bintang semakin menggila dan mengganas, tidak seperti malam-malam biasanya, dimalam ini Bintang merasakan tubuhnya panas bila tidak segera melampiaskan hasrat birahinya, dan malam itu kembali Putri Aurelie dan Putri Aurelie menjadi sasaran pelampiasan nafsu Bintang, entah sudah berapa kali Bintang pulang pergi dari kamar Putri Aurellya menuju ke kamar Putri Aurelie, dari kamar Putri Aurelie kembali lagi ke kamar Putri Aurellya. Bintang tetap merasakan tidak puas, gejolak hasrat birahinya saakan tak pernah surut dengan kemolekan dan keindahan tubuh kedua kakak beradik ini. Hingga akhirnya Putri Aurellya dan Putri Aurelie benar-benar terkapar kehabisan tenaga karena harus melayani nafsu Bintang semalaman. Tapi Bintang masih tetap merasakan tubuhnya panas, nafsunya seakan terbakar. Tapi saat melihat keadaan Putri Aurellya dan Putri Aurelie, Bintang iba sendiri, hingga akhirnya memutuskan untuk melakukan tapa brata dikamar t
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya Bintang dan rombongannya akhirnya tiba juga kembali Kerajaan Antapura dan Bintang langsung mohon pamit kepada gusti prabu Antapura dan permaisuri untuk segera kembali ke Setyo Kencana karena sudah terlalu lama meninggalkan Setyo Kencana. Bintang berjanji akan menjemput Putri Aurellya dan memboyongnya ke Setyo Kencana bila keadaan sudah tenang. Tapi diperjalanan Bintang justru tidak menuju ke Setyo Kencana, Bintang mengarahkan kudanya, Sembrani untuk menuju ke lembah obat untuk mencari gurunya, Peramal 5 Benua. Bintang ingin menanyakan apa yang sebenarnya terjadi padanya. Dengan kecepatan Sembrani, tak perlu waktu lama bagi Bintang untuk sampai di lembah obat dan secara kebetulan gurunya, Peramal 5 Benua dan adik seperguruannya Satria sedang ada ditempat. Kedatangan Bintang tentu saja sangat mengejutkan bagi Peramal 5 Benua dan Satria sendiri. “Guru...” ucap Bintang langs
Malam itu, Bintang tampak tengah tenggelam dialam tapa bratanya di puncak lembah obat. Entah sudah berapa lama Bintang berada dalam tapa bratanya, hingga ; “Dinda Putri Samudra, datanglah !! kanda membutuhkan dinda !!!” ucap Bintang dalam tapa bratanya. Rupanya Bintang sedang berusaha untuk menghubungi Putri Samudra dengan sutra batin miliknya. Tak lama, tiba-tiba saja ruangan itu sudah tercium harum semerbak bunga melati yang disusul secara samar-samar dihadapan Bintang muncul sesosok tubuh yang semakin lama semakin jelas sosoknya. Sosok seorang wanita berpakaian putri kerajaan berwarna hijau pupus, wanita berparas teramat cantik jelita bak seorang bidadari dari kayangan, mengenakan pakaian berwarna hijau pupus, bermata biru, mahkota emas berbentuk kepala naga dikepalanya, hiasan mengkilau dan indah menghiasi disekujur tubuhnya, bajunya hanya sebatas dada memperlihatkan jelas kulitnya yang begitu putih bak air susu yang tiada bernoda dan cela, bentuk tubuh yang sangat ramping, pada
“Jadi sekarang apa yang akan kita lakukan dinda ?” tanya Bintang tiba-tiba hingga membuat Putri Samudra kembali menatap kearah Bintang. “Katanya kanda kangen sama dinda... apa kanda boong ya sama dinda ?” ucap Putri Samudra lagi dengan cemberut. “Hahaha.... istri kanda memang yang terbaik” ucap Bintang lagi seraya mencubit lembut hidung bangir dan mancung Putri Samudra yang ikut tersenyum kearahnya. Bagaikan saling mengerti, baik Bintang dan Putri Samudra terlihat sama-sama mulai melepaskan pakaian masing-masing yang melekat ditubuh. "Oohh.. kanda.., !" jerit Putri Samudra tak tertahankan. Tulang-tulangnya serasa lolos dari persendiannya. Tubuhnya lunglai, lemas tak bertenaga terkuras habis dalam pergulatan yang ternyata memakan waktu lebih dari 5 jam! Gila! Jeritnya dalam hati. Belum pernah rasanya bercinta sampai sedemikian lamanya. -o0o- Pagi harinya, setelah berpamitan dengan Peramal 5 Benua dan Satria, Putri Samudra mengajak Bintang untuk pergi menemui Nyi Ipat Koco. Sebua
“Itu juga yang saya tidak mengerti nyi, bagaimana kanda prabu bisa terkena segel kutukan selaput dara itu ?” ucap Putri Samudra lagi. “Mungkinkah Ratu Bunian memiliki cara untuk melakukannya....” ucap Nyi ipat koco lagi. “Oh tidak nyi, segel kutukan ini bukan berasal dari Ratu Bunian, tapi dipasang oleh seorang datuak dari nagari Negeri Batuah yang bergelar datuak malenggang dilangit.... saat itu Ratu Bunian menjadi tawanan datuak malenggang dilangit” jelas Bintang lagi hingga membuat wajah Nyi ipat koco dan Putri Samudra berubah. “Negeri Batuah....” ulang Putri Samudra terkejut. “Jauh juga pengembaraan kanda ya” sambung Putri Samudra lagi. “Dimaklumin aja kanjeng putri, gelar gusti prabukan Ksatria Pengembara, jadi wajar bila mengembara kemana-mana” sambung Nyi ipat koco ikut tersenyum. “Oh ya gusti, apakah selain segel kutukan selaput dara itu, datuak malenggang dilangit juga menggunakan ilmu yang lain yang menempel di
Bintang akhirnya kembali ke Bukit Bayangan dengan diantar oleh Putri Samudra, kembalinya Bintang tentu saja disambut dengan hangat oleh seluruh keluarga Bintang, karena memang sudah cukup lama Bintang tidak kembali. Terlebih para istri-istri Bintang yang kelihatannya begitu sangat rindu sekali dengan Bintang. Kondisi Bintang saat ini memang sengaja tidak diceritakan kepada seluruh keluarga Bintang, sebelum Putri Samudra kembali dari istana alam lelembut. Malam purnama, malam yang paling Bintang takutkan akhirnya datang juga. Perlahan tapi pasti keadaan Bintang mulai panas, semakin panas bila tidak segera melampiaskan hasrat birahinya, dan atas saran Putri Samudra, malam itu, Bintang tidak menggunakan bayangannya untuk menggauli istri-istrinya secara bersamaan, Putri Samudra menyarankan agar Bintang menggauli istrinya satu demi satu agar pemenuhan hasratnya dapat terpenuhi secara maksimal, karena itulah malam itu, Bintang mendatangi satu demi satu kamar-kamar istrinya, keganasan dan ke
Istana alam lelembut yang dipimpin Raja alam lelembut dengan sebutan Maharaja Yudha, adalah salah satu kerajaan lelembut diantara banyak kerajaan lelembut yang ada didunia ini, tapi alam lelembut yang dipimpin oleh Maharaja Yudha sangat disegani dan dihormati oleh kerajaan-kerajaan lelembut lainnya. Selain karena kesaktiannya, Maharaja Yudha juga diketahui memiliki saudara seperguruan yang juga memimpin Istana Dasar Samudra, kedua maharaja ini kemudian didapuk sebagai ketua negeri alam lelembut dan negeri alam ghaib. Tapi bersamaan dengan moksanya Maharaja Manggala dan Maharaja Yudha, kini Istana Dasar Samudra dipimpin oleh Putri Samudra dan Istana Alam Lelembut dipimpin oleh putri tertua Maharaja Yudha yang bernama Putri Dewi Kencana. Hari itu Istana Alam Lelembut terlihat lebih meriah, barisan para prajurit lelembut terlihat berdiri berjejer disepanjang jalan, suasana ini seakan-akan Istana Alam Lelembut seperti akan menyambut tamu agung, karena memang, Putri Samudra yang
NEGERI ATAS ANGIN adalah sebuah negeri yang selalu berpindah-pindah, tak banyak orang yang tau tentang adanya Negeri Atas Angin ini, karena memang tidak ada seorangpun yang pernah melihat atau pernah kesana, konon hanya orang-orang dari Negeri Atas Angin sendiri yang bisa masuk dan keluar dari negeri tersebut. Sehingga Negeri Atas Angin masih dianggap sebagai negeri mitos atau hayalan saja oleh sebagian orang. Tapi hal ini tentunya tidak berlaku untuk orang-orang linuwih yang sudah hidup ratusan tahun. Keberadaan sebuah kerajaan di Negeri Atas Angin benar-benar ada, tapi Negeri Atas Angin ini selalu berpindah-pindah tempatnya sehingga sangat sulit dicari keberadaannya, tapi entahlah, penulis sendiri masih meragukan tentang hal itu. Mudah-mudahan kedepan tabir mengenai kerajaan diNegeri Atas Angin akan terungkap, apakah hanya mitos belaka atau memang benar-benar nyata. Menyadari hal itulah kenapa Putri Samudra terlihat menarik nafas panjang, harapannya untuk mendapatkan m