Share

88. Bagian 4

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Malam itu, istana Negeri Batuahpun mengadakan perjamuan besar dengan Pudjasari sebagai penampil utamanya. Tarian ronggeng memang masih belum dikenal di Negeri Batuah. Sekedar untuk diketahui dimasa itu, wilayah Negeri Batuah masih menganut kepercayaan hindu-budha. Apa yang dipertunjukkan oleh Pudja menghipnotis semua orang yang melihatnya, karena baru kali ini mereka melihat sebuah tarian yang mampu menggoyahkan hasrat birahi mereka sebagai laki-laki.

Saat itu Bintang duduk bersebelahan dengan Paduka Rajo Ananggawarman, disebelah Bintang tampak pula duduk Putri Aurellya, sedangkan disebelah berlawanan dari Bintang tampak pula duduk Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam yang duduk bersebelahan dengan nyai purbasari.

Malam semakin larut, semua tampak begitu menikmati apa yang disuguhkan oleh Pudja dalam tarian ronggengnya. Sementara itu Pudja terus melenggang lenggokkan tubuhnya sambil sesekali mengarahkan pandangannya kearah Bintang. Hal ini beberapa kali dilihat oleh Putri Aurellya yang tentu saja merasakan jengah melihat tatapan penuh kemesraan yang dilakukan oleh Pudja pada suaminya, Bintang.

Bintang yang saat itu masih menikmati apa yang diperlihatkan oleh Pudja, tiba-tiba saja wajah Bintang berubah. Sejenak Bintang mengalihkan pandangannya kearah bawah dan wajah Bintang semakin berubah. Sejak saat itu Bintang terlihat gelisah ditempat duduknya, beberapa kali Bintang memperbaiki posisi duduknya. Dan rupanya hal ini memancing perhatian Putri Aurellya yang menyadari keadaan Bintang yang tidak nyaman.

“Ada apa kanda ?” ucap Putri Aurellya setengah berbisik kepada Bintang.

“Oh tidak apa-apa dinda... tidak apa-apa” ucap Bintang cepat melempar senyum kearah Putri Aurellya.

Sebisa mungkin Bintang berusaha nyaman dengan keadaannya, tapi semakin lama semakin Bintang terlihat tidak nyaman, beberapa kali Bintang memperbaiki posisi duduknya kembali dan memperbaiki jubah birunya untuk menutupi bagian bawah tubuhnya. Dan hal ini memancing perhatian Putri Aurellya yang terus memperhatikan keadaan Bintang.

“Ada apa sih kanda ?” tanya Putri Aurellya lagi setengah berbisik kepada Bintang. Kali ini Bintang tak menjawab tapi mengarahkan pandangannya kearah bawah selangkangannya, Putri Aurellya mengikuti pandangan Bintang dan seketika wajah Putri Aurellya ikut berubah.

“Kok bisa begitu... kanda terpengaruh oleh tarian Pudja ya ?” bisik Putri Aurellya lagi. Bintang terdiam sejenak.

“Tidak dinda... entah kenapa bisa begini” ucap Bintang lagi setengah berbisik.

“Ah sudahlah... yuk lah kita pergi dari sini kanda... dinda juga sudah tak nyaman disini” ucap Putri Aurellya lagi mengajak Bintang. Bintangpun mengangguk. Lalu keduanyapun berpamitan kepada Paduka Rajo Ananggawarman untuk meninggalkan tempat itu untuk kembali ke kamar, Paduka Rajo Ananggawarman hanya menganggukkan kepalanya saja sedikit tak memperdulikan hal itu, karena perhatiannya kini lebih tertuju kearah Pudja.

Bintang dan Putri Aurellya segera meninggalkan tempat itu dan sepanjang jalan Bintang tampak menutupi bagian bawahnya dengan jubah dan tangannya. Langkah keduanya tampak cepat meninggalkan tempat itu. Hingga keduanya akhirnya tiba juga didepan pintu kamar yang memang telah disediakan oleh Paduka Rajo Ananggawarman untuk tamu kehormatan seperti Bintang.

Keduanya segera melangkah masuk. Putri Aurellya dengan cepat mengunci pintu kamar tersebut. Putri Aurellya cepat berbalik kearah Bintang dan langsung memandang kearah selangkangan Bintang.

“Kenapa bisa begitu kanda... kanda benaran terangsang melihat tarian Pudja ya ?” tanya Putri Aurellya dengan nada sedikit keras.

“Tidak dinda, benaran... kanda juga tidak tau kenapa seperti ini... tiba-tiba saja” ucap Bintang mencoba menjelaskan. “Untuk apa kanda tertarik dengan wanita lain, kalau kanda punya istri secantik dinda” sambung Bintang lagi. Hingga membuat Putri Aurellya yang tadi cemberut, berubah bahagia mendengarnya.

“Benaran kanda tidak tertarik dengan Pudja ?” tanya Putri Aurellya lagi.

“Benar dinda...” ucap Bintang mantap.

“Lalu bagaimana sekarang dinda ?”

“Mau bagaimana lagi kanda...” ucap Putri Aurellya tersenyum.

“Ya bagaimana dinda ?” tanya Bintang bingung.

“Sudah kewajiban seorang istri untuk selalu siap melayani kebutuhan hasrat suaminya....” ucap Putri Aurellya lagi seraya melepas satu demi satu pakaian yang melekat ditubuhnya dihadapan Bintang yang kini menatapnya dengan tatapan penuh nafsu.

Keduanya bergelut, bergumul, bercinta, memburu kenikmatan dan kebahagiaan. Fajar menyingsing keduanya tidur berpelukan, lelap.

-o0o-

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 2   88. Bagian 5

    Hasrat birahi Bintang masih membara dan ingin menuntaskan sampai mencapai puncaknya, berfikir seperti itu, Bintangpun segera kembali mengenakan pakaiannya kembali, setelah memandang kearah Putri Aurellya yang tertidur pulas diatas peraduan, Bintang berjalan meninggalkan kamarnya. Niat awalnya yang hanya ingin mencoba merilexkan tubuhnya, menenangkan pikirannya dengan berjalan-jalan diluar, dimana keadaan istana Negeri Batuah sudah sepi, pesta telah berakhir, rupanya percumbuan birahi Bintang dan Putri Aurellya sudah sampai larut tengah malam. Entah kenapa langkah Bintang justru berhenti pada pintu sebuah kamar. Di depan pintu kamar, Bintang memejamkan mata, saat ini Bintang mencoba untuk mendeteksi seseorang yang ada didalam kamar tersebut dari desah nafasnya dan Bintang dapat mengenali desah nafas halus dan teratur dari dalam kamar itu adalah kamarnya Pudja. Setelah menimbang ini dan itu, Bintang akhirnya mendekat. Tok...Tok..Tok !! Bintang mengetuk pelan pintu kamar itu. Tak ada

  • Ksatria Pengembara Season 2   88. Bagian 6

    Malam itu malam bulan purnama. Dan entah kenapa malam itu keadaan Bintang semakin menggila dan mengganas, tidak seperti malam-malam biasanya, dimalam ini Bintang merasakan tubuhnya panas bila tidak segera melampiaskan hasrat birahinya, dan malam itu kembali Putri Aurelie dan Putri Aurelie menjadi sasaran pelampiasan nafsu Bintang, entah sudah berapa kali Bintang pulang pergi dari kamar Putri Aurellya menuju ke kamar Putri Aurelie, dari kamar Putri Aurelie kembali lagi ke kamar Putri Aurellya. Bintang tetap merasakan tidak puas, gejolak hasrat birahinya saakan tak pernah surut dengan kemolekan dan keindahan tubuh kedua kakak beradik ini. Hingga akhirnya Putri Aurellya dan Putri Aurelie benar-benar terkapar kehabisan tenaga karena harus melayani nafsu Bintang semalaman. Tapi Bintang masih tetap merasakan tubuhnya panas, nafsunya seakan terbakar. Tapi saat melihat keadaan Putri Aurellya dan Putri Aurelie, Bintang iba sendiri, hingga akhirnya memutuskan untuk melakukan tapa brata dikamar t

  • Ksatria Pengembara Season 2   88. Bagian 7

    Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya Bintang dan rombongannya akhirnya tiba juga kembali Kerajaan Antapura dan Bintang langsung mohon pamit kepada gusti prabu Antapura dan permaisuri untuk segera kembali ke Setyo Kencana karena sudah terlalu lama meninggalkan Setyo Kencana. Bintang berjanji akan menjemput Putri Aurellya dan memboyongnya ke Setyo Kencana bila keadaan sudah tenang. Tapi diperjalanan Bintang justru tidak menuju ke Setyo Kencana, Bintang mengarahkan kudanya, Sembrani untuk menuju ke lembah obat untuk mencari gurunya, Peramal 5 Benua. Bintang ingin menanyakan apa yang sebenarnya terjadi padanya. Dengan kecepatan Sembrani, tak perlu waktu lama bagi Bintang untuk sampai di lembah obat dan secara kebetulan gurunya, Peramal 5 Benua dan adik seperguruannya Satria sedang ada ditempat. Kedatangan Bintang tentu saja sangat mengejutkan bagi Peramal 5 Benua dan Satria sendiri. “Guru...” ucap Bintang langs

  • Ksatria Pengembara Season 2   88. Bagian 8

    Malam itu, Bintang tampak tengah tenggelam dialam tapa bratanya di puncak lembah obat. Entah sudah berapa lama Bintang berada dalam tapa bratanya, hingga ; “Dinda Putri Samudra, datanglah !! kanda membutuhkan dinda !!!” ucap Bintang dalam tapa bratanya. Rupanya Bintang sedang berusaha untuk menghubungi Putri Samudra dengan sutra batin miliknya. Tak lama, tiba-tiba saja ruangan itu sudah tercium harum semerbak bunga melati yang disusul secara samar-samar dihadapan Bintang muncul sesosok tubuh yang semakin lama semakin jelas sosoknya. Sosok seorang wanita berpakaian putri kerajaan berwarna hijau pupus, wanita berparas teramat cantik jelita bak seorang bidadari dari kayangan, mengenakan pakaian berwarna hijau pupus, bermata biru, mahkota emas berbentuk kepala naga dikepalanya, hiasan mengkilau dan indah menghiasi disekujur tubuhnya, bajunya hanya sebatas dada memperlihatkan jelas kulitnya yang begitu putih bak air susu yang tiada bernoda dan cela, bentuk tubuh yang sangat ramping, pada

  • Ksatria Pengembara Season 2   88. Bagian 9

    “Jadi sekarang apa yang akan kita lakukan dinda ?” tanya Bintang tiba-tiba hingga membuat Putri Samudra kembali menatap kearah Bintang. “Katanya kanda kangen sama dinda... apa kanda boong ya sama dinda ?” ucap Putri Samudra lagi dengan cemberut. “Hahaha.... istri kanda memang yang terbaik” ucap Bintang lagi seraya mencubit lembut hidung bangir dan mancung Putri Samudra yang ikut tersenyum kearahnya. Bagaikan saling mengerti, baik Bintang dan Putri Samudra terlihat sama-sama mulai melepaskan pakaian masing-masing yang melekat ditubuh. "Oohh.. kanda.., !" jerit Putri Samudra tak tertahankan. Tulang-tulangnya serasa lolos dari persendiannya. Tubuhnya lunglai, lemas tak bertenaga terkuras habis dalam pergulatan yang ternyata memakan waktu lebih dari 5 jam! Gila! Jeritnya dalam hati. Belum pernah rasanya bercinta sampai sedemikian lamanya. -o0o- Pagi harinya, setelah berpamitan dengan Peramal 5 Benua dan Satria, Putri Samudra mengajak Bintang untuk pergi menemui Nyi Ipat Koco. Sebua

  • Ksatria Pengembara Season 2   88. Bagian 10

    “Itu juga yang saya tidak mengerti nyi, bagaimana kanda prabu bisa terkena segel kutukan selaput dara itu ?” ucap Putri Samudra lagi. “Mungkinkah Ratu Bunian memiliki cara untuk melakukannya....” ucap Nyi ipat koco lagi. “Oh tidak nyi, segel kutukan ini bukan berasal dari Ratu Bunian, tapi dipasang oleh seorang datuak dari nagari Negeri Batuah yang bergelar datuak malenggang dilangit.... saat itu Ratu Bunian menjadi tawanan datuak malenggang dilangit” jelas Bintang lagi hingga membuat wajah Nyi ipat koco dan Putri Samudra berubah. “Negeri Batuah....” ulang Putri Samudra terkejut. “Jauh juga pengembaraan kanda ya” sambung Putri Samudra lagi. “Dimaklumin aja kanjeng putri, gelar gusti prabukan Ksatria Pengembara, jadi wajar bila mengembara kemana-mana” sambung Nyi ipat koco ikut tersenyum. “Oh ya gusti, apakah selain segel kutukan selaput dara itu, datuak malenggang dilangit juga menggunakan ilmu yang lain yang menempel di

  • Ksatria Pengembara Season 2   88. Bagian 11

    Bintang akhirnya kembali ke Bukit Bayangan dengan diantar oleh Putri Samudra, kembalinya Bintang tentu saja disambut dengan hangat oleh seluruh keluarga Bintang, karena memang sudah cukup lama Bintang tidak kembali. Terlebih para istri-istri Bintang yang kelihatannya begitu sangat rindu sekali dengan Bintang. Kondisi Bintang saat ini memang sengaja tidak diceritakan kepada seluruh keluarga Bintang, sebelum Putri Samudra kembali dari istana alam lelembut. Malam purnama, malam yang paling Bintang takutkan akhirnya datang juga. Perlahan tapi pasti keadaan Bintang mulai panas, semakin panas bila tidak segera melampiaskan hasrat birahinya, dan atas saran Putri Samudra, malam itu, Bintang tidak menggunakan bayangannya untuk menggauli istri-istrinya secara bersamaan, Putri Samudra menyarankan agar Bintang menggauli istrinya satu demi satu agar pemenuhan hasratnya dapat terpenuhi secara maksimal, karena itulah malam itu, Bintang mendatangi satu demi satu kamar-kamar istrinya, keganasan dan ke

  • Ksatria Pengembara Season 2   89. Berburu Mustika Anting Lanang

    Istana alam lelembut yang dipimpin Raja alam lelembut dengan sebutan Maharaja Yudha, adalah salah satu kerajaan lelembut diantara banyak kerajaan lelembut yang ada didunia ini, tapi alam lelembut yang dipimpin oleh Maharaja Yudha sangat disegani dan dihormati oleh kerajaan-kerajaan lelembut lainnya. Selain karena kesaktiannya, Maharaja Yudha juga diketahui memiliki saudara seperguruan yang juga memimpin Istana Dasar Samudra, kedua maharaja ini kemudian didapuk sebagai ketua negeri alam lelembut dan negeri alam ghaib. Tapi bersamaan dengan moksanya Maharaja Manggala dan Maharaja Yudha, kini Istana Dasar Samudra dipimpin oleh Putri Samudra dan Istana Alam Lelembut dipimpin oleh putri tertua Maharaja Yudha yang bernama Putri Dewi Kencana. Hari itu Istana Alam Lelembut terlihat lebih meriah, barisan para prajurit lelembut terlihat berdiri berjejer disepanjang jalan, suasana ini seakan-akan Istana Alam Lelembut seperti akan menyambut tamu agung, karena memang, Putri Samudra yang

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 11

    Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 10

    Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 9

    Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig

DMCA.com Protection Status