“Itu juga yang saya tidak mengerti nyi, bagaimana kanda prabu bisa terkena segel kutukan selaput dara itu ?” ucap Putri Samudra lagi.
“Mungkinkah Ratu Bunian memiliki cara untuk melakukannya....” ucap Nyi ipat koco lagi.
“Oh tidak nyi, segel kutukan ini bukan berasal dari Ratu Bunian, tapi dipasang oleh seorang datuak dari nagari Negeri Batuah yang bergelar datuak malenggang dilangit.... saat itu Ratu Bunian menjadi tawanan datuak malenggang dilangit” jelas Bintang lagi hingga membuat wajah Nyi ipat koco dan Putri Samudra berubah.
“Negeri Batuah....” ulang Putri Samudra terkejut. “Jauh juga pengembaraan kanda ya” sambung Putri Samudra lagi.
“Dimaklumin aja kanjeng putri, gelar gusti prabukan Ksatria Pengembara, jadi wajar bila mengembara kemana-mana” sambung Nyi ipat koco ikut tersenyum.
“Oh ya gusti, apakah selain segel kutukan selaput dara itu, datuak malenggang dilangit juga menggunakan ilmu yang lain yang menempel di segel kutukan selaput dara ?” tanya Nyi ipat koco lagi. Kali ini wajah Bintang yang berubah mendengar hal itu.
“Benar nyi, waktu itu Ratu Bunian menyebut segel kutukan selaput dara welut putih....” ucap Bintang lagi teringat akan hal itu.
“Ajian welut putih... tidak salah lagi... ajian inilah yang membalikkan kutukan didiri Ratu Bunian hingga berpindah ke tubuh gusti prabu” ucap Nyi ipat koco lagi. Kali ini Putri Samudra dan Bintang ikut-ikutan mengangguk mengerti. “Karena sifat ajian welut putih ini bisa membalikan semuanya, baik itu pukulan, senjata sakti maupun segel kutukan seperti yang sekarang gusti prabu miliki” sambung Nyi ipat koco lagi.
“Apakah bisa ditangani nyi ?” tanya Putri Samudra lagi tak sabar.
“Segel kutukan selaput dara bila dimiliki oleh wanita maka akan membuat miliknya akan selalu rapat seperti perawan, tapi hamba baru dengar kalau segel kutukan selaput dara dimiliki laki-laki, maka pengendalinya harus selalu mencari lobang sorgawi wanita” ucap Nyi ipat koco lagi.
Bintang dan Putri Samudra tetap diam untuk mendengarkan kelanjutan ucapan nyi ipat koco.
“Biasanya segel ini hanya ini hanya bisa dicabut oleh orang yang memasangnya.... apakah gusti prabu sudah mencoba untuk menemui datuak malenggang dilangit ?” tanya Nyi ipat koco lagi. Bintang terlihat terdiam cukup lama, hingga ;
“Datuak malenggang dilangit sudah tewas nyi” ucap Bintang akhirnya.
Kini sedikit banyak Nyi ipat koco dan Putri Samudra mulai dapat menerka apa yang sebenarnya terjadi. Kemungkinan Bintang menyelamatkan Ratu Bunian dari tangan belenggu datuak malenggang dilangit, hingga terjadilah hubungan terlarang itu.
Nyi ipat koco kali ini terdiam cukup lama seperti tengah memikirkan hal itu.
“Apakah ada solusi yang lain nyi ?” tanya Putri Samudra lagi. Nyi ipat koco mengalihkan pandangannya kearah Putri Samudra, tapi masih tetap terdiam.
“Bukankah seharusnya kanjeng putri senang bila gusti prabu menjadi perkasa dan tahan lama...?” goda Nyi ipat koco lagi.
“Tanpa segel kutukan selaput dara, kanda prabu juga sudah perkasa nyi, apalagi ditambah segel kutukan selaput dara, waduh.... ngak kuat nyi... benar-benar gila” ucap Putri Samudra setengah berbisik dan tersenyum kecil, Nyi ipat koco ikut-ikutan tersenyum.
Obrolan sesama wanita ini hanya membuat Bintang tersenyum kecut sendiri.
“Ada sebuah pusaka yang mungkin bisa menolong gusti prabu” ucap Nyi ipat koco tiba-tiba.
“Apa nyi ?!!” ucap Putri Samudra dan Bintang hampir bersamaan.
“Pusaka alam lelembut yang bernama mustika anting lanang”
“Mustika anting lanang...” ulang Bintang dan Putri Samudra saling pandang.
“Benar...mustika anting lanang ini mampu menekan semua kutukan yang ada didunia ini.... itu berarti termasuk segel kutukan selaput dara” ucap Nyi ipat koco lagi. Hingga membuat Putri Samudra dan Bintang mengangguk-angguk.
“Kalau begitu baiklah nyi, kami akan segera mengunjungi istana alam lelembut” ucap Putri Samudra lagi.
“Maaf kanjeng putri, sebaiknya gusti prabu jangan ikut ke istana alam lelembut ?!!” ucap Nyi ipat koco lagi hingga membuat Putri Samudra dan Bintang terkejut.
“Kenapa memangnya nyi ?” tanya Bintang cepat.
“Beberapa malam kedepan adalah malam bulan purnama... segel kutukan selaput dara yang gusti prabu miliki akan semakin menjadi-jadi bila malam bulan purnama....” ucap Nyi ipat koco lagi hingga membuat Bintang terkejut karena apa yang diucapkan Nyi ipat koco benar-benar pernah terjadi pada Bintang.
“Dimalam bulan purnama keadaan gusti prabu akan semakin menggila dan mengganas, hamba takut bila gusti prabu ikut kanjeng putri ke istana alam lelembut akan ada korban yang tak diinginkan” ucap Nyi ipat koco mengemukakan alasannya.
“Benar kanda... lebih baik kanda tunggu dinda di Bukit Bayangan, dinda lebih rela bila kanda bersama para istri daripada kanda sama yang lain” ucap Putri Samudra lagi hingga membuat Bintang mengangguk-angguk.
“Bila itu memang yang terbaik, baiklah...” ucap Bintang lagi akhirnya.
“Pokoknya sampai dinda kembali... kanda jangan pernah keluar dari Bukit Bayangan” sambung Putri Samudra lagi. Bintang tersenyum dan mengangguk.
Nyi ipat koco ikut tersenyum melihat keintiman da keakraban Bintang dan Putri Samudra yang akan membuat iri yang melihatnya.
-o0o-
Bintang akhirnya kembali ke Bukit Bayangan dengan diantar oleh Putri Samudra, kembalinya Bintang tentu saja disambut dengan hangat oleh seluruh keluarga Bintang, karena memang sudah cukup lama Bintang tidak kembali. Terlebih para istri-istri Bintang yang kelihatannya begitu sangat rindu sekali dengan Bintang. Kondisi Bintang saat ini memang sengaja tidak diceritakan kepada seluruh keluarga Bintang, sebelum Putri Samudra kembali dari istana alam lelembut. Malam purnama, malam yang paling Bintang takutkan akhirnya datang juga. Perlahan tapi pasti keadaan Bintang mulai panas, semakin panas bila tidak segera melampiaskan hasrat birahinya, dan atas saran Putri Samudra, malam itu, Bintang tidak menggunakan bayangannya untuk menggauli istri-istrinya secara bersamaan, Putri Samudra menyarankan agar Bintang menggauli istrinya satu demi satu agar pemenuhan hasratnya dapat terpenuhi secara maksimal, karena itulah malam itu, Bintang mendatangi satu demi satu kamar-kamar istrinya, keganasan dan ke
Istana alam lelembut yang dipimpin Raja alam lelembut dengan sebutan Maharaja Yudha, adalah salah satu kerajaan lelembut diantara banyak kerajaan lelembut yang ada didunia ini, tapi alam lelembut yang dipimpin oleh Maharaja Yudha sangat disegani dan dihormati oleh kerajaan-kerajaan lelembut lainnya. Selain karena kesaktiannya, Maharaja Yudha juga diketahui memiliki saudara seperguruan yang juga memimpin Istana Dasar Samudra, kedua maharaja ini kemudian didapuk sebagai ketua negeri alam lelembut dan negeri alam ghaib. Tapi bersamaan dengan moksanya Maharaja Manggala dan Maharaja Yudha, kini Istana Dasar Samudra dipimpin oleh Putri Samudra dan Istana Alam Lelembut dipimpin oleh putri tertua Maharaja Yudha yang bernama Putri Dewi Kencana. Hari itu Istana Alam Lelembut terlihat lebih meriah, barisan para prajurit lelembut terlihat berdiri berjejer disepanjang jalan, suasana ini seakan-akan Istana Alam Lelembut seperti akan menyambut tamu agung, karena memang, Putri Samudra yang
NEGERI ATAS ANGIN adalah sebuah negeri yang selalu berpindah-pindah, tak banyak orang yang tau tentang adanya Negeri Atas Angin ini, karena memang tidak ada seorangpun yang pernah melihat atau pernah kesana, konon hanya orang-orang dari Negeri Atas Angin sendiri yang bisa masuk dan keluar dari negeri tersebut. Sehingga Negeri Atas Angin masih dianggap sebagai negeri mitos atau hayalan saja oleh sebagian orang. Tapi hal ini tentunya tidak berlaku untuk orang-orang linuwih yang sudah hidup ratusan tahun. Keberadaan sebuah kerajaan di Negeri Atas Angin benar-benar ada, tapi Negeri Atas Angin ini selalu berpindah-pindah tempatnya sehingga sangat sulit dicari keberadaannya, tapi entahlah, penulis sendiri masih meragukan tentang hal itu. Mudah-mudahan kedepan tabir mengenai kerajaan diNegeri Atas Angin akan terungkap, apakah hanya mitos belaka atau memang benar-benar nyata. Menyadari hal itulah kenapa Putri Samudra terlihat menarik nafas panjang, harapannya untuk mendapatkan m
Bukit bayangan malam itu terlihat sepi, karena memang malam telah larut, disalah satu kamar yang ada dirumah tempat kediaman keluarga besar Bintang, tepatnya dikamar yang ditempati Putri Samudra, terlihat sosok Bintang yang terbaring sendiri diatas peraduan. Malam ini Putri Samudra memang tidak menemani Bintang karena sudah kembali Istana Dasar Samudra untuk terus memberikan perintah dan pengawasan dalam pencarian letak wilayah Negeri Atas Angin. Sementara itu dikamar-kamar yang lain, terlihat pula sosok Bintang yang tidur bersama istri-istrinya, rupanya Bintang kembali menggunakan bayangannya untuk menemani istri-istrinya. Diatas pembaringan, Bintang tampak terbaring, tapi kedua matanya tetap terbuka. Berbagai pikiran berkecamuk, sulit sekali Bintang untuk menutup matanya malam itu, jauh didasar hatinya, sebenarnya Bintang cukup khawatir dengan keadaannya saat ini. Bintang berharap segel kutukan selaput dara yang dideritanya dapat segera teratasi sebelum malam purnama mendatang, kare
Negeri bunian. Ratusan orang bunian terlihat menyambut kedatangan Bintang bersama panglima Messya, sepanjang jalan menuju istana bunian, terlihat orang-orang yang dilewati Bintang segera berlutut memberikan hormat mereka kepada Bintang. Di istanapun terjadi hal seperti itu, para prajurit bunian yang semuanya adalah wanita tampak menjura hormat begitu Bintang melewati mereka. Panglima Messya membawa Bintang menuju aula utama, dimana disana telah menunggu wanita-wanita cantik jelita. Yang tentu salah satunya adalah sosok ratu bunian, Puti Ayu Ningrum yang tampak duduk disinggasana emasnya, sosok Puti Ayu Ningrum kali ini tampak tampil lebih anggun dan cantik, sudah mengenakan pakaian layaknya seorang ratu dengan mahkota emas dikepalanya. Begitu Bintang memasuki ruangan tersebut, Puti Ayu Ningrum bersama para panglimanya tampak langsung bangkit dan langsung menjura hormat kepada Bintang. Ayu Ningrum sendiri tampak turun dari singgasana kebesarannya dan langsung menjura
Sebuah goa dengan lubang yang sangat besar terpampang jelas dihadapan Bintang, Ayu Ningrum dan 6 orang panglima harimau yang ikut ke goa watu telo. Bintang tampak memperhatikan lubang Goa watu telo dengan seksama. Tidak ada yang aneh, sama seperti goa-goa lainnya, hanya saja goa watu telo memang memiliki lubang yang sangat besar sekali. “Apakah Ratu Ayu Pitaloka ada didalam sana ?” tanya Bintang tanpa menoleh. “Benar paduka, Ratu Ayu Pitaloka ada didalam sana” ucap Ayu Ningrum lagi. “Kenapa tidak kalian sendiri yang menyelamatkannya ?” tanya Bintang menoleh kearah Ayu Ningrum dan yang lain. “Kami tak sanggup paduka...” ucap Ayu Ningrum lagi. “Karena tempat ini dijaga oleh Siluman Angin Lahar paduka....” sambung panglima kitty lagi. “Siluman Angin Lahar....” ulang Bintang terkejut. “Benar paduka, Siluman Angin Lahar memiliki jurus 'ANGIN LAHAR” yang sangat ditakuti oleh bangsa lelembut dan bangsa ghaib seperti kami.... apa saja
Wuuussshhhhh !!! Baru saja Bintang membatin, tiba-tiba saja sebuah pusaran angin panas puting beliung terbentuk dari arah sebelah kanan Bintang, Bintang segera berpaling melihat pusaran angin panas yang membentuk angin puting beliung yang kini tengah menuju kearahnya dengan dahsyat. Bintang menyadari hal ini bisa membahayakan wanita yang ada didekatnya saat ini, berfikir kesitu, maka Bintangpun segera berkelebat menjauh, untungnya pusaran angin panas itu bergerak mengikuti sosok Bintang. Mengerikan !! semua yang dilewati pusaran angin panas itu tampak langsung berubah menjadi arang panas yang mengeras. Bintang yang melihat hal itu menyadari betapa bahayanya puasaran angin panas yang kini tengah memburunya itu. Sambil terus menghindar, Bintang terlihat menghimpun tenaganya, puncaknya, Bintang menghentikan larinya dan langsung berbalik menghadap kearah pusaran angin panas yang sedang menuju kearahnya. Kedua telapak tangan Bintang yang menyatu didepan da
Tiba-tiba saja Ratu Ayu Pitaloka terlihat membuka kedua matanya, dan kedua mata Ratu Ayu Pitaloka yang indah terlihat membesar saat melihat sosok lelaki yang ada dihadapannya. “Tolong hancurkan kalung batu langit yang ada dileher hamba ini tuan” terdengar suara lembut Ratu Ayu Pitaloka. “Kalung batu langit...” ulang Bintang terkejut. “Kalung batu langit ini telah menyegel seluruh kekuatan hamba selama ini” sambung Ratu Ayu Pitaloka lagi. “Oh iya, maaf...” ucap Bintang menyadari keadaannya, Bintang mendekati sosok Ratu Ayu Pitaloka dan mengulurkan tangannya mencengkram kalung batu langit dengan tangan kanannya. Zzzaggghhhh !!! Bintang menyalurkan cakrapetir ketangan kanannya yang mencengkram kalung batu langit, dan ; Kraaaakkk !!! Kalung batu langit hancur menjadi serpihan-serpihan kecil, tapi seiring dengan hancurnya kalung batu langit itu, tiba-tiba saja sosok Ratu Ayu Pitaloka jatuh kedepan, Bintang yang ada didepannya dengan cepat merangkul sosok Ratu Ayu Pitaloka agar tidak