Kembalinya Kesatria Shengcun

Kembalinya Kesatria Shengcun

last updateLast Updated : 2024-07-30
By:  CahyaGumilar79Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
37 ratings. 37 reviews
104Chapters
7.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Penyerangan Sekte Iblis Merah membuat Feng Guang kehilangan segalanya. Desa tempat klannya tinggal hangus terbakar, ayah juga pamannya tewas dengan cara yang kejam. Namun, ada satu hal yang tidak benar-benar hilang dari Feng Guang, yakni sebuah warisan yang diberikan sang ayah sebelum kematian menghampirinya. Sebuah gulungan yang berisikan peta menuju Kitab Yongshi. Kitab yang ditengarai dicari-cari semua orang untuk mendapatkan semua kekuatan. Bagi Feng Guang warisan ini bukan hanya tentang kekuatan, tetapi juga tentang pembalasan dendam terhadap kelompok rahasia yang telah meluluh lantakkan desa dan merenggut kehidupan ayahnya. Mampukah Feng Guang menemukan kitab tersebut berbekal pada gulungan yang diberikannya? Bagaimana Feng Guang yang lemah berjuang menjadi kuat untuk bisa meraih semua tujuannya dan membalaskan dendam atas kematian ayahnya?

View More

Chapter 1

1. Kematian Tuan Guang

“Feng Guang!” teriak seorang pria dengan wajah berlumuran darah, ia berjalan terhuyung-huyung menghampiri seorang bocah laki-laki yang sedang duduk di beranda rumah. 

Melihat pemandangan seperti itu, Feng Guang tampak kaget sekali. “Paman!” Feng Guang langsung menyambut pamannya yang hampir jatuh.

“Panggil ayahmu, cepat!”

Feng Guang langsung berlari ke belakang rumah hendak memanggil ayahnya yang saat itu sedang memperbaiki kandang ternak. Tidak lama kemudian, bocah laki-laki itu sudah kembali ke beranda rumah bersama sang ayah.

“Bertahanlah! Aku akan mengobati lukamu,” kata Tuan Guang menyangga tubuh adiknya yang sudah lemah tak berdaya.

“Tidak perlu! Sekarang, dengarkan aku.” Sang Paman berusaha berbicara sambil menahan rasa sakitnya. “S-semua orang, termasuk anak dan istriku telah terbunuh. Kalian harus pergi dari desa ini.”

“Siapa yang melakukannya?” tanya Tuan Guang.

“Para pendekar Sekte Iblis Merah,” jawabnya dengan suara parau, “Cepat, kalian pergi! Sebentar lagi mereka pasti ke sini.”

Setelah menjawab pertanyaan sang kakak, dari mulut dan hidungnya keluar darah segar yang mengalir begitu deras. Ia mengerang kesakitan dan langsung mengembuskan napas terakhir dalam pangkuan kakaknya.

“Adikku ...!” Tuan Guang berteriak keras sambil mendekap erat tubuh sang adik yang sudah tak bernyawa.

Feng Guang pun ikut menangis melihat pamannya yang sudah tak bernyawa. Lantas, ayahnya meminta agar dirinya bersembunyi. Namun, Feng Guang menolaknya.

“Feng Guang, turuti perintah Ayah!” bentak Tuan Guang, “Pegang ini dan sembunyilah! Ayah akan menghadapi mereka dan mengalihkan perhatiannya,” sambungnya sembari memberikan sebuah benda dari saku jubahnya.

“T-tapi, Ayah….”

Tanpa banyak bicara lagi, pria paruh baya itu langsung meraih tangan putranya, kemudian mengangkat tubuh Feng Guang dan langsung membawanya ke sebuah tempat yang ada di samping kediamannya.

“Bersembunyilah di sini! Apa pun yang terjadi, kau jangan menghiraukan Ayah!” pinta Tuan Guang. “Kau harus pergi setelah aba-aba!”

Feng Guang mengangguk pelan, ia mematuhi perintah ayahnya. Sambil terisak, Feng Guang memeluk erat tubuh ayahnya.

“Bagaimana pun, kau harus hidup. Hanya kau satu-satunya harapan Ayah.” Tuan Guang melepas pelukan putranya dan langsung pergi meninggalkan tempat tersebut.

Dari tempat persembunyiannya, ada sebuah celah di mana Feng Guang bisa melihat dan mengamati ayahnya yang kembali memasuki rumah.

Pertama, ayahnya itu menghampiri jasad adiknya dan terlihat seperti memberikan sentuhan dan pesan terakhir yang tak bisa didengar Feng Guang.

Tak beberapa lama, datanglah sekelompok orang yang Feng Guang yakini sebagai pendekar dari Sekte Iblis Merah yang tadi diceritakan pamannya. Tampang mereka sangar, berpostur tinggi besar dan masing-masing memanggul pedang sebagai identitas bahwa mereka adalah orang-orang yang lekat dengan kekerasan.

“Apa yang kalian inginkan dari kami? Kenapa kalian tega merenggut nyawa orang-orang yang tidak bersalah?”

Di tempat persembunyiannya, Feng Guang menegang. Terlebih saat melihat ayahnya berdiri dan menghadapi para pendekar Sekte Iblis Merah seorang diri.

Pria bertubuh kekar yang berdiri di hadapan Tuan Guang tertawa lepas mendengar pertanyaan tersebut, ia maju dua langkah sambil mengayun-ayunkan pedang dalam genggaman tangannya.

Pria tersebut adalah pemimpin kelompok Sekte Iblis Merah yang sudah membunuh sebagian penduduk desa Shengcun termasuk adik Tuan Guang serta anak istrinya.

“Jika kau ingin tetap hidup, maka katakanlah di mana tetua desa?”

“Tetua desa sudah tiada. Apa kalian tidak mengetahui kematiannya?” jawab Tuan Guang jujur.

Tetua desa mereka memang telah tewas beberapa bulan lalu. Sebagai pengganti tetua desa, Tuan Guang jelas tahu apa yang mereka cari. Namun, tentu saja ia tidak akan mungkin menyerahkannya begitu saja. Benda itu begitu penting, hingga tidak boleh jatuh ke tangan yang salah.

“Bedebah! Apa kau pikir aku akan percaya kalau dia tewas semudah itu?” bentaknya tidak puas dengan jawaban Tuan Guang. “Kau ingin bernasib sama dengan yang lain?!”

Tuan Guang terlihat tidak gentar, sebab ia telah mengatakannya dengan jujur. “Aku sudah mengatakan yang sebenarnya. Jika kau tidak percaya, terserah kau!”

“Bunuh dia! Tidak berguna!” Kemudian, dengan gerakan tangannya, pria itu memerintahkan anak buahnya agar mengeksekusi Tuan Guang.

‘Tidak, Ayah!’ Jantung Feng Guang serasa berhenti berdetak saat melihat ayahnya diserang oleh pendekar Sekte Iblis Merah. Ia begitu cemas dan khawatir.

Tuan Guang memang memiliki kemampuan yang mumpuni. Hanya saja, Feng Guang khawatir jika ayahnya akan terluka sebab sang lawan menyerangnya secara bersamaan.

Beberapa pendekar terluka oleh serangan Tuan Guang, meski pria itu pun juga mendapatkan luka yang tidak kalah serius.

Di saat itulah, pemimpin kelompok Sekte Iblis Merah memajukan langkahnya. “Mundurlah kalian! Biarkan aku yang membunuh orang ini!” serunya.

Dengan gerakan yang sangat cepat, ia langsung melompat ke arah Tuan Guang. Pemimpin musuh itu secara membabi buta menyerang Tuan Guang dengan pedang, juga gerakannya yang terukur.

Tuan Guang yang melakukan perlawanan tanpa senjata itu semula bisa menghindar dari serangan tersebut. Namun naas, serangan berikutnya yang dilakukan oleh pria tersebut tak dapat dihindari lagi.

Dua kali sabetan pedangnya mengenai tangan dan perut Tuan Guang. Bukan hanya itu saja, tendangan bertubi-tubi hinggap di perut pria paruh baya itu, hingga menyebabkan Tuan Guang jatuh tersungkur.

Tuan Guang benar-benar sudah tak berdaya, tenaganya sudah terkuras dan sudah tak mampu bangkit lagi.

“Inilah hari kematianmu!” ujar Pimpinan Sekte Iblis Merah, bersiap melancarkan serangan terakhirnya.

‘Ayah!!’

Feng Guang menutup mulutnya rapat-rapat dengan tangan. Jiwanya benar-benar terguncang saat melihat pedang tersebut menembus dada sang ayah.

Bocah itu berdiri dengan tubuh bergetar, bersiap ingin menghampiri ayahnya. Namun, belum sampai ia melangkah keluar dari persembunyian, ia melihat sang ayah menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.

Mulut Tuan Guang yang dipenuhi darah itu terlihat membuka.

‘L-lari.’ Dan setelahnya, mata pria itu menutup.

Feng Guang yang terus berderai air mata usai tahu ayahnya telah tewas di tangan Sekte Iblis Merah itu kemudian kembali mengingat harapan sang ayah. Hanya ia, satu-satunya harapan sang ayah untuk membalaskan dendam.

Maka, meski hatinya sesak dan murka pada perbuatan sekte itu, ia tidak ingin gegabah.

‘Tidak. Aku tidak boleh mati di sini!’ Setelahnya, bocah itu—dengan menggenggam gulungan yang tadi diberikan oleh ayahnya, pun lari begitu kencang.

Sayang, pemimpin sekte itu rupanya melihat siluet dan pergerakan Feng Guang. Maka, dengan wajah kejam, pria itu kemudian menyerukan perintah untuk para prajuritnya. “Bakar rumah ini, dan cari bocah itu sampai ketemu! Jangan biarkan ada yang tersisa.”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(37)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
37 ratings · 37 reviews
Write a review
user avatar
Irma_Asma
Menyala Abangku
2024-07-06 07:30:02
0
user avatar
Sonia Nia
I orang Malaysia sangat suka cerita para penulis Indon, sehat selalu Bang dan terus hantarkan karya bagus
2024-04-05 05:29:45
0
user avatar
Zihan Vierma
Semoga Feng Guang menjadi seorang pahlawan yang hebat. Salam dari fans Malaysia
2024-04-05 05:27:00
0
default avatar
Kinoy Dur
Keren pokoknya mah, Cerita ini sangat rekomendasi
2024-04-05 05:23:59
1
default avatar
Edo Untung
Lanjut Bang
2024-04-05 05:21:24
0
user avatar
Yumna Yum
Ceritanya bagus dan selalu bikin tegang di setiap babnya
2024-04-05 05:19:21
0
user avatar
Sute Cute
Setiap perjuangan memang selalu dimulai dengan penderitaan, tetapi hal itu tidak akan pernah menyurutkan semangat Feng Guang untuk memulai perjalanan barunya demi menunaikan sebuah dendam
2024-03-28 03:43:42
0
user avatar
Andi Malar
Biasanya cerita Nusantara, mungkin ini karya yang beda dengan yang lainnya. sukses selalu Bang Cahya. Pendekar Lover selalu setia dengan karya-karya Abang
2024-03-26 07:52:35
0
user avatar
Wawan Wan
Semoga tuntas semua dendamnya Feng Guang terbayar lunas
2024-03-26 07:45:51
0
user avatar
Sita Mara
Semua karya Bang Cahya aku selalu suka. Bagus dan aman untuk anak-anak di bawah umur
2024-03-26 07:33:36
0
user avatar
EL Dziken
seru sekali ceritanya, bikin nagih,
2024-03-24 15:42:23
1
user avatar
Rian Riha
Ceritanya bagus dan nggak bosan ngikutin Abang ini, ceritanya keren-keren!
2024-03-22 20:47:16
0
user avatar
Ferdi Samba
Setiap karya Bang Cahya pasti keren, penulis silat pertama di GoodNovel yang aku ikuti sampai sekarang. dari 2021
2024-03-19 03:35:46
0
user avatar
Camit Love
Pokoknya keren, semangat terus Bang. Jaga kesehatan dan tetap berkarya dengan baik, saya support semua novelnya
2024-03-18 23:52:49
0
user avatar
Den Tedi
Setiap cerita karya Bang Cahya aku pasti baca sampai tuntas. terima kasih kak. The next Ko Ping Ho
2024-03-18 23:45:32
0
  • 1
  • 2
  • 3
104 Chapters
1. Kematian Tuan Guang
“Feng Guang!” teriak seorang pria dengan wajah berlumuran darah, ia berjalan terhuyung-huyung menghampiri seorang bocah laki-laki yang sedang duduk di beranda rumah. Melihat pemandangan seperti itu, Feng Guang tampak kaget sekali. “Paman!” Feng Guang langsung menyambut pamannya yang hampir jatuh.“Panggil ayahmu, cepat!”Feng Guang langsung berlari ke belakang rumah hendak memanggil ayahnya yang saat itu sedang memperbaiki kandang ternak. Tidak lama kemudian, bocah laki-laki itu sudah kembali ke beranda rumah bersama sang ayah.“Bertahanlah! Aku akan mengobati lukamu,” kata Tuan Guang menyangga tubuh adiknya yang sudah lemah tak berdaya.“Tidak perlu! Sekarang, dengarkan aku.” Sang Paman berusaha berbicara sambil menahan rasa sakitnya. “S-semua orang, termasuk anak dan istriku telah terbunuh. Kalian harus pergi dari desa ini.”“Siapa yang melakukannya?” tanya Tuan Guang.“Para pendekar Sekte Iblis Merah,” jawabnya dengan suara parau, “Cepat, kalian pergi! Sebentar lagi mereka pasti k
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more
2. Didatangi Perampok
“Sial! Ke mana dia?”Tahu dirinya dikejar oleh prajurit Sekte Iblis Merah, Feng Guang pun kembali bersembunyi. Ia melompat dari tebing menuju ke pinggiran sungai dan bersembunyi di balik pepohonan rimbun dengan kaki yang luka akibat terkena batu ketika melompat tadi.Ia terus bersembunyi di sana, menahan sakit, hingga tidak lagi mendengar suara dan juga langkah para pendekar Sekte Iblis Merah yang mengejarnya.Saat dirasa telah aman, Feng Guang pun keluar dari persembunyiannya. Ia menarik napas dalam-dalam, kemudian berjalan terpincang-pincang meninggalkan desa.Setelah berada di ujung desa, Feng Guang menghentikan langkahnya untuk beristirahat sejenak. Dengan penuh kehati-hatian, ia membuka gulungan yang diberikan ayahnya.“Sepertinya ini adalah sebuah petunjuk.” Feng Guang mengamati goresan tinta merah berbentuk peta di dalam gulungan tersebut. Kemudian, ia membaca tulisan yang ada di bawah gambar peta.“Kitab kuno Yongshì?” gumam Feng Guang, “aku pernah mendengar tentang kitab ters
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more
3. Bertemu dengan Siluman Naga
Sesaat kemudian, Feng Guang baru sadar, ternyata ia sudah berada di tengah hutan yang rimbun dengan pepohonan. Tidak terlihat lagi rumah-rumah penduduk, tetapi Feng Guang masih dapat melihat sekitaran tempat tersebut, karena sinar bulan masih mampu menerobos dedaunan lebat di antara pohon-pohon besar yang menjulang tinggi.”Jangan-jangan, mereka tadi adalah para siluman penghuni hutan ini?” desis Feng Guang, ”mungkin di hutan inilah aku akan bertemu dengan ayah dan ibuku. Mereka akan menjemputku di sini,” kata Feng Guang penuh keputusasaan.Feng Guang menghela napas dalam-dalam, lalu mengusap wajahnya dengan telapak tangan kosong.Di hutan yang sepi dan sunyi seperti itu, tidak mungkin ada seorang pun yang berani berlama-lama, karena hutan tersebut merupakan sebuah tempat yang sangat menyeramkan.Feng Guang merenung sejenak, ia mulai putus asa. Dirinya berpikir sudah tidak ada harapan lagi untuk bertahan di tengah rimba yang menyeramkan itu.Saat Feng Guang merenung, tiba-tiba terdeng
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more
4. Feng Guang Tiba di Gua Cui
Feng Guang mengangguk pelan, lalu memejamkan matanya. Tiba-tiba saja, tubuhnya terasa hampa. Seakan-akan kakinya terangkat dengan sendirinya, Feng Guang merasakan sensasi yang luar biasa, seakan-akan dirinya tengah melayang-layang di udara.Detik berikutnya, kaki Feng Guang sudah kembali berpijak. Tetapi matanya masih tertutup, ia tidak berani membuka mata sebelum ada perintah dari Lui Shan.”Sekarang bukalah matamu!” pinta Lui Shan.Dengan demikian, Feng Guang langsung membuka matanya secara perlahan. Dalam pandangan matanya, tiba-tiba muncul sinar terang pada bongkahan batu besar yang ada di hadapannya.Feng Guang tampak terkejut sekali, ia terus mengamati sinar itu. Namun sinar tersebut cepat berlalu—melesat jauh ke atas.”Sekarang sebutkan keinginanmu!”Feng Guang menarik napas dalam-dalam, lalu menjawab, ”Aku ingin mempunyai kepandaian ilmu silat yang tidak ada tandingannya agar bisa membantu pihak yang lemah!” Feng Guang menjura hormat.”Cita-citamu sungguh mulia, aku pasti akan
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more
5. Lui Shan Membimbing Feng Guang
Feng Guang tidak berkata apa-apa, ia hanya menganggukkan kepalanya sebagai isyarat bahwa dirinya setuju dengan ajakan orang tua tersebut. ”Jurus pertama yang harus kau perhatikan adalah jurus Hui Hang, jurus tenaga dalam penghancur batu,” kata Lui Shan. Jenggotnya yang putih panjang tampak bergerak-gerak, kedua tangannya sudah berisi kekuatan tenaga dalam Hui dan Hang. Selanjutnya, ia langsung melakukan serangan terhadap batu besar yang ada di samping Feng Guang. Meskipun masih belum berpengalaman di dunia persilatan, tetapi Feng Guang paham bahwa angin yang menyambar keluar dari serangan tangan Lui Shan pasti sangat berbahaya, maka ia buru-buru menyingkir ke samping. Feng Guang terus memperhatikan setiap gerakan yang peragakan oleh Lui Shan. ”Walaupun sudah tua, tapi tenaganya masih cukup kuat. Kedua tangannya memiliki kekuatan tenaga dalam yang sangat besar,” gumam Feng Guang terus mengamati pergerakan Lui Shan yang baru saja menghancurkan sebongkah batu besar yang ada di dalam
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more
6. Kembali ke Desa Shengcun
“Itu adalah tugas pertamamu.” Lui Shan berujar dengan tenang. Sementara itu, Feng Guang masih mengamati benda dalam genggamannya tanpa berani membuka. "Surat itu harus kau serahkan kepada seorang pendekar yang bernama Yu Zui.”“Yu Zui?”“Hem. Yu Zui adalah pendekar yang memiliki hubungan baik dengan Le Tu Hua dan orang-orang yang sudah menghancurkan desamu.”Duar!!Seperti tersambar petir, eskpresi Feng Guang lantas berubah keras. Nampak di wajahnya sekarang aura kemarahan yang begitu membara.Jika Yu Zui adalah orang yang sama dengan orang yang telah menghancurkan desanya ... maka sudah sepantasnya Feng Guang membalas dendamnya pada pendekar tersebut.“Aku pasti akan melaksanakan tugas ini dengan baik!”“Kau harus berhati-hati ketika menghadapinya. Fokuskan dirimu, temukan kelemahannya.” Sejenak, Lui Shan memandang wajah Feng Guang. “ Selain itu, jagalah Mustika Naga yang aku berikan kepadamu.”“Tentu, Kek!” jawab Feng Guang.Ia paham, jika Mustika Naga itu adalah benda berharga yang
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more
7. Diserang Orang tak Dikenal
Tidak sampai di situ, Feng Guang juga menemukan keanehan lain saat ia berkeliling ke sudut desa yang lain. Pakaian, jubah-jubah yang dikenakan warga mengingatkannya pada peristiwa masa lalu. “Baju mereka ... kenapa mirip dengan orang-orang dari Sekte Iblis Merah?” kata Feng Guang bergumam. Kemudian, ia terkejut sendiri dengan pemikirannya. Kalau saja benar, maka bukan tidak mungkin jika sekte itu telah membangun ulang desa Shengcun menjadi tempat tinggal mereka. Ada perasaan jemawa untuk sesaat. Sebab, jika hal itu benar terjadi ... maka hal itu bisa memudahkannya. Jika seluruh orang Sekte Iblis Merah telah menetap di desa ini, Feng Guang tidak perlu mencari-cari dalang peristiwa penyerangan di masa lalu. Hanya saja, kening pria itu kembali mengerut dalam setelahnya. ‘Tidak. Mereka pasti memiliki maksud lain! Aku tidak boleh gegabah!’ Rasa penasaran Feng Guang membawa ia terus mengitari desa. Anehnya, seluruh warga yang ditemuinya terlihat begitu ketakutan dan seolah menghindar
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more
8. Pertempuran Pertama
Di dalam rumah makan, gadis cantik yang terus memperhatikan Feng Guang tiba-tiba tertawa lepas. Feng Guang pun tampak heran melihat sikap gadis berparas cantik yang duduk tidak jauh darinya. “Kau kenapa? Apakah ada yang lucu dalam penampilanku?” “Tidak! Aku hanya mentertawakan tiga orang tadi,” jawab gadis itu sambil tersenyum-senyum. Kening Feng Guang mengerut. “Memangnya kenapa dengan mereka?” “Mereka takut padamu.” Merasa informasi itu bukanlah hal baru—sebab semua orang di sini memang terlihat takut padanya, Feng Guang pun memutuskan untuk bersikap tak acuh lagi. Ia menghabiskan makanan, lalu bergegas meninggalkan tempat makan usai membayarnya. Ketika Feng Guang baru mencapai pintu, gadis tadi tiba-tiba kembali berteriak. “Tunggu!” Feng Guang menghentikan langkahnya, si gadis kembali berbicara, “Aku hanya ingin mengingatkan bahwa ketiga pendekar tadi memiliki niat jahat terhadapmu.” Feng Guang merasa aneh, sebab di antara yang lain, hanya gadis itulah yang justr
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more
9. Akhir Perseteruan di Bukit Socay
Feng Guang belum sempat 'bernapas' saat serangan berikutnya datang. Salah seorang pendekar menyabetkan pedang ke arah Feng Guang dan berteriak, "Matilah kau!" Feng Guang mengelak, ia menghindari serangan itu dengan tepat. Kemudian mundur beberapa langkah sambil mempertahankan tatapan ganas pada wajah pendekar itu. "Lawan aku pengecut!" teriak pendekar itu, kesal karena gagal menyarangkan pedangnya di leher Feng Guang. Sementara itu, dua orang pendekar dan dua biksu yang tadi menyerang Feng Guang hanya diam saja ketika melihat Feng Guang tengah berhadapan dengan kawan mereka. “Kau telah melakukan tindakan jahat terhadap para pengurus Vihara Sian Ji. Tidak mungkin kubiarkan orang jahat sepertimu bebas berkeliaran di wilayah ini!" Setelah berkata demikian, pendekar itu langsung melakukan serangan terhadap Feng Guang. Ia menghentakkan kaki dan meluncur deras memburu Feng Guang dengan sebilah pedang. Dalam kondisi yang semakin genting, Feng Guang berusaha menghindari serangan-serang
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more
10. Feng Guang Berhasil Mendapatkan Informasi Tentang Pelaku Pembantaian
Sikap yang ditunjukkan oleh dua orang biksu dan teman-temannya membuat Feng Guang bisa bernapas lega. Hal itu menandakan bahwa mereka sudah mulai menerima penjelasan yang diberikan yang ia berikan."Perlu kalian ketahui, aku ini putra tetua desa Shengcun yang dibunuh oleh pemimpin Sekte Iblis Merah. Namaku Feng Guang, aku bukan seorang pengecut. Aku mempunyai hubungan dekat dengan para imam dan pengurus Vihara Sian Ji . Tidak mungkin aku melakukan tindakan mengerikan terhadap mereka."Mereka tercengang mendengar perkataan Feng Guang, mereka benar-benar tidak menduga jika pemuda yang sudah mereka tuduh sebagai pelaku pembantaian adalah seorang putra tetua desa Shengcun yang sangat mereka hormati."Jadi kau ini putra Tuan Guang?""Benar, aku yang berhasil menyelamatkan diri ketika desa Shengcun diserang kelompok Sekte Iblis Merah."Mereka saling berpandangan setelah mendengar penjelasan Feng Guang. Kemudian, salah seorang dari mereka berkata lagi, "Baiklah, kami percaya dengan apa yang
last updateLast Updated : 2024-02-12
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status