Home / Pendekar / Kembalinya Kesatria Shengcun / 7. Diserang Orang tak Dikenal

Share

7. Diserang Orang tak Dikenal

last update Last Updated: 2024-02-01 04:51:57

Tidak sampai di situ, Feng Guang juga menemukan keanehan lain saat ia berkeliling ke sudut desa yang lain.  

Pakaian, jubah-jubah yang dikenakan warga mengingatkannya pada peristiwa masa lalu. 

“Baju mereka ... kenapa mirip dengan orang-orang dari Sekte Iblis Merah?” kata Feng Guang bergumam. 

Kemudian, ia terkejut sendiri dengan pemikirannya. Kalau saja benar, maka bukan tidak mungkin jika sekte itu telah membangun ulang desa Shengcun menjadi tempat tinggal mereka. 

Ada perasaan jemawa untuk sesaat. Sebab, jika hal itu benar terjadi ... maka hal itu bisa memudahkannya. Jika seluruh orang Sekte Iblis Merah telah menetap di desa ini, Feng Guang tidak perlu mencari-cari dalang peristiwa penyerangan di masa lalu. 

Hanya saja, kening pria itu kembali mengerut dalam setelahnya. ‘Tidak. Mereka pasti memiliki maksud lain! Aku tidak boleh gegabah!’ 

Rasa penasaran Feng Guang membawa ia terus mengitari desa. Anehnya, seluruh warga yang ditemuinya terlihat begitu ketakutan dan seolah menghindarinya.  

Tidak sedikit dari mereka yang bahkan langsung menutup pintu rumah mereka rapat-rapat ketika Feng Guang melintas di depan rumah mereka. Padahal, ia tidak melakukan apa pun selain melihat-lihat dengan santai.  

"Ini sungguh aneh!” pikirnya lagi. Dilihat dari segi mana pun, penampilan Feng Guang jauh dari kata menyeramkan. Meski, ia membawa sebilah pedang di punggung, tetapi bukankah seharusnya orang-orang itu telah terbiasa melihat seorang pria dengan sebuah pedang?  

Feng Guang semakin yakin, semua pasti ada sebabnya. Kakinya terus melangkah, hingga sampai di sebuah vihara.  

“Kenapa Vihara ini sepi sekali?”  

Tidak seorang pun terlihat bersembahyang. Bahkan, tempat ini lebih terlihat seperti gudang tak terurus. 

Mata Feng Guang terus meneliti keadaan Vihara usang ini. Hingga kemudian, matanya menangkap sebuah bercak darah tertinggal di sana.  

“Ini darah manusia, bukan darah hewan,” gumam Feng Guang, “apakah mungkin di Vihara ini telah terjadi peristiwa pembunuhan? Tapi, siapa yang sudah menghabisi mereka?" 

Rasa penasaran Feng Guang yang menggebu-gebu membuat ia melangkah lebih cepat menuju siapa pun yang bisa ia tanyakan sesuatu.  

Namun, tidak ada satu pun orang yang mau berlama-lama menatapnya, membuat ia seketika geram. Hingga kemudian, ia melihat sosok yang pernah ia kenal sebelumnya. 

“Paman! Tunggu!” Feng Guang segera menghampiri pria yang sudah nyaris melarikan diri itu. 

Di hadapannya saat ini, pria itu terlihat gemetar. Wajahnya memucat, bahkan tatapan matanya tak berani menatap Feng Guang. 

“A-aku tidak mengenalmu. A-aku--” 

“Kenapa Paman terlihat ketakutan dan menghindariku?” Feng Guang memutus perkataan pria itu yang terbata-bata. 

Kalimat tegas Feng Guang tersebut nyatanya justru menambah intensitas ketakutan di tubuh pria itu. Tubuhnya menggigil, kakinya terasa lemas, dan wajahnya pun berkeringat dingin. Lantas, pria itu pun berlutut sambil menjura kepada Feng Guang.  

“Ampun, ampuni aku,” katanya seperti orang memohon.  

“Paman, apa yang kau lakukan?” Feng Guang membawa pria itu kembali berdiri. Ia semakin keheranan dengan perilaku pria ini sekarang. “Jawab aku, Paman ... apa yang sebenarnya terjadi di sini?” 

“A-aku tidak tahu apa-apa, Feng Guang,” jawab pria itu dengan gugupnya. “Sungguh. Ampuni aku.” 

Melihat sikap pria itu yang begitu ketakutan padanya, Feng Guang pun akhirnya tidak tega terus mendesak. "Baiklah kalau Paman tidak mau menjawabku, tidak apa.” 

Setelahnya, dengan cepat pria tersebut berlalu usai menangkupkan kedua telapak tangan di dada. 

Bersamaan dengan langkahnya yang tergesa, sebuah kalimat mengherankan terucap dari pria itu, “Feng Guang sudah berubah menjadi seperti iblis! Bagaimana bisa dia kembali ke sini setalah membantai para pengurus Vihara Sian Ji?” 

Feng Guang keheranan, terlebih saat mendengar namanya disebut sebagai dalang pembantaian. ‘Aku? Siapa orang yang menggunakan identitasku untuk berbuat anarkis?’ 

Merasa pencarian informasinya akan sia-sia jika hanya mengandalkan orang-orang di desa ini, Feng Guang pun berinisiatif menuju desa lain. 

Ia akan mengumpulkan informasi keanehan ini lebih dulu, sebelum nantinya kembali ke desa Shengchun. Ia pun berjalan menuju desa Loksu yang jaraknya lumayan jauh dari desa Shengcun. Desa tersebut berada di wilayah perbatasan antara wilayah kerajaan Tionggon dan kerajaan Yanmar. 

Desa Loksu di abad pertengahan pernah menjadi sebuah ibu kota beberapa kerajaan kuno. Oleh karena itu, desa tersebut menjadi sebuah desa bersejarah yang memiliki beberapa situs kuno, sehingga keadaannya sangat ramai dan menjadi pusat perdagangan bagi para penduduk di wilayah tersebut. 

Tiba di desa Loksu, di dekat sebuah pasar ... Feng Guang menghentikan langkahnya kala hari mulai gelap. “Aku harus mencari penginapan di sekitar tempat ini,” kata Feng Guang sambil berjalan ke arah timur. 

Tapi, baru saja ia berjalan beberapa langkah, dirinya sudah dikejutkan oleh serangan pisau yang secara tiba-tiba meluncur deras dari arah yang tidak ia ketahui. Hampir saja, pisau tersebut melukai tubuhnya, beruntung Feng Guang cepat mengelak. 

Ssatt! 

Prak! 

“Bedebah! Siapa yang sudah menyerangku?”  

Dengan sorot matanya yang tajam, Feng Guang mengamati sekitaran tempat tersebut. Tetapi, ia yang tak melihat pelaku yang sudah melakukan serangan itu lantas meneruskan perjalanannya kembali.  

Feng Guang tidak mengetahui bahwa ada seorang pria yang sedari tadi terus mengikutinya.  

Setelah mendapatkan penginapan, Feng Guang kembali keluar, ia masuk ke salah satu rumah makan yang berada di sebrang jalan tidak jauh dari penginapan.  

Feng Guang masuk ke rumah makan tersebut bukan hanya untuk sekadar makan saja. Tetapi, ia sengaja mendatangi tempat itu karena ingin mendapatkan informasi apa pun mengenai Desa Shengcun.  

Di tempat tersebut ternyata terdapat banyak orang dari berbagai golongan, tapi di antara banyaknya pengunjung, ada seorang pria bertubuh tinggi dan berwajah sangar yang menarik perhatiannya. 

Pria itu satu meja dengan seorang gadis cantik berkulit putih, ia mengenakan pakaian serba biru dan menyanggul sebilah pedang di punggungnya. Terlihat jelas bahwa pria tersebut bukanlah orang sembarangan, begitu juga dengan gadis yang ada di hadapannya. 

Terlihat, gadis itu menoleh ke arah Feng Guang sebelum kembali menatap pria yang duduk bersamanya. 

Samar-samar, Feng Guang mendengarkan. “Siapa pemuda itu, Paman?” tanya gadis berpakaian serba biru kepada pria yang duduk di hadapannya. 

“Entahlah, mungkin dia itu seorang pengembara” jawab pria itu sambil menikmati makanannya. 

“Tapi dia sangat mencurigakan.” 

“Sudahlah, jangan kau pikirkan pemuda itu! Habiskan saja makananmu, yang penting dia tidak menggangu kita!” 

Gadis itu mengangguk, tetapi matanya terus mengawasi gerak-gerik Feng Guang yang berada tidak jauh darinya. 

Selain itu, di dalam ruangan tersebut tampak tiga orang pendekar setengah baya yang jenggotnya panjang menjulur ke dada. Kemunculan pendekar paruh baya di sini menarik perhatian Feng Guang. Sebab, biasanya orang-orang seperti mereka jarang sekali makan di rumah makan. 

Sadar dirinya diawasi ketat oleh sosok gadis dan pria di hadapannya, Feng Guang pun mengedarkan pandangan. Ia mencoba mencari keanehan yang mungkin ia miliki, hingga membuatnya jadi sorotan, hingga pandangannya kembali bentrok dengan tiga pendekar setengah baya yang juga sedang mengawasinya.  

Mereka duduk tidak jauh dari tempat Feng Guang. Tiga pendekar itu tampak sinis sekali. 

Karena kesal terus diawasi oleh ketiga pendekar itu, maka dengan sengaja Feng Guang membalasnya dengan menajamkan sorot mata. Hingga tanpa ia sadari, muncul sebuah kekuatan besar yang keluar dari matanya, kekuatan tersebut berupa sinar yang sungguh menyakiti mata orang yang melihatnya. 

Hal tersebut, membuat kaget ketiga pendekar itu. Tanpa banyak bicara lagi, mereka bangkit dan langsung membayar makanan dan minuman yang belum mereka habiskan, kemudian meninggalkan rumah makan itu. 

“Apakah kau tahu dengan pemuda yang ada di dalam rumah makan tadi?” tanya salah seorang di antara ketiga pendekar itu kepada kawannya. 

“Entahlah, sepertinya dia bukan pemuda sembarangan. Aku yakin, pemuda tadi memilik kekuatan dan kepandaian yang luar biasa, sorot matanya saja sudah membuat mata kita sakit,” jawab kawannya sambil berjalan keluar dari halaman warung makan. 

“Aku curiga dengan pemuda itu, jangan-jangan dia itu pelaku teror yang sudah menghabisi para pengurus Vihara Sian Ji,” sahut pendekar lainnya. 

“Apakah kau yakin bahwa pemuda itu adalah pelaku yang sudah menghabisi para pengurus Vihara Sian Ji di desa Shengcun?” 

“Benar, sepintas wajah dan penampilannya sangat mirip sekali. Saat peristiwa itu terjadi, kami masih berada di desa Shengcun dan kami ikut mengejar.” 

“Apa yang kau katakan memang benar, kita harus mengawasi gerak-geriknya, aku yakin pemuda itu ada kaitannya dengan peristiwa pembunuhan yang terjadi di Vihara Sian Ji.”

Sebenarnya, apa yang terjadi? Mengapa semua warga yang ditemuinya memiliki kecurigaan pada Feng Guang yang baru saja kembali dari perantauan? 

Related chapters

  • Kembalinya Kesatria Shengcun    8. Pertempuran Pertama

    Di dalam rumah makan, gadis cantik yang terus memperhatikan Feng Guang tiba-tiba tertawa lepas. Feng Guang pun tampak heran melihat sikap gadis berparas cantik yang duduk tidak jauh darinya. “Kau kenapa? Apakah ada yang lucu dalam penampilanku?” “Tidak! Aku hanya mentertawakan tiga orang tadi,” jawab gadis itu sambil tersenyum-senyum. Kening Feng Guang mengerut. “Memangnya kenapa dengan mereka?” “Mereka takut padamu.” Merasa informasi itu bukanlah hal baru—sebab semua orang di sini memang terlihat takut padanya, Feng Guang pun memutuskan untuk bersikap tak acuh lagi. Ia menghabiskan makanan, lalu bergegas meninggalkan tempat makan usai membayarnya. Ketika Feng Guang baru mencapai pintu, gadis tadi tiba-tiba kembali berteriak. “Tunggu!” Feng Guang menghentikan langkahnya, si gadis kembali berbicara, “Aku hanya ingin mengingatkan bahwa ketiga pendekar tadi memiliki niat jahat terhadapmu.” Feng Guang merasa aneh, sebab di antara yang lain, hanya gadis itulah yang justr

    Last Updated : 2024-02-07
  • Kembalinya Kesatria Shengcun    9. Akhir Perseteruan di Bukit Socay

    Feng Guang belum sempat 'bernapas' saat serangan berikutnya datang. Salah seorang pendekar menyabetkan pedang ke arah Feng Guang dan berteriak, "Matilah kau!" Feng Guang mengelak, ia menghindari serangan itu dengan tepat. Kemudian mundur beberapa langkah sambil mempertahankan tatapan ganas pada wajah pendekar itu. "Lawan aku pengecut!" teriak pendekar itu, kesal karena gagal menyarangkan pedangnya di leher Feng Guang. Sementara itu, dua orang pendekar dan dua biksu yang tadi menyerang Feng Guang hanya diam saja ketika melihat Feng Guang tengah berhadapan dengan kawan mereka. “Kau telah melakukan tindakan jahat terhadap para pengurus Vihara Sian Ji. Tidak mungkin kubiarkan orang jahat sepertimu bebas berkeliaran di wilayah ini!" Setelah berkata demikian, pendekar itu langsung melakukan serangan terhadap Feng Guang. Ia menghentakkan kaki dan meluncur deras memburu Feng Guang dengan sebilah pedang. Dalam kondisi yang semakin genting, Feng Guang berusaha menghindari serangan-serang

    Last Updated : 2024-02-10
  • Kembalinya Kesatria Shengcun    10. Feng Guang Berhasil Mendapatkan Informasi Tentang Pelaku Pembantaian

    Sikap yang ditunjukkan oleh dua orang biksu dan teman-temannya membuat Feng Guang bisa bernapas lega. Hal itu menandakan bahwa mereka sudah mulai menerima penjelasan yang diberikan yang ia berikan."Perlu kalian ketahui, aku ini putra tetua desa Shengcun yang dibunuh oleh pemimpin Sekte Iblis Merah. Namaku Feng Guang, aku bukan seorang pengecut. Aku mempunyai hubungan dekat dengan para imam dan pengurus Vihara Sian Ji . Tidak mungkin aku melakukan tindakan mengerikan terhadap mereka."Mereka tercengang mendengar perkataan Feng Guang, mereka benar-benar tidak menduga jika pemuda yang sudah mereka tuduh sebagai pelaku pembantaian adalah seorang putra tetua desa Shengcun yang sangat mereka hormati."Jadi kau ini putra Tuan Guang?""Benar, aku yang berhasil menyelamatkan diri ketika desa Shengcun diserang kelompok Sekte Iblis Merah."Mereka saling berpandangan setelah mendengar penjelasan Feng Guang. Kemudian, salah seorang dari mereka berkata lagi, "Baiklah, kami percaya dengan apa yang

    Last Updated : 2024-02-12
  • Kembalinya Kesatria Shengcun    11. Feng Guang Bertarung dengan Pendekar Sakti

    Pagi harinya, ketika matahari baru saja menampakkan diri, Feng Guang dan Jui Shin sudah meninggalkan desa Loksu menuju ke desa Yui.Saat matahari mulai naik, Feng Guang dan Jui Shin sudah tiba di tempat tujuan. Sebelumnya mereka singgah terlebih dahulu di sebuah warung makan yang ada di desa tersebut untuk sekadar makan siang dan beristirahat sejenak.Setelah itu, mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju kediaman Hong Than. Feng Guang dan Jui Shin mendapatkan informasi tentang kediaman orang yang mereka cari dari sang pemilik warung makan."Semoga saja pemilik warung makan tadi tidak membohongi kita," desis Jui Shin sambil berjalan mengikuti langkah Feng Guang."Ya, aku pun berharap demikian," sahut Feng Guang tanpa menoleh ke belakang.Setibanya di tempat tujuan, mereka tampak bingung sekali, karena di tempat tersebut tidak ada bangunan rumah satu pun."Di mana rumah pendekar itu?" desis Feng Guang menoleh ke arah Jui Shin."Entahlah. Tapi, kata pemilik warung makan tadi, rumah H

    Last Updated : 2024-02-13
  • Kembalinya Kesatria Shengcun    12. Feng Guang Terbebas dari Tuduhan

    Jui Shin merasa khawatir dan sangat cemas terhadap keselamatan Feng Guang. Pasalnya, pendekar yang sedang dihadapi oleh Feng Guang bukanlah pendekar sembarangan.Namun, dengan segenap kepandaian yang dimilikinya Feng Guang dapat menghindari serangan-serangan ganas yang dilakukan lawannya.'Pendekar ini benar-benar sakti, siapa sebenarnya dia?' batin Hong Than.Hong Than tampak frustasi sekali menghadapi Feng Guang. Baru kali ini dirinya merasa kesulitan menghadapi lawan tarungnya, hingga dirinya tampak kelelahan sekali menggempur pertahanan Feng Guang.Melihat lawannya mulai kelelahan, Feng Guang memanfaatkannya dengan baik. Ia tak ingin memberi kesempatan bagi Hong Than untuk dapat bernapas lega.Dengan kecepatan yang sangat luar biasa, Feng Guang kembali melakukan serangan terhadap Hong Than. Ia menggempur Hong Than tanpa jeda. Hingga pada akhirnya, pendekar itu mulai kehabisan tenaga dan berhasil dikalahkan.Hong Than sudah tak dapat bangkit lagi, ia mengalami luka yang sangat para

    Last Updated : 2024-02-13
  • Kembalinya Kesatria Shengcun    13. Feng Guang Berangkat ke Kota Yuanzi

    Suhu Yin menarik napas dalam-dalam, ia tampak semringah sekali mendengar perkataan Feng Guang."Thian sudah merancang semuanya, kau tidak perlu repot-repot mencari pemilik Mustika Naga itu," kata Suhu Yin tersenyum memandang wajah Feng Guang.Feng Guang mengerutkan kening, ia tidak paham dengan kalimat yang diucapkan oleh orang tua yang ada di hadapannya itu. Begitu pula dengan Lei Cuan dan Jui Shin, mereka hanya diam saja menyimak percakapan Feng Guang dengan sang pemilik rumah."Mohon maaf, Tetua. Aku tidak paham dengan apa yang sudah Tetua katakan. Mohon dijelaskan." Feng Guang menangkupkan kedua telapak tangannya sambil membungkukkan badan. Sikapnya benar-benar terpuji, rendah hati dan sangat menghormati orang tua.Suhu Yin tersenyum lebar, lalu berkata, "Apakah kau ini murid Lui Shan?" Suhu Yin balas bertanya dengan memandang wajah Feng Guang.Feng Guang tercengang dan kaget mendengar pertanyaan sang tetua desa seperti itu. 'Tetua desa mengenal Kakek Lui? Ada hubungan apa di anta

    Last Updated : 2024-02-14
  • Kembalinya Kesatria Shengcun    14. Bertemu Yu Zui

    Suasana semakin memanas, dua orang penjaga pintu gerbang itu tampak semakin geram saja dengan sikap Feng Guang."Kurang ajar sekali kau ini, kedatanganmu sudah membuat kegaduhan. Kami tidak akan tinggal diam!" bentak pria yang satunya lagi langsung melakukan serangan terhadap Feng Guang.Feng Guang yang sedari awal memang sudah terpancing emosi langsung maju dan melakukan perlawanan atas serangan pria tersebut. Sehingga mereka terlibat pertarungan, tentu tindakan mereka menjadikan suasana gaduh dan diketahui oleh murid-murid lain di perguruan kungfu tersebut.Beberapa murid langsung keluar, mereka menyaksikan detik-detik pertarungan Feng Guang dengan dua orang kawan mereka."Kita harus membantu kawan kita.""Tidak perlu! Lebih baik, kau lapor saja kepada ketua."Dengan demikian, salah seorang dari mereka langsung melaporkan kejadian itu kepada guru mereka. Tidak lama kemudian, pria bertubuh tinggi besar dengan mengenakan jubah warna kuning keemasan datang ke lokasi."Hentikan!" seru p

    Last Updated : 2024-02-14
  • Kembalinya Kesatria Shengcun    15. Bertarung dengan Murid-murid Perguruan K****u Haotu

    Feng Guang tetap bersikap tenang menghadapi sikap Yu Zui, meskipun pada kenyataannya, ia sudah geram dan ingin segera menyumpal mulut sang pemimpin perguruan kungfu Haotu."Aku tidak memiliki hubungan apa-apa dengan orang tersebut. Dia datang menemuiku dan memintaku untuk menyampaikan surat itu." Feng Guang sengaja berbohong karena sesuai yang diminta oleh Lui Shan.Lui Shan berpesan demikian karena tidak mau Feng Guang menjadi buruan para pendekar. Sudah dapat dipastikan, jika Yu Zui atau para pendekar lainnya mengetahui jika Feng Guang adalah murid Lui Shan, maka semua pendekar di rimba persilatan akan memburu Feng Guang."Lantas, apakah pesan yang ingin kau sampaikan sama dengan isi surat yang baru saja aku baca?" tanya Yu Zui dengan pandangan dan sikap sinis terhadap Feng Guang."Tidak tahu, Tuan. Karena orang tersebut tidak memberitahu aku tentang isi surat itu dan aku juga tidak berani membukanya sebelum surat tersebut sampai di tangan Tuan." Feng Guang menjawab sambil menjura.

    Last Updated : 2024-02-15

Latest chapter

  • Kembalinya Kesatria Shengcun    104. Feng Guang Kembali ke Desa Shengcun (Bab Terakhir)

    Para pendekar itu kembali mengerahkan kekuatan mereka dan kembali melakukan serangan secara brutal terhadap Feng Guang. Namun, Feng Guang dengan gerakan yang sangat cepat langsung menangkis setiap serangan yang dilancarkan oleh lawan-lawannya.Setelah dapat menghindari setiap serangan yang mengancam dirinya, Feng Guang langsung membalasnya dengan serangan yang lebih ganas dari serangan lawan-lawannya.Demikianlah, pertarungan itu pun terus berlanjut dan menjadi semakin sengit saja. Dari kedua belah pihak terus melakukan serangan-serangan yang sangat berbahaya. Terlebih lagi, serangan-serangan yang dilakukan oleh Yao Ming dan para pendekar lainnya. Mereka benar-benar berambisi untuk membinasakan Feng Guang pada saat itu juga.Mereka menutup mata dan telinga, seolah tak peduli dengan penjelasan Feng Guang. Para pendekar itu yakin bahwa Feng Guang adalah pelaku utama yang sudah membantai para pendekar Sekte Tian Cu."Tak ada pilihan lagi, selain melumpuhkan mereka satu persatu untuk meny

  • Kembalinya Kesatria Shengcun    103. Feng Guang Dikeroyok Para Pendekar Tangguh

    Namun, dua orang pendekar berjubah hijau itu tidak mengindahkan pertanyaan Feng Guang. Mereka hanya tertawa dan terus melakukan serangan terhadap Feng Guang."Kurang ajar!" geram Feng Guang langsung melakukan perlawanan sengit.Saat dirinya terdesak, Feng Guang menghentakkan kakinya, kemudian meluncur ke udara. Saat dalam posisi mengambang di udara, maka Feng Guang segera mengerahkan jurus tenaga dalamnya."Sebenarnya aku tidak tega jika harus melukai kalian. Tetapi, anggap saja ini adalah sebuah pelajaran yang harus kalian terima," kata Feng Guang masih dalam posisi terbang di atas para pendekar itu.Tanpa terduga, gelombang panas tiba-tiba muncul dari kedua telapak tangan Feng Guang. Kemudian gelombang panas itu meluncur ke arah dua pendekar berjubah hijau itu, serangan yang sangat dahsyat dan sulit dihindari, sehingga dua orang pendekar itu langsung jatuh bergelimpangan. Mereka benar-benar terkejut dan tak dapat mengantisipasi serangan tersebut.qFeng Guang hanya tersenyum dan lang

  • Kembalinya Kesatria Shengcun    102. Pertrungan di Gurun Pasir Tio Sun wa

    Yao Ming tertawa dingin, lalu menjawab, "Kau memang pandai berbohong, sehingga rakyat negri ini sangat percaya dengan kebohonganmu, karena mereka bodoh. Sebenarnya kau adalah penjahat yang berlindung di bawah kekuasaan Raja Hao Xiong Han yang dianggap sebagai pahlawan karena sudah berhasil merebut kembali pemerintah kerajaan Tionggon dari tangan Perdana Menteri Tuo Hang. Tapi di mata kami, kau tetap seorang penjahat. Kami tahu kebusukanmu!""Kau telah menuduhku melakukan perbuatan yang tidak pernah aku lakukan!" Feng Guang membentak dengan penuh kegusaran. "Seharusnya kau percaya bahwa aku ini tidak pernah terlibat dalam kasus kematian para pendekar Sekte Tian Cu. Ini fitnah dan aku tidak terima atas tuduhan ini!"Yao Ming dan kedua anak buahnya tertawa lepas mendengar perkataan Feng Guang. Mereka sama sekali tidak percaya dengan apa yang Feng Guang katakan."Jangan berkelit lagi, Feng Guang. Percuma saja, kami memiliki bukti yang kuat!" kata Yao Ming. "Malam ini kau harus mempertangg

  • Kembalinya Kesatria Shengcun    101. Feng Guang Dituduh Telah Melakukan Pembantaian

    Setelah berada di luar penginapan, Feng Guang tampak terkejut sekali ketika melihat sebuah tulisan di dinding luar kamar tempatnya menginap. Tulisan tersebut merupakan sebuah tantangan dari seseorang yang tak dikenal yang meminta Feng Guang agar datang ke sebuah tempat."Gurun pasir Tio Sun," gumam Feng Guang setelah membaca tulisan tersebut.Entah siapa orang yang sudah menulis pesan tersebut, karena dalam tulisan itu tidak tertulis nama sang penulisnya.Feng Guang tampak bingung sekali. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata lagi, "Bagaimana mungkin ada seorang pendekar yang menantangku untuk bertarung, padahal tak ada orang yang mengetahui kalau aku menginap di sini. Bahkan para biksu yang baru melakukan pertemuan denganku tidak ada satu pun yang tahu?"Feng Guang termenung sejenak, memikirkan langkah selanjutnya. Apakah ia harus menerima tantangan tersebut atau mengabaikannya?Setelah itu, Feng Guang langsung bersiap untuk berangkat ke gurun pasir Tio Sun. Ia tampak penasaran

  • Kembalinya Kesatria Shengcun    100. Era Baru

    Dengan demikian, Feng Guang sudah mulai kehilangan kesabaran dan langsung mengerahkan jurus andalannya.Perdana Menteri Tuo Hang, saat itu masih dapat melakukan perlawanan meskipun dirinya sudah mengalami luka yang sangat parah. Namun, perlawanannya tidak berarti apa-apa, karena Feng Guang lebih unggul segalanya.Hanya dengan dua kali sabetan pedangnya, Feng Guang sukses menjatuhkan pria bertubuh kekar itu, sehingga Perdana Menteri Tuo Hang tewas dengan luka yang sangat parah di bagian leher dan perutnya.Sementara itu, pasukan Hu Yui Se sudah sepenuhnya menguasai pertempuran. Bahkan mereka sudah berhasil menangkap para prajurit kerajaan dan menewaskan Panglima Hui Su sebagai orang nomor satu di angkatan perang pasukan kerajaan Tionggon yang diperintah oleh Perdana Menteri Tuo Hang.Berkat keyakinan dan kegigihan para prajurit Hu Yui Se, akhirnya mereka mampu merebut istana yang sudah lama dikuasai oleh pasukan kerajaan yang pro terhadap Perdana Menteri Tuo Hang."Ini adalah sebuah ke

  • Kembalinya Kesatria Shengcun    99. Pertrungan Feng Guang dengan Perdana Menteri Tuo Hang

    Dengan demikian, pertempuran besar pun kembali terjadi. Pasukan kerajaan melakukan perlawanan sengit atas serangan yang dilancarkan oleh pasukan Hu Yui Se."Jangan biarkan mereka masuk. Kalian harus bisa mempertahankan istana ini!" seru Panglima Hui Su.Feng Guang dengan gagahnya memacu derap langkah kudanya langsung masuk ke halaman istana disusul oleh Dui Mui dan Hok Shin. Dengan senjata masing-masing, mereka langsung menebas leher semua prajurit kerajaan yang coba-coba melakukan perlawanan.Saat demikian gentingnya, Perdana Menteri Tuo Hang pun sudah bersiaga penuh. Ia bersama para pengawalnya langsung menghunus pedang masing-masing demi mempertahankan diri.Beberapa saat kemudian, beberapa orang dari pasukan Hu Yui Se berhasil menerobos pertahanan pasukan kerajaan. Mereka berhasil memasuki istana, kemudian langsung mengepung Perdana Menteri Tuo Hang dan para pengawalnya."Menyerahlah, Perdana Menteri!" seru Dui Mui."Bedebah!" geram Perdana Menteri Tuo Hang. Kemudian memberikan pe

  • Kembalinya Kesatria Shengcun    98. Menyerang Istana

    Lie Huang dan semua yang ada di tempat itu mengangguk dan menjura serempak, sebagai bentuk hormat mereka terhadap Feng Guang selaku pemimpin tertinggi pasukan Hu Yui Se.Beberapa saat kemudian, tiga orang agen pengintai yang ditugaskan oleh Feng Guang sudah kembali menghadapnya. Tiga orang agen pengintai itu adalah para prajurit khusus. Mereka melaporkan tentang kondisi istana dan juga peta kekuatan lawan yang akan digempur oleh pasukan Hu Yui Se. Semua berdasarkan hasil penyelidikan yang mereka lakukan."Apakah ada tanda-tanda bahwa pasukan kerajaan mendapatkan bantuan dari pihak asing atau tidak?" tanya Feng Guang meluruskan pandangannya ke arah tiga prajurit mata-mata yang baru saja kembali."Sepertinya tidak, Panglima. Semua jalur yang menuju ke istana sudah diblokade oleh pasukan kita. Jadi, tidak mungkin ada pihak asing yang berani memasuki wilayah ibu kota," jawab salah seorang dari ketiga prajurit itu.Feng Guang tersenyum lebar, lalu bertanya lagi, "Apakah saat ini mereka sud

  • Kembalinya Kesatria Shengcun    97. Pasukan Kerajaan Semakin Terdesak

    Tan Miau dan para prajurit Hu Yui Se tampak semringah mendengar perkataan Caw Kyu. Pasalnya, dengan gabungnya Caw Kyu dan kawan-kawannya, tentu akan menjadi kabar baik dan menggembirakan bagi seluruh rakyat kerajaan Tionggon."Kami sangat senang sekali mendengarnya," kata Tan Miau tersenyum lebar. "Semoga pasukan Hu Yui Se akan menjadi semakin kuat dengan kehadiran kalian," sambungnya dengan raut wajah semringah.Selanjutnya, Tan Miau langsung menyerahkan Caw Kyu dan kawan-kawannya kepada ketua regu induk pasukan Hu Yui Se yang bertugas di sepanjang perbatasan kota Yuanzi Timur. Setelah itu, Tan Miau kembali masuk ke tendanya untuk beristirahat sejenak, karena malam sudah semakin larut dan hampir mendekati pagi."Malam ini kalian istirahat saja dulu, besok barulah kalian boleh bergabung dengan para prajurit lainnya," kata salah seorang prajurit yang menjadi ketua regu induk pasukan Hu Yui Se.Caw Kyu dan kawan-kawannya menjura hormat dengan membungkukkan badan ke arah prajurit tersebu

  • Kembalinya Kesatria Shengcun    96. Seratus Prajurit Kerajaan Menyerahkan Diri

    Semua prajurit yang ada di tempat tersebut saling berpandangan, mereka sependapat dengan prajurit senior yang merupakan ketua regu di dalam kubu pasukan kerajaan. Dia adalah Caw Kyu—orang kepercayaan Panglima Hui Su. Bagaimana yang telah Caw Kyu sampaikan bahwa solusi dan jalan keluar terbaik adalah kabur dari istana. "Melarikan diri memang jalan terbaik yang harus kita lakukan, agar kita semua selamat dari serangan pasukan Hu Yui Se," desis salah seorang prajurit. "Jujur saja, aku sudah lelah berada di di istana ini," sambungnya."Apa yang kau katakan memang benar, aku pun sependapat denganmu," sahut prajurit lainnya.Semua prajurit yang ada di tempat tersebut, kini mulai berani mengungkapkan perasaan yang selama ini mereka alami. Para prajurit itu sudah tak mau lagi terlibat perang melawan pasukan Hu Yui Se.Selain takut terhadap lawan yang mereka hadapi, para prajurit itu pun berpikir bahwa perang tersebut sama dengan melawan saudara mereka sendiri. Karena di dalam kubu pasukan Hu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status