Sikap yang ditunjukkan oleh dua orang biksu dan teman-temannya membuat Feng Guang bisa bernapas lega. Hal itu menandakan bahwa mereka sudah mulai menerima penjelasan yang diberikan yang ia berikan."Perlu kalian ketahui, aku ini putra tetua desa Shengcun yang dibunuh oleh pemimpin Sekte Iblis Merah. Namaku Feng Guang, aku bukan seorang pengecut. Aku mempunyai hubungan dekat dengan para imam dan pengurus Vihara Sian Ji . Tidak mungkin aku melakukan tindakan mengerikan terhadap mereka."Mereka tercengang mendengar perkataan Feng Guang, mereka benar-benar tidak menduga jika pemuda yang sudah mereka tuduh sebagai pelaku pembantaian adalah seorang putra tetua desa Shengcun yang sangat mereka hormati."Jadi kau ini putra Tuan Guang?""Benar, aku yang berhasil menyelamatkan diri ketika desa Shengcun diserang kelompok Sekte Iblis Merah."Mereka saling berpandangan setelah mendengar penjelasan Feng Guang. Kemudian, salah seorang dari mereka berkata lagi, "Baiklah, kami percaya dengan apa yang
Pagi harinya, ketika matahari baru saja menampakkan diri, Feng Guang dan Jui Shin sudah meninggalkan desa Loksu menuju ke desa Yui.Saat matahari mulai naik, Feng Guang dan Jui Shin sudah tiba di tempat tujuan. Sebelumnya mereka singgah terlebih dahulu di sebuah warung makan yang ada di desa tersebut untuk sekadar makan siang dan beristirahat sejenak.Setelah itu, mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju kediaman Hong Than. Feng Guang dan Jui Shin mendapatkan informasi tentang kediaman orang yang mereka cari dari sang pemilik warung makan."Semoga saja pemilik warung makan tadi tidak membohongi kita," desis Jui Shin sambil berjalan mengikuti langkah Feng Guang."Ya, aku pun berharap demikian," sahut Feng Guang tanpa menoleh ke belakang.Setibanya di tempat tujuan, mereka tampak bingung sekali, karena di tempat tersebut tidak ada bangunan rumah satu pun."Di mana rumah pendekar itu?" desis Feng Guang menoleh ke arah Jui Shin."Entahlah. Tapi, kata pemilik warung makan tadi, rumah H
Jui Shin merasa khawatir dan sangat cemas terhadap keselamatan Feng Guang. Pasalnya, pendekar yang sedang dihadapi oleh Feng Guang bukanlah pendekar sembarangan.Namun, dengan segenap kepandaian yang dimilikinya Feng Guang dapat menghindari serangan-serangan ganas yang dilakukan lawannya.'Pendekar ini benar-benar sakti, siapa sebenarnya dia?' batin Hong Than.Hong Than tampak frustasi sekali menghadapi Feng Guang. Baru kali ini dirinya merasa kesulitan menghadapi lawan tarungnya, hingga dirinya tampak kelelahan sekali menggempur pertahanan Feng Guang.Melihat lawannya mulai kelelahan, Feng Guang memanfaatkannya dengan baik. Ia tak ingin memberi kesempatan bagi Hong Than untuk dapat bernapas lega.Dengan kecepatan yang sangat luar biasa, Feng Guang kembali melakukan serangan terhadap Hong Than. Ia menggempur Hong Than tanpa jeda. Hingga pada akhirnya, pendekar itu mulai kehabisan tenaga dan berhasil dikalahkan.Hong Than sudah tak dapat bangkit lagi, ia mengalami luka yang sangat para
Suhu Yin menarik napas dalam-dalam, ia tampak semringah sekali mendengar perkataan Feng Guang."Thian sudah merancang semuanya, kau tidak perlu repot-repot mencari pemilik Mustika Naga itu," kata Suhu Yin tersenyum memandang wajah Feng Guang.Feng Guang mengerutkan kening, ia tidak paham dengan kalimat yang diucapkan oleh orang tua yang ada di hadapannya itu. Begitu pula dengan Lei Cuan dan Jui Shin, mereka hanya diam saja menyimak percakapan Feng Guang dengan sang pemilik rumah."Mohon maaf, Tetua. Aku tidak paham dengan apa yang sudah Tetua katakan. Mohon dijelaskan." Feng Guang menangkupkan kedua telapak tangannya sambil membungkukkan badan. Sikapnya benar-benar terpuji, rendah hati dan sangat menghormati orang tua.Suhu Yin tersenyum lebar, lalu berkata, "Apakah kau ini murid Lui Shan?" Suhu Yin balas bertanya dengan memandang wajah Feng Guang.Feng Guang tercengang dan kaget mendengar pertanyaan sang tetua desa seperti itu. 'Tetua desa mengenal Kakek Lui? Ada hubungan apa di anta
Suasana semakin memanas, dua orang penjaga pintu gerbang itu tampak semakin geram saja dengan sikap Feng Guang."Kurang ajar sekali kau ini, kedatanganmu sudah membuat kegaduhan. Kami tidak akan tinggal diam!" bentak pria yang satunya lagi langsung melakukan serangan terhadap Feng Guang.Feng Guang yang sedari awal memang sudah terpancing emosi langsung maju dan melakukan perlawanan atas serangan pria tersebut. Sehingga mereka terlibat pertarungan, tentu tindakan mereka menjadikan suasana gaduh dan diketahui oleh murid-murid lain di perguruan kungfu tersebut.Beberapa murid langsung keluar, mereka menyaksikan detik-detik pertarungan Feng Guang dengan dua orang kawan mereka."Kita harus membantu kawan kita.""Tidak perlu! Lebih baik, kau lapor saja kepada ketua."Dengan demikian, salah seorang dari mereka langsung melaporkan kejadian itu kepada guru mereka. Tidak lama kemudian, pria bertubuh tinggi besar dengan mengenakan jubah warna kuning keemasan datang ke lokasi."Hentikan!" seru p
Feng Guang tetap bersikap tenang menghadapi sikap Yu Zui, meskipun pada kenyataannya, ia sudah geram dan ingin segera menyumpal mulut sang pemimpin perguruan kungfu Haotu."Aku tidak memiliki hubungan apa-apa dengan orang tersebut. Dia datang menemuiku dan memintaku untuk menyampaikan surat itu." Feng Guang sengaja berbohong karena sesuai yang diminta oleh Lui Shan.Lui Shan berpesan demikian karena tidak mau Feng Guang menjadi buruan para pendekar. Sudah dapat dipastikan, jika Yu Zui atau para pendekar lainnya mengetahui jika Feng Guang adalah murid Lui Shan, maka semua pendekar di rimba persilatan akan memburu Feng Guang."Lantas, apakah pesan yang ingin kau sampaikan sama dengan isi surat yang baru saja aku baca?" tanya Yu Zui dengan pandangan dan sikap sinis terhadap Feng Guang."Tidak tahu, Tuan. Karena orang tersebut tidak memberitahu aku tentang isi surat itu dan aku juga tidak berani membukanya sebelum surat tersebut sampai di tangan Tuan." Feng Guang menjawab sambil menjura.
Tanpa banyak bicara lagi, Yu Zui langsung melancarkan serangan terhadap Feng Guang. Ia benar-benar murka dan bertekad untuk menghabisi Feng Guang."Aku akan memberikan pelajaran untuk orang yang sudah berani lancang kepadaku!" bentak Yu Zui sambil bergerak cepat ke arah Feng Guang.Entah kenapa, Feng Guang bisa selengah itu. Seolah-olah dirinya terkejut melihat serangan lawannya yang begitu cepat, sehingga dengan sangat mudah tangan Yu Zui menyentuh dadanya. Akibat pukulan tersebut, tubuh Feng Guang terpental beberapa tombak ke belakang.Feng Guang mengerang menahan rasa sakit dan sesak di bagian dadanya. Tetapi, itu tidak berlangsung lama, karena pengaruh Mustika Naga yang tersimpan di dalam saku jubanya mampu menetralisir rasa sakit yang ia derita. Ia mengatur napas sejenak, kemudian bangkit lagi. Sorot matanya yang tajam terus menatap ke arah Yu Zui. Tiba-tiba saja, ia teringat pesan Lui Shan tentang kelemahan Yu Zui.'Kata Kakek Lui, kelemahan Yu Zui ada di bagian belakang kepalan
Dengan gesit, Feng Guang mencekal tangan pria tersebut, kemudian melipat yang pria itu dan balas memukul tangannya dengan pukulan yang sangat keras, sehingga pedang di tangan pria tersebut lepas dan jatuh ke tanah.Pria tersebut mengerang dan langsung mundur beberapa langkah menghindari serangan berikutnya yang dilancarkan oleh Feng Guang."Aku tidak bermaksud lancang. Tapi, ini semua sudah menjadi prinsipku bahwa kejahatan tidak boleh dibiarkan." kata Feng Guang menatap tajam wajah pria yang baru saja menerima pukulannya."Bedebah!" bentak kawannya langsung bergerak melakukan serangan terhadap Feng Guang.Akan tetapi, Feng Guang sudah dapat mengantisipasi serangan tersebut. Ia bergerak maju dan langsung menyongsong serangan lawan dengan sebuah gerakan kaki yang sangat cepat, hingga mengenai perut pria tersebut.Pria itu mengeluh keras dan langsung jatuh ke tanah. Kemudian, kawannya kembali melakukan serangan dengan mengayunkan tangannya dan langsung memukul kepala Feng Guang.Namun,
Para pendekar itu kembali mengerahkan kekuatan mereka dan kembali melakukan serangan secara brutal terhadap Feng Guang. Namun, Feng Guang dengan gerakan yang sangat cepat langsung menangkis setiap serangan yang dilancarkan oleh lawan-lawannya.Setelah dapat menghindari setiap serangan yang mengancam dirinya, Feng Guang langsung membalasnya dengan serangan yang lebih ganas dari serangan lawan-lawannya.Demikianlah, pertarungan itu pun terus berlanjut dan menjadi semakin sengit saja. Dari kedua belah pihak terus melakukan serangan-serangan yang sangat berbahaya. Terlebih lagi, serangan-serangan yang dilakukan oleh Yao Ming dan para pendekar lainnya. Mereka benar-benar berambisi untuk membinasakan Feng Guang pada saat itu juga.Mereka menutup mata dan telinga, seolah tak peduli dengan penjelasan Feng Guang. Para pendekar itu yakin bahwa Feng Guang adalah pelaku utama yang sudah membantai para pendekar Sekte Tian Cu."Tak ada pilihan lagi, selain melumpuhkan mereka satu persatu untuk meny
Namun, dua orang pendekar berjubah hijau itu tidak mengindahkan pertanyaan Feng Guang. Mereka hanya tertawa dan terus melakukan serangan terhadap Feng Guang."Kurang ajar!" geram Feng Guang langsung melakukan perlawanan sengit.Saat dirinya terdesak, Feng Guang menghentakkan kakinya, kemudian meluncur ke udara. Saat dalam posisi mengambang di udara, maka Feng Guang segera mengerahkan jurus tenaga dalamnya."Sebenarnya aku tidak tega jika harus melukai kalian. Tetapi, anggap saja ini adalah sebuah pelajaran yang harus kalian terima," kata Feng Guang masih dalam posisi terbang di atas para pendekar itu.Tanpa terduga, gelombang panas tiba-tiba muncul dari kedua telapak tangan Feng Guang. Kemudian gelombang panas itu meluncur ke arah dua pendekar berjubah hijau itu, serangan yang sangat dahsyat dan sulit dihindari, sehingga dua orang pendekar itu langsung jatuh bergelimpangan. Mereka benar-benar terkejut dan tak dapat mengantisipasi serangan tersebut.qFeng Guang hanya tersenyum dan lang
Yao Ming tertawa dingin, lalu menjawab, "Kau memang pandai berbohong, sehingga rakyat negri ini sangat percaya dengan kebohonganmu, karena mereka bodoh. Sebenarnya kau adalah penjahat yang berlindung di bawah kekuasaan Raja Hao Xiong Han yang dianggap sebagai pahlawan karena sudah berhasil merebut kembali pemerintah kerajaan Tionggon dari tangan Perdana Menteri Tuo Hang. Tapi di mata kami, kau tetap seorang penjahat. Kami tahu kebusukanmu!""Kau telah menuduhku melakukan perbuatan yang tidak pernah aku lakukan!" Feng Guang membentak dengan penuh kegusaran. "Seharusnya kau percaya bahwa aku ini tidak pernah terlibat dalam kasus kematian para pendekar Sekte Tian Cu. Ini fitnah dan aku tidak terima atas tuduhan ini!"Yao Ming dan kedua anak buahnya tertawa lepas mendengar perkataan Feng Guang. Mereka sama sekali tidak percaya dengan apa yang Feng Guang katakan."Jangan berkelit lagi, Feng Guang. Percuma saja, kami memiliki bukti yang kuat!" kata Yao Ming. "Malam ini kau harus mempertangg
Setelah berada di luar penginapan, Feng Guang tampak terkejut sekali ketika melihat sebuah tulisan di dinding luar kamar tempatnya menginap. Tulisan tersebut merupakan sebuah tantangan dari seseorang yang tak dikenal yang meminta Feng Guang agar datang ke sebuah tempat."Gurun pasir Tio Sun," gumam Feng Guang setelah membaca tulisan tersebut.Entah siapa orang yang sudah menulis pesan tersebut, karena dalam tulisan itu tidak tertulis nama sang penulisnya.Feng Guang tampak bingung sekali. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata lagi, "Bagaimana mungkin ada seorang pendekar yang menantangku untuk bertarung, padahal tak ada orang yang mengetahui kalau aku menginap di sini. Bahkan para biksu yang baru melakukan pertemuan denganku tidak ada satu pun yang tahu?"Feng Guang termenung sejenak, memikirkan langkah selanjutnya. Apakah ia harus menerima tantangan tersebut atau mengabaikannya?Setelah itu, Feng Guang langsung bersiap untuk berangkat ke gurun pasir Tio Sun. Ia tampak penasaran
Dengan demikian, Feng Guang sudah mulai kehilangan kesabaran dan langsung mengerahkan jurus andalannya.Perdana Menteri Tuo Hang, saat itu masih dapat melakukan perlawanan meskipun dirinya sudah mengalami luka yang sangat parah. Namun, perlawanannya tidak berarti apa-apa, karena Feng Guang lebih unggul segalanya.Hanya dengan dua kali sabetan pedangnya, Feng Guang sukses menjatuhkan pria bertubuh kekar itu, sehingga Perdana Menteri Tuo Hang tewas dengan luka yang sangat parah di bagian leher dan perutnya.Sementara itu, pasukan Hu Yui Se sudah sepenuhnya menguasai pertempuran. Bahkan mereka sudah berhasil menangkap para prajurit kerajaan dan menewaskan Panglima Hui Su sebagai orang nomor satu di angkatan perang pasukan kerajaan Tionggon yang diperintah oleh Perdana Menteri Tuo Hang.Berkat keyakinan dan kegigihan para prajurit Hu Yui Se, akhirnya mereka mampu merebut istana yang sudah lama dikuasai oleh pasukan kerajaan yang pro terhadap Perdana Menteri Tuo Hang."Ini adalah sebuah ke
Dengan demikian, pertempuran besar pun kembali terjadi. Pasukan kerajaan melakukan perlawanan sengit atas serangan yang dilancarkan oleh pasukan Hu Yui Se."Jangan biarkan mereka masuk. Kalian harus bisa mempertahankan istana ini!" seru Panglima Hui Su.Feng Guang dengan gagahnya memacu derap langkah kudanya langsung masuk ke halaman istana disusul oleh Dui Mui dan Hok Shin. Dengan senjata masing-masing, mereka langsung menebas leher semua prajurit kerajaan yang coba-coba melakukan perlawanan.Saat demikian gentingnya, Perdana Menteri Tuo Hang pun sudah bersiaga penuh. Ia bersama para pengawalnya langsung menghunus pedang masing-masing demi mempertahankan diri.Beberapa saat kemudian, beberapa orang dari pasukan Hu Yui Se berhasil menerobos pertahanan pasukan kerajaan. Mereka berhasil memasuki istana, kemudian langsung mengepung Perdana Menteri Tuo Hang dan para pengawalnya."Menyerahlah, Perdana Menteri!" seru Dui Mui."Bedebah!" geram Perdana Menteri Tuo Hang. Kemudian memberikan pe
Lie Huang dan semua yang ada di tempat itu mengangguk dan menjura serempak, sebagai bentuk hormat mereka terhadap Feng Guang selaku pemimpin tertinggi pasukan Hu Yui Se.Beberapa saat kemudian, tiga orang agen pengintai yang ditugaskan oleh Feng Guang sudah kembali menghadapnya. Tiga orang agen pengintai itu adalah para prajurit khusus. Mereka melaporkan tentang kondisi istana dan juga peta kekuatan lawan yang akan digempur oleh pasukan Hu Yui Se. Semua berdasarkan hasil penyelidikan yang mereka lakukan."Apakah ada tanda-tanda bahwa pasukan kerajaan mendapatkan bantuan dari pihak asing atau tidak?" tanya Feng Guang meluruskan pandangannya ke arah tiga prajurit mata-mata yang baru saja kembali."Sepertinya tidak, Panglima. Semua jalur yang menuju ke istana sudah diblokade oleh pasukan kita. Jadi, tidak mungkin ada pihak asing yang berani memasuki wilayah ibu kota," jawab salah seorang dari ketiga prajurit itu.Feng Guang tersenyum lebar, lalu bertanya lagi, "Apakah saat ini mereka sud
Tan Miau dan para prajurit Hu Yui Se tampak semringah mendengar perkataan Caw Kyu. Pasalnya, dengan gabungnya Caw Kyu dan kawan-kawannya, tentu akan menjadi kabar baik dan menggembirakan bagi seluruh rakyat kerajaan Tionggon."Kami sangat senang sekali mendengarnya," kata Tan Miau tersenyum lebar. "Semoga pasukan Hu Yui Se akan menjadi semakin kuat dengan kehadiran kalian," sambungnya dengan raut wajah semringah.Selanjutnya, Tan Miau langsung menyerahkan Caw Kyu dan kawan-kawannya kepada ketua regu induk pasukan Hu Yui Se yang bertugas di sepanjang perbatasan kota Yuanzi Timur. Setelah itu, Tan Miau kembali masuk ke tendanya untuk beristirahat sejenak, karena malam sudah semakin larut dan hampir mendekati pagi."Malam ini kalian istirahat saja dulu, besok barulah kalian boleh bergabung dengan para prajurit lainnya," kata salah seorang prajurit yang menjadi ketua regu induk pasukan Hu Yui Se.Caw Kyu dan kawan-kawannya menjura hormat dengan membungkukkan badan ke arah prajurit tersebu
Semua prajurit yang ada di tempat tersebut saling berpandangan, mereka sependapat dengan prajurit senior yang merupakan ketua regu di dalam kubu pasukan kerajaan. Dia adalah Caw Kyu—orang kepercayaan Panglima Hui Su. Bagaimana yang telah Caw Kyu sampaikan bahwa solusi dan jalan keluar terbaik adalah kabur dari istana. "Melarikan diri memang jalan terbaik yang harus kita lakukan, agar kita semua selamat dari serangan pasukan Hu Yui Se," desis salah seorang prajurit. "Jujur saja, aku sudah lelah berada di di istana ini," sambungnya."Apa yang kau katakan memang benar, aku pun sependapat denganmu," sahut prajurit lainnya.Semua prajurit yang ada di tempat tersebut, kini mulai berani mengungkapkan perasaan yang selama ini mereka alami. Para prajurit itu sudah tak mau lagi terlibat perang melawan pasukan Hu Yui Se.Selain takut terhadap lawan yang mereka hadapi, para prajurit itu pun berpikir bahwa perang tersebut sama dengan melawan saudara mereka sendiri. Karena di dalam kubu pasukan Hu