Istana alam lelembut yang dipimpin Raja alam lelembut dengan sebutan Maharaja Yudha, adalah salah satu kerajaan lelembut diantara banyak kerajaan lelembut yang ada didunia ini, tapi alam lelembut yang dipimpin oleh Maharaja Yudha sangat disegani dan dihormati oleh kerajaan-kerajaan lelembut lainnya. Selain karena kesaktiannya, Maharaja Yudha juga diketahui memiliki saudara seperguruan yang juga memimpin Istana Dasar Samudra, kedua maharaja ini kemudian didapuk sebagai ketua negeri alam lelembut dan negeri alam ghaib. Tapi bersamaan dengan moksanya Maharaja Manggala dan Maharaja Yudha, kini Istana Dasar Samudra dipimpin oleh Putri Samudra dan Istana Alam Lelembut dipimpin oleh putri tertua Maharaja Yudha yang bernama Putri Dewi Kencana.
Hari itu Istana Alam Lelembut terlihat lebih meriah, barisan para prajurit lelembut terlihat berdiri berjejer disepanjang jalan, suasana ini seakan-akan Istana Alam Lelembut seperti akan menyambut tamu agung, karena memang, Putri Samudra yang datang berkunjung.
Putri Dewi Kencana dengan pakaian kebesarannya sebagai penguasa negeri alam lelembut tampak menyambut kedatangan Putri Samudra dipintu istana. Sosok Putri Dewi Kencana berparas teramat jelita, cantik bak seorang bidadari dari kayangan, mengenakan pakaian berwarna keemasan yang membalut tubuh indahnya, suatu sosok wanita yang amat menggoda sekali, bibirnya yang terlihat merah merekah bak merah delima, tapi yang paling menarik dari sosok wanita jelita tersebut adalah warna rambutnya berwarna kuning keemasan, tampak untaian permata dikeningnya. Sebuah tongkat yang juga terbuat dari emas terlihat tergenggam ditangannya.
Sementara itu Putri Samudra sendiri datang dengan kereta kencana emasnya bersama beberapa orang panglima kerajaan dasar samudranya. Putri Samudra juga tampak tampil anggun dan cantik, mengenakan pakaian berwarna hijau pupus, bermata biru, mahkota emas berbentuk kepala naga dikepalanya, hiasan mengkilau dan indah menghiasi disekujur tubuhnya, bajunya hanya sebatas dada memperlihatkan jelas kulitnya yang begitu putih bak air susu yang tiada bernoda dan cela, bentuk tubuh yang sangat ramping, padat berisi. bibirnya yang terlihat merah merekah bak merah delima, sebuah untaian permata dikeningnya.
Kedua wanita penguasa beda alam ini tampak saling menjura hormat satu sama lain.
“Lama sekali kita tidak bertemu ya ayunda” ucap Putri Dewi Kencana tersenyum.
“Benar ayunda dewi, lama sekali...” ucap Putri Samudra lagi balas tersenyum.
Putri Dewi Kencana segera mengajak Putri Samudra untuk masuk kedalam istananya.
“Oh ya ayunda dewi, dimana ayunda aura ?” tanya Putri Samudra yang tidak melihat kehadiran Putri Aura Kencana, adik Putri Dewi Kencana.
“Dia sibuk di istananya sendiri ayunda putri... sejak ayahanda moksa, aura lebih banyak diistananya” jelas Putri Dewi Kencana lagi, Putri Samudra memaklumi hal itu.
Kedua penguasa berbeda alam ini tampak duduk berhadapan disinggasana emas yang ada diaula utama istana lelembut.
Setelah cukup lama bercengkrama.
“Biasanya ayunda putri hanya mengirim utusan kemari, sekarang ayunda putri sendiri yang datang, pasti ada sesuatu yang sangat penting sekali ini” ucap Putri Dewi Kencana lagi.
“Benar ayunda dewi.... kedatanganku kemari karena memang ada sesuatu yang sangat penting sekali” ucap Putri Samudra lagi. “Aku ingin meminta pusaka alam lelembut, mustika anting lanang” sambung Putri Samudra lagi hingga membuat wajah Putri Dewi Kencana tiba-tiba saja berubah.
“Mustika anting lanang....” ulang Putri Dewi Kencana lagi terlihat dengan mimik wajah aneh. Hal ini menjadi perhatian Putri Samudra.
“Mustika itu sudah lama tidak ada di Istana Alam Lelembut ayunda..” ucap Putri Dewi Kencana lagi hingga kali ini wajah Putri Samudra yang berubah mendengarnya.
“Dulu ayahanda telah memberikan mustika itu kepada sahabatnya sebagai hadiah perayaan ultah pernikahannya....” ucap Putri Dewi Kencana lagi.
“Kepada siapa mustika itu diberikan ayunda dewi ?” tanya Putri Samudra cepat.
“Maharaja Negeri Atas Angin” ucap Putri Dewi Kencana singat.
“Maharaja Negeri Atas Angin” ucap Putri Samudra dengan paras berubah.
“Ini gawat....” sambung Putri Samudra lagi hingga mengejutkan Putri Dewi Kencana yang mendengarnya.
“Sebenarnya ada apa ayunda ? sampai ayunda membutuhkan pusaka itu ?” tanya Putri Dewi Kencana lagi heran.
Putri Samudra terlihat menarik nafas panjang dan akhirnya menceritakan tentang perihal kenapa dia sangat membutuhkan pusaka itu untuk Bintang suaminya, wajah Putri Dewi Kencana terlihat berubah mendengar cerita Putri Samudra.
“Segel kutukan selaput dara.... bukankah segel kutukan itu hanya untuk kita para wanita” ucap Putri Dewi Kencana lagi.
“Yah...seharusnya begitu ayunda, tapi seorang sakti telah membalikkan segel kutukan itu kepada suamiku” ucap Putri Samudra lagi menceritakan dampaknya kepada Putri Dewi Kencana yang terlihat tersenyum mendengarnya.
“Wah.. enak dong ayunda, memiliki suami yang kuat dan perkasa seperti suami ayunda” ucap Putri Dewi Kencana tertawa ringan.
“Sekali dua kali sih enak, tapi kalau tiap malam berulang-ulang.... repot juga ayunda” ucap Putri Samudra hanya tersenyum kecil.
“Negeri Atas Angin....” terdengar Putri Samudra mengulangi kalimat itu lagi.
“Apakah ayunda tau dimana Negeri Atas Angin itu berada sekarang ?” tanya Putri Samudra lagi kepada Putri Dewi Kencana.
“Ayunda pasti tau sendiri... tidak ada orang luar yang bisa menemukan dimana Negeri Atas Angin itu berada, hanya orang-orang dari Negeri Atas Angin yang mengetahui dimana Negeri Atas Angin itu berada sekarang” ucap Putri Dewi Kencana lagi. Hingga membuat Putri Samudra terdiam, walau sebenarnya Putri Samudra juga tahu hal itu.
-o0o-
NEGERI ATAS ANGIN adalah sebuah negeri yang selalu berpindah-pindah, tak banyak orang yang tau tentang adanya Negeri Atas Angin ini, karena memang tidak ada seorangpun yang pernah melihat atau pernah kesana, konon hanya orang-orang dari Negeri Atas Angin sendiri yang bisa masuk dan keluar dari negeri tersebut. Sehingga Negeri Atas Angin masih dianggap sebagai negeri mitos atau hayalan saja oleh sebagian orang. Tapi hal ini tentunya tidak berlaku untuk orang-orang linuwih yang sudah hidup ratusan tahun. Keberadaan sebuah kerajaan di Negeri Atas Angin benar-benar ada, tapi Negeri Atas Angin ini selalu berpindah-pindah tempatnya sehingga sangat sulit dicari keberadaannya, tapi entahlah, penulis sendiri masih meragukan tentang hal itu. Mudah-mudahan kedepan tabir mengenai kerajaan diNegeri Atas Angin akan terungkap, apakah hanya mitos belaka atau memang benar-benar nyata. Menyadari hal itulah kenapa Putri Samudra terlihat menarik nafas panjang, harapannya untuk mendapatkan m
Bukit bayangan malam itu terlihat sepi, karena memang malam telah larut, disalah satu kamar yang ada dirumah tempat kediaman keluarga besar Bintang, tepatnya dikamar yang ditempati Putri Samudra, terlihat sosok Bintang yang terbaring sendiri diatas peraduan. Malam ini Putri Samudra memang tidak menemani Bintang karena sudah kembali Istana Dasar Samudra untuk terus memberikan perintah dan pengawasan dalam pencarian letak wilayah Negeri Atas Angin. Sementara itu dikamar-kamar yang lain, terlihat pula sosok Bintang yang tidur bersama istri-istrinya, rupanya Bintang kembali menggunakan bayangannya untuk menemani istri-istrinya. Diatas pembaringan, Bintang tampak terbaring, tapi kedua matanya tetap terbuka. Berbagai pikiran berkecamuk, sulit sekali Bintang untuk menutup matanya malam itu, jauh didasar hatinya, sebenarnya Bintang cukup khawatir dengan keadaannya saat ini. Bintang berharap segel kutukan selaput dara yang dideritanya dapat segera teratasi sebelum malam purnama mendatang, kare
Negeri bunian. Ratusan orang bunian terlihat menyambut kedatangan Bintang bersama panglima Messya, sepanjang jalan menuju istana bunian, terlihat orang-orang yang dilewati Bintang segera berlutut memberikan hormat mereka kepada Bintang. Di istanapun terjadi hal seperti itu, para prajurit bunian yang semuanya adalah wanita tampak menjura hormat begitu Bintang melewati mereka. Panglima Messya membawa Bintang menuju aula utama, dimana disana telah menunggu wanita-wanita cantik jelita. Yang tentu salah satunya adalah sosok ratu bunian, Puti Ayu Ningrum yang tampak duduk disinggasana emasnya, sosok Puti Ayu Ningrum kali ini tampak tampil lebih anggun dan cantik, sudah mengenakan pakaian layaknya seorang ratu dengan mahkota emas dikepalanya. Begitu Bintang memasuki ruangan tersebut, Puti Ayu Ningrum bersama para panglimanya tampak langsung bangkit dan langsung menjura hormat kepada Bintang. Ayu Ningrum sendiri tampak turun dari singgasana kebesarannya dan langsung menjura
Sebuah goa dengan lubang yang sangat besar terpampang jelas dihadapan Bintang, Ayu Ningrum dan 6 orang panglima harimau yang ikut ke goa watu telo. Bintang tampak memperhatikan lubang Goa watu telo dengan seksama. Tidak ada yang aneh, sama seperti goa-goa lainnya, hanya saja goa watu telo memang memiliki lubang yang sangat besar sekali. “Apakah Ratu Ayu Pitaloka ada didalam sana ?” tanya Bintang tanpa menoleh. “Benar paduka, Ratu Ayu Pitaloka ada didalam sana” ucap Ayu Ningrum lagi. “Kenapa tidak kalian sendiri yang menyelamatkannya ?” tanya Bintang menoleh kearah Ayu Ningrum dan yang lain. “Kami tak sanggup paduka...” ucap Ayu Ningrum lagi. “Karena tempat ini dijaga oleh Siluman Angin Lahar paduka....” sambung panglima kitty lagi. “Siluman Angin Lahar....” ulang Bintang terkejut. “Benar paduka, Siluman Angin Lahar memiliki jurus 'ANGIN LAHAR” yang sangat ditakuti oleh bangsa lelembut dan bangsa ghaib seperti kami.... apa saja
Wuuussshhhhh !!! Baru saja Bintang membatin, tiba-tiba saja sebuah pusaran angin panas puting beliung terbentuk dari arah sebelah kanan Bintang, Bintang segera berpaling melihat pusaran angin panas yang membentuk angin puting beliung yang kini tengah menuju kearahnya dengan dahsyat. Bintang menyadari hal ini bisa membahayakan wanita yang ada didekatnya saat ini, berfikir kesitu, maka Bintangpun segera berkelebat menjauh, untungnya pusaran angin panas itu bergerak mengikuti sosok Bintang. Mengerikan !! semua yang dilewati pusaran angin panas itu tampak langsung berubah menjadi arang panas yang mengeras. Bintang yang melihat hal itu menyadari betapa bahayanya puasaran angin panas yang kini tengah memburunya itu. Sambil terus menghindar, Bintang terlihat menghimpun tenaganya, puncaknya, Bintang menghentikan larinya dan langsung berbalik menghadap kearah pusaran angin panas yang sedang menuju kearahnya. Kedua telapak tangan Bintang yang menyatu didepan da
Tiba-tiba saja Ratu Ayu Pitaloka terlihat membuka kedua matanya, dan kedua mata Ratu Ayu Pitaloka yang indah terlihat membesar saat melihat sosok lelaki yang ada dihadapannya. “Tolong hancurkan kalung batu langit yang ada dileher hamba ini tuan” terdengar suara lembut Ratu Ayu Pitaloka. “Kalung batu langit...” ulang Bintang terkejut. “Kalung batu langit ini telah menyegel seluruh kekuatan hamba selama ini” sambung Ratu Ayu Pitaloka lagi. “Oh iya, maaf...” ucap Bintang menyadari keadaannya, Bintang mendekati sosok Ratu Ayu Pitaloka dan mengulurkan tangannya mencengkram kalung batu langit dengan tangan kanannya. Zzzaggghhhh !!! Bintang menyalurkan cakrapetir ketangan kanannya yang mencengkram kalung batu langit, dan ; Kraaaakkk !!! Kalung batu langit hancur menjadi serpihan-serpihan kecil, tapi seiring dengan hancurnya kalung batu langit itu, tiba-tiba saja sosok Ratu Ayu Pitaloka jatuh kedepan, Bintang yang ada didepannya dengan cepat merangkul sosok Ratu Ayu Pitaloka agar tidak
Pagi itu, Elvia mengajak Bintang untuk pergi meninggalkan tempat itu, tapi Bintang bersikeras untuk tetap berada ditempat itu. Bintang malah menyuruh Elvia untuk kembali ke negeri bunian. Perintah Bintang adalah mutlak bagi Elvia sehingga dengan berat hati, Elvia terpaksa harus pergi meninggalkan tempat itu untuk kembali ke negeri bunian, tapi sebelum Elvia pergi. Bintang menitipkan Pedang Bintang Angkasa dan keris kyai gunturnya kepada Elvia untuk dibawa ke negeri bunian. Setelah kepergian Elvia, Bintangpun kembali masuk kedalam Goa Watu Telo, masuk kedalam dimensi ghaibnya. Di dalam goa yang sebelumnya menjadi tempat pertarungan Bintang dengan Siluman Angin Lahar, Bintang tidak melihat lagi sosok Siluman Angin Lahar yang kemaren masih berada ditempat itu tak sadarkan diri. Bintang yakin Siluman Angin Lahar telah kembali keNegeri Atas Angin untuk melaporkan apa yang terjadi. Bintang sendiri kini tampak duduk diatas sebuah batu dan mengambil sikap t
Huup !! Bintang berkelit cepat menghindari serangan Leali Dolphin, hingga serangan Leali Dolphin hanya mengenai tempat kosong, kali ini Leali Dolphin yang dibuat terkejut melihat lawannya berhasil menghindari serangannya. “Dia bisa menghindari serangan cepatku, atau hanya kebetulan saja” batin Leali Dolphin lagi. Untuk memastikan dirinya, kembali Leali Dolphin bergerak cepat laksana kilat menyambar. Weesshhh !!! Kembali Leali Dolphin melesat dengan kecepatan yang tidak bisa dilihat oleh mata biasa, tapi serangan inipun kali ini berhasil Bintang hindari. Leali Dolphin kembali dibuat terkejut, tapi tetap melancarkan serangan cepatnya kearah Bintang, dan Bintang kembali mampu menghindarinya. Leali Dolphin menghentikan serangannya dan memandang kearah Bintang dengan tatapan tak percaya. “Dia benar-benar bisa melihat seranganku...” batin Leali Dolphin lagi menyadari kemampuan lawannya yang tak bisa dipandang remeh. Weesshhh !!!
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig