Wuuussshhhhh !!!
Baru saja Bintang membatin, tiba-tiba saja sebuah pusaran angin panas puting beliung terbentuk dari arah sebelah kanan Bintang, Bintang segera berpaling melihat pusaran angin panas yang membentuk angin puting beliung yang kini tengah menuju kearahnya dengan dahsyat. Bintang menyadari hal ini bisa membahayakan wanita yang ada didekatnya saat ini, berfikir kesitu, maka Bintangpun segera berkelebat menjauh, untungnya pusaran angin panas itu bergerak mengikuti sosok Bintang.
Mengerikan !! semua yang dilewati pusaran angin panas itu tampak langsung berubah menjadi arang panas yang mengeras. Bintang yang melihat hal itu menyadari betapa bahayanya puasaran angin panas yang kini tengah memburunya itu.
Sambil terus menghindar, Bintang terlihat menghimpun tenaganya, puncaknya, Bintang menghentikan larinya dan langsung berbalik menghadap kearah pusaran angin panas yang sedang menuju kearahnya.
Kedua telapak tangan Bintang yang menyatu didepan da
Tiba-tiba saja Ratu Ayu Pitaloka terlihat membuka kedua matanya, dan kedua mata Ratu Ayu Pitaloka yang indah terlihat membesar saat melihat sosok lelaki yang ada dihadapannya. “Tolong hancurkan kalung batu langit yang ada dileher hamba ini tuan” terdengar suara lembut Ratu Ayu Pitaloka. “Kalung batu langit...” ulang Bintang terkejut. “Kalung batu langit ini telah menyegel seluruh kekuatan hamba selama ini” sambung Ratu Ayu Pitaloka lagi. “Oh iya, maaf...” ucap Bintang menyadari keadaannya, Bintang mendekati sosok Ratu Ayu Pitaloka dan mengulurkan tangannya mencengkram kalung batu langit dengan tangan kanannya. Zzzaggghhhh !!! Bintang menyalurkan cakrapetir ketangan kanannya yang mencengkram kalung batu langit, dan ; Kraaaakkk !!! Kalung batu langit hancur menjadi serpihan-serpihan kecil, tapi seiring dengan hancurnya kalung batu langit itu, tiba-tiba saja sosok Ratu Ayu Pitaloka jatuh kedepan, Bintang yang ada didepannya dengan cepat merangkul sosok Ratu Ayu Pitaloka agar tidak
Pagi itu, Elvia mengajak Bintang untuk pergi meninggalkan tempat itu, tapi Bintang bersikeras untuk tetap berada ditempat itu. Bintang malah menyuruh Elvia untuk kembali ke negeri bunian. Perintah Bintang adalah mutlak bagi Elvia sehingga dengan berat hati, Elvia terpaksa harus pergi meninggalkan tempat itu untuk kembali ke negeri bunian, tapi sebelum Elvia pergi. Bintang menitipkan Pedang Bintang Angkasa dan keris kyai gunturnya kepada Elvia untuk dibawa ke negeri bunian. Setelah kepergian Elvia, Bintangpun kembali masuk kedalam Goa Watu Telo, masuk kedalam dimensi ghaibnya. Di dalam goa yang sebelumnya menjadi tempat pertarungan Bintang dengan Siluman Angin Lahar, Bintang tidak melihat lagi sosok Siluman Angin Lahar yang kemaren masih berada ditempat itu tak sadarkan diri. Bintang yakin Siluman Angin Lahar telah kembali keNegeri Atas Angin untuk melaporkan apa yang terjadi. Bintang sendiri kini tampak duduk diatas sebuah batu dan mengambil sikap t
Huup !! Bintang berkelit cepat menghindari serangan Leali Dolphin, hingga serangan Leali Dolphin hanya mengenai tempat kosong, kali ini Leali Dolphin yang dibuat terkejut melihat lawannya berhasil menghindari serangannya. “Dia bisa menghindari serangan cepatku, atau hanya kebetulan saja” batin Leali Dolphin lagi. Untuk memastikan dirinya, kembali Leali Dolphin bergerak cepat laksana kilat menyambar. Weesshhh !!! Kembali Leali Dolphin melesat dengan kecepatan yang tidak bisa dilihat oleh mata biasa, tapi serangan inipun kali ini berhasil Bintang hindari. Leali Dolphin kembali dibuat terkejut, tapi tetap melancarkan serangan cepatnya kearah Bintang, dan Bintang kembali mampu menghindarinya. Leali Dolphin menghentikan serangannya dan memandang kearah Bintang dengan tatapan tak percaya. “Dia benar-benar bisa melihat seranganku...” batin Leali Dolphin lagi menyadari kemampuan lawannya yang tak bisa dipandang remeh. Weesshhh !!!
NEGERI ATAS ANGIN adalah sebuah negeri yang bagi kebanyakan orang hanyalah mitos atau hayalan semata, tidak banyak yang tau kalau di Negeri Atas Angin berdiri sebuah istana besar yang bernama kerajaan Negeri Atas Angin yang dipimpin oleh seorang ratu diktator yang bernama Ratu Alena Pitaloka, dibawah kepemimpinan Ratu Alena Pitaloka, kedudukan laki-laki diNegeri Atas Angin memiliki kedudukan yang sangat rendah dibawah seorang wanita. Sehingga tak heran, tak banyak laki-laki yang ada diNegeri Atas Angin, karena kebanyakan laki-laki diNegeri Atas Angin hanya menjadi budak. Bila menikah, semua tanggung jawab dipikul terbalik, dimana suami yang harus mengerjakan pekerjaan rumah, dari belanja, bertani, memasak dan melayani istrinya. Hal ini tentu saja karena undang-undang yang dibuat oleh Ratu Alena Pitaloka, sehingga tidak banyak laki-laki yang mampu bertahan diNegeri Atas Angin, sebagian banyak yang kabur dan menjadi pemberontak untuk merongrong kekuasaan Ratu Alena Pitaloka. B
Kreaakkk !!! Tiba-tiba saja pintu kamar itu terbuka, sosok Leali Dolphin tampak memasuki kamar itu, setelah menguncinya, Leali Dolphin tampak berjalan kearah Bintang. Leali Dolphin tampak berjalan kearah Bintang, lalu kemudian mengambil kursi dan kemudian duduk didepan kerangkeng besi yang mengurung Bintang. “Siapa namamu ?” “Bobou” jawab Bintang singkat. “Bobou...” ulang Leali Dolphin dengan kening berkerut. “Nama yang aneh” sambung Leali Dolphin lagi. Bintang hanya tersenyum datar. “Kenapa aku dikurung ?” tanya Bintang lagi. “Karena kau adalah tawanan, dinegeri ini lelaki kedudukannya sangat rendah dan hina” ucap Leali Dolphin lagi hingga membuat wajah Bintang berubah. ”apakah saat ini aku berada diNegeri Atas Angin ?” tanya Bintang lagi. “Benar” jawab Leali Dolphin singkat “Lalu kenapa aku dikurung disini, bukankah seharusnya kau membawaku ke ratu Negeri Atas Angin ini untuk diadili ?” tanya Bintang l
Bintang kembali mengambil sikap tapa bratanya, dan ; Clabbb !!! Tiba-tiba saja dari jari manis Bintang, muncul sebuah cincing yang mengeluarkan kilauan warna warni, inilah cincin Japamala Pancawarna. Dari cincin Japamala Pancawarna, Bintang mencoba menyalurkan Kuasa Dewa Tanpa Batasnya kesekujur tubuhnya, Kuasa Dewa Tanpa Batas yang dimiliki Bintang mengalir keseluruh tubuh Bintang tanpa hambatan, seperti sebuah mobil yang melaju di jalan tol. Bebas tanpa hambatan. Kini Bintang dapat merasakan kekuatan Kuasa Dewa Tanpa Batas yang begitu melimpah ruah ditubuhnya. Kuasa kalung batu langit yang ada dileher Bintang seakan tak berarti apa-apa. Bintang tersenyum merasakan hal itu. Lalu Bintang melanjutkan tindakannya. Tak lama, tiba-tiba saja sukmo (bukan arwah/roh) Bintang keluar dari dalam tubuh Bintang, rupanya Bintang telah mengerahkan ajian kelana sukmanya. Sukma Bintang tampak berjalan menembus keluar dari
Malam datang, saat Leali Dolphin kembali ketempat kediamannya, langkahnya langsung tertuju ke arah kamar tempat dimana Bintang berada. Kreaakkk !!! Tanpa mengetuk terlebih dulu, Leali Dolphin langsung saja membuka pintu dan masuk kedalamnya, dan ; “Bb...boo...bobou...!!!” ucap Leali Dolphin dengan suara bergetar dengan pandangan mata melotot kedepan. Di depannya, terlihat sosok Bintang yang tengah tenggelam dialam tapa bratanya, tapi bukan itu yang mengejutkan Leali Dolphin, melainkan sosok Bintang tampak tidak mengenakan pakaian atasnya sehingga menampakkan tubuh Bintang yang luar biasa menariknya, dada yang bidang, perut yang sixpack, sungguh menggoda bagi wanita mana saja yang melihatnya. Leali Dolphin mencoba mendekat dan perlahan wajah Leali Dolphin berubah saat semakin dekat kepada Bintang. Leali Dolphin terkejut saat melihat keringat yang bercucuran dari wajah, dada hingga sekujur tubuh Bintang. Bintang terlihat seperti orang yang tengah kepanasan. Saat berada tepat dihadap
Matahari baru saja menampakkan dirinya diufuk timur, sinarnya yang kuning keemasan menghampar di alam mayapada yang luas ini, kehangatanpun ikut menyertai sinar mentari pagi yang menjalar dengan kecepatan cahaya menerangi alam ini. Begitu pula di negeri atas angin yang ikut merasakan kehangatan sinar matahari dipagi itu. Sinar kuning keemasan itu secara perlahan mulai menusuri seluruh negeri atas angin, menjalar masuk melalui lubang-lubang bangunan, juga termasuk tempat kediaman Leali Dolphin yang lebih menyerupai benteng daripada bisa disebut rumah. Sinar keemasan itu menyeruak masuk kedalam sebuah kamar, dimana didalamnya tampak sebuah kerangkeng besi yang cukup besar, sinar keemasan itu terlihat terus merambat hingga akhirnya menerangi seisi kamar tersebut. Ada sebuah tempat peraduan yang tak jauh dari kerangkeng besi itu, dimana diatasnya tampak dua sosok anak manusia yang tengah tertidur, mengenakan selimut yang menutupi sekujur tubuh keduanya, tapi melihat onggokan pak