NEGERI ATAS ANGIN adalah sebuah negeri yang bagi kebanyakan orang hanyalah mitos atau hayalan semata, tidak banyak yang tau kalau di Negeri Atas Angin berdiri sebuah istana besar yang bernama kerajaan Negeri Atas Angin yang dipimpin oleh seorang ratu diktator yang bernama Ratu Alena Pitaloka, dibawah kepemimpinan Ratu Alena Pitaloka, kedudukan laki-laki diNegeri Atas Angin memiliki kedudukan yang sangat rendah dibawah seorang wanita. Sehingga tak heran, tak banyak laki-laki yang ada diNegeri Atas Angin, karena kebanyakan laki-laki diNegeri Atas Angin hanya menjadi budak. Bila menikah, semua tanggung jawab dipikul terbalik, dimana suami yang harus mengerjakan pekerjaan rumah, dari belanja, bertani, memasak dan melayani istrinya. Hal ini tentu saja karena undang-undang yang dibuat oleh Ratu Alena Pitaloka, sehingga tidak banyak laki-laki yang mampu bertahan diNegeri Atas Angin, sebagian banyak yang kabur dan menjadi pemberontak untuk merongrong kekuasaan Ratu Alena Pitaloka.
B
Kreaakkk !!! Tiba-tiba saja pintu kamar itu terbuka, sosok Leali Dolphin tampak memasuki kamar itu, setelah menguncinya, Leali Dolphin tampak berjalan kearah Bintang. Leali Dolphin tampak berjalan kearah Bintang, lalu kemudian mengambil kursi dan kemudian duduk didepan kerangkeng besi yang mengurung Bintang. “Siapa namamu ?” “Bobou” jawab Bintang singkat. “Bobou...” ulang Leali Dolphin dengan kening berkerut. “Nama yang aneh” sambung Leali Dolphin lagi. Bintang hanya tersenyum datar. “Kenapa aku dikurung ?” tanya Bintang lagi. “Karena kau adalah tawanan, dinegeri ini lelaki kedudukannya sangat rendah dan hina” ucap Leali Dolphin lagi hingga membuat wajah Bintang berubah. ”apakah saat ini aku berada diNegeri Atas Angin ?” tanya Bintang lagi. “Benar” jawab Leali Dolphin singkat “Lalu kenapa aku dikurung disini, bukankah seharusnya kau membawaku ke ratu Negeri Atas Angin ini untuk diadili ?” tanya Bintang l
Bintang kembali mengambil sikap tapa bratanya, dan ; Clabbb !!! Tiba-tiba saja dari jari manis Bintang, muncul sebuah cincing yang mengeluarkan kilauan warna warni, inilah cincin Japamala Pancawarna. Dari cincin Japamala Pancawarna, Bintang mencoba menyalurkan Kuasa Dewa Tanpa Batasnya kesekujur tubuhnya, Kuasa Dewa Tanpa Batas yang dimiliki Bintang mengalir keseluruh tubuh Bintang tanpa hambatan, seperti sebuah mobil yang melaju di jalan tol. Bebas tanpa hambatan. Kini Bintang dapat merasakan kekuatan Kuasa Dewa Tanpa Batas yang begitu melimpah ruah ditubuhnya. Kuasa kalung batu langit yang ada dileher Bintang seakan tak berarti apa-apa. Bintang tersenyum merasakan hal itu. Lalu Bintang melanjutkan tindakannya. Tak lama, tiba-tiba saja sukmo (bukan arwah/roh) Bintang keluar dari dalam tubuh Bintang, rupanya Bintang telah mengerahkan ajian kelana sukmanya. Sukma Bintang tampak berjalan menembus keluar dari
Malam datang, saat Leali Dolphin kembali ketempat kediamannya, langkahnya langsung tertuju ke arah kamar tempat dimana Bintang berada. Kreaakkk !!! Tanpa mengetuk terlebih dulu, Leali Dolphin langsung saja membuka pintu dan masuk kedalamnya, dan ; “Bb...boo...bobou...!!!” ucap Leali Dolphin dengan suara bergetar dengan pandangan mata melotot kedepan. Di depannya, terlihat sosok Bintang yang tengah tenggelam dialam tapa bratanya, tapi bukan itu yang mengejutkan Leali Dolphin, melainkan sosok Bintang tampak tidak mengenakan pakaian atasnya sehingga menampakkan tubuh Bintang yang luar biasa menariknya, dada yang bidang, perut yang sixpack, sungguh menggoda bagi wanita mana saja yang melihatnya. Leali Dolphin mencoba mendekat dan perlahan wajah Leali Dolphin berubah saat semakin dekat kepada Bintang. Leali Dolphin terkejut saat melihat keringat yang bercucuran dari wajah, dada hingga sekujur tubuh Bintang. Bintang terlihat seperti orang yang tengah kepanasan. Saat berada tepat dihadap
Matahari baru saja menampakkan dirinya diufuk timur, sinarnya yang kuning keemasan menghampar di alam mayapada yang luas ini, kehangatanpun ikut menyertai sinar mentari pagi yang menjalar dengan kecepatan cahaya menerangi alam ini. Begitu pula di negeri atas angin yang ikut merasakan kehangatan sinar matahari dipagi itu. Sinar kuning keemasan itu secara perlahan mulai menusuri seluruh negeri atas angin, menjalar masuk melalui lubang-lubang bangunan, juga termasuk tempat kediaman Leali Dolphin yang lebih menyerupai benteng daripada bisa disebut rumah. Sinar keemasan itu menyeruak masuk kedalam sebuah kamar, dimana didalamnya tampak sebuah kerangkeng besi yang cukup besar, sinar keemasan itu terlihat terus merambat hingga akhirnya menerangi seisi kamar tersebut. Ada sebuah tempat peraduan yang tak jauh dari kerangkeng besi itu, dimana diatasnya tampak dua sosok anak manusia yang tengah tertidur, mengenakan selimut yang menutupi sekujur tubuh keduanya, tapi melihat onggokan pak
Sejenak Bintang tampak menoleh kearah jendela yang terlihat mulai terang diluar. “Apa hari ini Leali tidak ke istana, apa tidak ada tugas ?” “Ada sih kak, tapi tidak terlalu penting. Leali dirumah saja nemani kakak... ada kakak disini, Leali jadi malas kemana-mana” ucap Leali Dolphin “Nemani kakak, sampai kapan ?” “Sampai sore... sampai malam, sampai pagi lagi juga tidak apa-apa” ucap Leali Dolphin dengan senyum menggoda. Bintang hanya tersenyum, Bintang kini yakin Leali Dolphin benar-benar sudah jatuh cinta kepadanya, dan ini memberikan kesempatan kepada Bintang untuk mencari-cari informasi tentang Mustika Anting Lanang Mustika Anting Lanang yang sedang dicari-carinya. Tapi Bintang tak ingin buru-buru karena takut Leali Dolphin nanti malah akan curiga kepadanya. Dengan kedua mata yang masih bertaut, Bintang membelai lembut wajah jelita Leali Dolphin yang ada didepan matanya, Leali Dolphin hanya tampak diam membiarkan Bintang melakukan hal itu. Leali Dolphin memang tak bisa memboho
Beberapa hari berlalu. Hari itu, matahari sudah condong di ufuk barat, saat dua ekor kuda memasuki benteng tempat kediaman Leali Dolphin. Dua-duanya adalah wanita yang berparas cantik, jelita dan sensual. Mengenakan pakaian seksi yang sedikit terbuka dibagian dada yang memperlihatkan belahan dadanya yang membusung, persis pakaian ksatria keraton wanita tanah jawa dwipa seperti yang biasa dikenakan oleh Roro Putri Srikandi, hanya saja pakaian para hakim negeri atas angin ini lebih terkesan anggun dan penuh wibawa, karena pakaiannya terbuat dari serat baja berwarna keperakan, ditambah lagi mahkota dan kuping bersayap yang terbuat dari emas, juga gelang yang mengikat dikedua lengan serta sabuk yang juga terbuat dari emas, melilit pinggang-pinggangnya yang ramping, sungguh menggoda sekali pakaian kedua wanita penunggang kuda putih ini, ada ciri khas yang menjadi penghuni negeri atas angin ini, baik itu prajurit maupun rakyat biasa, semuanya tampak mengenakan mahkota dan telinga bersayap. T
Di dalam kamar terlihat sosok Bintang dan Leali Dolphin masih tertidur dengan saling memeluk diatas peraduan, Leali Dolphin benar-benar membuktikan ucapannya dengan menemani Bintang setiap hari dan setiap waktu, bagi Bintang sendiri, ditemani setiap hari dan setiap waktu oleh sosok cantik, jelita dan anggun menggoda Leali Dolphin benar-benar menggugah birahinya, untungnya Leali Dolphin mampu melayani nafsu beringas Bintang padanya. Hal ini tentu saja dikarenakan sudah sangat lama sekali Leali Dolphin tidak merasakan kehangatan dan kemesraan seorang laki-laki karena memang dilarang oleh maharatu negara atas angin. Makanya saat bertemu Bintang, orang yang sudah menggugah hati dan perasaannya, Leali Dolphin benar-benar menyerahkan cinta dan raga sepenuhnya kepada Bintang. Tak ingin rasanya bagi Leali Dolphin melewatkan kesempatan untuk selalu bersama Bintang. Apalagi keperkasaan dan kegagahan Bintang diatas ranjang, benar-benar membuat Leali Dolphin harus mengakuinya. Tok! Tok!
Dulunya negeri atas angin memang memiliki 4 Hakim besar, yang pertama adalah Siva sebagai Hakim Strategy, Siva bertanggung jawab untuk melatih prajurit dan menjadi panglima perang bila menghadapi peperangan, yang kedua adalah Hakim Keamanan namanya Lavenia, Hakim keamanan bertanggung jawab menjaga keamanan di negeri atas angin, dan yang ketiga adalah Leali Dolphin sebagai Hakim penghukum yang tugasnya menjadi pengadil bagi siapa saja yang bersalah di negeri atas angin. Dan yang terakhir adalah Thya Sethya, Hakim Keadilan. Undang undang maharatu negeri atas angin, Ratu Alena Pitaloka yang melarang hubungan dengan dunia luar ditentang oleh Thya Sethya karena Thya Sethya memiliki kekasih yang berasal dari dunia luar. Hubungan terlarang itu diketahui oleh Ratu Alena Pitaloka sehingga kekasih Thya Sethya akhirnya ditangkap dan dihukum mati, karena hal inilah Thya Sethya Hakim Keadilan berpindah haluan, bergabung menjadi panglima para pemberontak yang menentang undang-undang Ratu