Kreaakkk !!!
Tiba-tiba saja pintu kamar itu terbuka, sosok Leali Dolphin tampak memasuki kamar itu, setelah menguncinya, Leali Dolphin tampak berjalan kearah Bintang.
Leali Dolphin tampak berjalan kearah Bintang, lalu kemudian mengambil kursi dan kemudian duduk didepan kerangkeng besi yang mengurung Bintang.
“Siapa namamu ?”
“Bobou” jawab Bintang singkat.
“Bobou...” ulang Leali Dolphin dengan kening berkerut. “Nama yang aneh” sambung Leali Dolphin lagi. Bintang hanya tersenyum datar.
“Kenapa aku dikurung ?” tanya Bintang lagi.
“Karena kau adalah tawanan, dinegeri ini lelaki kedudukannya sangat rendah dan hina” ucap Leali Dolphin lagi hingga membuat wajah Bintang berubah.
”apakah saat ini aku berada diNegeri Atas Angin ?” tanya Bintang lagi.
“Benar” jawab Leali Dolphin singkat
“Lalu kenapa aku dikurung disini, bukankah seharusnya kau membawaku ke ratu Negeri Atas Angin ini untuk diadili ?” tanya Bintang l
Bintang kembali mengambil sikap tapa bratanya, dan ; Clabbb !!! Tiba-tiba saja dari jari manis Bintang, muncul sebuah cincing yang mengeluarkan kilauan warna warni, inilah cincin Japamala Pancawarna. Dari cincin Japamala Pancawarna, Bintang mencoba menyalurkan Kuasa Dewa Tanpa Batasnya kesekujur tubuhnya, Kuasa Dewa Tanpa Batas yang dimiliki Bintang mengalir keseluruh tubuh Bintang tanpa hambatan, seperti sebuah mobil yang melaju di jalan tol. Bebas tanpa hambatan. Kini Bintang dapat merasakan kekuatan Kuasa Dewa Tanpa Batas yang begitu melimpah ruah ditubuhnya. Kuasa kalung batu langit yang ada dileher Bintang seakan tak berarti apa-apa. Bintang tersenyum merasakan hal itu. Lalu Bintang melanjutkan tindakannya. Tak lama, tiba-tiba saja sukmo (bukan arwah/roh) Bintang keluar dari dalam tubuh Bintang, rupanya Bintang telah mengerahkan ajian kelana sukmanya. Sukma Bintang tampak berjalan menembus keluar dari
Malam datang, saat Leali Dolphin kembali ketempat kediamannya, langkahnya langsung tertuju ke arah kamar tempat dimana Bintang berada. Kreaakkk !!! Tanpa mengetuk terlebih dulu, Leali Dolphin langsung saja membuka pintu dan masuk kedalamnya, dan ; “Bb...boo...bobou...!!!” ucap Leali Dolphin dengan suara bergetar dengan pandangan mata melotot kedepan. Di depannya, terlihat sosok Bintang yang tengah tenggelam dialam tapa bratanya, tapi bukan itu yang mengejutkan Leali Dolphin, melainkan sosok Bintang tampak tidak mengenakan pakaian atasnya sehingga menampakkan tubuh Bintang yang luar biasa menariknya, dada yang bidang, perut yang sixpack, sungguh menggoda bagi wanita mana saja yang melihatnya. Leali Dolphin mencoba mendekat dan perlahan wajah Leali Dolphin berubah saat semakin dekat kepada Bintang. Leali Dolphin terkejut saat melihat keringat yang bercucuran dari wajah, dada hingga sekujur tubuh Bintang. Bintang terlihat seperti orang yang tengah kepanasan. Saat berada tepat dihadap
Matahari baru saja menampakkan dirinya diufuk timur, sinarnya yang kuning keemasan menghampar di alam mayapada yang luas ini, kehangatanpun ikut menyertai sinar mentari pagi yang menjalar dengan kecepatan cahaya menerangi alam ini. Begitu pula di negeri atas angin yang ikut merasakan kehangatan sinar matahari dipagi itu. Sinar kuning keemasan itu secara perlahan mulai menusuri seluruh negeri atas angin, menjalar masuk melalui lubang-lubang bangunan, juga termasuk tempat kediaman Leali Dolphin yang lebih menyerupai benteng daripada bisa disebut rumah. Sinar keemasan itu menyeruak masuk kedalam sebuah kamar, dimana didalamnya tampak sebuah kerangkeng besi yang cukup besar, sinar keemasan itu terlihat terus merambat hingga akhirnya menerangi seisi kamar tersebut. Ada sebuah tempat peraduan yang tak jauh dari kerangkeng besi itu, dimana diatasnya tampak dua sosok anak manusia yang tengah tertidur, mengenakan selimut yang menutupi sekujur tubuh keduanya, tapi melihat onggokan pak
Sejenak Bintang tampak menoleh kearah jendela yang terlihat mulai terang diluar. “Apa hari ini Leali tidak ke istana, apa tidak ada tugas ?” “Ada sih kak, tapi tidak terlalu penting. Leali dirumah saja nemani kakak... ada kakak disini, Leali jadi malas kemana-mana” ucap Leali Dolphin “Nemani kakak, sampai kapan ?” “Sampai sore... sampai malam, sampai pagi lagi juga tidak apa-apa” ucap Leali Dolphin dengan senyum menggoda. Bintang hanya tersenyum, Bintang kini yakin Leali Dolphin benar-benar sudah jatuh cinta kepadanya, dan ini memberikan kesempatan kepada Bintang untuk mencari-cari informasi tentang Mustika Anting Lanang Mustika Anting Lanang yang sedang dicari-carinya. Tapi Bintang tak ingin buru-buru karena takut Leali Dolphin nanti malah akan curiga kepadanya. Dengan kedua mata yang masih bertaut, Bintang membelai lembut wajah jelita Leali Dolphin yang ada didepan matanya, Leali Dolphin hanya tampak diam membiarkan Bintang melakukan hal itu. Leali Dolphin memang tak bisa memboho
Beberapa hari berlalu. Hari itu, matahari sudah condong di ufuk barat, saat dua ekor kuda memasuki benteng tempat kediaman Leali Dolphin. Dua-duanya adalah wanita yang berparas cantik, jelita dan sensual. Mengenakan pakaian seksi yang sedikit terbuka dibagian dada yang memperlihatkan belahan dadanya yang membusung, persis pakaian ksatria keraton wanita tanah jawa dwipa seperti yang biasa dikenakan oleh Roro Putri Srikandi, hanya saja pakaian para hakim negeri atas angin ini lebih terkesan anggun dan penuh wibawa, karena pakaiannya terbuat dari serat baja berwarna keperakan, ditambah lagi mahkota dan kuping bersayap yang terbuat dari emas, juga gelang yang mengikat dikedua lengan serta sabuk yang juga terbuat dari emas, melilit pinggang-pinggangnya yang ramping, sungguh menggoda sekali pakaian kedua wanita penunggang kuda putih ini, ada ciri khas yang menjadi penghuni negeri atas angin ini, baik itu prajurit maupun rakyat biasa, semuanya tampak mengenakan mahkota dan telinga bersayap. T
Di dalam kamar terlihat sosok Bintang dan Leali Dolphin masih tertidur dengan saling memeluk diatas peraduan, Leali Dolphin benar-benar membuktikan ucapannya dengan menemani Bintang setiap hari dan setiap waktu, bagi Bintang sendiri, ditemani setiap hari dan setiap waktu oleh sosok cantik, jelita dan anggun menggoda Leali Dolphin benar-benar menggugah birahinya, untungnya Leali Dolphin mampu melayani nafsu beringas Bintang padanya. Hal ini tentu saja dikarenakan sudah sangat lama sekali Leali Dolphin tidak merasakan kehangatan dan kemesraan seorang laki-laki karena memang dilarang oleh maharatu negara atas angin. Makanya saat bertemu Bintang, orang yang sudah menggugah hati dan perasaannya, Leali Dolphin benar-benar menyerahkan cinta dan raga sepenuhnya kepada Bintang. Tak ingin rasanya bagi Leali Dolphin melewatkan kesempatan untuk selalu bersama Bintang. Apalagi keperkasaan dan kegagahan Bintang diatas ranjang, benar-benar membuat Leali Dolphin harus mengakuinya. Tok! Tok!
Dulunya negeri atas angin memang memiliki 4 Hakim besar, yang pertama adalah Siva sebagai Hakim Strategy, Siva bertanggung jawab untuk melatih prajurit dan menjadi panglima perang bila menghadapi peperangan, yang kedua adalah Hakim Keamanan namanya Lavenia, Hakim keamanan bertanggung jawab menjaga keamanan di negeri atas angin, dan yang ketiga adalah Leali Dolphin sebagai Hakim penghukum yang tugasnya menjadi pengadil bagi siapa saja yang bersalah di negeri atas angin. Dan yang terakhir adalah Thya Sethya, Hakim Keadilan. Undang undang maharatu negeri atas angin, Ratu Alena Pitaloka yang melarang hubungan dengan dunia luar ditentang oleh Thya Sethya karena Thya Sethya memiliki kekasih yang berasal dari dunia luar. Hubungan terlarang itu diketahui oleh Ratu Alena Pitaloka sehingga kekasih Thya Sethya akhirnya ditangkap dan dihukum mati, karena hal inilah Thya Sethya Hakim Keadilan berpindah haluan, bergabung menjadi panglima para pemberontak yang menentang undang-undang Ratu
Setelah dirasa cukup, Siva, Lavenia dan Leali Dolphinpun segera mohon diri. Diperjalanan keluar. “Jadi yang membuat cupangan dilehermu itu lelaki yang kau tangkap itu Leali ?” tanya Lavenia tiba-tiba. “Apakah dia gagah ?” tanya Lavenia lagi. Leali Dolphin hanya tampak diam saja seraya terus berjalan keluar. “Leali, apa perlu bantuan kami untuk mendapatkan informasi ?” tanya Siva lagi. Leali Dolphin terlihat hanya menggeleng. “Tidak, aku sendiri sanggup” ucap Leali Dolphin lagi. Leali Dolphin terlihat langsung kembali menuju tempat kediamannya meninggalkan Siva dan Lavenia yang hanya menatap kepergian Leali Dolphin dengan cepatnya. Begitu tiba ditempat kediamannya, Leali Dolphin dengan tergesa-gesa langsung menuju kekamarnya, dimana didalam kamar terlihat Bintang tengah berdiri ditepi jendela menatap keluar. Melihat kedatangan Leali Dolphin, Bintang tersenyum kearahnya. Leali Dolphin sendiri terlihat langsung mendekati Bintang ditepi jendela. Pandangan matanya menyiratkan kalau
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig