"Akh...!" Dewi Mawar Hitam memekik kaget. Tepat ketika kedua kaki Bintang yang bergerak cepat mengarah kepalanya, Dewi Mawar Hitam menjatuhkan diri dan bergulingan beberapa kali di tanah. Cepat sekali dilentingkan tubuhnya, dan kembali bangkit berdiri.
Namun belum juga melanjutkan jurus 'Seribu Mawar Berbisa'nya kembali, Bintang telah kembali menyerang dengan jurus ‘Telapak Bayangan’nya.
"Setan!" Dewi Mawar Hitam mengumpat geram.
Pertarungan Bintang melawan Dewi Mawar Hitam terus berlangsung sengit. Dewi Mawar Hitam sudah menggunakan jurus-jurus andalannya. Bahkan Dewi Mawar Hitam sudah menggunakan senjata yang paling diandalkannya, berupa tongkat pendek dengan kepala berbentuk bunga mawar yang sangat besar ukurannya. Dari kepala tongkat pendek itu mengepul uap tipis berwarna kehitaman. Uap itu menyebar mengikuti gerakan-gerakan tangan Dewi Mawar Hitam yang menggenggam tongkat itu.
"Senjata itu berbahaya sekali. Hawanya
MALAM ITU, Bintang dan beberapa pemuda Desa Jati Wangi tampak tengah meronda. Bintang meronda sendiri berkeliling Desa Jati Wangi kearah utara, sedangkan para pemuda Bintang perintahkan untuk meronda ke arah selatan.“Gusti Prabu!” sebuah teriakan yang tidak terlalu keras juga tidak terlalu pelan membuat langkah Bintang terhenti. Bintang menolehkan pandangannya, dapat dilihatnya seorang gadis tengah berdiri didepan beranda rumahnya. Bintang yakin gadis itulah yang tadi memanggilnya. Bintang tentu saja mengenali sosok gadis itu, dia adalah Tyas Kusumawangi, gadis yang pernah Bintang selamatkan dari kebejatan sang durjana beberapa malam lalu.Bintangpun segera datang menghampiri sosok Tyas Kusumawangi.“Silahkan mampir Gusti Prabu” ucap Tyas Kusumawangi meminta Bintang untuk duduk dibale-bale rumahnya. Bintang tersenyum tapi akhirnya menerima juga ajakan Tyas Kusumawangi untuk dibale-bale rumah tersebut. Tyas Kusumawangi sendiri terlihat te
“Sepertinya aku memang harus sering berkeliling untuk melihat keadaan kehidupan diluar istana” batin Bintang setelah mendengar cerita Tyas Kusumawangi.“Kau tak perlu ke istana untuk bekerja Tyas, setelah pulang ke kotaraja, aku akan segera memerintahkan mahapatihku untuk membantu Desa Jati Wangi ini agar bisa makmur... Bagi yang berdagang akan kuberikan modal tanpa bunga agar masyarakat Desa Jati Wangi ini mampu memiliki usaha untuk menopang kehidupan keluarga mereka.. Untuk yang bertani atau berkebun akan kuberikan bantuan benih-benih untuk bercocok tanam secara gratis... Juga bagi yang berternak, aku akan memberikan hewan-hewan ternak yang dibutuhkan” ucap Bintang panjang lebar sehingga membuat wajah Tyas Kusumawangi terlihat berubah mendengarnya.“Tyas sendiri ingin melakukan apa untuk meningkatkan ekonomi keluarga bila istana memberikan bantuan modal?” tanya Bintang lagi hingga kembali membuat Tyas Kusumawangi terkejut dan terdi
Sebelum semuanya semakin tak terkendali, Bintang dengan cepat berucap ;“Baiklah kalau begitu Tyas, aku akan melanjutkan ronda lagi” ucap Bintang seraya bangkit berdiri, tapi sebelum Bintang berbalik angkat kaki dari tempat itu. Langkah Bintang terhenti saat merasakan satu tangan memegang tangannya, Bintang berpaling, rupanya Tyas Kusumawangi yang memegang tangannya dan menghalangi langkahnya.Tyas Kusumawangi sendiri dikeremangan malam, terlihat wajahnya memerah, dengan wajah memerah, Tyas Kusumawangi terlihat celingak celinguk memandang kesana kemari, seperti takut ada orang yang melihatnya, setelah merasa aman, dan tanpa basa basi Tyas Kusumawangi bangkit berdiri dan menarik tangan Bintang untuk mengikuti langkahnya kedalam rumah. Anehnya Bintang tak menolak hal itu.Begitu berada didalam rumah, Tyas Kusumawangi segera menutup kembali pintu rumahnya dan menguncinya, lalu berbalik, menghadap kearah Bintang yang saat itu berdiri mematung dihadapanny
Tyas Kusumawangi membiarkan Bintang melakukan semua itu sambil mendesah-desah menahan nafsunya yang pasti semakin menggila. Setelah tak ada selembar benangpun yang menempel di tubuhnya, Bintang mundur dan memandangi tubuh telanjang yang mengagumkan itu. Kulitnya putih bersih, wajahnya bulat telur dengan mata agak belok bulat. Rambutnya hitam tergerai sampai di punggungnya.Buah dadanya sungguh besar dan padat menonjol ke depan dengan puting yang kemerah-merahan. Perutnya rata dengan lekukan pusar yang menawan. Pahanya mulus dengan pinggul yang bundar digantungi oleh dua bongkah pantat yang besar bulat padat. Di sela paha itu Bintang lihat gundukan hitam lebat bulu kemaluannya. Sungguh pemandangan yang indah dan menggairahkan birahi.“Ngapain hanya dilihat gusti...,” protesnya.“Aku kagum akan keindahan tubuhmu Tyas”, sahut Bintang dengan jujur.“Malam ini, semuanya milik Gusti Prabu”, katanya sambil merentangkan tangan
"Aku memang tidak akan menyangkut-pautkanmu, Nyi Pingkan! Tapi kau sudah tak berguna lagi bagiku!" dingin sekali suara Setan Muka Hitam berkata."Apa yang akan Tuan lakukan?" Nyi Pingkan gemetaran melihat tatapan Tajam Setan Muka Hitam yang menegang. Setan Muka Hitam tidak menyahut. Pelan-pelan kakinya terayun mendekati perempuan tua itu. Lalu dengan kecepatan kilat tangannya melayang, dan...."Akh!" Nyi Pingkan tak mampu lagi bersuara banyak. Tubuhnya melorot kena gampar Setan MukaHitam. Kepala perempuan setengah baya itu pecah. Darah muncrat menyembur tembok. Setan Muka Hitammenatap tajam pada tubuh perempuan malang yang sudah tak bernyawa lagi dengan kepala hancur.“Kau terlalu banyak ikut campur, Perempuan Setan! Pergilah keneraka dengan tenang!" gumam IblisMuka Hitam dingin.Setan Muka Hitam segera melangkah menuju ke lorong yang di kanan kirinya terdapat pintu-pintukamar. Langkahnya terhenti setelah mencapai depan pintu
Bintang berdiri tegak pada sebatang cabang pohon dekat pagar tembok, rumah Kepala Desa Jati Wangi. Kemudian dengan satu gerakan manis, Bintang meluncur ke bawah. Tanpa menimbulkan suara sedikit pun, kakinya menjejak tanah sejauh dua batang tombak di hadapan Setan Muka Hitam."Sudah kuduga, pasti ada yang datang ke sini," kata Bintang kalem. Sorot matanya begitu tajam, lurus kepada Setan Muka Hitam."Pengecut! Bisanya hanya menyiksa perempuan lemah!" geram Setan Muka Hitam."Wanita memang ditakdirkan sebagai makhluk lemah. Tapi temanmu itu bukan makhluk lemah! Kekejamannya melebihi iblis!" dingin suara Bintang terdengar. Raut wajahnya juga tidak memancarkan ekspresi apa-apa, kaku dan datar.“Kau memang pandai bersilat lidah, siapa kau sebenarnya ?!”“Aku ksatria pengembara...!!!” ucap Bintang memperkenalkan julukannya, seketika saja wajah Setan Muka Hitam berubah, wajah hitam itu untuk sesaat berubah putih, tapi buru-buru kem
Begitu cepatnya perubahan itu, sehingga Setan Muka hitam tidak sempat lagi menyadari apa yang terjadi, tiba-tiba saja satu tendangan telah menghantam dadanya."Hugh!" Setan Muka Hitam mengeluh pendek.Seketika itu juga tubuhnya terjajar beberapa tombak kebelakang. Belum sempat berpikir dua kali, tiba-tiba satu tendangan menggeledek mendarat ke kepala laki-laki berwajah hitam ilu. Kali ini Setan Muka Hitamterjungkal mencium tanah."Satu lagi, hyaaa...!" teriak Bintang keras.Seketika itu juga tubuh Bintang melenting ke udara. Dengan kecepatan yang cukup tinggi, tubuh Ksatria Pengembara menukik lurus dengan kedua tangan terpentang ke depan. ‘Telapak Bayangan’ kembali dikerahkan hingga memunculkan banyak serangan tapak kearah Setan Muka Hitam."Aaakh...!" Setan Muka Hitam menjerit keras.Kedua tangan Ksatria Pengembara amblas kedalam dada Setan Muka Hitam. Darah langsung muncrat begitu pendekar muda dan tampan itu men
"Apa maksudmu datang ke sini?" Ki Parung mengulangi pertanyaan Bintang."Siapa perempuan itu ? Hik...!" Jerangkong Hidup tidak memperdulikan pertanyaan Ki Parung.“Dia pengacau dan pembunuh!" jawab Ki Parung keras."Ah..., hik! Benar begitu, Anak Manis?""Benar!" sahut Dewi Mawar Hitam lantang."Hebat..., hik! Hebat..! Baru kali ini aku mendengar seorang pembunuh mengakui perbuatannya! Akusenang, kau jujur sekali meskipun keadaanmu sangat kritis, hik..!"“Kalau kau suka, mengapa aku tidak kau bebaskan?""Mengapa kau ingin bebas?""Aku ingin memenggal kepalanya!" Dewi Mawar Hitam menunjuk Bintang dengan sorot matanya."Nada bicara dan sorot matamu mengandung dendam membara Hik... Aku suka dengan hati yangpenuh dendam!" kata Jerangkong Hidup kalem.“Kisanak, apa maksudmu bicara seperti itu?" tanya Bintang sedikit kaget."Tidakkah kau dengar permintaan Cah Ayu itu Meminta dibebask
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig