All Chapters of Ksatria Pengembara Season 2: Chapter 1301 - Chapter 1310

2578 Chapters

159. Bagian 13

KERIBUTAN KECIL tampak terjadi disebuah kotaraja yang padat penduduknya, hal ini dapat terlihat dari kerumunan orang yang mencoba melihat keributan kecil diantara seorang pemuda yang masih berperawakan muda, tubuhnya kurus bahkan sangat kurus untuk pemuda seumurannya, dilengannya terlihat sebuah buntalan kain yang sepertinya berisi pakaian, 2 orang laki berperawakan cukup sangar tampak berusaha untuk menangkapnya, tapi dengan gerakan gesit dan lincah, pemuda kurus itu selalu berhasil menghindari tangkapan dan pukulan lawan. Hal ini pula yang menjadi tontonan banyak orang. Sementara itu tak jauh dari keributan itu tampak seorang laki-laki bertubuh gemuk yang berdiri didepan rumah makan besarnya dengan tampang menyebalkan terus memperhatikan jalannya keributan.“Cepat tangkap dia! menangkap orang kurus seperti itu lamban sekali kalian!” teriak lelaki bertubuh gemuk itu kepada kedua laki-laki bertampang sangar tersebut, tapi pemuda bertubuh kurus itu bukan saja gesit
Read more

159. Bagian 14

“Ini tuan, kisanak ini makan tapi tidak mau bayar” ucap juragan rumah makan itu kepada pemuda kurus yang berada tak jauh dihadapannya.“Bukannya tak mau bayar tuan, tapi saya benar-benar tidak punya uang” sahut si pemuda kurus cepat.“Tak punya uang, tapi makannya banyak, piye toh” ucap juragan rumah makan dengan sinis.“Mau gimana lagi, lapar” ucap sipemuda kurus hingga memancing tawa para penduduk yang berada ditempat itu.Pandega kerajaan tampak mengangkat tangan sehingga hiruk pikuk tawa ditempat itu berhenti. Pandega terlihat menatap kearah pemuda kurus yang ada dihadapannya, Pandega terlihat memandangnya dengan penuh seksama.“Sudah berapa lama kau belum makan kisanak?” tanya Pandega lagi yang terlihat iba melihat betapa kurusnya tubuh pemuda itu.“Dari pagi tadi belum makan tuan” ucap sipemuda kurus hingga kembali memancing senyum tersungging diwajah orang-orang y
Read more

159. Bagian 15

“Ya sudah Kurjang... ikutlah antri sana” ucap Pandega lagi.“Tapi saya bolehkan antri dibarisan yang sebelahnya tuan.. Antriannya lebih sedikit” ucap Kurjang menunjuk barisan yang kedua.“Itu antrian orang-orang yang akan mendapatkan tunjangan hidup dari Setyo Kencana Kurjang.. kau ini mau jadi prajurit atau mau jadi penerima tunjangan” ucap Pandega lagi.“Kalau barisan yang ketiga yang sedikit orang itu tuan?” tanya Kurjang itu.“Itu orang-orang yang sedang meminta pertolongan Setyo Kencana atas masalah yang mereka hadapi” ucap Pandega lagi hingga membuat Kurjang mengangguk-angguk.“Hebat sekali Setyo Kencana” ucap Kurjang kagum.“Semenjak dipimpin oleh gusti prabu Bintang, Setyo Kencana memang menerima keluhan-keluhan dari masyarakat yang ingin meminta bantuan dari kerajaan, gusti prabu juga memberikan tunjangan hidup untuk orang-orang yang hidup kekurangan&rdquo
Read more

159. Bagian 16

Kedatangan Bintang ke Setyo Kencana tentu saja disambut gembira oleh seluruh istana Setyo Kencana, terutama ke-4 wanita cantik yang telah menjadi istri dan selir Bintang di istana Setyo Kencana, mereka adalah Putri anggun dan cantik jelita, Putri Aurellya, Bidadari Pulau Ular yang sangat cantik jelita Wika Putri, gadis cantik nan montok Melati dan gadis cantik nan seksi Pudjasari.“Tok...tok...tok” Bintang tampak mengetuk sebuah pintu kamar. Tak lama kemudian pintu kamar terbuka, seraut wajah cantik jelita Pudjasari tampak keluar dari balik pintu yang terbuka.Wajah Pudjasari yang jelita tampak terkejut melihat kehadiran Bintang didepan pintu kamarnya, tapi sebelum Pudjasari mengeluarkan ucapan Bintang terlebih dahulu menahan bibirnya dengan jarinya, dan Bintang mendorong masuk tubuh Pudjasari kedalam kamar, Bintang lalu mengunci pintu kamar tersebut dan kembali berbalik kearah Pudjasari yang berdiri dihadapannya dengan tatapan heran. Bintang melototi sosok
Read more

159. Bagian 17

Kreaakk..Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, membuat Putri Aurellya tersadar dari keadaannya dan segera membuka kedua matanya seraya berpaling kearah pintu kamar mandi. Dari balik pintu, sesosok muncul, wajah Putri Aurellya berubah.“Kanda” ucap Putri Aurellya perlahan saat sosok tersebut mendekat, sosok yang tak lain adalah Bintang adanya. Dihadapan Putri Aurellya Bintang melepaskan pakaian yang dikenakannya, termasuk celananya, terlihatlah kini batang kemaluan Bintang yang berdiri tegak, besar dan panjang. Putri Aurellya meneguk ludahnya sendiri melihat hal itu.Putri Aurellya bangkit dari rebahannya dan kini sosok Putri Aurellya yang bugilpun berdiri dihadapan Bintang dengan senyum menggoda.“Mari kanda” ucap Putri Aurellya mengulurkan tangannya kepada Bintang, dengan tersenyum Bintang menyambut uluran tangan Putri Aurellya yang mengajaknya masuk kedalam bak mandi. Tak perlu menunggu lama bagi kedua anak manusia ini untu
Read more

159. Bagian 18

“Mereka semua sedang menjalankan tugas gusti prabu”“Tugas...! tugas apa paman?”Bukannya menjawab pertanyaan Bintang, Mahapatih Suryo Barata justru tersenyum dan bangkit berdiri. Mahapatih Suryo Barata tampak mendekati seorang prajurit yang berjaga-jaga ditempat itu, prajurit itu tampak mengangguk dan menjura hormat, lalu pergi meninggalkan tempat itu.Tak lama, prajurit itu sudah kembali dengan membawa sebuah buku catatan yang cukup besar dan menyerahkannya kepada Mahapatih Suryo Barata. Mahapatih Suryo Barata segera membawanya kepada Bintang, dihadapan Bintang, Mahapatih Suryo Barata membuka buku besar itu yang ternyata berisi catatan-catatan.“Apa ini paman?”“Sesuai dengan kebijakan gusti prabu membuka tempat pengaduan bagi orang-orang yang membutuhkan bantuan kerajaan, ini semua adalah kasus-kasus yang telah diadukan oleh para penduduk yang membutuhkan bantuan kerajaan gusti” ucap Mahapatih Sury
Read more

159. Bagian 19

Desa Jati Wangi memang terkenal memiliki gadis-gadis cantik. Tidak heran jika banyak pemuda kaya dari kotaraja ataupun kadipaten sering singgah ke desa itu. Bahkan banyak dari mereka yang enggan pulang karena kecantol dengan salah seorang gadis Desa Jati Wangi. Tidak sedikit pula gadis desa itu yang hidup senang di kotaraja setelah menikah dengan pemuda kaya dari kota. Bukan mustahil kalau kehidupan di Desa Jati Wangi begitu makmur, tidak kalah dengan kehidupan di kota-kota besar. Yang lebih mengagumkan, semua nama gadis di Desa Jati Wangi menggunakan akhiran wangi diakhir namanya. Mungkin ini menjadi identitas atau ciri khas sebagai gadis dari Desa Jati Wangi, tapi apabila sudah menikah, akhiran wangi akan menjadi harum pada namanya.Pagi itu, 2 Jeritan melengking memecah kesunyian di pagi buta ini. Jeritan itu berasal dari salah satu rumah yang ada di Desa Jati Wangi. Tampak seorang wanita tua yang berdiri lemas di depan pintu kamar anaknya yang terbuka lebar. Sesekali jerita
Read more

159. Bagian 20

Sedangkan kepala desa didampingi seorang bayanyang bernama Sangkuri. "Semua orang di desa ini tahu kalau kau sangatdekat dengan Sariwangi...," ujar Ki Parung pelan, namunterdengar penuh kewibawaan."Kami memang dekat satu sama lain, Ki. Tapi akutidak tahu persoalan yang dihadapinya. Sariwangi tidakpernah mengatakan yang sebenarnya, jika ditanya,"serobot Tyas kusumawangi sebelum Ki Parung selesaiberkata. "Sariwangi punya kekasih?" tanya Bayan Sangkuri langsung menebak. Tyas kusumawangi tidak segera menjawab karena memang dia tidak tahu Sariwangi punya kekasih atau tidak. Yang diketahuinya, sikap Sariwangi begitu berubah setelah akrab dengan Aryasuta yang merupakan anak dari ki Lurah Gelagah Ireng. Tapi Tyas kusumawangi tidak yakin kalau Sariwangi jatuh cinta pada pemuda itu. Memang, Tyas kusumawangi sering melihat mereka berduaan. Tapi dia sama sekali tidak punya pikiran buruk. Tyas kusumawangi hanya menganggap hubu
Read more

159. Bagian 21

Sepanjang perjalanan, Tyas kusumawangi terus berpikir dan menduga-duga. Pendiriannya tetap pada keyakinannya semula. Sungguh sulit dipercaya kalau Sariwangi bunuh diri hanya karena cintanya ditolak Aryasuta. Sementara rombongan kecil itu semakin dekatke Bukit Jati Wangi. Dari kejauhan, gubuk Aryasutasudah terlihat, dan seperti sepi-sepi saja.“Itu pondoknya. Dia tinggal di situ," kata Tyas kusumawangi menunjuk gubuk kecil yang sederhana sekali."Sepi.., apakah dia sudah kabur?" gumam BayanSangkuri. "Kau tunggu di sini, Rara. Biar kami yang menyelesaikan persoalannya," kata Ki Parung. Tyas kusumawangi tidak membantah. Dihentikan laju kudanya diikuti ayahnya dan lima orang pemuda bersenjata golok di pinggang. Sementara Ki Parung, Bayan Sangkuri, dan Ki Gadung terus mendekati pondok kecil itu diikuti beberapa pemuda. Apakah dugaan Bayan Sangkuri benar."Aryasuta! Keluar kau!" teriak Bayan Sangkurilantang. Tidak ada sahutan sama se
Read more

159. Bagian 22

"Enyahlah kalian dari hadapanku, sebelum aku berubah pikiran!" bentak Aryasuta dingin Sebelum mereka bisa berbuat lebih banyak, tiba-tiba terdengar suara tawa mengikik. Suara tawa nyaring berirama merdu itu bagaikan datang dari segala arah. Senyum di bibir Aryasuta semakin lebar mendengar suara tawa itu. Lain halnya dengan Ki Parung dan Sangkuri. Seketika itu juga wajah mereka pucat pasi bagai tak dialiri darah lagi.Belum hilang rasa terkejut mereka, tiba-tiba disamping Aryasuta telah berdiri seorang perempuan muda dan cantik, mengenakan pakaian serba merah menyala. Di telinganya terselip setangkai bunga mawar hitam. Wanita cantik itu menatap tajam pada orang-orang yang tadi sempat bertarung dengan si Durjana."Celaka, Dewi Mawar hitam!" desah Sangkuri.wajahnya masih pucat."Kenapa mereka memusuhimu, Kakang?" tanya Dewi Mawar hitam lembut pada Aryasuta."Ah, hanya persoalan sepele," jawab Aryasuta kalem. Dewi Mawar hitam menatap Tyas
Read more
PREV
1
...
129130131132133
...
258
DMCA.com Protection Status