Share

159. Bagian 22

last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-06 01:05:38

"Enyahlah kalian dari hadapanku, sebelum aku berubah pikiran!" bentak Aryasuta dingin Sebelum mereka bisa berbuat lebih banyak, tiba-tiba terdengar suara tawa mengikik. Suara tawa nyaring berirama merdu itu bagaikan datang dari segala arah. Senyum di bibir Aryasuta semakin lebar mendengar suara tawa itu. Lain halnya dengan Ki Parung dan Sangkuri. Seketika itu juga wajah mereka pucat pasi bagai tak dialiri darah lagi.

Belum hilang rasa terkejut mereka, tiba-tiba disamping Aryasuta telah berdiri seorang perempuan muda dan cantik, mengenakan pakaian serba merah menyala. Di telinganya terselip setangkai bunga mawar hitam. 

Wanita cantik itu menatap tajam pada orang-orang yang tadi sempat bertarung dengan si Durjana.

"Celaka, Dewi Mawar hitam!" desah Sangkuri.

wajahnya masih pucat.

"Kenapa mereka memusuhimu, Kakang?" tanya Dewi Mawar hitam lembut pada Aryasuta.

"Ah, hanya persoalan sepele," jawab Aryasuta kalem. 

Dewi Mawar hitam menatap Tyas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 2   160. Sang Durjana

    DILUAR PONDOK. Tampak seorang laki-laki tua dengan pakaian kumuh dan kotor duduk bersandar di bawah sebatang pohon rindang. Di tangannya mencekal sebumbung tuak besar, dan di pinggangnya pun tergantung bumbung yang juga besar ukurannya. Laki-laki tua itu bertubuh kurus kering, tapi perutnya buncit seperti wanita hamil. Mungkin karena kebanyakan menengak tuak! "He he he...," Datuk Tuak terkekeh setelah menenggak cairan dari dalam bumbung yang dicekalnya."Selamat datang di Bukit Jati Wangi, Datuk Tuak," sambut Aryasuta hangat dan ramah."Hik! Sudah kau sediakan tuak manis kesukaanku?" Datuk Tuak tidak menggubris sambutan hangat Aryasuta."Jangan khawatir. Lihat di atasmu datuk!" sahut Aryasuta kalem. Datuk Tuak langsung terkekeh melihat beberapa buah bumbung besar bergantungan pada cabang-cabang pohon di atasnya. Dihitungnya dalam hati. Ada sepuluh bumbung besar yang pasti berisi tuak manis kesukaannya. Tanpa banyak bicara, mendadak tubuh tua itu melenting tinggi ke udara, lalu kembali

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-07
  • Ksatria Pengembara Season 2   160. Bagian 2

    Kuda hitam tunggangannya tampak terus dipacu perlahan melewati jalan utama Desa Jati Wangi, hingga sampai juga perempuan bertopeng perak itu diujung jalan, perempuan bertopeng perak menghentikan langkah kudanya, karena dipenghujung jalan tampak 3 persimpangan jalan setapak. Setelah menatap keadaan disekitarnya yang tampak sepi, perempuan bertopeng perak itu kembali menggebah kudanya perlahan kearah jalan sebelah kiri.Setelah cukup lama, akhirnya perempuan bertopeng perak itu menghentikan langkah kaki kudanya, diujung pandangannya tampak jalan itu buntu, tapi tidak ada rona terkejut diwajah dibalik topeng perak yang dikenakannya, sepertinya perempuan bertopeng perak itu sudah mengetahui kalau jalan itu buntu. perempuan bertopeng perak tampak menolehkan pandangannya kearah kiri, sebuah komplek perkuburan terlihat. Suasana diperkuburan itupun tampak sepi sunyi, sama persis dengan keadaan di Desa Jati Wangi yang baru saja dilewatinya tadi. Hanya tampak seorang kakek tua yang tengah merap

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-07
  • Ksatria Pengembara Season 2   160. Bagian 3

    Ki Tanggul tampak menarik nafas berat, lalu kemudian menceritakan apa yang terjadi pada Desa Jati Wangi kepada Sekarwangi yang mulai berubah parasnya dari balik topeng perak yang dikenakannya.“Sariwangi, putrinya Nyi Gadung, Ki?” tanya Sekarwangi cepat.“Benar den ayu, Sariwangi, putrinya Nyi Gadung dan Ki Giring. Itu kuburannya disebelah sana!” ucap Ki Tanggul seraya menunjuk kesalah satu kuburan dengan bibirnya yang monyong. Sekarwangi menolehkan pandangannya, terlihat sebuah kuburan yang sepertinya belum begitu lama dibuat. Ki Tanggul kemudian melanjutkan ceritanya hingga membuat paras Sekarwangi dibalik topeng perak yang dikenakannya semakin berubah.“Aryasuta, siapa dia Ki Tanggul ?”“Dia adalah anak dari ki Lurah Gelagah Ireng den ayu. Orang-orang menyebutnya Si Durjana”“Apakah ada korban lain selain Sariwangi, Ki?”“Belum ada den ayu, tapi katanya, di desa-desa tetangga juga sudah ada yang menjadi korban.” ucap Ki Tanggul lagi. “Sekarang gadis-gadis Desa Jati Wangi takut untu

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-07
  • Ksatria Pengembara Season 2   160. Bagian 4

    “Iya nyi, nyai yang sabar ya. Tenang saja, aku akan ke Bukit Jati Wangi untuk membalaskan dendam Sari pada Si Durjana itu!” ucap Sekarwangi dengan keras.“Jangan Sekar... Itu berbahaya!” ucap Ki Giring.“Tenang saja Ki, aku masih sanggup kalau hanya mengalahkan Si Durjana itu” ucap Sekarwangi dengan penuh semangat.“Ya, Aki percaya Sekar mampu untuk mengalahkan Si Durjana itu, tapi kini Si Durjana tidak sendiri Sekar. Durjana itu sekarang bersama Dewi Mawar Hitam dan Datuk Tuak yang menemaninya.” ucap Ki Giring lagi, kali ini wajah Sekarwangi tampak berubah, nama Dewi Mawar Hitam dan Datuk Tuak memang sangat dikenalnya, apalagi Datuk Tuak, setara dengan nama besar ayahnya Sigila Tuak. Hal ini pula yang membuat Sekarwangi terdiam.“Kalau begitu aku terpaksa harus meminta bantuan bopo.” batin Sekarwangi akhirnya memutuskan.“Ki Giring.. Aku akan kembali ke lembah bambu untuk meminta bantuan bopo” ucap Sekarwangi hingga membuat wajah Nyi Gadung dan Ki Giring berubah, keduanya saling pand

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-07
  • Ksatria Pengembara Season 2   160. Bagian 5

    Bintangpun kembali melanjutkan langkah memasuki Desa Jati Wangi lebih jauh. Di depan kedai yang kebetulan buka tapi sepi pengunjung, Bintang menghentikan langkahnya. Hanya dua orang saja yang kelihatan duduk di sana selain seorang laki-laki tua pemilik kedai. Bintang lalu melangkah memasuki kedai itu. Diambilnya tempat agak ke sudut. Dua orang pemuda yang duduk di situ memperhatikannya sejak Bintang datang hingga tengah menikmati makanannya kini. Ksatria Pengembara tahu betul kalau dirinya tengah diperhatikan. Tapi tidak ambil peduli karena takut selera makannya berkurang. "Sepi sekali desa ini. Ke mana penduduknya. Pak?" tanya Bintang pada pemilik kedai itu. "Ada," jawab pemilik kedai itu. "Apa nama desa ini?" tanya Bintang lagi. “Desa Jati Wangi," jawab pemilik kedai itu lagi. “Ki Sarmin!" panggil salah seorang pemuda yang ada di kedai itu. "Maaf, sebentar," pamit pemilik kedai yang di panggil Ki Sarmin. Laki-laki tua berambut putih seluruhnya itu menghampiri dua pemuda yang t

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-07
  • Ksatria Pengembara Season 2   160. Bagian 6

    Dua orang pemuda yang mengamati kedai Ki Sarmin, sangat terkejut ketika tiba-tiba saja di belakang mereka telah berdiri orang yang tengah mereka awasi. Kedua orang itu sampai terlonjak kaget begitu Bintang menepuk pundak mereka."Ada yang salah pada diriku, Kisanak?" tanya Bintang ramah dan bersahabat.Kedua orang itu tidak langsung menjawab, tapi hanya saling pandang saja.“Kalau kalian tidak menyukai kehadiranku di sini, sekarang juga aku akan pergi," kata Bintang serayaberlalu."Tunggu!" cegah salah seorang.Bintang berhenti melangkah, langsung berbalik."Siapa kau, dan apa tujuanmu datang ke sini?" Tanya seorang lagi."Aku Bintang, dan ke sini hanya singgah sebentar. Siapa Kisanak berdua?" Bintang balas bertanya setelah memperkenalkan diri."Aku Somad. Dan ini temanku, Mirad," salah seorang yang bernama Somad juga memperkenalkan diri. “Kami berdua adalah petugas keamanan desa, yang harus selalu waspada ter

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-08
  • Ksatria Pengembara Season 2   160. Bagian 7

    "Ada apa Somad" Kau datang berlari-lari sepertidikejar setan saja!" tanya Ki Parung ketika melihatSomad tergopoh-gopoh menghampirinya."Ada yang ingin kulaporkan, Ki," jawab Somaddengan napas terengah-engah."Apa ada gadis yang bunuh diri lagi?" tebak BayanSangkuri yang juga berada di rumah kepala desa itu."Apa Si Durjana dan gerombolannya itu datang?" ucap Ki Parung ikut menebak."Bukan..., bukan itu.""Lalu, apa?"“Di kedai Ki Sarmin ada seorang pemuda asing yang kami curigai sebagai teman Si Durjana!""Siapa pemuda itu?" tanya Ki Parung.“Dia mengaku bernama Bintang. Katanya, hanya ingin singgah dalam pengembaraannya," Somad menjelaskan. "Terus terang, Ki. Aku sebenarnya tidak mencurigainya. Dia kelihatannya orang baik-baik, dan hanya kebetulan saja singgah di sini. Tapi Mirad tetap mencurigainya, Ki. Dia kini masih mengawasi pemuda itu tidak jauh dari kedai Ki Sarmin.?""Bintang..

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-08
  • Ksatria Pengembara Season 2   160. Bagian 8

    Dewi Mawar Hitam duduk merapat pada Aryasuta, tidak peduli pada sekelilingnya."Sebenarnya, apa maksudnya kau mengundangku ke sini, Aryasuta?" tanya Setan Muka Hitam. Suaranya terdengar besar dan berat."Apa kau masih menunggu orang lain lagi?" timpal Cakar Racun tidak sabar."Tidak. Hanya kalian bertigalah yang kuperlukan," sahut Aryasuta kalem.“Kalau begitu, katakan apa maksud undanganmu?" dengus Datuk Tuak.“Kalian semua pasti kenal dengan mendiang Datuk Langit," kata Aryasuta.Datuk Tuak, Setan Muka Hitam, dan Cakar Racun saling berpandangan tidak mengerti. Siapa yang tidakkenal dengan Datuk Langit, salah satu dari tiga dedengkot dunia persilatan yang pernah menjadi ketua dunia persilatan, sampa akhirnya Datuk Langit tewas ditangan Malaikat Gila. Mereka jadi bertanya-tanya. Apa hubungannya mendiang Datuk Langit dengan undangan Aryasuta ini.“Datuk Langit memiliki seorang murid yang bernama Intan Purn

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-08

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 11

    Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 10

    Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 9

    Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig

DMCA.com Protection Status