Share

160. Sang Durjana

DILUAR PONDOK. Tampak seorang laki-laki tua dengan pakaian kumuh dan kotor duduk bersandar di bawah sebatang pohon rindang. Di tangannya mencekal sebumbung tuak besar, dan di pinggangnya pun tergantung bumbung yang juga besar ukurannya. Laki-laki tua itu bertubuh kurus kering, tapi perutnya buncit seperti wanita hamil. Mungkin karena kebanyakan menengak tuak! "He he he...," Datuk Tuak terkekeh setelah menenggak cairan dari dalam bumbung yang dicekalnya.

"Selamat datang di Bukit Jati Wangi, Datuk Tuak," sambut Aryasuta hangat dan ramah.

"Hik! Sudah kau sediakan tuak manis kesukaanku?" Datuk Tuak tidak menggubris sambutan hangat Aryasuta.

"Jangan khawatir. Lihat di atasmu datuk!" sahut Aryasuta kalem. Datuk Tuak langsung terkekeh melihat beberapa buah bumbung besar bergantungan pada cabang-cabang pohon di atasnya. Dihitungnya dalam hati. Ada sepuluh bumbung besar yang pasti berisi tuak manis kesukaannya. Tanpa banyak bicara, mendadak tubuh tua itu melenting tinggi ke udara, lalu kembali
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status