"Apa isinya?" Bold bertanya lagi.Shaw membuka peti, mengambil isinya; sebuah gulungan kertas. Ia membuka gulungan itu, membacanya sebentar, lalu menatap satu per satu orang di sana. Terlihat ekspresi penasaran, termasuk dari wajah Ascal yang sejak dulu ingin sekali melihat isi peti itu, tetapi tidak pernah diizinkan, pun tidak memiliki kesempatan."Duduklah ... kuberi tahu kalau semuanya duduk," tukas Shaw. Kembali membuat Bold, Wilton, dan Bexter meragu. Namun, mereka kemudian duduk usai melihat Mival langsung naik ke kasur dan duduk manis menatap Shaw."Isinya sebuah puisi," ujar Shaw seraya tersenyum lebar."Bacakan, Shaw!" seru Bailey. Tidak sabar. Ascal yang duduk di samping Bailey terlihat semakin penasaran dan penasaran.Shaw berdehem sesaat, lalu kembali menatap kertas di tangan; mulai membacakan puisi.“Dedaunanku menariIringi senandung nabastalaCerah berpendarSebiru gagang pedangmuLukaku merona
Read more