Home / Lainnya / Jeruji Tanah Anarki / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Jeruji Tanah Anarki: Chapter 51 - Chapter 60

102 Chapters

51. Ancaman lain

“Apa udaranya sangat dingin sampai kau membeku di situ?” Elwanda mengerjap.“Eh? Ah, tidak ....” Bexter menyimpulkan senyum kikuk dan menghampiri. “Ini sudah waktunya tidur. Kenapa di sini?”“Menunggumu pulang.” Elwanda berpaling ke langit.Bexter mematung. Aliran listrik terasa menyengat di dalam tubuhnya.Menunggu Bexter pulang. Tidakkah itu aneh keluar dari mulut orang yang baru dikenal?Bexter berdeham pelan.“Hmm? Menungguku pulang?”Pandangan Elwanda menurun lagi, menengok Bexter dan mengangguk.“Dexter, Cerys, dan Mival sudah makan. Tinggal kau dan aku yang belum makan. Jadi, aku menunggumu pulang.”“Apa hubungannya?”Bexter mengalihkan tatap, memutuskan sumber aliran listrik yang kian menggila dalam dirinya.“Aku ingin makan bersamamu.”“Oh.”Eh?!Dehaman kecil kembali dilakukan Bexter, merasakan aliran listrik yang lagi-lagi datang terasa.Ini tidak bisa dibiarkan. Bexter harus mengendalikan diri. Tidak lucu kalau ada yang melihat dirinya salah tingkah atau mati kutu.Bexter m
last updateLast Updated : 2021-09-08
Read more

52. Batu bintang

Dari ruang tamu hingga dapur, mansion tampak sepi. Hanya ada beberapa prajurit yang berjaga dan beberapa pelayan di dapur.“Bagaimana?” Shaw bertanya.Bailey menggeleng, menutup pintu ruang kerja Ascal.“Tidak ada. Ayah mungkin sedang di kamar.”“Mungkin ayahmu sedang sibuk. Tadi aku melihat Dokter Ed masuk. Kita tunggu saja di tempat lain, bagaimana?”“Kita tunggu di kamarku saja. Ayo!”Kamar Bailey luas, dua atau tiga kali lebih luas dari kamar miliknya, terka Shaw begitu ia masuk. Barang-barang tertata rapi dengan beberapa hiasan menggantung di dinding.“Tidak usah membayangkan ruangan yang sangat nyaman sampai kau tidak ingin keluar. Yaa, kamarku memang nyaman, tapi tidak lebih hidup dari kamarmu.” Bailey seolah-olah tahu apa yang ada di pikiran Shaw. Ia naik ke tempat tidurnya, tetapi turun lagi saat Shaw memilih duduk di lantai.“Sambil menunggu, aku ingin menunjukkan sesuatu.” Shaw melepas tasnya.Buku-buku dari Daniel dan surat misterius dikeluarkan dari tas beserta benda pembe
last updateLast Updated : 2021-09-09
Read more

53. Tugas dari Ascal

“Segala hal tentang bunker bukankah sudah ditetapkan sebagai rahasia? Tapi di buku itu dijabarkan dengan detail, mencakup pula beberapa hal yang sepertinya hanya beberapa orang saja yang tahu dan sepertinya informasi itu didapatkan dari luar Zanwan. Mungkin dari seseorang yang mengetahui rencana tersebut atau bahkan mengenal mereka berdua yang notabene memiliki kisah dengan daratan Chamomile,” kata Edvard, lalu beralih tatap kepada Shaw, merasa iba.Ascal mengambil buku yang disodorkan Edvard, membacanya. Ia membaca sangat serius.Shaw bergerak, mengubah posisi tidurnya. Ascal menutup buku di tangan, menaruhnya, lalu mengambil gulungan peta Zanwan.“Dan ada apa dengan peta ini?” tanya Ascal, terfokus pada titik yang ditandai Shaw. Kepalanya bergerak ke samping. “Bailey ....”Bailey kali ini ragu menjawab. Ia bernala-nala apakah baik untuk memberitahu atau tidak. Di dekat Ascal duduk, Edvard kembali hanyut ke dalam bacaan buku lain, tampak begitu menikmati. Namun, tetap memasang telinga
last updateLast Updated : 2021-09-09
Read more

54. Menjenguk Kakek dan Nenek

“Haaa?”Ini kali ketiga Shaw melongo mengetahui harga ikan yang dikatakan penjual.“Harga ikan-ikan di sini meningkat dari terakhir kali aku beli bersama Kakek,” gumam Shaw, tidak jadi membeli ikan, tetapi Weizhe justru membayari.Setelah bahan makanan yang dicari didapatkan semua, Shaw, Bailey, dan Weizhe bergegas keluar, tidak nyaman dengan pandangan orang-orang. Bukan hanya para gadis remaja hingga dewasa yang terus menaruh atensi, tetapi juga para gadis dengan usia yang lebih muda. Mereka entah bagaimana mengenal Bailey, lalu bagai melihat idola, mereka terus mencuri pandang pada Bailey membuat sang tuan muda tidak nyaman. Shaw, sih, merasa biasa saja karena tidak memedulikan. Namun, ia juga tidak tega. Jadilah mereka bertiga mempercepat belanja. Weizhe yang membayari semuanya, memaksa.“Tuan Guru akan langsung kembali?” Shaw bertanya sambil membenarkan posisi belanjaannya di atas kuda.“Hmm ....” Weizhe berpikir. “Bagaimana kalau aku berkunjung? Aku ingin tahu bagaimana masakannya
last updateLast Updated : 2021-09-10
Read more

55. Prajurit dengan bekas luka di kepala

Shaw dan Bailey tersenyum hangat. Kedua tangan Shaw menggenggam tangan Gracie yang memegang jeruji dan kedua tangan Bailey memegang tangan Spencer yang juga memegang jeruji.“Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Kakek dan Nenek tenanglah ....” Shaw menenangkan.“Aku juga.” Bailey turut bersuara.Setelah beberapa untai percakapan berikutnya, Shaw dan Bailey pamit. Mereka kembali ke lantai atas dungeon sembari memperhatikan sekitar; mencari seseorang.“Mungkin dia sedang bertugas di tempat lain. Kita tanya saja,” usul Bailey, mendekati prajurit terdekat dan bertanya.“Memang tidak ada,” ujar Bailey sekembalinya dari bertanya pada prajurit. “Anak buah Dorn yang sedang berjaga hanya tadi yang kita lihat di dekat sel Kakek dan Nenek, selebihnya mereka sedang tidak ada di dungeon.”“Kita harus mencari ke mana?” Shaw bertanya sambil berjalan menuju pintu utama. Ia merasakan tatapan para tahanan di sel yang berjajar di lantai atas dan itu membuatnya tidak nyaman.“Kita tanyakan pada Dorn
last updateLast Updated : 2021-09-10
Read more

56. Tobias. Nama saya Tobias.

“Haha! Kau memang gigih, Bailey!” Shaw berseru.Seperti yang Bailey katakan. Suara-suara aneh mulai terdengar di seantero hutan. Bayang-bayang pohon yang lebih hitam dengan beberapa dahan yang lebih sedikit rantingnya, ditambah tingginya pohon, menimbulkan bayangan yang tidak menyenangkan untuk dipandang. Kuda yang melaju cepat memperburuk suasana karena bayang-bayang itu terlihat seperti berlari, terlebih bentuknya seperti makhluk hidup dan yang jelas bukan manusia.Makin malam, angin berembus makin kencang. Suara yang dihasilkan dan bergema di seantero hutan bukan hanya sebatas nada pendek, tetapi sudah lebih menyerupai nyanyian yang memekakkan telinga; tidak ramah didengar.Srasshh!Suara anak panah terdengar melesat dari arah jam empat, mengarah ke Bailey.“Bailey, menunduk!” Cepat Shaw berseru, mengarahkan kudanya ke sisi kanan Bailey dan menangkap anak panah yang melesat; hampir mengenai kepala Bailey.Anak panah lain terdengar melesat dari arah jam sembilan dari Bailey, menyusul
last updateLast Updated : 2021-09-10
Read more

57. Fu dan fakta Tobias

Shaw berdecak. Ia ambil satu roti isi dan memberikannya pada sang sosok.“Makan dulu, baru lanjutkan ocehannya agar suaramu lebih merdu didengar.”Sang sosok menyikut lengan Shaw, menerima juga roti yang disodorkan Shaw.Bailey geleng-geleng kepala, kembali ke tempat duduknya. Tobias duduk setelahnya, lalu termenung; memikirkan sesuatu.“Siapa namamu?” Bailey bertanya, melirik sang sosok seraya meminum tehnya.Sang sosok melirik sebentar, fokus mengunyah roti isi sembari berpikir.“Chaka.”Shaw mengambil sendok bersih, kemudian menghadap sang sosok yang duduk di samping kanannya.Pletak!Sendok bersih di tangan Shaw mendarat di pundak sang sosok dan secara kebetulan mengenai tulangnya. Sang sosok sontak mengaduh, mengusap-usap pundak kirinya.“Heh ... kau benar-benar garang!”“Jangan berbohong!” Shaw memicing.Berbohong, katanya? Sang sosok memutar bola matanya malas.“Iya … iya. Fu. Namaku Fu.”Kegamangan menyerang Shaw begitu ia menaruh sendok. Waktu terasa berputar makin cepat bagin
last updateLast Updated : 2021-09-11
Read more

58. Benang merah lain

“Memangnya, sebenarnya apa tujuan kalian?” Fu mengubah duduknya, mencari posisi yang lebih nyaman.“Membebaskan Zanwan, tentu saja,” sahut Shaw, mengambil satu gelas berisi teh dan meminumnya.“Membebaskan Zanwan?”Bailey mengangkat tangan kiri dan menempelkan punggung telapak tangan kirinya tersebut ke mulut tepat sebelum menguap. Matanya sedikit berair dan perlahan terpejam tanpa sadar. Namun, segera ia menggeleng dan membuka mata lebar-lebar.“Singkatnya, membawa Zanwan pada kehidupan yang lebih baik,” kata Bailey.“Kalian masih bocah. Yakin bisa mencapai itu?”Zanwan adalah desa dengan orang-orang yang penuh misteri. Membawa Zanwan pada kehidupan yang lebih baik tentu tidak lepas dari orang-orangnya. Sebuah tempat yang lebih baik memiliki orang-orang yang bersatu di dalamnya. Nah, bisakah menyatukan orang-orang Zanwan ketika mereka bahkan tidak segan mengambil nyawa dan mengorbankan kehidupan orang lain? Fu selalu berani dalam bertindak dan mengambil risiko, tetapi untuk hal semaca
last updateLast Updated : 2021-09-11
Read more

59. Jalan tikus

“Kau benar.” Dexter sedikit menundukkan kepala, menatap meja. “Tapi ... sepertinya kali ini akan berhasil. Karena alam juga pasti akan membantu.”Bexter berhenti membalik halaman. Fokus sepenuhnya ia tujukan pada Dexter.“Kau merasa ada sesuatu yang tidak beres, Dexter?”“Aku mulai merasakan gemuruh beberapa kali selama beberapa waktu terakhir ini. Kalau memang tidak ada apa-apa, setidaknya tidak akan sebanyak itu. Mungkin hanya akan satu atau dua kali.” Dexter mengangkat kepala, menatap penasaran. “Apa kau sudah cari tahu perbukitan dan pegunungan? Mungkin ada sesuatu di sana. Entah apa itu, tetapi bisa berpengaruh besar pada gemuruh bumi dan lautan ... anginnya mulai terasa berbeda.”Jika itu adalah orang lain, Bexter tidak akan begitu menghiraukan. Namun, itu adalah Dexter, adik kembarnya. Bexter mengenal betul saudaranya itu.Bexter menutup lembar catatan, menaruhnya di atas tumpukan sebelah kirinya, lalu menatap penuh Dexter.“Aku tidak tahu ada apa di perbukitan, tetapi aku sudah
last updateLast Updated : 2021-09-12
Read more

60. Pertanyaan dari buku Daniel

“Ayo, kau melompat dulu.”Shaw menyingkir saat penutup lubang kotak sudah terbuka hampir sepenuhnya. Bailey mengambil posisi, lalu melompat masuk ke dalam lubang kotak tersebut, bergantian dengan Shaw. Penutup dikembalikan ke posisi semula sebelum mereka pergi.Hari mulai gelap. Tidak ada apa pun yang mereka lihat selain merasakan debu yang sangat tebal di lantai atap rumah Daniel dan ... pengap. Tidak ada cahaya, tidak ada udara segar. Udara terasa dingin di hidung mereka seperti mereka sedang bernapas di waktu fajar, tetapi tidak sesegar udara di waktu fajar.Tangan Bailey dan Shaw berabal, mencari kotak lain yang menghubungkan mereka ke ruangan di dalam rumah. Mereka merangkak sepelan mungkin dan sangat hati-hati. Kala menemukan kotak lain, mereka membukanya dan melompat turun.Ruang tengah.Shaw berjalan ke dapur, mencari sapu, lap, atau apa pun yang bisa ia temukan untuk membersihkan kursi, meja, dan lantai.“Sekarang ceritakan,” ujar Shaw, menarik satu kursi meja makan yang telah
last updateLast Updated : 2021-09-12
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status