Sampai di ruangan di mana sumber suara berasal, Fu berhenti. Ia tidak peduli dengan komentar Shaw dan Bailey terhadapnya.“Kamar!” Bailey terdengar bersuara lagi.Kamar? Fu mengernyit.“Kalau aku sedang di rumah, aku paling sering berada di kamar. Tempat yang membuatku benar-benar merasa bebas.”Oh, pertanyaan pertama? Fu merendahkan badan dengan sedikit menekuk sikunya.Suara derit kursi terdengar. Bocah bermata cokelat gelap itu bangkit dari duduk, mengarahkan lentera ke sekeliling. Ia mulai berjalan, mencari-cari ruangan yang dituju.Shaw bangkit, menunjukkan jalan.“Ini kamarnya,” ucap Shaw, membuka pintu kayu yang berhadapan dengan dapur.Layaknya lantai dan benda lain, debu tebal menyelimuti knop pintu dan seisi ruangan.“Sekarang pertanyaan kedua,” kata Bailey setibanya ia di kamar.“Dia tinggi dan semua orang berada di bawahnya.”Bailey mendongakkan kepala seraya mengangkat lentera lebih tinggi.“Biru, kokoh, tinggi, dan indah, tapi yang di atas sini tidak ada yang berwarna bir
Last Updated : 2021-09-13 Read more