Home / Lainnya / Jeruji Tanah Anarki / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Jeruji Tanah Anarki: Chapter 61 - Chapter 70

98 Chapters

61. Tiga kepala di padang pasir

Sampai di ruangan di mana sumber suara berasal, Fu berhenti. Ia tidak peduli dengan komentar Shaw dan Bailey terhadapnya.“Kamar!” Bailey terdengar bersuara lagi.Kamar? Fu mengernyit.“Kalau aku sedang di rumah, aku paling sering berada di kamar. Tempat yang membuatku benar-benar merasa bebas.”Oh, pertanyaan pertama? Fu merendahkan badan dengan sedikit menekuk sikunya.Suara derit kursi terdengar. Bocah bermata cokelat gelap itu bangkit dari duduk, mengarahkan lentera ke sekeliling. Ia mulai berjalan, mencari-cari ruangan yang dituju.Shaw bangkit, menunjukkan jalan.“Ini kamarnya,” ucap Shaw, membuka pintu kayu yang berhadapan dengan dapur.Layaknya lantai dan benda lain, debu tebal menyelimuti knop pintu dan seisi ruangan.“Sekarang pertanyaan kedua,” kata Bailey setibanya ia di kamar.“Dia tinggi dan semua orang berada di bawahnya.”Bailey mendongakkan kepala seraya mengangkat lentera lebih tinggi.“Biru, kokoh, tinggi, dan indah, tapi yang di atas sini tidak ada yang berwarna bir
last updateLast Updated : 2021-09-13
Read more

62. Siapa di luar?

“Keningnya sangat dingin, tapi aku merasakan ada sedikit hangat di dalamnya. Kita harus mengeluarkan mereka supaya bisa memeriksa denyut nadinya dengan lebih baik!” Cemas Fu berujar. Matanya melihat ke sana kemari.“Kalian tetaplah di sini!” ujar Fu lagi, langsung berdiri, melesat, dan melompat ke atas tebing.Shaw menaruh kotak di tangan, berjalan mengamati sekitar, barangkali ada sebatang ranting atau batu. Bailey ikut berdiri, mencari ke sisi lain.Dalam seperempat gelas sesapan kopi, Fu kembali dengan tiga batang kayu cukup lebar yang ia temukan di hutan. Ia memberikan dua dari kayu tersebut pada Shaw dan Bailey, lalu mulai mengeruk.Ketiganya menggunakan tangan mereka untuk membantu menyingkirkan pasir-pasir. Mereka mengeruk satu per satu orang agar lebih cepat dikeluarkan.Tidak mengindahkan tangan dan kuku-kuku yang dipenuhi pasir, Fu mengecek leher dan tangan Joe setelah merebahkan Joe dalam posisi tengkurap sebab pasir yang menyelimuti punggung Joe berwarna merah dan tercium a
last updateLast Updated : 2021-09-13
Read more

63. Simbol naga hibrid

Lentera Shaw taruh di meja. Shaw duduk di lantai, mengecilkan nyala api di dalam lentera hingga penerangannya sangat temaram.Shaw mencondongkan badan ke depan, menatap Fu dan Bailey dengan serius.“Mereka lebih dari lima orang,” bisik Shaw.Saat Shaw menyalurkan hakinya ke seantero rumah melalui kaki, getaran dari gelombang bumi lebih jelas terasa. Suhu hangat dari tubuh tersalur ke alas kaki sosok di luar, lalu bersentuhan dengan bumi yang suhunya lebih netral.Hantaman kembali terdengar, menyebar di beberapa titik lain. Pintu depan, pintu dan jendela dapur, jendela kamar.“Aku masih belum bisa merasakan hakinya. Siapa pun mereka, pastilah para terlatih. Kita tidak bisa menghadapinya, harus meminta bantuan,” ujar Fu, berbisik.Namun, pada siapa? Fu tidak mungkin meminta bantuan orang-orang dari kelompoknya.Hantaman makin keras. Suaranya sudah terdengar seperti ledakan. Shaw menggeleng pelan, tidak yakin berapa lama mereka dapat bertahan.“Mereka mungkin mencari Joe dan dua orang itu
last updateLast Updated : 2021-09-14
Read more

64. Haki penguasa

Embusan angin di luar rumah Spencer makin kencang. Dedaunan di pohon-pohon bergoyang menari. Kilatan cahaya terang mewarnai pertarungan anak buah Bexter dengan orang-orang berpakaian hitam bersimbol naga hibrid.Di tengah kecamuk itu, sekumpulan prajurit lain datang dari berbagai arah, menembus dinding haki berwarna seiras pelangi dan masuk ke dalam pertempuran. Mereka membantu anak buah Bexter yang tersudut sebab kalah jumlah dan kekuatan.Bola-bola haki hitam besar dilayangkan oleh para pemilik simbol naga hibrid, ditahan dengan haki perisai oleh sebagian anak buah Bexter dan Ascal sedangkan sebagian yang lain menghantamnya dengan bola-bola haki putih. Benturan dari kedua haki bak kumpulan udara tersebut menimbulkan dentuman nyaring nan memekakkan telinga. Angin pun makin kencang. Jika saja rumah tidak dilapisi haki oleh Shaw, sudah pasti rumah tersebut akan porak-poranda.Beberapa pemilik simbol naga hibrid mengambil celah untuk membobol rumah Spencer dengan terus menghantamnya meng
last updateLast Updated : 2022-02-23
Read more

65. Seperti anak-anak lain

Ketika kabar menghilangnya tiga alumni sampai ke telinga dan tahu bahwa salah satu dari tiga alumni tersebut adalah Joe, Fu menjadi resah. Ia sangat tidak tenang.Di waktu-waktu luang saat menjalankan tugasnya mengawasi Shaw, Fu menggunakan sebagian besar waktu tersebut untuk mencari Joe.Kini, Joe telah ia temukan. Fu ingin Joe selamat. Ia tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi lagi pada Joe.“Dia punya seorang adik laki-laki yang tinggal di akademi. Satu-satunya anggota keluarga yang dia punya dan sangat dia lindungi. Tolong pertemukan mereka dan jangan sampai adiknya berada di luar untuk sementara waktu atau orang-orang bersimbol naga hibrid akan menggunakan adiknya untuk mendapatkan Joe kembali,” kata Fu lagi.Ini adalah satu dari sekian hal yang sangat menyebalkan bagi Fu. Orang-orang yang menjadi anak buah, pelayan, atau budak, akan memberikan data semua anggota keluarga yang dimiliki kepada tuan mereka. Hal ini kerap kali digunakan jika mereka melakukan pemberontakan atau semaca
last updateLast Updated : 2022-02-23
Read more

66. Rencana konspirasi?

“Untuk sementara, kalian tinggal di sini. Semua materi pelajaran akan diberikan dan kebutuhan kalian akan diantar pelayan. Jangan pergi ke luar mansion sebelum diizinkan, ya.”Tidak banyak yang dapat Bexter katakan. Ia belum pandai menghadapi anak kecil, pun merasa tingkat kepahaman serta daya serap dirinya dengan ketiga remaja dan anak kecil di depannya tersebut berbeda. Ia hanya berharap mereka setidaknya akan mematuhi.“Kami tidak tahu apa yang sedang terjadi, tetapi kami akan mendengarkan,” sahut remaja laki-laki yang paling tinggi, diikuti anggukan tiga orang yang datang bersamanya, lantas mereka masuk ke paviliun.Bexter berbalik usai keempatnya masuk dan pintu ditutup, kemudian pergi menuju dungeon. Di taman, ia melihat Zander yang sedang berpatroli keliling mansion bersama Ryson. Bexter melambaikan tangan dan menghampiri mereka.“Tuan Larson.” Zander dan Ryson menyapa seraya sedikit membungkukkan kepala.“Tuan Hunt sudah pulang?”“Sudah, Tuan. Tadi pulang bersama Tuan Muda.” Za
last updateLast Updated : 2022-03-07
Read more

67. Rumah Lan Weizhe

Fu masih tertidur nyenyak. Bocah mata-mata itu tampak begitu pulas, kentara benar-benar kelelahan atau lama tidak tidur di tempat yang nyaman.Shaw tidak sampai hati membangunkan, tetapi juga teringat akan permintaan Fu sebelum tidur dan itu mendorongnya pada kebimbangan. Tidak ingin pusing, Shaw memutuskan untuk berolahraga sejenak dan membersihkan diri. Baru setelahnya kembali ke kamar.“Fu .... Ayo, bangun.”Burung yang berkicau di luaran makin banyak. Shaw mengusap-usap lengan Fu karena bocah mata-mata itu tidak kunjung membuka mata hanya dengan panggilan.Fu merespon. Tangan Shaw yang cukup sejuk karena sehabis mandi bagai sentuhan salju di kulit Fu.Mata Fu bergerak, terbuka perlahan. Untuk beberapa saat, Fu tidak lantas menyahut. Ia hanya mengerjap dan menatap langit-langit kamar.“Sudah pagi, ya?” tanya Fu dengan suara kecil.“Belum. Hari masih gelap. Ayo, bangun ... kuajari kau memasak sesuatu.”Shaw beranjak dari tempat tidur, membuka pintu lebar-lebar, dan pergi ke dapur. Be
last updateLast Updated : 2022-03-08
Read more

68. Mencurigai kuda Tuan Guru

“Akan kupastikan kau menggenggam yang seharusnya kau miliki. Kau akan mendapatkan keadilanmu, Shaw. Takkan kubiarkan siapa pun melukaimu selama aku masih hidup.” Weizhe membatin dalam bungkamnya mulut.Shaw memang masih kecil. Namun, Weizhe tahu, pengaruh yang dimiliki bocah itu jauh lebih besar dari yang dapat dijangkau orang.Tidak seorang pun mengerti tentang betapa berbahayanya seorang Shaw. Kehadirannya di Zanwan telah menimbulkan desas-desus tanpa suara di antara para petinggi desa, terlebih sejak mereka melihat dengan mata kepala sendiri rupa Shaw hari itu di balairung.Weizhe memahami betul garis merah yang terikat pada Shaw dan ia bertekad pada diri sendiri, ia akan berada di sana kapan pun ia dibutuhkan.Bagi Weizhe, dunia terasa makin suram tiap harinya. Rahasia masa depan yang coba ia singkap justru makin jauh. Weizhe telah menghabiskan waktu yang sangat lama di Zanwan. Kini, ia merasa waktu singgahnya akan segera berakhir bersamaan dengan tercapainya impian Shaw.Lembayung
last updateLast Updated : 2022-03-09
Read more

69. Memberitahukan temuan di selatan pada Ascal

Merasa senang, senyum Mival makin mengembang. Ia berbalik lagi dan berlari ke paviliun.Mival sempat lupa bahwa Shaw tidak memiliki banyak waktu karena berusaha keras untuk mewujudkan impiannya. Bukan hanya waktu untuk Mival yang menjadi korban, tetapi juga waktu untuk diri Shaw sendiri. Mival sadar, tidak seharusnya ia merajuk dan bersedih atas hal itu. Seharusnya ia mendukung dan menyemangati karena impian Shaw menyangkut kehidupan orang-orang di seantero Zanwan.“Perkembangan anak itu semakin pesat,” gumam Shaw, memandang Mival yang masuk ke paviliun Bexter.Shaw menarik tali kekang, berniat membawa kuda ke kandang agar sang kuda tidak membuat ulah selagi dirinya bertemu Bailey.“Biar aku saja.”Wilton merebut tali kekang kuda dari Shaw, mencegah bocah itu untuk membawa kuda ke kandang. Ini memang tugasnya.“Terima kasih! Aku masuk dulu, ya?” sahut Shaw.Wilton mengangguk dan pergi sembari menarik kuda.Prajurit yang berjaga di depan pintu utama masuk ke dalam, kemudian keluar lagi
last updateLast Updated : 2022-03-10
Read more

70. Operasi penambangan ilegal

Pintu yang tidak ditutup terdengar diketuk. Myriam berdiri di sana, menundukkan kepala sesaat ketika Ascal, Bailey, dan Shaw menoleh.“Makan malam sudah siap, Tuan,” ujar Myriam.Ascal mengangguk dan bangkit.Shaw menjadi canggung. Ia tidak ikut makan dan memilih kembali ke kamar Bailey.“Duduk.” Suara Ascal menghentikan langkah Shaw.“Ayo, Shaw.” Giliran Bailey yang bicara. Senyum hangat menghias wajahnya.Shaw ragu. Ia benar-benar merasa canggung.“Aku sudah makan,” ucap Shaw seraya tersenyum lebar. “Aku akan menunggu di kamar saja.”“Duduk.”Ascal kembali bersuara, Shaw berhenti lagi. Suara Ascal terdengar lebih tegas kali ini.Shaw menelan ludah, lalu menggigit sedikit bibir bawahnya dan menggangguk pelan.“Baiklah.”Tiba-tiba, Shaw ingat dengan bingkisan pemberian Weizhe. Ia pun meneruskan langkah ke kamar Bailey untuk mengambil bingkisan yang ada di dalam tas. Tepat saat Shaw menyentuh knop pintu dan hendak memutarnya, Bailey kembali bersuara.“Katanya baiklah, kenapa masih lanju
last updateLast Updated : 2022-03-10
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status