Home / Romansa / Musuh Tapi Menikah / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Musuh Tapi Menikah: Chapter 1 - Chapter 10

103 Chapters

Bab 1

Seorang gadis cantik yang tengah fokus membaca novelnya terkejut saat seseorang datang mengagetkannya. Sampai-sampai gadis dengan nama lengkap Jihan Aiyana itu menjatuhkan buku novel yang dia sedang baca, wajah Jihan terlihat sangat kesal lalu mengumpat saat melihat siapa yang mengagetkannya. Jihan langsung memaki pria yang telah membuatnya sangat terkejut. Kalau saja dia memiliki penyakit jantung mungkin dia sudah terkena serangan jantung, untunglah dia tidak mempunyai riwayat penyakit jantung.“Shit! Balik lo dasar curut! Gimana kalau gue mati kena serangan jantung gara-gara ulah lo?!" Teriak Jihan lalu mengejar Septian yg kini berlari setelah berhasil mengerjai Jihan.“Hahaha! Kejar gue kalau bisa,” sahut pria yang bernama Septian Erlangga Wijaya, sambil berlari dan sesekali menjulurkan lidahnya pada Jihan lalu tertawa, membuat Jihan semakin geram. Karena sudah geram dengan tingkah Septian, Jihan lantas mencopot sepatunya kemudian melemparkannya ke
Read more

Bab 2

"Tian, Kamu jahilin Jihan lagi yah?" Tanya Aleta yg kini sedang duduk di ruang televisi bersama putranya."Pasti cewek jadian-jadian itu yang  ngadu ya Bun?" Bukan menjawab, Septian malah balik bertanya dan terlihat kesal."Kalau Bunda tanya tuh dijawab Tian! Bukan malah balik tanya kamu ini, lagian gak ada yang ngadu kok, tadi tante Sabrina yang telepon Bunda. Katanya sepulang sekolah Jihan nangis-nangis karena habis kamu jahilin."Aleta menatap Septian dengan wajah seriusnya. Padahal dia ingin tertawa sekali karena dengan tega sudah berbohong pada putranya hanya karena ingin melihat reaksi Septian saat tahu kalau jihan menangis gara-gara dijahili olehnya."Bunda pasti boong iya kan? Masa iya sih cewek jadi-jadian itu nangis semudah itu," sahut Septian karena tidak percaya pada ucapan ibunya."Dia punya nama Tian! Namanya Jihan Aiyana. Namanya bagus gitu kok jangan sembarangan kalau
Read more

Bab 3

Jam istirahat pun akhirnya tiba, kini Jihan dan Maura sedang berjalan di koridor kampus, mereka akan menuju ke kantin sambil bercanda tanpa melihat ke depan. Namun, tiba-tiba seseorang berlari dan menabrak Jihan yang memang tidak melihat ada orang di depannya.BrukkTapi bukannya jatuh ke lantai, Jihan malah jatuh kepelukan orang yang tidak sengaja menabraknya. Mata bulat mereka pun kini saling memandang dan tidak berkedip seakan menikmati keindahan bola mata masing-masing."Ekhem, ekhem, udah belum pandang-pandangannya? Maura udah laper nih," Ucap Maura yang membuyarkan acara tatap-tatapan mereka."Oh em ji, Curut!!! Lo curi-curi kesempatan buat peluk-peluk gue hah! Ini apa juga malah natap-natap gue kayak gini!" Ketus Jihan seakan tidak terima saat Septian memeluknya dan menatapnya.Ya Septian lah orang yang menabrak Jihan dan reflek langsung memeluknya. Mendengar teriak
Read more

Bab 4

"Memang kenapa Kak? Kak Jihan kan cantik udah gitu baik terus pintar lagi, kurang apalagi coba? Kak Jihan tuh bibit unggul loh Kak," Ucap Kiara yang memuji Jihan. "Aduh Kiara. Kamu itu gak banget deh, terlalu berlebihan muji dia. Justru reputasi Kakakmu ini yang keren dan tampan ini bisa rusak nanti dikampus gara-gara dia! Nggak ah pokonya aku nggak mau titik." Septian menjawab dengan tegas. "Idih pede kali kau bang. Siapa juga yg mau dijodohin sama Curut macam lo! Masa iya inces yg cantik kayak gini harus nikah sama curut empang macam lo, gue juga ogah banget kali!" Ketus Jihan tidak mau kalah. "Haduh Kalian berdua ini, terus aja kayak gitu! Bina Mendingan kita cek makanan aja yuk buat acara nanti malam. Dari pada pusing lihat tuh dua bocah yang gak pernah mau akur kayak anak kecil aja. Kia mau ikut Bunda sama Tante Bina gak? Atau mau lihat Tom and Jerry lagi kumat? Dan kalian berdua udah sok dilanjutin aja berantemnya yah! Kalau udah puas berantemnya terus
Read more

Bab 5

"Tian. kamu mau kemana, Nak? Kemarilah," Panggil Angga. Membuat Septian yang akan melangkah pergi meninggalkan pesta menghentikan langkahnya, dan memutar tubuhnya kembali dengan cengiran khasnya, karena ketahuan akan melarikan diri. Dan kini mau tidak mau dia menghampiri Angga karna pria paruh baya itu memanggilannya. Kini Septian pun sudah berdiri disamping Sabrina dan Jihan di atas panggung."Sayang mana cincinnya?" Tanya Aleta pada suaminya dengan begitu antusias."Sebentar ada dikantong celanaku," Jawab Reno lalu mengambilnya dan memberikannya pada Aleta. Kini Septian pun sudah berada di disamping Angga. Membuat Angga Tersenyum karena rencananya dan sahabatnya berhasil untuk menjodohkan putra, putrinya."Dan ini. Perkenalkan dia calon menantu saya namanya Septian Erlangga Wijaya. Dia putra dari sahabat saya. Reno Refriyansyah Wijaya dan Aleta Evelyna Wijaya. Dan malam ini putri saya dan putra mereka akan bertunangan,"
Read more

Bab 6

"Jihan...!" teriak Maura yang baru saja sampai dikampus. Dia melihat Jihan sedang berjalan dikoridor kampus. "Aduh Maura. Lo itu bisa gak kalau  teriak volumenya dikecilin dikit. Sakit tahu telinga gue denger lo teriak. Gue kasihan sama telinga gue yang kena syok terapi dari lo," Ucap Jihan sambil berjalan santai. "Ah, Jihan mah gitu. Gak asik ah, dikira suara Maura apaan," Rajuk Maura pada Jihan. "Berhenti merajuk Maura. Lo kayak bocah aja, gimana cowok mau deketin lo kalau tingkah lo aja kadang masih kayak bocah dasar jones," omel Jihan sambil terus berjalan. "Iihh..., Jihan kok gitu sih! Apa Jihan gak inget? Kalau Jihan juga jomblo." Sadar ucapannya menyinggung Jihan. Maura kini menundukkan kepalanya, saat Jihan menatap tajam ke arah Maura dan menghentikan langkahnya. "Ya ampun Maura. Gue lupa kalau gue juga jomblo hahaha...."Bukannya marah. Jihan malah tertawa sambil menepuk pelan keningny
Read more

Bab 7

Ting... Tong... Ting... Tong...Suara bel terus berbunyi dikediaman keluarga Wijaya. Aleta kini tengah sibuk dengan aktivitasnya bersama asistennya untuk mempersiapkan makan malam."Tian, tolong buka pintunya, Nak. Bunda lagi nanggung siapin makanan buat makan malam nih," Ucap Aleta sambil mbawa makanan dari dapur ke meja makan."Oke Bun," Sahut Septian yang kini berjalan menuju pintu utama rumah mereka."Siapa sih yang datang sore-sore gini? Kurang kerjaan amat. Gak tahu apa orang lagi santai ganggu aja," Gerutu Septian sambil membuka pintu.Dan taram...! Saat Septian membuka pintunya betapa terkejutnya Septian saat siapa yang datang kerumahnya saat dia sedang bersantai."Buset lo! Gila lo ya! Gue kaget banget tahu. Dasar wanita jadi-jadian. Kenapa lo cantik banget sih sore ini? Kirain gue lo itu Lisa black pink. Gue demen banget tahu sam
Read more

Bab 8

"Sayang, mana Jihan?" Tanya Angga yang baru saja pulang dari kantor."Dia lagi kerumah Aleta, Mas. Tadi aku suruh nganterin kue, tapi tadi dia telepon katanya mau sekalian makan malam disana," Sahut Sabrina sambil menyiapkan makanan untuk suaminya, Angga. "Rumah ini sepi ya kalau Jihan gak ada," Ucap Angga sambil duduk dikursi meja makan. "Iya, apalagi kalau nanti Jihan sudah menikah. Pasti kita akan sangat kesepian," Sambung Sabrina. Sambil menuangkan makanan kepiring milik suaminya itu. "Sayang, gimana kalau kita buat lagi biar ada yang gantiin Jihan. Tapi kali ini harus laki-laki biar gak ninggalin kita kayak Jihan," Goda Angga. Dengan seringai nakalnya"Ah kamu ini, ada-ada saja sih mas," Ucap Sabrina, namun kali ini tidak membalas godaan Angga, dia hanya tersenyum. "Tapi mau kan sayang?" Tanya Angga kali dengan serius. Dan lagi-lagi Sabrina hanya membalas dengan senyuman pada Suaminya. *****"
Read more

Bab 9

Septian dan Jihan tampak terburu-buru menuju rumah sakit. Mereka baru saja mendengar bahwa nenek Septian masuk rumah sakit dan karena Jihan juga sangat dekat dengan Nenek Septian. Jadi dia juga merasa sangat khawatir dan ikut menjenguk sang nenek. Karena kebetulan nenek Septian juga ingin bertemu dengan Jihan. Membuat Jihan langsung setuju saat Septian mengatakan kalau neneknya ingin bertemu Jihan. Kini Jihan dan Septian pun sejenak melupakan perdebatan mereka lalu akhirnya mereka pun menuju ke rumah sakit bersama-bersama, setelah sampai dirumah sakit mereka bingung karena tidak tahu harus mencari kamar rawat sang nenek . Karena kedua orang tua Septian tidak memberi tahukan di ruangan mana sang nenek dirawat. "Lo tanya sono sama resepsionisnya dari pada kita kayak orang bego, celingak celinguk gak jelas kayak gini," Ucap Jihan. "Lo nyuruh gue?!" Septian menunjuk dirinya sendiri."Males ah. Ini bunda sama ayah juga kenapa lagi handphoneny
Read more

Bab 10

Sepulang dari pemakaman, Jihan pun kini berpamitan pada kedua orang tuanya. Karena dia harus ikut bersama suaminya. Mau tidak mau Sabrina dan Angga pun harus melepaskan putri semata wayangnya untuk ikut bersama keluarga barunya, meski sedih mereka pun harus ikhlas, lagi pula itu keinginan mereka, dan mereka pun masih bisa bertemu jika mereka saling merindukan.Setelah sampai dirumah keluarga Wijaya. Acara tahlilan pun akan dilakukan malam harinya, karena melihat Septian dan Jihan yang kelelahan. Aleta pun menyuruh mereka untuk beristirahat lebih dulu. Agar saat acara tahlilan nenek Sarah. Mereka nanti sudah sedikit lebih segar. Sesampainya dikamar Septian. Kini hanya ada keheningan diantara Septian dan Jihan. Kini Jihan memilih duduk dikursi meja rias untuk membuka perhiasaan dan juga menghapus riasannya. Sedangkan Septian dia memilih duduk disofa sambil menyandarkan kepalanya di sandaran sofa dan memejamkan matanya, karena dia memang merasa sangat lelah. 
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status