Home / Romansa / Musuh Tapi Menikah / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Musuh Tapi Menikah: Chapter 11 - Chapter 20

103 Chapters

Bab 11

Jihan baru saja sampai dikampus, dia sadar kalau kini statusnya adalah seorang istri, dan dia harus bisa menjaga rahasia jangan sampai anak-anak kampus tau tentang status barunya, dia celingak celinguk memastikan bahwa belum ada orang dikelasnya.Namun, saat dia berjalan untuk masuk ke kelasnya, tidak sengaja Jihan menabrak seorang gadis yang tidak dia lihat di dekat pintu, karena tadi dia masuk terburu-buru."Aww...," Pekik gadis itu sambil memegangi bahunya."Ups, Maaf nona aku tidak sengaja," Ucap Jihan. Meringis karena merasa tidak enak pada gadis itu. lalu kini menatap gadis itu."Mahasiswa baru ya?" Tanya Jihan. karena merasa asing dengan wajah gadis itu dan dia belum pernah melihat dikampusnya, apalagi dikelasnya."Iya, kenalkan namaku Sandra Angelina," Ucap gadis itu yang ternyata bernama Sandra Angelina."Jihan Aiyana, panggil aja Jihan," Sahut Jihan singkat.
Read more

Bab 12

"Mas. Udah dapat tiket honeymoonnya belum? Buat mereka harus paket lengkap yang romantis loh! Aku udah  gak sabar pengen ngirim mereka ke Paris," Ucap Aleta yang kini sudah duduk disamping Reno dengan senyuman manisnya."Tentu dong sayang, nanti rencananya pas habis makan malam, Mas bakalan kasih ke mereka berdua, dan besok mereka harus berangkat kesana. Soal kuliah mereka, Mas dan Angga akan memintakan izin supaya pihak kampus tidak curiga, kasihan juga putri dan putra kita kalau nanti sepulang bulan madu diledekin sama teman-teman kampus mereka, biar mereka yang jujur sendiri pada teman-temannya, kalau mereka sudah menikah," Ucap Reno yang dijawab anggukan oleh Aleta.Sementara itu dikamar. Kini Jihan tengah duduk dikursi meja rias, sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk untuk mengeringkan rambutnya, Septian yang baru saja datang pun hanya menatap Jihan dengan tatapan yang tak berkedip."Lo sangat cantik da
Read more

Bab 13

Jihan dan Septian kini tampak sedang mempacking baju mereka tapi dlm koper masing-masing. Namun, sesekali Jihan nampak berpikir, dia seperti sedang memikirkan sesuatu. "Jangan lupa bawa sweater atau jaket tebal, takutnya disana musim dingin," Ucap Septian. Yang kini sedang memasukan jaket dan beberapa sweater miliknya. "Oh ya, gue lagi mikir nih, apalagi yang harus gue bawa, untung lo ngasih tau Sep. gue hampir aja lupa," Ucap Jihan lalu mengambil beberapa sweater tebal karena dia tidak memiliki jaket tebal hanya jaket tipis itu pun model blazer.Satu jam kemudian Septian dan Jihan pun sudah selesai packing baju dan perlengkapan lainnya, kini mereka sudah siap. Namun, mereka kembali mengecek barang yang mereka akan bawa. Tiba-tiba Aleta datang dan memberi tahu kalau ayahnya sudah siap untuk mengantar mereka ke bandara. Bagaimana apa kalian sudah siap dan perlengkapan kalian sudah tidak ada yang tertinggal? Kalau sudah siap semua, ayah ka
Read more

Bab 14

Kini Jihan dan Septian juga Reno sudah sampai di bandara. penerbangan menuju Paris pun akan segera lepas landas. Jihan dan Septian pun pamit pada Reno dan segera memberikan tiket pesawat pada petugas lalu mereka berdua pun menaiki pesawat setelah diperiksa pasportnya, semetara Reno kini dia pun meninggalkan bandara menuju kantornya. Setelah memastikan Jihan dan Septian benar-benar pergi ke Paris.Beberapa jam kemudian Jihan dan Septian pun sudah sampai di bandara internasional di Paris, mereka pun menaiki taksi menuju alamat hotel yang diberikan oleh ayahnya. sesampainya disana Septian dan jihan disambut dengan baik oleh pelayan hotel mereka terlihat sangat Ramah. lalu Septian dan Jihan diantarkan ke kamar hotel yang sudah dihias dengan indah seperti kamar pengantin yang terlihat romantis. "Silahkan nyonya, tuan selamat bersenang-senang dan semoga kalian suka dekorasi kamarnya," Ucap Pelayan itu, membuat Jihan dan Septian bingung karena para pelayan menyambutnya
Read more

Bab 15

Dengan tawa yang Jihan tahan. Dia terus menggoda Septian. Jihan pun kini semakin mendekatkan dirinya pada Septian. Membuat Septian jadi semakin gugup dan berusaha mengalihkan pandangannya dari Jihan. Sebagai seorang pria normal bisakah dia menahan godaan Jihan. Hahahaha lihat expresi wajah lo, lucu banget ya ternyata kalau lagi gugup kayak gitu, ayolah Curut ngaku aja, lo pasti tergoda kan? Dasar Curut Empang, sok-sokan gak tergoda padahal..., tergoda kan lo. Dasar munafik lo jadi cowok!" Ketus Jihan sambil berjalan kearah Kopernya dan mengambil baju ganti. Sedangkan Septian, dia hanya bisa mengelus tengkuknya karena dia merasa malu pada Jihan yang telah melihatnya gugup seperti tadi. Setelah mengambil bajunya, Jihan pun kembali kekamar mandi untuk memakai bajunya disana.Tak lama Jihan keluar dengan mengenakan sweater tebalnya, lalu mengambil sebuah tas kecil miliknya, Septian yang melihat Jihan sudah
Read more

Bab 16

Septian, Jihan. Kalian disini?"Panggil seseorang yang kini menghampiri mereka berdua. Lalu Septian dan Jihan pun menoleh ke arah suara itu, Septian tersenyum saat melihat sosok gadis yang kini ada dihadapannya. Semetara Jihan dia masih bingung dan bertanya-tanya tentang gadis yang kini berdiri dihadapannya dengan senyuman manisnya."Karina. Kapan kamu sampai disini?" Tanya Septian terlihat senang, sampai-sampai dia pun melepaskan genggaman tangannya pada Jihan. membuat Jihan semakin bingung dan mulai merasa Penasaran sekaligus kecewa dengan sikap Septian."Baru aja datang kok. Aku buru-buru dari New York kesini karena ingin bertemu kamu dan Jihan. Aku penasaran dengan sahabatmu yang bernama Jihan. Ternyata aslinya lebih cantik ya," Puji Karina yang kini menatap Jihan dengan senyuman yang tidak pudar dari bibirnya.""Sahabat? Kenapa Septian ngenalin gue sebagai sahabat sama dia. Bukan
Read more

Bab 17

"Ya Tuhan dimana dia? Lo kemana sih, Han? Harus kemana lagi gue cari lo, Jihan Aiyana. Lo dimana sekarang? maafkan gue karena udah bikin lo kecewa dan mungkin sakit hati," Batin Septian. Smbil sesekali mengusap kasar wajahnya."Tuan ini sudah larut malam saya harus pulang, kasihan anak istri saya sudah menunggu dirumah. Maaf tuan aku akan mengantar anda kembali ke hotel," Ucap sang sopir taksi itu."Tapi pak, bagaimana dengan istri saya? Dia belum ketemu. Saya takut terjadi sesuatu pada istri saya pak." Septian kini terlihat semakin khawatir karena belum juga menemukan Jihan."Semoga istri anda baik-baik saja tuan. Sebaiknya anda beristirahat dulu saja. Besok pagi-pagi saya jemput anda lagi kesini. Saya akan temani anda mencari istri anda sampai ketemu," Ucap Super taxsi itu. Septian pun tak bisa memaksa kehendaknya, dia pun kembali ke hotel dengan perasaan khawatirnya. Dia berharap  Jihan s
Read more

Bab 18

Septian kini sedang duduk dikantin menikmati secangkir kopi dan makanan yang dia pesan. Dia tampak berpikir dan teringat kembali dengan keinginan Jihan untuk kembali ke Indonesia. Namun, tiba-tiba ada yang menepuk pundak Septian. Lalu  Septian pun menoleh, dan alangkah terkejut saat gadis yang ingin dia hindari. Kini berada dihadapannya."Bagaimana keadaan Jihan. Sep?" Tanya Karina yang kini sudah duduk disamping Jihan."Sudah membaik, mungkin besok kami akan kembali ke Indonesia, kasihan Jihan, dia ingin kembali ke Indonesia," Jawab Septian sambil meminum kopinya yang masih hangat."Em..., boleh aku bertemu dengan dia? Kebetulan ini aku bawa sedikit buah dan makanan untuk kamu dan Jihan," Ujar Karina.Karena merasa tidak enak pada Karina. Akhirnya Septian pun menyetujui keinginan Karina. Lagi pula tidak ada salahnya kan? Toh, Karina hanya ingin menengok Jihan saja.Dan pada akhirnya
Read more

Bab 19

Kini Septian menghampiri Jihan yang sedang bersama seorang wanita. Dan alangkah terkejutnya Septian saat melihat wanita yang kini bersama Jihan."Mama!" Seru Septian terkejut. Namun langsung mencium punggung tangan ibu mertuanya itu."Iya, Nak. kamu dari mana? Tadi saat Mama sampai dirumah sakit Jihan sendirian," Ucap Sabrina sambil tersenyum ramah pada Septian. Sedang Jihan, dia masih memalingkan wajahnya."Itu, anu. Mah, aku ada perlu dengan temanku sebentar," Jawab Septian  sambil menunduk takut kalau Sabrina akan memarahinya. Karena sudah tega meninggalkan Jihan yang sedang sakit sendirian."Wanita ya? Mama tahu pasti ini yang membuat kalian kini tidak saling menyapa, dan membuat Jihan marah padamu?" Tanya Sabrina yang kini menatap menantunya dengan senyuman."Maaf Mah, aku yang salah, tapi aku sudah menyelesaikannya kok, dan untung saja dia mengerti, terus Mama kapan sampai disin
Read more

Bab 20

"Silahkan Duduk Kak," Ucap Jihan, mempersilahkan Karina duduk di sofa yang ada di ruangan itu. Meski dalam hatinya dia merasa was-was karena ketakutannya akan kehilangan Septian.Karina pun duduk, sementara septian masih setia memegangi kursi roda jihan. Dia pun mendorongnya menuju brankar. Lalu Septian pun membantu Jihan untuk berbaring di brankarnya. Dan setelah itu Septian duduk dikursi yang ada disamping brankar. Karina yang melihat itu pun tersenyum, meski sebenarnya dia merasa iri pada Jihan. Tapi Karina tidak boleh egois apalagi harus menjadi perebut suami orang. Dan dia sadari Jihan dan Septian memang Pasangan serasi mereka cantik dan tampan."Kalian benar-benar pasangan yang serasi. Seharusnya aku menyadari itu dari awal, maaf Jihan. Aku tidak tahu kalau kamu adalah istri Septian. Kamu tahu, aku sangat syok saat Septian mengatakan kalau kamu adalah istrinya. Jujur aku sebenarnya sangat iri padamu, Han. Karena kamu sudah menjadi sa
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status