Beranda / Romansa / Musuh Tapi Menikah / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab Musuh Tapi Menikah: Bab 21 - Bab 30

103 Bab

Bab 21

Septian pun tersenyum saat melihat istrinya tengah berdiri di pembatas balkon, dia pun menghampiri Jihan dengan senyuman yang tidak pernah luntur dari bibirnya. Karena melihat pemandangan yang sangat indah baginya.Tanpa Jihan sadari, kini Septian menghampirinya karena Jihan terlalu fokus pada pemandangan yang baginya sangat indah.Tiba-tiba ada yang memeluk Jihan dari belakang, dan itu membuat Jihan terkejut lalu dia pun menoleh. Namun, Jihan tersenyum saat tahu siapa yang memeluk dirinya meski sedikit gugup karena apa yang Septian Lakukan padanya.Septian pun mengecup pundak Jihan, lalu dia pun menelusup kan kepalanya di ceruk leher Jihan. Membuat Jihan semakin gugup dan wajahnya semakin merona. Sesekali Septian pun mengecup leher jenjang Jihan yang terlihat sangat mulus dan terawat."Ti-Tian.""Hm, biarkan begini sebentar saja," Ucap Septian. Yang masih nyaman dengan posisinya
Baca selengkapnya

Bab 22

Pagi kini terlihat begitu sangat cerah. Namun, terlihat dua insan masih setia dengan tidur lelapnya. Sementara yang lain sudah sibuk dengan aktivitasnya masing-masing."Pagi Bun, Yah," Sapa Kiara, yang sudah siap dengan seragam sekolahnya. Begitu juga dengan Reno yang sudah gagah dengan stelan kantornya. Meski usianya sudah tidak muda lagi tapi ketampanannya tidak pernah luntur dimakan waktu."Pagi sayang," Jawab Aleta dan Reno dengan senyuman mereka yang selalu menyapa pagi Kiara dan dia sangat menyukai itu. Kini Kiara pun duduk disamping Reno dan mengambil sarapannya."Kak Tian dan Kak Jihan belum bangun ya?" Tanya Kiara. Sambil mengambil dua helai roti dan memolesnya dengan selasi coklat kesukaan nya."Belum Ki. Tapi biarkan saja mungkin mereka kelelahan setelah melakukan perjalanan jauh, lagi pula ini masih hari cuti mereka di kampus," Jawab Aleta sambil tersenyum pada putrinya."Enak
Baca selengkapnya

Bab 23

Kini Jihan dan Septian pun sudah bangun dari tidurnya. Malah mereka sudah bersiap untuk pergi ke rumah nenek Nadia, neneknya Jihan. Dan kini Jihan dan Septian sudah berada diruang keluarga menunggu Aleta pulang untuk pamit, karena mereka ingin pergi ke rumah neneknya Jihan, tidak lama Aleta pun pulang. Dia mendapati putra dan menantunya yang sudah rapih.  "Kalian mau kemana? Kok udah Rapih?" Tanya Aleta sambil membawa barang belanjaannya dan menaruh dimeja pantry di dapur.  Kami ingin mengunjungi oma Nadia, Bun. Udah lama kami gak kesana," Jawab Jihan sambil tersenyum  "Oh gitu, lama gak, sayang? Atau mau nginep?" Tanya Aleta. "Kayaknya nginep deh, Bun. Rumah oma kan jauh, lagian kan jarang juga kesana, jadi mau nginep," Jawab Septian.  "Oh ya udah, titip salam buat Oma kalian, nanti kapan-kapan kita sekeluarga main kesana. Tian, ayahmu tadi bilang kalau mau pake mobil, kuncinya ada di laci nakas dekat televisi. Tapi hati-h
Baca selengkapnya

Bab 24

Akhirnya Jihan dan Septian pun kini sampai didepan rumah oma Nadia. Rumah itu terlihat sangat indah meski sederhana dengan hanya dua lantai tidak seperti rumah orang tua Jihan dan juga rumah orang tua Septian yang cukup megah. Tapi  karena terdapat pekarangan rumah yang ditanami bunga-bunga yang indah rumah itu pun kini terlihat sangat indah."Wah lihatlah, Tian. Dari dulu oma tidak berubah ya, dia suka sekali menanam bunga-bunga yang indah dipekarangan rumahnya, aku sangat suka saat berada dirumah Oma," Ucap Jihan dengan senyuman yang merekah di bibir mungilnya."Iya rumah inu sangat indah. Tapi, tidak ada yang bisa mengalahkan keindahan dirimu sayang," Ucap Septian mengeluarkan jurus gombalnya sambil tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya pada Jihan. Membuat Jihan tersipu malu dengan mengulum senyum di bibirnya saat mendengar ucapan Septian. Entah kenapa meski terdengar seperti gombalan yang receh, Jihan sangat suka karena Septia
Baca selengkapnya

Bab 25

Jam sudah menunjukan pukul 20.00 malam, tapi Septian dan Jihan masih saja tertidur lelap dikamar mereka. Karena aktivitas yang memang menguras tenaganya. Oma Nadia pun menghampiri kamar tempat Cucunya beristirahat, karena sudah waktunya untuk makan malam. Namun, saat Oma Nadia memanggil Jihan dan Septian tidak ada jawaban dari mereka, karena memang mereka masih tidur dengan lelap."Ya sudahlah, mungkin mereka sangat lelah, aku tidak boleh mengganggu mereka," Ucap Oma Nadia yang kini akhirnya pergi meninggalkan kamar itu menuju Ruang makan, menghampiri Bi Isah yang sedang menyiapkan makan malam. "Mana, Non Jihan dan tuan muda, nyonya?" Tanya Bi Isah. Yang hanya melihat Oma Nadia memasuki ruang makan sendirian. "Mereka masih tidur, sudah lah biarkan saja, mungkin mereka lelah setelah melakukan perjalanan jauh,  Jadi mereka tidur lelap. Sebaiknya kita makan duluan saja," Ajak Oma Nadia. "Oh begitu, baiklah nyonya," Jawab &
Baca selengkapnya

Bab 26

"Septian, Jihan. Kalian disini?" Panggil seseorang yang kini menghampiri mereka berdua. Lalu Septian dan Jihan pun menoleh ke arah suara itu, lalu Septian tersenyum saat melihat sosok gadis yang kini ada dihadapannya. Semetara Jihan dia masih bingung dan bertanya-tanya tentang wanita yang kini berdiri dihadapannya dengan senyuman manisnya."Karina. Kapan sampai disini?" Tanya Septian terlihat senang, sampai-sampai dia pun melepaskan genggaman tangannya pada Jihan. membuat Jihan semakin bingung dan mulai merasa kecewa dengan sikap Septian."Baru saja datang kok. Aku buru-buru dari New York kesini karena ingin bertemu kamu dan Jihan. Aku penasaran dengan sahabatmu yang bernama Jihan. Ternyata aslinya lebih cantik ya," Puji Karina yang kini menatap Jihan dengan senyuman yang tidak pudar dari bibirnya.""Sahabat? Kenapa Septian ngenalin gue sebagai sahabat sama dia. Bukan kah gue ini
Baca selengkapnya

Bab 27

"Septian bangun kamu...!" Teriak Jihan. Yang kini suaranya menggema diruangan kamar mereka, membuat Septian menutup telinganya dengan bantal.Jihan yang melihat itu merasa sangat kesal lalu menarik bantal yang kini menutupi kepala Septian. Membuat Septian terpaksa membuka matanya dan langsung duduk di ranjangnya."Sayang, bisa gak banguninnya dengan cara lembut misal cium pipi kek, cium bibir juga ga apa-apa, jangan teriak-teriak kayak barusan," Ucap Septian. Sambil terduduk diranjangnya dengan menatap Jihan yang  siap kembali mengomel."Ha ha ha, oh gitu ya maunya?""Iya dong sayang, kan sama suami harus lemah lembut," Jawab Septian dengan senyuman manisnya. Membuat Jihan geli sendiri saat melihat sikap sok manis Septian."Gak! Gak ada ya kayak gitu, kalau bangun orang tidurnya kayak orang pingsan. Kamu tau gak, Sep. Aku tuh udah bangunin kamu dengan nada halus beberapa kali tapi gak
Baca selengkapnya

Bab 28

"Jihan...!" Seru Maura yang melihat Jihan sudah kembali kuliah, dan kini sedang duduk manis dikelasnya. Lalu Maura pun menghampiri Jihan dan langsung memeluk sahabatnya itu. "Iihh..., apa-apaan sih Ra. Risih nih gue dipeluk-peluk sama lo, gue masih normal kali!" Ketus Jihan sambil melepaskan pelukan Maura. "Ah, Jihan mah gitu, orang Maura kangen sama Jihan, kan udah seminggu gak ketemu, emang Jihan gak kangen sama Maura?"  "Oohh manis banget sih sahabat gue ini. Sini gue peluk lagi," Ucap Jihan sambil kembali memeluk Maura. Karena tidak ingin sahabatnya itu kesal padanya. "Pagi Maura, pagi Jihan," Sapa Sandra yang baru saja memasuki kelas. "Pagi San," Sahut Jihan dan Maura secara bersamaan. Sandra pun tersenyum, lalu dia duduk di belakang kursi Jihan dan Maura. "Jihan, udah selesai liburannya?" Tanya Sandra. Dengan senyuman yang tidak pudar di bibirnya.
Baca selengkapnya

Bab 29

"Bun, kak Jihan ke mana?" Tanya Kiara yang tidak mendapati Jihan bersama Bundanya."Lagi istirahat sayang. Tadi habis bantuin Bunda masak, dia langsung ke kamarnya katanya cape terus agak pusing, jadi dia mau istirahat biarin aja jangan diganggu kasihan," Jawab Aleta."Oh, pasti sama kak Tian ya, Bun?" Tanya Kiara."Nggak, sendirian kok. Kakakmu justru belum pulang, kata kakak ipar kamu, katanya ada kelas tambahan dari dosennya kan seminggu gak masuk," Jawab Aleta. Sambil menonton serial televisi kesayangannya, sementara Kiara hanya manggut-manggut mendengar jawaban sang bunda.Sementara itu dikamar, Jihan masih menangis matanya sudah bengkak, setelah melihat instagram Sandra ada photo Septian dan Sandra yang terlihat mesra."Dasar cowok! Semua sama aja janjinya memang gak bisa dipegang," Ucap Jihan dalam isak tangisnya, Jihan pun kembali menangis dan mematikan ponselnya karena dia ti
Baca selengkapnya

Bab 30

Sementara itu dikamar kini Jihan dan Septian pun menikmati makan malamnya, setelah makan Septian pun membersihkan diri sedangkan Jihan berbaring diranjang sambil membaca novel favoritnya, tak lama Septian pun selesai membersihkan dirinya dan sudah memakai piama tidurnya, lalu dia pun mengambil buku yang dia beli di toko buku tadi, dan Septian pun duduk diranjang disamping Jihan, lalu dia memberikan buku yang tadi beli. Septian  pun membelikannya untuk Jihan. Karena dia tahu Jihan pasti akan membutuhkannya juga"Ini, aku membeli buku ini karena pasti kau membutuhkannya juga, Yang. kamu dan Sandra kan satu jurusan, jadi kamu gak usah nyari-nyari lagi nanti." Setelah memberikan buku itu, Septian pun mengecup kening Jihan dengan lembut. Jihan pun tersenyum karena memang dia sangat membutuhkan buku itu untuk membuat bahan skripsinya, rencananya besok dia akan mengajak Maura untuk membelinya di toko buku."Makasih Sep. Aku memang butuh bang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status