Share

Bab 21

Penulis: Mia Ananta
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Septian pun tersenyum saat melihat istrinya tengah berdiri di pembatas balkon, dia pun menghampiri Jihan dengan senyuman yang tidak pernah luntur dari bibirnya. Karena melihat pemandangan yang sangat indah baginya.

Tanpa Jihan sadari, kini Septian menghampirinya karena Jihan terlalu fokus pada pemandangan yang baginya sangat indah.

Tiba-tiba ada yang memeluk Jihan dari belakang, dan itu membuat Jihan terkejut lalu dia pun menoleh. Namun, Jihan tersenyum saat tahu siapa yang memeluk dirinya meski sedikit gugup karena apa yang Septian Lakukan padanya.

Septian pun mengecup pundak Jihan, lalu dia pun menelusup kan kepalanya di ceruk leher Jihan. Membuat Jihan semakin gugup dan wajahnya semakin merona. Sesekali Septian pun mengecup leher jenjang Jihan yang terlihat sangat mulus dan terawat.

"Ti-Tian."

"Hm, biarkan begini sebentar saja," Ucap Septian. Yang masih nyaman dengan posisinya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Musuh Tapi Menikah   Bab 22

    Pagi kini terlihat begitu sangat cerah. Namun, terlihat dua insan masih setia dengan tidur lelapnya. Sementara yang lain sudah sibuk dengan aktivitasnya masing-masing."Pagi Bun, Yah," Sapa Kiara, yang sudah siap dengan seragam sekolahnya. Begitu juga dengan Reno yang sudah gagah dengan stelan kantornya. Meski usianya sudah tidak muda lagi tapi ketampanannya tidak pernah luntur dimakan waktu."Pagi sayang," Jawab Aleta dan Reno dengan senyuman mereka yang selalu menyapa pagi Kiara dan dia sangat menyukai itu. Kini Kiara pun duduk disamping Reno dan mengambil sarapannya."Kak Tian dan Kak Jihan belum bangun ya?" Tanya Kiara. Sambil mengambil dua helai roti dan memolesnya dengan selasi coklat kesukaan nya."Belum Ki. Tapi biarkan saja mungkin mereka kelelahan setelah melakukan perjalanan jauh, lagi pula ini masih hari cuti mereka di kampus," Jawab Aleta sambil tersenyum pada putrinya."Enak

  • Musuh Tapi Menikah   Bab 23

    Kini Jihan dan Septian pun sudah bangun dari tidurnya. Malah mereka sudah bersiap untuk pergi ke rumah nenek Nadia, neneknya Jihan. Dan kini Jihan dan Septian sudah berada diruang keluarga menunggu Aleta pulang untuk pamit, karena mereka ingin pergi ke rumah neneknya Jihan, tidak lama Aleta pun pulang. Dia mendapati putra dan menantunya yang sudah rapih. "Kalian mau kemana? Kok udah Rapih?" Tanya Aleta sambil membawa barang belanjaannya dan menaruh dimeja pantry di dapur. Kami ingin mengunjungi oma Nadia, Bun. Udah lama kami gak kesana," Jawab Jihan sambil tersenyum "Oh gitu, lama gak, sayang? Atau mau nginep?" Tanya Aleta. "Kayaknya nginep deh, Bun. Rumah oma kan jauh, lagian kan jarang juga kesana, jadi mau nginep," Jawab Septian. "Oh ya udah, titip salam buat Oma kalian, nanti kapan-kapan kita sekeluarga main kesana. Tian, ayahmu tadi bilang kalau mau pake mobil, kuncinya ada di laci nakas dekat televisi. Tapi hati-h

  • Musuh Tapi Menikah   Bab 24

    Akhirnya Jihan dan Septian pun kini sampai didepan rumah oma Nadia. Rumah itu terlihat sangat indah meski sederhana dengan hanya dua lantai tidak seperti rumah orang tua Jihan dan juga rumah orang tua Septian yang cukup megah. Tapi karena terdapat pekarangan rumah yang ditanami bunga-bunga yang indah rumah itu pun kini terlihat sangat indah."Wah lihatlah, Tian. Dari dulu oma tidak berubah ya, dia suka sekali menanam bunga-bunga yang indah dipekarangan rumahnya, aku sangat suka saat berada dirumah Oma," Ucap Jihan dengan senyuman yang merekah di bibir mungilnya."Iya rumah inu sangat indah. Tapi, tidak ada yang bisa mengalahkan keindahan dirimu sayang," Ucap Septian mengeluarkan jurus gombalnya sambil tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya pada Jihan. Membuat Jihan tersipu malu dengan mengulum senyum di bibirnya saat mendengar ucapan Septian. Entah kenapa meski terdengar seperti gombalan yang receh, Jihan sangat suka karena Septia

  • Musuh Tapi Menikah   Bab 25

    Jam sudah menunjukan pukul 20.00 malam, tapi Septian dan Jihan masih saja tertidur lelap dikamar mereka. Karena aktivitas yang memang menguras tenaganya.Oma Nadia pun menghampiri kamar tempat Cucunya beristirahat, karena sudah waktunya untuk makan malam. Namun, saat Oma Nadia memanggil Jihan dan Septian tidak ada jawaban dari mereka, karena memang mereka masih tidur dengan lelap."Ya sudahlah, mungkin mereka sangat lelah, aku tidak boleh mengganggu mereka," Ucap Oma Nadia yang kini akhirnya pergi meninggalkan kamar itu menuju Ruang makan, menghampiri Bi Isah yang sedang menyiapkan makan malam."Mana, Non Jihan dan tuan muda, nyonya?" Tanya Bi Isah. Yang hanya melihat Oma Nadia memasuki ruang makan sendirian."Mereka masih tidur, sudah lah biarkan saja, mungkin mereka lelah setelah melakukan perjalanan jauh, Jadi mereka tidur lelap. Sebaiknya kita makan duluan saja," Ajak Oma Nadia."Oh begitu, baiklah nyonya," Jawab &

  • Musuh Tapi Menikah   Bab 26

    "Septian, Jihan. Kalian disini?"Panggil seseorang yang kini menghampiri mereka berdua. Lalu Septian dan Jihan pun menoleh ke arah suara itu, lalu Septian tersenyum saat melihat sosok gadis yang kini ada dihadapannya.Semetara Jihan dia masih bingung dan bertanya-tanya tentang wanita yang kini berdiri dihadapannya dengan senyuman manisnya."Karina. Kapan sampai disini?" Tanya Septian terlihat senang, sampai-sampai dia pun melepaskan genggaman tangannya pada Jihan. membuat Jihan semakin bingung dan mulai merasa kecewa dengan sikap Septian."Baru saja datang kok. Aku buru-buru dari New York kesini karena ingin bertemu kamu dan Jihan. Aku penasaran dengan sahabatmu yang bernama Jihan. Ternyata aslinya lebih cantik ya," Puji Karina yang kini menatap Jihan dengan senyuman yang tidak pudar dari bibirnya.""Sahabat? Kenapa Septian ngenalin gue sebagai sahabat sama dia. Bukan kah gue ini

  • Musuh Tapi Menikah   Bab 27

    "Septian bangun kamu...!" Teriak Jihan. Yang kini suaranya menggema diruangan kamar mereka, membuat Septian menutup telinganya dengan bantal.Jihan yang melihat itu merasa sangat kesal lalu menarik bantal yang kini menutupi kepala Septian. Membuat Septian terpaksa membuka matanya dan langsung duduk di ranjangnya."Sayang, bisa gak banguninnya dengan cara lembut misal cium pipi kek, cium bibir juga ga apa-apa, jangan teriak-teriak kayak barusan," Ucap Septian. Sambil terduduk diranjangnya dengan menatap Jihan yang siap kembali mengomel."Ha ha ha, oh gitu ya maunya?""Iya dong sayang, kan sama suami harus lemah lembut," Jawab Septian dengan senyuman manisnya. Membuat Jihan geli sendiri saat melihat sikap sok manis Septian."Gak! Gak ada ya kayak gitu, kalau bangun orang tidurnya kayak orang pingsan. Kamu tau gak, Sep. Aku tuh udah bangunin kamu dengan nada halus beberapa kali tapi gak

  • Musuh Tapi Menikah   Bab 28

    "Jihan...!" Seru Maura yang melihat Jihan sudah kembali kuliah, dan kini sedang duduk manis dikelasnya. Lalu Maura pun menghampiri Jihan dan langsung memeluk sahabatnya itu. "Iihh..., apa-apaan sih Ra. Risih nih gue dipeluk-peluk sama lo, gue masih normal kali!" Ketus Jihan sambil melepaskan pelukan Maura. "Ah, Jihan mah gitu, orang Maura kangen sama Jihan, kan udah seminggu gak ketemu, emang Jihan gak kangen sama Maura?" "Oohh manis banget sih sahabat gue ini. Sini gue peluk lagi," Ucap Jihan sambil kembali memeluk Maura. Karena tidak ingin sahabatnya itu kesal padanya. "Pagi Maura, pagi Jihan," Sapa Sandra yang baru saja memasuki kelas. "Pagi San," Sahut Jihan dan Maura secara bersamaan. Sandra pun tersenyum, lalu dia duduk di belakang kursi Jihan dan Maura. "Jihan, udah selesai liburannya?" Tanya Sandra. Dengan senyuman yang tidak pudar di bibirnya.

  • Musuh Tapi Menikah   Bab 29

    "Bun, kak Jihan ke mana?" Tanya Kiara yang tidak mendapati Jihan bersama Bundanya."Lagi istirahat sayang. Tadi habis bantuin Bunda masak, dia langsung ke kamarnya katanya cape terus agak pusing, jadi dia mau istirahat biarin aja jangan diganggu kasihan," Jawab Aleta."Oh, pasti sama kak Tian ya, Bun?" Tanya Kiara."Nggak, sendirian kok. Kakakmu justru belum pulang, kata kakak ipar kamu, katanya ada kelas tambahan dari dosennya kanseminggu gak masuk," Jawab Aleta. Sambil menonton serial televisi kesayangannya, sementara Kiara hanya manggut-manggut mendengar jawaban sang bunda.Sementara itu dikamar, Jihan masih menangis matanya sudah bengkak, setelah melihat instagram Sandra ada photo Septian dan Sandra yang terlihat mesra."Dasar cowok! Semua sama aja janjinya memang gak bisa dipegang," Ucap Jihan dalam isak tangisnya, Jihan pun kembali menangis dan mematikan ponselnya karena dia ti

Bab terbaru

  • Musuh Tapi Menikah   Exstra Part

    Tuh kan Zam, gerbangnya udah ditutup. Kamu sih!" Azzam memandang Zura dari kaca spion. Terlihat wajah gadis itu yang sangat menggemaskan saat dia sedang kesal seperti sekarang ini. "Udah nggak apa-apa. Cuma lima menit kok." Azzam turun dari motornya diikuti oleh Zura. Lalu dia men-standar kan motornya di depan gerbang, tanpa kata dia lalu menarik tangan Zura ke samping sekolah. "Kita mau kemana, Zam?" Tidak ada jawaban dari Azzam. Dia hanya menunjuk ke tembok samping sekolah yang tingginya hampir dua meter dan sudah ada tangga disana. "Maksudnya kita manjat?" "Iyalah, Emang kamu mau dihukum?" "Tapi Zam...." "Udah Ayo! Namish membimbing Zura untuk menaiki tembok itu. Zura terlihat sangat kesulitan saat ingin meloncat. Berbeda dengan Azzam yang sudah sampai dibawah. "Azzam, aku ta

  • Musuh Tapi Menikah   Exstra Part 6

    "Zam, kamu itu ngeyel banget sih! Kamu mau belajar sekarang atau aku pulang?" "Aku tinggal bilang ke opa kalau kamu nggak mau nge-lesin aku!" "Apa sih mau kamu, Zam?" Zura bertanya dengan mengacak-acak rambutnya. Wajahnya terlihat sangat frustasi. Bagaimana tidak? Semenjak pulang sekolah. Dia sudah duduk diruang tamu rumah Azzam. Tapi pemuda itu tidak sedikit pun mau membuka bukunya. Dan yang dia lakukan hanya memandangi wajah Zura saja. "Masakin aku ya? Janji deh habis ini mau belajar." Zura memutar bola matanya malas saat mendengar permintaan Azzam. Lalu dia pun beranjak dari duduknya dan berjalan menuju dapur dengan bibir yang tak henti mengucapkan sumpah serapah untuk Azzam. Sementara Azzam dia malah tersenyum senang melihat wajah kesal Zura. Azzam menyusul Zura ke dapur dan duduk di salah satu kursi yang tersedia di sana. Dia kembali memandangi Zura yang sibuk b

  • Musuh Tapi Menikah   Exstra Part 5

    "Lo kenapa diem aja?" Azzam bertanya. Yap, seseorang yang misterius tadi pagi adalah Azzam. Dan sekarang mereka kini berada ditaman kota. Entah apa tujuan Azzam mengajak Zura ke taman. "Hah? Apa, Zam?" Zura balik bertanya dengan gelagapan. Pasalnya Zura canggung disaat dia bersama dengan Azzam. lidahnya mendadak kelu. "Lo kenapa?" Tanya Azzam lagi. "Nggak apa-apa kok, oh iya ngapain kamu ngajak aku kesini?" Zura menjawab dengan pertanyaan. "Gue cuma mau ngasih tau kalo pacar lo itu nggak baik buat lo!" Azzam memandangi wajah Zura yang terlihat manis dengan kalung emas putih yang melingkari lehernya. Dan rambut hitamnya yang terurai. menambah kesan cantik untuk gadis itu. “Pacar? Maksud kamu siapa ya?” Tanya Zura dengan heran. Dia melupakan hal yang tadi malam dibicarakannya dengan Raga. kakaknya. “Itu yang sok kecakepan. Yang kerjaanya antar jemput

  • Musuh Tapi Menikah   Exstra Part 4

    "Loh itu bukannya Kak Rania ya, Kakak lo? Yah gue keduluan dong." Richi terlihat sedih. "Iya, tapi cowok yang bareng kak Rania itu. Pacarnya Zura." "Wah nggak bener tuh orang. Udah punya Zura juga masih aja ngembat calon gue." Richi yang juga menatap geram kearah Rania dan Raga. "Kali aja cuma temenan. Jangan berpikiran negatif dulu lah." Kali ini Dika yang berbicara. Dia paling dewasa diantara yang lainnya. "Kita tanya nanti aja waktu udah keluar. Disini malu kalau sampek ribut." Ujar Richi. Azzam semakin geram saat melihat Raga memasangkan jam tangan ke pergelangan tangan kakaknya. Rania. Azzam beranjak dari duduknya saat melihat pergerakan sepasang kekasih itu. Bugh! "Brengsek lo ya!" Raga tersungkur akibat pukulan

  • Musuh Tapi Menikah   Exstra Part 3

    "Ekhem." Raga dan Zura memoleh kearah suara orang yang mengganggu quality time keduanya. Dan Zura membulatkan matanya saat dihadapannya berdiri seorang Azzam Dengan senyuman manis meski seperti dipaksakan. "Hai." Sapa Azzam. Yang membuat Zura tersenyum kaku. "Boleh gue duduk disini?" Tanya Azzam. Zura hendak menjawab namun sudah lebih dulu dipotong oleh Raga. "Kenapa harus disini? Kan masih banyak tempat kosong yang ada disana." "Gue nanya sama, Zura bukan nanya lo." Azzam terlihat kesal dengan penolakan yang dilakuan Raga. Dan dengan santainya Azzam malah duduk di samping Zura. "Kenapa lo mau pacaran sama dia? Masih ganteng juga gue." Teja merutuk dalam hatinya. Bisa-bisanya Azzam bicara seperti itu dihadapan Raga yang Azzam ketahui adalah kekasih Zura. "Sebenarnya dia..." "Ya jelas dia pilih gue lah. Lo kan masih ingusan. Dan gue udah dewasa." Kalo masalah ganteng, lo ngaca deh sana. Masih gantengan gu

  • Musuh Tapi Menikah   Exstra Part 2

    Zura duduk dengan cemas di sofa ruang kepala sekolah. Setelah bel pulang sekolah tadi ada siswi yang mengatakan bahwa dia dipanggil bapak kepala sekolah untuk ke ruangannya. "Ada apa ya Pak? Apa saya membuat kesalahan?" "Apa kamu sudah lama mengenal, Azzam?" Tanya kepala sekolah itu dengan menatap ke arah Zura dengan intens. "Belum Pak, baru tadi pagi saat Azzam tidak sengaja menabrak saya." "Jangan terlalu formal, Nak. Panggil saja saya Opa seperti, Azzam." Zura pun tersenyum kikuk saat menanggapi ucapan Opa. Dia dibuat semakin bingung. "Begini Zura. Opa lihat kamu itu berbeda. Jadi bolehkah Opa meminta tolong padamu?" "Kalau saya bisa bantu pasti saya bantu Opa." "Sebenarnya Opa capek menasehati Cucu Opa itu. Dia itu keras kepala. Opa dan orang tua juga kakaknya sudah menyerah." "Maksud Opa gimana? Saya ng

  • Musuh Tapi Menikah   Exstra Part 1

    16 Tahun Kemudian Citttt!!! Seorang pemuda mengeram kesal di dalam mobilnya. Walau pun begitu dia keluar dari mobilnya setelah menabrak seseorang. "Lo gak apa-apa kan?" Tanya pemuda itu. Dengan membantu seorang gadis yang tanpa sengaja dia tabrak untuk berdiri. Gadis itu pun menatap pemuda itu karena merasa sedang ditatap olehnya, namun pemuda itu mengalihkan pandangannya dari sang gadis "Lo masih bisa jalan, kan?" Gadis itu menggelengkan kepalanya karena luka di lututnya terasa sangat perih. Dia pun sesekali meringis. "Hei, Apa yang kamu lakukan?" Teriak gadis itu. "Diamlah!" Pemuda itu mendudukan gadis itu di kursi samping kemudi dan menatapnya. "Kita mau kemana?" "Nama lo, siapa?" Bukannya menjawab. Pemuda itu malah balik bertanya. "Zura." Gadis itu menjawab dengan sedikit meringis. "Lo, mau kemana?" "Sek

  • Musuh Tapi Menikah   Part 96 - SAGARA dan NAIRA

    5 Tahun Kemudian "Papa...!"Seru seorang bocah laki-laki sambil berlari. "Hap, jagoan Papa." Gara pun langsung menangkap tubuh mungil yang berlari kearahnya sambil tertawa. "Dede Raga tunggu Kakak dong! Kok ditinggal sih," Teriak gadis kecil berumur sekitar 8 tahun itu. "Kak Nala lama sih. Jadi Laga tinggal aja. Papa, Laga kangen." "Iya sayang Papa juga kangen sama Abang. Tapi jangan lari-lari dong sayang, kasihan Kak Nara nya ngejar-ngejar kamu tuh cape," Ucap Gara. Yang kini melihat Nara tengah terengah-engah karena mengejar Raga. "Mama mana, Bang? " Tanya Gara pada putranya. "Kak Nala. Lihat Mama nggak?" Bukan menjawab Raga malah balik bertanya pada Nara. "Tante lagi dikamar Om. Katanya dari tadi perutnya mules terus, Jangan-jangan mau lahiran Om Tante nya," Jawab Nara. "Hah, Lahiran! Ya udah Abang main sama kak Nara dulu ya. Papa mau ke kamar lihat Mama dulu takut adi

  • Musuh Tapi Menikah   Bab 95 - SAGARA dan NAIRA

    Seperti apa yang Naira katakan. Kini mereka pun berkunjung ke rumah mama Jihan. Seperti biasa Maura pun sudah datang dari pagi untuk menyambut cucu kesayanganya itu. Karena memang Naira memberi tahukan kalau dia akan berkunjung ke rumah Jihan. Nara pun tak mau kalah dia malah menginap dari semalam karena tidak mau terlambat untuk menyembut baby Raga. Semenjak Naira dan Gara pindah ke rumahnya sendiri satu bulan yang lalu. Naira dan Gara harus bisa membagi waktu untuk mempertemukan Raga dengan kedua neneknya. "I'm Coming Kak Nara, Kakek, Nenek Aunti Nindy. Raga udah datang nih," Naira berseru membuat Raga kini tertawa saat melihat Nara kakaknya berseru memanggil nama Raga. Sambil berlari kearahnya. "Yeay baby Laga udah datang," Seru Nara. Dengan hebohnya membuat Gara dan Naira tertawa melihat respon Nara yang begitu sangat antusias. "Hay kakak Nara," Sapa Naira. Lalu dia mengecup pipi Nara dan men

DMCA.com Protection Status